Selain perubahan kulit, ada beberapa penyakit yang biasanya dapat diderita oleh ibu
hamil. Sebaiknya jangan anggap remeh penyakit kulit yang timbul selama hamil ini.
Sebab bila tidak segera diobati, tentunya dengan langkah-langkah yang aman, bisa
mempengaruhi kesehatan bayi yang sedang dikandung.
Penyakit kulit yang berhubungan dengan kehamilan
Jerawat
Hormon progesterone yang berfungsi untuk memelihara dinding rahim, yang
meningkat sampai bulan ke 4 - 6 kehamilan, dapat menyebabkan timbulnya jerawat pada
sebagian ibu hamil. Hormon tersebut menyebabkan pembengkakan kulit, pori menyempit,
serta peningkatan produksi lemak kulit.
Karena produksi minyak kulit banyak sedang jalan keluarnya tertutup, minyak jadi
mudah tertimbun, tumbuh bakteri dan terjadilah jerawat.
Penanganan yang dapat dilakukan:
Bersihkan kulit wajah secara teratur seperti biasa dengan menggunakan bahan
yang aman untuk kehamilan
Jerawat selama hamil bisa diobati. Ada obat yang aman digunakan, jangan
didiamkan, karena kalau sampai berbekas sangat sulit menghilangkannya.
Bila ada jerawat batu (seperti bisul tanpa mata; acne nodosa), sebaliknya ke
dokter spesialis kulit untuk disuntik dengan kortikosteriod dosis rendah pada
jerawat.
Bila jerawat sangat parah dan memerlukan antibiotik yang diminum, maka yang
aman adalah eritromisin, dengan peresepan dan pengawasan ketat oleh dokter.
Untuk jerawat oles, biasanya dokter akan memberikan (dengan pengawasan ketat
pada dosis dan waktu):
o AHA 8 - 15 %, 1-2 kali sehari.
o Tretinoin 0.025% - 0.05%, dioles tipis malam hari, setelah melewati 3 bulan
pertama kehamilan.
o Krim yang mengandung asam salisilat (dosis rendah 1 - 2%, dihentikan setelah
jerawat membaik) dan sulfur 2 - 4% (relatif aman, dihentikan setelah jerawat
membaik)
o Antibiotika oles untuk jerawat yang besar-besar yaitu eritromisin, 2 kali
sehari.
Chemical peeling tidak dianjurkan selama hamil, khawatir bahan kimia yang
terserap kulit dan sampai ke janin. Kecuali peeling AHA, ini boleh dilakukan oleh
dokter bila perlu. Peeling kimiawi lain (TCA, Jesser) bisa dilakukan setelah bayi
lahir.
Aman
Antibiotik diminum: eritromisin, amoksisilin
Antibiotik oles: eritromisin
Krim peremajaan dioles: AHA, kinerase, L-ascorbic acid (vitamin C)
Alkohol, astringet, aseton oles
Obat pemati rasa (anestesi) oles dan injeksi (lidocaine)
Anti jamur oles: Mikonazol 2%, terbinafine, sulfur
Pelindung matahari/ sun screen oles
Anti jerawat oles: resorsinol, sulfur
anti ketombe oles/ dalam shampo: Zinc pyrithione
Anti jerawat oles: tretinoin 0, 025-0, 05%, retinol; boleh setelah trimester pertama