Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN STUDI LAPANGAN

ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN


Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

disusun oleh

Putu Dida Dirana 111711133154


Debby Shira Chintia 111711133155
Raisa Permatasari 111711133160
Adinda Karisya 111711133170

Kelas A-1

PROGRAM SARJANA FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat serta penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Studi Lapangan
Asesmen dalam Pembelajaran untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan. Pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Nur Ainy
Fardana N., M.Si., psikolog, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Pendidikan kelas A-1 atas bimbingan beliau untuk melancarkan penyusunan
laporan ini. Kami membuat laporan ini semata-mata hanya untuk kebermanfaatan
seluruh mahasiswa dan demi majunya intelektualitas Bangsa Indonesia.
Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan terhadap segala
tekstual maupun kontekstual yang ada. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik,
masukan, serta saran yang dapat mengembangkan isi dari laporan ini yang bersifat
membangun, mengembangkan, serta mengimplementasikan segala disiplin ilmu
yang tertera.

Surabaya, 20 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ ii


Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Topik Bahasan .................................................................................. 1
1.2 Latar Belakang Pemilihan Lokasi dan Kesesuaian dengan Topik
Bahasan .......................................................................................... 2
BAB II HASIL STUDI LAPANGAN ............................................................. 3
2.1 Gambaran Lokasi ............................................................................. 3
2.2 Tujuan Pendidikan ........................................................................... 3
2.2.1 Visi ......................................................................................... 3
2.2.2 Misi ........................................................................................ 3
2.2.3 Tujuan .................................................................................... 4
2.3 Kurikulum Pendidikan ..................................................................... 6
2.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................................... 6
2.5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan ................................................ 7
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 8
3.1 Metode Penggalian Data .................................................................. 8
3.1.1 Panduan Wawancara dan Tahapan Wawancara ..................... 8
3.1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Observasi dan Wawancara.. 9
3.2 Analisis ............................................................................................. 9
3.2.1 Hasil Observasi ...................................................................... 9
3.2.2 Hasil Wawancara ................................................................... 10
3.3 Pembahasan ...................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 13
4.2 Saran ................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................................. 14
Lampiran .......................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Topik Bahasan


Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat banyak cara yang dapat
dilakukan agar proses belajar mengajar belajar dapat berjalan secara efektif. Efektif
dalam hal ini adalah pengetahuan yang diajarkan oleh pendidik dapat dipahami
dengan baik oleh pembelajar. Dalam kegiatan belajar mengajar ini, biasanya ada
saat-saat di mana guru atau pengajar butuh untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan siswa yang diajarnya akan suatu topik atau pelajaran. Hal ini juga akan
menentukan apa yang akan dilakukan guru atau pengajar itu selanjutnya.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengukur pencapaian
belajar siswa. Salah satunya dengan asesmen yang dilakukan dalam kegiatan
belajar mengajar. Asesmen merupakan salah satu kegiatan yang penting yang dapat
mendukung dan meningkatkan kegiatan pembelajaran (Phye, 1997). Asesmen
dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas.
Terdapat tiga jenis asesmen, yang pertama adalah pre-instruction. Asesmen
pre-instruction ini didesain untuk menjawab pertanyaan seperti ‘apa skill
matematika yang murid saya dapat lakukan?’, jika hasil dari asesmen yang
dilakukan menunjukkan hasil bahwa siswa kurang memiliki kriteria pengetahuan
dan skill yang dibutuhkan, siswa dapat diberikan materi yang menurut mereka tidak
begitu sulit dan jika hasil asesmen memuaskan dan memenuhi kriteria dan skill
yang dibutuhkan siswa dapat diberikan level instruksi yang lebih tinggi. Asesmen
pre-instruction ini termasuk penting karena tanpa asesmen ini, ada risiko kelas yang
kewalahan (Santrock 2010).
Selanjutnya, ada asesmen during instruction atau formative asesmen yang
merupakan asesmen yang dilakukan selama pengajaran. Formative asesmen
memiliki penekanan pada penilaian untuk pembelajaran daripada penilaian atas
pembelajaran (William 2011). Formative asesmen ini sangat efektif dalam menilai
pemahaman siswa. Asesmen selama pengajaran berlangsung bersamaan dengan
pengajar membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan, katakan, atau

