Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
01 ZAINUL
ARIFIN
UNIT RADIOLOGI
1
DAFTRA ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan Pedoman.........................................................................................1
C. Ruang Lingkup............................................................................................1
D. Batasan Operasional...................................................................................2
E. Landasan Hukum........................................................................................2
2
PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI
RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.01ZAINUL ARIFIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang-Undang
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima
jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum dalam rangka
meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi pembangunan kesehatan.
Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan radiologi
di rumah Sakit mengingat kita sedang menghadapi era globalisasi yang
memungkinkan persaingan yang sangat kompetitif.
Pelayanan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan medik di rumah
sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena sebagaimana diketahui
bahwa pelayanan radiologi selain telah dirasakan besar manfaatnya namun oleh
karena di dalam pengoperasian peralatan radiologi menggunakan radiasi pengion
lainnya sehingga ada resiko bahaya radiasi baik terhadap pekerja, pasien maupun
lingkungannya, dengan demikian pelayanan radiologi harus dikelola oleh petugas
yang profesional dalam bidang radiologi demi keselamatan terhadap radiasi.
Dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan, maka
pelayanan radiologi dituntut memiliki pedoman sebagai acuan pelayanan
sehingga di dalam perencanaan, pembinaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM), sarana dan prasarana pelayanan radiologi di Rumah Sakit Tk III
ZAINUL ARIFIN dapat memenuhi standar yang berlaku.
Disamping itu dengan meluasnya dan meningkatnya teknologi peralatan
radiologi perlu didukung peningkatan dalam perencanaan dan pengembangan
SDM dan standar operasional pelayanan radiologi serta sarana dan prasarana
yang masing-masing menjadi tugas rumah sakit Tk III ZAINUL ARIFIN sebagai
penyelenggara pelayanan Radiologi.
3
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan radiologi Rumah Sakit Tk. III ZAINUL ARIFIN yang
diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit radiologi Rumah Sakit Tk III
ZAINUL ARIFIN dalam pelayanannya sehingga diharapkan akan tercapai
pelayanan radiologi yang optimal, efektif dan bermutu tinggi sesuai dengan
meningkatnya tuntutan masyarakat dewasa ini.
Dalam pelayanannya, unit radiologi Rumah Sakit Tk III ZAINUL ARIFIN juga
berpedoman pada Visi, Misi dan tujuan Rumah Sakit Tk III ZAINUL ARIFIN yang
telah ditetapkan.
Visi Radiologi adalah turunan dari visi Rumah Sakit Tk III ZAINUL ARIFIN.
D. Batasan Operasional
Jenis-jenis pemeriksaan Radiologi Rumah Sakit ZAINUL ARIFIN meliputi :
a. Pemeriksaan konvensional ( Foto polos dan kontras )
b. U S G 4 Dimensi
Untuk pemeriksaan CT Scan,Panoramic dan EEG, Rumah Sakit Tk III ZAINUL
ARIFIN bekerja sama dengan Lab Klinik Mitra Medika Karanggetas BENGKULU.
E. Landasan Hukum
1. Pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit ZAINUL ARIFIN mengacu pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014 / Menkes /
SK / XI / 2008, tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saranan
Pelayanan Kesehatan.
4
2. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011
tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi
Diagnostik Dan Intervensional.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
5
1. STRUKTUR ORGANISASI UNIT RADIOLOGI
1. dr. Dyah Astarini, Sp.Rad 1. Pelda Saniwan,Amd.Rad Eka Yundhika Toto Suyanto
2. dr. H. Soldan, Sp. Rad 2. Diah Komalasari , Dipl.
Rad
3. Heryanto, Amd. Rad
4. M.Mansyur,Amd. Rad
5. Dede. Kuswanto, Amd.Rad
6
2. Kualifikasi dan jumlah petugas di unit radiologi Rumah Sakit Tk. III ZAINUL ARIFIN :
7
1) Menyiapkan kebutuhan film dan cairan pencuci agar siap pakai
2) Mengganti cairan
3) Mengambil kaset yang sudah diekspos untuk diproses di kamar gelap
4) Memberitahukan pada operator/ radiografer bila ada film yang rusak / gagal
5) Memproses film
6) Menjaga agar kamar gelap tetap bersih
7) Mencatat jumlah film rusak dan cairan yang terpakai
e. Bagian Administrasi
1) Melayani pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap
2) Merekap dan membuat laporan kunjungan pasien bulanan
3) Melakukan tugas atau kegiatan lain yang diberikan oleh atasan atau pimpinan
yang terkait dengan masalah radiologi
B. Distribusi Ketenagaan
No Ruangan Jumlah Keterangan
Setiap petugas / personil baru yang bekerja di Radiologi wajib mendapat orientasi
mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan ditempati, kesehatan kerja dan
keselamatan kerja.