1
tanyakan selanjutnya agar ruang kelas berjalan dengan lancar dan membantu siswa
belajar secara aktif. Ini membutuhkan mendengarkan jawaban siswa dan
mengamati siswa untuk indikasi pemahaman atau kebingungan, membingkai
pertanyaan berikutnya dan mencari di sekitar kelas untuk perilaku buruk.
Ketiga ada post-instruction assesment atau yang disebut juga asesmen
formal merupakan asesmen yang dilakukan setelah instruksi selesai dengan tujuan
melihat hasil siswa. Asesmen ini memberikan informasi tentang seberapa baik
siswa menguasai materi, apakah siswa siap untuk unit atau materi berikutnya, nilai
apa yang harus diberikan, komentar apa yang harus dibuat kepada orang tua, dan
bagaimana pengajar harus menyesuaikan instruksinya.
Dari ketiga jenis asesmen tersebut bisa dilihat apa guna dan kelebihan tiap-
tiap asesmen sehingga para tim pengajar dapat menyesuaikanya dengan kebutuhan
tiap kelas agar efektif untuk mendorong dan meningkatkan kegiatan belajar
mengajar.

1.2 Latar Belakang Pemilihan Lokasi dan Kesesuaian dengan Topik Bahasan
Sekolah yang dipilih untuk dilakukannya penugasan dan pengambilan data
ini adalah SMA Katolik Stella Maris yang berada di Jalan Indrapura No. 32,
Surabaya. Menurut penulis, sekolah ini dinilai telah memenuhi kriteria asesmen
dalam pembelajaran. Hal ini menjadi alasan utama dipilihnya SMAK Stella Maris
sebagai lokasi dilakukannya pengambilan data.

2
BAB II
HASIL STUDI LAPANGAN

2.1 Gambaran Lokasi


SMA Katolik Stella Maris (SMAK Stella Maris) berlokasi di pusat kota
Surabaya, tepatnya di Jalan Indrapura No. 32, Krembangan Selatan, Kecamatan
Krembangan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur 60175. SMAK Stella Maris atau
yang biasa dikenal dengan sebutan “Stelma”, merupakan sekolah swasta Katolik
yang telah didirikan sejak 1967 oleh para suster asal Amersfoort. Seperti pada SMA
di Indonesia pada umumnya, masa pendidikan di SMAK Stella Maris ditempuh
dalam waktu 3 tahun, dari kelas 10 hingga kelas 12.

2.2 Tujuan Pendidikan


2.2.1 Visi
SMAK Stella Maris setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, berciri
khas Katolik, profesionalitas, kualitas, dan spiritualitas, kesamaan martabat
manusia sebagai citra Allah dalam pendampingan generasi muda sebagai
pribadi utuh.

2.2.2 Misi
Dijiwai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah,
SMAK Stella Maris:
1. Mendampingi warga sekolah agar setia pada pencerdasan kehidupan
bangsa, yang berwawasan kebangsaan Indonesia: pluralis, inklusif,
demokratis, adil dan berbudaya dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Mendampingi warga sekolah agar setia pada ciri khas Katolik yang
dijiwai semangat kebebasan dan cinta kasih Injil: mengintegrasikan
iman dan ilmu, iman dan kehidupan, iman dan budaya, dan luas dalam
mencapai tujuan.

3
3. Mendampingi warga sekolah agar setia dalam mewujudkan
spiritualitas kesamaan martabat Manusia sebagai citra Allah dan
kharisma SPM: iman akan penyelenggaraan ilahi, solider kepada yang
miskin dan menderita, peka terhadap tanda-tanda jaman, hidup
persekutuan, dan kolegialitas.
4. Mendampingi warga sekolah agar:
• Memiliki kualitas kepribadian yang unggul: memiliki
idealisme, visioner, inovatif, dan integritas.
• Memiliki kualitas pendidikan yang unggul:
mencapai/melampaui 8 standar nasional pendidikan.
5. Mendampingi warga sekolah agar profesional dalam
penyelenggaraan, pengelolaan, dan pelaksanaan pendidikan.
6. Mendampingi generasi muda agar memiliki kecerdasan seimbang
secara spiritual, intelektual, emosional, dan membentuk pribadi utuh.

2.2.3 Tujuan
A. Tujuan Pendidikan Nasional
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa;
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
B. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan
Pasal 67 ayat (3) menyatakan bahwa “Pendidikan dasar bertujuan

4
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;
b. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
C. Tujuan Pendidikan Sekolah
a. Mengembangan isi kurikulum yang adaptif dan proaktif sesuai
dengan SNP.
b. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif dan efisien,
berkualitas, adil dan merata berlandaskan imtaq.
c. Melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis inklusif,
ramah lingkungan dan menjaga kelestarian seni budaya
tradisional Indonesia.
d. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) dan berbasis Information
Communication Technology (ICT).
e. Mengupayakan lulusan yang cerdas dan kompetitif serta
berkualitas.
f. Membekali peserta didik untuk berkompetisi dengan
mengembangkan minat dan bakat melalui kegiatan extra
kurikuler KIR, Conversation, Seni dan Olah Raga.
g. Memenuhi Tenaga Pendidik pendidikan yang memiliki
kemampuan dan kesanggupan kerja tinggi .
h. Meningkatkan SDM Tenaga Pendidik dan Kependidikan
dibidang IT.
i. Memenuhi Sarana IT untuk mengakses berbagai informasi yang
berhubungan dengan pendidikan lewat internet.

5
2.3 Kurikulum Pendidikan
Pada tahun 2013, pemerintah Indonesia melalui Dinas Pendidikan
memperbarui kurikulum pendidikan yang sebelumnya adalah KTSP 2006 menjadi
kurikulum 2013. Sehingga, Dinas Pendidikan Kota Surabaya memberlakukan
kurikulum 2013 pada seluruh sekolah negeri dan swasta dari tingkat Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Atas di Surabaya. Secara garis besar, KTSP 2006 dan
kurikulum 2013 memiliki kesamaan dan karakteristiknya masing-masing. Salah
satu hal yang dapat menjadi perbandingan adalah proporsi peran antara guru dan
siswa, dimana pada kurikulum 2013 ini guru lebih berperan sebagai fasilitator yang
menstimulasi dan mengarahkan kegiatan, tidak hanya memberikan materi pada
siswanya, serta peran siswa yang dirancang untuk lebih banyak mengeksplorasi
kemampuannya dengan mencari dan mengamati.
Berdasarkan hasil wawancara kami, seiring berjalannya waktu, memang
terjadi perubahan sikap mengajar guru-guru di SMAK Stella Maris karena harus
menyesuaikan kurikulum baru.

2.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di SMAK Stella Maris
Surabaya dapat dikatakan sangat lengkap untuk mendukung kegiatan proses belajar
baik akademik maupun non-akademik siswa. Seperti sekolah pada umumnya,
SMAK Stella Maris Surabaya memiliki sarana dan prasarana berupa ruang kepala
sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang administrasi dan tata usaha, ruang guru,
ruang BK, UKS, aula, lapangan, gudang, perpustakaan, kamar mandi, koperasi
siswa. Terdapat pula fasilitas unggulan lainnya yang menunjang pembelajaran
siswa ialah seperti laboratorium MIPA, laboratorium bahasa, ruang musik
karawitan. Ruangan kelas di SMAK Stella Maris Surabaya cukup nyaman dan luas
dengan fasilitas AC, meja, kursi, papan tulis dan lemari di dalamnya.
Selain sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan akademik dan
administratif, SMAK Stella Maris juga memiliki sarana transportasi berupa bus
yang digunakan sebagai sarana mobilitas siswa. Selain itu, juga menyediakan area
parkir sepeda motor dan mobil untuk guru dan siswa serta pos satpam.