Materi orientasi bagi petugas yang baru meliputi :
a. Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan bidangnya
b. Pengenalan bahan dan zat berbahaya yang ada di radiologi
c. Pengenalan alat pelindung diri ( APD )
d. Pengenalan keamanan radiasi
e. Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi
f. Cara penanggulangan dan penanganan kecelakaan radiasi
g. Cara penanganan pasien kritis
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan dinas di radiologi terdiri atas dinas harian dan dinas shift / Jaga untuk
radiografer.
8
Petugas Proteksi Pagi 1 Orang Disesuaikan hari kerja
Radiasi
Radiografer Shift / Jaga 4 Orang Disesuaikan dengan
daftar jaga.
Administrasi Pagi 1 Orang Disesuaikan dengan
hari kerja
Petugas Kamar Pagi 1 Orang Disesuaikan dengan
Gelap hari kerja
Keterangan : Untuk kegiatan administrasi dan pencucian film di luar jam kerja
dilaksanakan oleh petugas jaga radiologi.
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH TAMAN
TEMPAT TUNGGU
KET ERANGAN : 5
TEMPAT PARKIR
10
Unit radiologi rumah sakit ZAINUL ARIFIN memiliki ruang pemeriksaan / ruang kerja
yang nyaman dan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sudah dilengkapi
dengan AC.
Ruang pelayanan radiologi harus memenuhi persyaratan luas dan proteksi radiasi
yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sehingga aman
dan nyaman baik bagi petugas maupun pasien serta lingkungannya.
Berikut adalah kondisi ruangan pemeriksaan radiologi dan sarana untuk proteksi
radiasi Instalasi Radiologi Rumah Sakit ZAINUL ARIFIN :
1. Kamar Pemeriksaan Rontgen
a. Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 520 x 330 x 300 cm.
b. Tidak ada jendela dalam ruangan.
c. Tebal dinding : tembok setebal 25cm.
d. Ruang kendali pesawat Sinar-X dilengkapi dengan kaca Pb ukuran 37 x 37 cm.
e. Pintu dilapisi penahan radiasi 2mm Pb dan dilengkapi lampu merah tanda bahaya
radiasi.
2. Kamar gelap
a. Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 340 x 330 x 300 cm.
b. ada exhaust fan / udara mengalir.
c. Air yang mengalir dalam bak pencuci
3. Kamar 2 ( pemeriksaan USG )
a. Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 330 x 330 x 300 cm.
b. Tidak ada jendela dalam ruangan.
Jenis, jumlah dan kemampuan peralatan Radiologi Rumah Sakit ZAINUL ARIFIN adalah
sebagai berikut :
Perawatan seluruh peralatan sinar-x yang ada dilakukan secara teratur dan
terjadwal. Pemeliharaan dilakukan oleh petugas radiologi dan petugas teknik penunjang
Medis rumah sakit ZAINUL ARIFIN. perawatan USG dilakukan oleh pihak perusahaan
yang luar yang ditunjuk oleh rumah sakit.
Kalibrasi alat-alat x-ray dilakukan setiap satu tahun sekali. Kalibrasi dilakukan
untuk memastikan bahwa nilai output/ nilai keluaran alat x-ray sesuai antara faktor yang
disetting dengan nilai yang keluar/ yang diterima oleh pasien.
Pesawat x-ray yang digunakan dalam pelayanan radiologi memiliki ijin
pengoperasian yang diterbitkan oleh BAPETEN. Ijin berlaku untuk jangka waktu 2
( dua ) tahun, dan harus diajukan untuk diperpanjang pada masa berakhirnya ijin
tersebut.
Selain tersedianya alat utama juga harus tersedia obat-obatan untuk mengatasi
keadaan gawat darurat akibat reaksi terhadap bahan kontras.
11
Obat-obatan yang harus tersedia antara lain anti histamin, cortisone dan
dopamine. Juga harus tersedia tabung oksigen yang selalu terkontrol isinya.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelayanan radiologi rutin dan gawat darurat terbuka 24 jam, pelaksanaan pemeriksaan
dikerjakan pada jam dinas / hari kerja ( pukul 07.30 s/d pukul 14.30 ) dan pukul 14.30 s/d
pukul 07.00 keesokan harinya dikerjakan oleh petugas jaga Radiologi.
A. Pendaftaran Pemeriksaan
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi pertama-tama diterima dibagian
pendaftaran untuk dilakukan registrasi / pengecekan kelengkapan administrasi dan
pencatatan di buku pendaftaran sesuai dengan status pasien.
Petugas administrasi melakukan pencatatan data-data pasien rawat inap, rawat jalan
maupun pasien dari klinik luar rumah sakit pada buku pendaftaran radiologi dan
selanjutnya pasien akan di panggil oleh petugas yang akan melaksanakan pemeriksaan.