6
2.5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pengajar di SMAK Stella Maris Surabaya tergolong baik
dikarenakan pengajar di SMA ini merupakan guru-guru yang memiliki kelayakan
formal sesuai tuntutan akreditasi sekolah. Selain itu, setiap pendidik memiliki gaya
mengajar berbeda-beda namun tetap disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan
kurikulum pendidikan. Saat ini SMAK Stella Maris Surabaya memiliki total 35
guru dengan 25 guru tetap dan 10 guru honorer. Setiap pendidik di SMAK Stella
Maris Surabaya tidak hanya bertugas memberikan pengajaran pada peserta didik,
namun mereka memiliki setidaknya 2 tugas tambahan atau jabatan di sekolah yang
ditetapkan bersama oleh kepala sekolah. Sementara itu total tenaga non-pendidikan
di SMAK Stella Maris Surabaya sejumlah 7 orang yang masing-masing sudah
memiliki tugasnya seperti pada bagian administrasi dan tata usaha.

7
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Metode Pengambilan Data


Dalam proses pengambilan data pada studi lapangan ini kami menggunakan
metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh melalui metode ini berupa kata-
kata tertulis maupun lisan, perilaku, bunyi, simbol, benda fisik, atau gambar. Dalam
memperoleh data kualitatif ini, kami melakukan wawancara dan observasi.
Wawancara dilakukan dengan dua responden yaitu kepala sekolah dan seorang
siswa. Sementara itu, observasi kami lakukan saat kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas, juga kegiatan siswa di luar jam pelajaran.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur, di mana peneliti telah
mengetahui apa saja informasi yang akan diperoleh, atau secara tidak terstruktur di
mana peneliti tidak mempersiapkan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis. Selain wawancara kami juga menggunakan metode observasi.
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan ciri yang lebih
spesifik apabila dibandingkan dengan metode penggalian data lain. Hal itu
disebabkan oleh beragamnya variabel yang dapat diobservasi, tidak selalu objek
manusia, tetapi juga objek alam yang lain, terutama lingkungan sekitarnya. Dari
proses pelaksanaannya, observasi dapat juga dibedakan menjadi 2, yaitu observasi
berperan serta (participant observation) dan observasi non-partisipan (non-
participant observation). Dalam praktek lapangan ini, kami sebagai tim penyusun/
peneliti menggunakan metode observasi non-partisipan.

3.1.1 Panduan Wawancara dan Tahapan Wawancara


Kami melakukan wawancara kepada Kepala SMAK Stella Maris,
Surabaya dan seorang siswa kelas X. Pertanyaan yang diajukan disesuaikan
dengan topik pembahasan yaitu asesmen dalam pembelajaran. Mulai dari pre-
instruction assesment, formative assesment, summative assesment, bagaimana
guru menyusun asesmen, bentuk asesmen yang diberikan, hingga evaluasi hasil
asesmen. Adapun tahapan wawancara yang kami susun:

8
1. Mengucap salam, memperkenalkan diri kepada narasumber, dan
menjelaskan tujuan wawancara secara singkat.
2. Menjelaskan bahwa informasi yang akan diberikan oleh
narasumber dijamin kerahasiaannya.
3. Menanyakan apakah wawancara dapat dimulai saat itu (sebelum
dimulai, pewawancara sudah meminta izin untuk merekam
pembicaraan dengan handphone).
4. Menanyakan soal lingkungan kelas secara umum.
5. Menanyakan proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan teori
Asesmen dalam Pembelajaran
6. Menanyakan bagaimana bentuk asesmen yang dilakukan di
sekolah
7. Menutup wawancara bila informasi dirasa sudah cukup
8. Mengucapkan terima kasih atas kesediaan waktu dan perhatian
yang telah diberikan narasumber

3.1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Observasi dan Wawancara


Hari, tanggal : Rabu, 8 Mei 2019
Lokasi : SMA Katolik Stella Maris, Surabaya
Durasi : 30 Menit (masing-masing 15 menit)
Narasumber : 1. Drs. Antonius Riyanto (Kepala Sekolah)
2. I Made Adika (Siswa kelas X)

3.2 Analisis
3.2.1 Hasil Observasi
Observasi dilaksanakan terhadap salah satu kelas di 10 IPA. Observasi
dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Salah satu guru yang mengajar
pelajaran matematika mengizinkan kami untuk mengobservasi murid-murid
yang sedang mengerjakan latihan soal matematika. Kondisi ruangan tidak
terlalu kondusif saat kami memasuki ruangan, namun saat lembaran soal
dibagikan, perlahan murid-murid yang masih berdiri kemudian duduk di

9
tempatnya masing-masing. Ruang kelas berisi 40 orang, dengan susunan
bangku berpasangan dengan tipe penataan auditorium. Saat sudah mulai
mengerjakan, seluruh murid langsung tenang. Kami tidak menemukan adanya
murid yang saling bergurau/berbicara, tidur atau melakukan aktivitas lain yang
mengganggu kegiatan pembelajaran.

3.2.2 Hasil Wawancara


Kami melakukan wawancara kepada narasumber yakni Kepala Sekolah
SMAK Stella Maris Surabaya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan asesmen pihak sekolah terhadap pembelajaran di
SMAK Stella Maris Surabaya. Selain melakukan wawancara kepada kepala
sekolah, kami juga mewawancarai salah satu murid di yang kelas X. Kedua
narasumber menjawab seluruh pertanyaan dengan jelas, sehingga kami rasa
cukup untuk melakukan wawancara kepada kedua narasumber untuk
mengetahui tentang metode asesmen yang dilakukan pihak sekolah baik dari
sudut pandang sekolah, maupun dari sudut pandang siswa.

SMAK Stella Maris Surabaya menerapkan metode asesmen berupa


kombinasi dari selected-response yang meliputi soal-soal dengan pilihan
jawaban, soal dengan cara menjawab mencocokan, ataupun soal dengan
jawaban benar atau salah dan constructed-response items yang meliputi soal-
soal dengan jawaban yang berupa isian atau esai. Di SMAK Stella Maris
Surabaya menerapkan jenis asesmen preinstruction dalam salah satu metode
asesmen pembelajaran, yakni meliputi program tahunan, program semester,
penentuan KKM, rencana pembelajaran berupa silabus, dan penilaian
pembelajaran-remidial-pengayaan. Untuk metode penilaian, SMAK Stella
Maris Surabaya ini tidak hanya menilai berdasarkan akademik, melainkan juga
meliputi penilaian sikap, penilaian psikomotor, serta penilaian kognitif.
Penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilakukan murid-murid di sekolah
ini selalu merujuk pada taksonomi bloom. Untuk standar penilaian, SMAK
Stella Maris Surabaya memiliki standar yang mengikuti kurikulum 2013

10
dengan sistem penilaian setiap kompetensi dasar. Hal ini meliputi penilaian
harian dan penugasan, termasuk makalah dan outing class.

Penggunaan teknologi dalam asesmen pembelajaran yang dilakukan di


SMAK Stella Maris Surabaya menggunakan paper-based, yaitu semua
penilaian asesmen dilakukan dari kertas ujian yang diberikan. Komponen
penilaian yang akan digunakan sebagai standar penilaian kenaikan kelas dan
kelulusan adalah komponen kognitif, yaitu dinyatakan lulus jika mata pelajaran
minimal sama dengan KKM. Apabila murid tidak memenuhi nilai minimal,
pihak sekolah menyediakan sarana untuk memenuhi nilai yang sebelumnya
tidak mencukupi yaitu berupa remedial. Komponen penilaian yang lain adalah
komponen afektif yang memiliki minimal penilaian B, dan komponen presensi
dengan minimal 90%. Terdapat sarana dari pihak sekolah yang digunakan
untuk mengasah kemampuan murid yang memiliki nilai di atas rata-rata yang
disebut pengayaan.