B. Persiapan Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi untuk tujuan diagnostik hanya dilakukan sesuai dengan
permintaan yang tercantum pada formulir permintaan pemeriksaan radiologi. dalam
surat permintaan tersebut dicantumkan keadaan klinis pasien.
Untuk pemeriksaan tanpa persiapan bisa langsung dikerjakan sedangkan untuk
pemeriksaan dengan persiapan akan dibuatkan penjadwalan di papan penjadwalan dan
akan diberitahukan tentang persiapan yang harus dilaksanakan.
Sesuai kemampuan untuk penjadwalan pemeriksaan radiologi setiap harinya adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan konvensional dengan kontras
Untuk penjadwalan pada jam kerja dilayani oleh petugas pendaftaran dan
penjadwalan diluar jam kerja / hari libur dilayani oleh petugas jaga.
C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Petugas / radiografer memanggil pasien lalu mengindentifikasi pasien sesuai dengan
yang yang tercatat pada lembar permintaan pemeriksaan radiologi ( Nama, Umur, No.
RM, gelang pasien ). Jika sudah sesuai selanjutnya radiografer melaksanaan
pemeriksaan/ pemotretan sesuai dengan tahapan – tahapan yang sudah ditetapkan
seperti menyiapkan kaset, pengaturan pesawat, pengaturan / persiapan pasien dan lain-
lain.
12
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dipersilahkan menunggu di luar untuk dicek
hasilnya, setelah hasilnya bagus pasien diberitahukan tempat dan waktu pengambilan
hasil.
Kaset yang sudah diekspos oleh radiografer dimasukan ke kotak kaset ekspos untuk
selanjutnya dilakukan proses pencucian oleh petugas kamar gelap.
D. Pencucian Film.
Petugas kamar gelap mengambil film dari kotak ekspos selanjutnya dilakukan dan
proses pencucian dan pengisian kaset, ruangan harus dalam keadaan gelap, pintu
tertutup dan hanya deterangi oleh lampu merah.
E. Pemberian Expertise
Ekspertise foto Rontgen baik di dalam maupun di luar jam kerja dilakukan oleh
Dokter Spesialis Radiologi.
1. Jam kerja
Foto rontgen akan diekspertise dan bisa ditunggu hasilnya dalam jangka waktu ≤ dari
3 jam dengan ketentuan foto tersebut dilaksanakan ≤ jam 10.00 pagi.
BAB V
LOGISTIK
Perbekalan kesehatan yang diperlukan oleh radiologi secara rutin tiap bulan diajukan ke
instalasi farmasi dengan mengacu pada pemakaian bulan sebelumnya, untuk cadangan
disimpan di gudang farmasi sedang yang ada di radiologi untuk pemakaian selama satu
bulan, apabila sebelum satu bulan ada bekkes yang sudah habis petugas radiologi membuat
nota dinas untuk meminta bekkes yang diperlukan ke gudang farmasi. dalam keadaan
dimana bekkes di radiologi sudah menipis dan koordinasi dengan gudang farmasi ternyata
belum bisa mendukung untuk pelayanan pasien diperioritaskan kepada pasien rawat inap /
cito.
BAB VI
13
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keadaan dimana pasien merasa nyaman, tidak tersakiti dan tidak cedera baik
sebelum, sedang dan setelah dilakukan pemeriksaan di radiologi.
B. Tujuan
Agar tidak menambah beban rasa sakit dan pasien segera sembuh.
C. Tata Laksana Keselamatan
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan di radiologi akan diperhatikan dulu
keadaannya oleh petugas radiologi sebelum dilakukan tindakan. apabila pasien
keadaannya sulit untuk dilakukan pemeriksaan, petugas radiologi akan berkoordinasi
dengan perawat pengantar atau keluarga untuk menjaga / memegang pasien supaya
pasien dapat dilakukan pemeriksaan kemudian perawat / keluarga yang memegang
pasien dilengkapi / mengenakan apron timbal. Pasien yang alergi terhadap obat kontras
atau pasien yang dalam pemeriksaan terjadi keadaan kritis akan ditangani sesuai SPO
yang ada.
Berikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan
dilakukan serta tata cara yang harus dilakukan oleh pasien,d iusahakan agar tidak
mengulang pemotretan dan mempersingkat waktu penyinaran.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Petugas radiologi dalam menjalankan tugasnya harus professional dan harus mengacu
pada pedoman / SPO yang ada, jauhkan diri personil dari sumber radiasi, hindari paparan
radiasi primer, analisa bahaya setiap pekerjaan, selalu menggunakan alat pelindung diri
(APD).
Secara berkala setiap satu tahun sekali semua petugas radiologi dilakukan pemeriksaan
kesehatan. Apabila dalam menjalankan tugas terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan,
petugas radiologi akan berkoordinasi dengan unit-unit seperti urusan dalam, penunjang
medis dan keselamatan kesehatan kerja / kkk.