3.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengambilan data yang telah dilakukan melalui observasi
dan wawancara, kami mendapat informasi bagaimana secara jelas SMAK Stella
Maris Surabaya melakukan asesmen terhadap hal-hal yang sudah diajarkan kepada
seluruh murid. Asesmen dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam upaya
mengetahui sejauh mana progres murid dalam pembelajaran.
Salah satu metode asesmen yang dilakukan pihak sekolah adalah soal-soal
yang diberikan kepada murid tentang hal-hal yang sudah diajarkan sebelumnya.
Soal-soal yang diberikan mengacu pada taksonomi bloom, yang memiliki
komponen pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dalam soal yang diberikan, metode asesmennya pun berbeda. Untuk tipe soal-
soalnya sendiri, pihak sekolah menggunakan kombinasi dari selected-response dan
constructed response. Dalam selected-response, cara pengerjaannya pun berbeda-
beda. Terkadang siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban dari pilihan yang
tersedia, atau sering disebut pilihan ganda. Selain itu, soal dengan perintah untuk

11
menuliskan mana pernyataan yang benar atau salah pada soal yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan juga merupakan contoh dari selected-response.
Constructed-response items adalah metode asesmen yang mengharapkan siswa
menjawab soal-soal yang diberikan dalam bentuk tulisan. Jawaban siswa bebas dan
tidak terpaku dalam pilihan yang ada.
SMAK Stella Maris Surabaya menggunakan program tahunan, program
semester, penentuan KKM dan rencana pembelajaran berupa silabus sebagai
rencana sebelum dimulainya asesmen. Selain itu pihak sekolah juga melakukan
penilaian pembelajaran-remidial-pengayaan sebagai asesmen setelah
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Remidial adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki nilai apabila siswa belum memenuhi standar nilai yang telah
dibuat atau disebut dengan KKM, yang hanya terjadi apabila nilai tersebut
merupakan nilai dari komponen kognitif. Lain dengan hal tersebut, komponen
afektif memiliki minimal penilaian B. Sedangkan untuk komponen presensi, siswa
harus memenuhi presensi sebanyak minimal 90%.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari studi lapangan yang dilakukan, kami mendapatkan data dan informasi
mengenai salah satu contoh bagaimana pihak sekolah melakukan asesmen terhadap
pembelajaran yang sebelumnya telah diajarkan. Berdasarkan data-data yang telah
kami dapatkan di SMAK Stellah Maris Surabaya, metode asesmen terhadap
pembelajaran yang digunakan sangat beragam dan terperinci. Metode ini sudah
diterapkan di seluruh kelas dan seluruh angkatan di SMAK Stella Maris Surabaya.
Metode yang digunakan terperinci sehingga mengurangi bias dan meningkatkan
validitas dalam asesmen yang akan dilakukan. Selain itu, diadakannya program-
program sebagai rencana sebelum dimulainya asesmen juga mempermudah pihak
sekolah untuk kemudian melakukan penilaiannya. Penilaian tidak hanya meliputi
komponen kognitif, seperti mata pelajaran saja, namun juga meliputi komponen
afektif dan presensi yang memengaruhi nilai masing-masing siswa.

4.2 Saran
Setelah melakukan serangkaian kegiatan penugasan lapangan ini, kami
melihat langsung bahwa metode asesmen yang dipilih pihak sekolah merupakan
metode yang paling sesuai. Begitu pula dengan SMAK Stella Maris Surabaya yang
memilih metode-metode asesmen yang telah dibahas sebelumnya. Karena setiap
metode seperti ini tidak lepas dari kritik dan kekurangan, kami harap sekolah-
sekolah lain bisa memilih metode asesmen dalam pembelajaran yang memang
sesuai dengan kebutuhan siswa yang ada, mengambil nilai-nilai positif dari metode
dan meninggalkan sekiranya yang tidak sesuai. Kami harap metode asesmen yang
dipilih dapat benar-benar membuat proses belajar mengajar menjadi optimal,
optimal bagi siswa-siswanya dan optimal bagi guru yang mengajar.

13
Daftar Pustaka


Santrock, J W. Educational Psychologi (5th Edition). New York: Mc Graw Hill
Co, 2010.
William , D. "Studies in Educational Evaluation." 37 (2011): 3-14.

14
Lampiran

Berikut kami lampirkan beberapa data penunjang kelengkapan Laporan


Studi Lapangan ini:
1. 1 (satu) berkas verbatim wawancara kepala sekolah
2. 1 (satu) berkas verbatim wawancara siswa
3. 1 (satu) berkas foto dokumentasi SMA Katolik Stella Maris

15
1. Wawancara dengan Pak Antonius Riyanto (Kepala Sekolah)
Interviewer Selamat pagi, Pak Anton!
Pak Anton Iya selamat pagi...
Interviewer Iya, jadi... perkenalkan... disini ada saya, Raisa, lalu ini
Dida, Debby, dan Dinda... kami meminta kesediaan bapak
untuk dapat diwawancarai sebagai data tugas akhir studi
lapangan mata kuliah Psikologi Pendidikan. Ndakpapa ya,
pak?
Pak Anton O... ya...
Interviewer Baik, kami akan menanyakan hal-hal seputar asesmen
dalam pembelajaran di SMAK Stella Maris ya, pak...
Pak Anton Iya, jadi bagaimana?
Interviewer Di setiap sekolah kan pasti memiliki semacam RPS gitu ya
pak, nah kalau di Stelma apakah juga menyiapkan RPS?
Pak Anton Iya dong, yaaa ada program tahunannya, program
semesternya, penentuan KKM, silabus, rencana
pembelajaran, penilaian pembelajaran...
Interviewer Ooo ya... terkait dengan silabus, itu bagaimana pak?
Pak Anton Bagaimana maksudnya gimana?
Interviewer Iya, apakah penyusunannya disusun oleh sekolah atau dari
dinas pendidikan?
Pak Anton Oh... kalau di Stelma menyebutnya silabus plus yang
berarti silabus tersebut ditetapkan dinas pendidikan sesuai
mata pelajaran plus ciri khas Stelma sebagai lembaga
pendidikan katolik dan visi misi sekolah dan yayasan.
Interviewer Oh begitu... kalau penilaian kegiatan belajar mengajar di
Stelma bagaimana pak?
Pak Anton Ya ada ujian pada umumnya, dan remedial dan pengayaan.
Interviewer Kalau jenis-jenis penilaiannya ada apa saja pak?

16
Pak Anton Yaaa yang jelas ada penilaian kognitif siswa ya yang
utama, lalu sikapnya, dan juga psikomotor.
Interviewer Lalu, sistem pre-test dan post-test apakah disini semua
mapel juga nerapin itu?
Pak Anton Iya.
Interviewer Nah, kalau metodenya gimana pak?
Pak Anton Metode apa?
Interviewer Metode asesmen maksudnya?
Pak Anton Oh... ya seperti di sekolah lain saja bagaimana... saya
bingung maksudnya bagaimana?
Interviewer Ehehe... iya, tadi bapak bilang kan ada ujian ya pak... nah
itu hanya aitem selected-response atau aitem constructed
response atau kombinasi keduanya?
Pak Anton Itu aitem apa maksudnya?
Interviewer Jadi misal yang aitem selected-response itu contohnya
pilihan ganda, mencocokkan, salah benar... dan aitem
constructed-response itu contohnya esai, menjawab
singkat, ya gitu gitu pak...
Pak Anton Oh susah sekali pertanyaannya hehe, ya kombinasi mbak
Interviewer Hehe iya maaf pak, nah selanjutnya... terkait taksonomi
bloom... apakah aspek penilaian tiap tes selalu merujuk
pada taksonomi bloom? Ataukah hanya sebagian saja?
Pak Anton Iya selalu merujuk.
Interviewer Kalau dalam penilaiannya, menggunakan alat teknologi
gak pak?
Pak Anton Gurunya atau muridnya?
Interviewer Proses asesmen pembelajaran seperti UN dan SBMPTN?
Apakah masih pakai kertas atau sudah computer-based?
Pak Anton Kalau itu ya sehari-harinya masih paper.