BAB VIII
PROTEKSI RADIASI
Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan, untuk menjaga
keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari dampak radiasi.
14
Ruang pemeriksaan Radiologi semuanya harus dilengkapi / dilapisi dengan timbal,
semua pesawat kondisinya layak pakai dan secara rutin dikalibrasi satu tahun sekali.
APD yang ada di Radiologi diantaranya :
1. Baju apron timbal
2. Sarung tangan timbal
3. Kacamata Pb / timbal
4. Tyroid Pb
Langkah-langkah pencegahan bahaya radiasi :
1. Pemasang stiker bahaya radiasi di setiap pintu pemeriksaan
2. Pemasangan lampu warna merah di atas pintu pemeriksaan
3. Penggunaan kolimator sesuai objek yang di foto
4. Pengaturan kondisi expose dengan cermat
5. Penggunaan APD untuk organ sensitive yang tidak diperiksa
6. Penggunaan apron untuk petugas / keluarga pasien bila diperlukan bantuan
7. Meminimalisasi / menghindari proses foto ulang
8. Secara berkala petugas proteksi radiasi / PPR mengecek keadaan dan kelayakan
semua alat peralatan yang diperlukan
Dalam menjalankan tugasnya semua petugas radiologi dilengkapi / memakai film badge
untuk memonitor paparan radiasi yang diterima yang setiap bulan sekali dikirim ke Badan
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) untuk diproses.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
15
a. Meningkatnya ketepatan pelayanan radiologi.
b. Menurunnya prosentase film gagal.
c. Meningkatnya mutu tampilan administrasi radiologi.
Mutu pelayanan radiologi selain ditentukan oleh mutu sumber daya manusia juga
sangat tergantung pada pelayanan peralatan radiologi yang harus selalu dalam keadaan
prima baik secara fisik maupun fungsinya.
Untuk mendapatkan kondisi peralatan yang selalu prima dan siap pakai perlu
dilakukan pemeriksaan yang dapat menjamin kualitas dan keselamatan (safety) peralatan
radiologi serta peralatan penunjangnya.
3. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan terhadap peralatan tersebut antara lain:
a. Pemeriksaan fisik alat secara visual yang dilaksanakan sebelum arus listrik
dihubungkan ke suatu rangkaian pengendali, rangkaian pembangkit dan rangkaian
pengaman dari suatu jaringan listrik. pemeriksaan tidak hanya penglihatan tetapi juga
dengan meraba, menyentuh, menggerakkan pada bagian yang memang dapat
digerakkan dengan memutar, menekan atau menarik. pemeriksaan yang dilakukan
untuk meyakinkan bahwa peralatan dalam keadaan aman pada kedudukan atau
posisinya, sehingga peralatan dapat digunakan secara benar. pemeriksaan fisik
dilakukan oleh petugas secara kontinyu sebelum peralatan dipakai.
b. Pemeriksaan fisik alat secara manual meliputi:
1) Meja pasien
2) Kolimator (conus/diafragma)
3) Lampu indikator dan tombol
4) Pencahayaan ruang
5) Kondisi udara
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh radiografer dan atau
bagian teknik Rumkit ZAINUL ARIFIN.
c. Pemeriksaan kamar gelap yang meliputi:
1) Pemeriksaan developer dan fixer termasuk didalamnya pembuatan cairan /
larutan developer dan fixer.
2) Pemeriksaan safelight.
3) Pemeriksaan transfer box yang berfungsi untuk transfer kaset yang sudah
diekspose dan yang belum diekspose.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh petugas kamar gelap
berkoordinasi dengan petugas teknik ( penunjang medik) rumah sakit ZAINUL ARIFIN.
BAB X
PENUTUP
Pedoman pelayanan radiologi rumah sakit TK.III ZAINUL ARIFIN merupakan standar
yang baku dalam penyelenggaraan radiologi di rumah sakitTk III ZAINUL ARIFIN. Buku
Pedoman ini berisi falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi, fasilitas dan peralatan, kebijakan
16
dan prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan serta evaluasi dan pengendalian
mutu Instalasi radiologi.
Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada beberapa sumber yang telah
ditetapkan oleh departemen kesehatan republik indonesia maupun badan-badan lain seperti
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Diharapkan penerapan pedoman pelayanan unit radiologi ini dapat mewujudukan
pelayanan radiologi yang prima, bermutu dan aman.
Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi yang berkelanjutan terhadap hasil dari
penerapan pedoman pelayanan ini untuk kemudian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan
sehingga tercapai tujuan pelayanan unit radiologi yang telah ditetapkan.
Kepala Rumah Sakit zainul arifin
17