17
Interviewer Baik pak... kemudian... hmmm... apa lagi ya... oiya, kelas
unggulan! Di Stelma ada pembedaan kelas reguler dan
kelas unggulan gak pak?
Pak Anton Disini? Tidak ada.
Interviewer Hmmm... oiya pak, komponen penilaian yang akan
digunakan sebagai standar penilaian kenaikan dan
kelulusan di Stelma apa saja? Apakah hanya komponen
kognitifnya ataukah afektif saja atau gabungan?
Pak Anton Pasti kombinasi mas. Seperti pada komponen kognitif,
siswa akan dinyatakan lulus apabila nilai mata
pelajarannya minimal setara KKM dan komponen afektif
minimal mendapat B, serta presensinya juga setidaknya
90%.
Interviewer Baik pak, mmm... secara rincinya, standar penilaian
khusus kenaikan kelas dan kelulusan tiap mapel itu apa
saja dan secara keseluruhannya bagaimana?
Pak Anton Pokoknya sesuai kurikulum sekarang saja... ya berarti
2013, nah sistem penilaiannya per KD.
Interviewer KD?
Pak Anton Iya mas, kompetensi dasar.
Interviewer Apa saja itu pak?
Pak Anton Penilaian hariannya, tugas-tugas siswa, kayak makalah,
ada outing class juga.
Interviewer Oh gitu ya pak...
Pak Anton Iya, ada lagi?
Interviewer Oiya kalau sikap mengajar guru di Stelma bagaimana pak?
Karena sudah pakai K13 ya?
Pak Anton Iya, ya semua guru mau tidak mau harus bisa
menyesuaikan.
Interviewer Hmmm... disini ada berapa tenaga pengajarnya pak?

18
Pak Anton Secara keseluruhan, totalnya ada 35 orang. Guru tetapnya
ada 25, dan honorernya ada 10.
Interviewer Kalau satu guru itu mengemban berapa jabatan pak?
Pak Anton 1 orang ya pegang kira-kira 2 tugas tambahan.
Interviewer Jumlah tenaga non-pendidiknya?
Pak Anton Ada 7
Interviewer Oh iya pak ini yang terakhir... tentang fasilitas dari
sekolah. Disini yang spesial eh maksudnya fasilitas
unggulannya apa pak?
Pak Anton Kalau sarpras ya kayak sekolah lain saja, contoh AC atau
lab praktek IPA atau bahasa kan sudah pasti ada ya sebagai
tuntutan lembaga pendidikan yang baik dan memadai
untuk KBM. Mungkin kalau ditanya unggulan ya, kami
punya 2 armada transportasi dan alat musik karawitan
yang tidak semua sekolah punya.
Interviewer Oke pak...
Sudah?
Interviewer Iya sudah.

Terimakasih ya pak sudah membantu tugas kami, sudah


meluangkan waktunya untuk diwawancarai...
Pak Anton Iya sama-sama, ini saya tinggal ya?
Interviewer Iya pak, kami izin mendokumentasikan lingkungan
sekolah ya pak...
Pak Anton Iya silakan...
Interviewer Baik pak, selamat pagi, permisi...
Pak Anton Pagi...

19
2. Wawancara dengan Siswa
Interviewer Pagi, kakak mau tanya-tanya sedikit boleh ya?
Siswa Ohiya kak boleh...
Interviewer Namanya siapa yaa? Kelas berapa?
Siswa Aku Dika kak, kelas X
Interviewer Kalau kelas X itu udah ada peminatan belum yaa?
Siswa Udah sih kak, aku IPA
Interviewer Oh, sudah peminatan yaa...
Siswa Iyaa hehe...
Interviewer Sebentar lagi udah mau liburan berarti lagi minggu-
minggu UAS yaa?
Siswa Oh,iya kak ada UAS minggu depan...
Interviewer Biasanya UASnya itu bentuknya bagaimana
Siswa Kadang ada yang ABC pilihan ganda terus ada essaynya...
Interviewer Ada standar nilainya gak untuk bisa lulus UAS?
Siswa Untuk lulus UAS? Adanya KKM itu untuk nilai rapornya
Interviewer Ohbegitu yaa...
Siswa Iyaa kak...
Interviewer Okedeh kalau begitu, makasi yaa Dika

20
3. Foto Dokumentasi di SMA Katolik Stella Maris

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai