Anda di halaman 1dari 9

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI MAHEMBANG

KECAMATAN KAKAS

Josie Geraldy Meray1, Ir. Sonny Tilaar, MSi2, Esli D. Takumansang, ST, MT 3.
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Pantai Mahembang Kecamatan Kakas sebagai bagian dari Kabupaten Minahasa yang memiliki daya tarik untuk
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata baik untuk pasar wisata nusantara maupun mancanegara. Objek
wisata ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk di kembangkan yaitu seperti pesona alam pantai yang
sangat indah dengan pasir putih dan tekstur alam yang berbukit-bukit.Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tanggapan masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Mahembang Kecamatan
Kakas dan menganalisis bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Pantai
Mahembang Kecamatan Kakas.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif dengan
analisis deskriptif kualitatif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kuisioner, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik
masyarakat mempengaruhi bentuk dan tingkatan partisipasi yang dilakukan masyarakat. Hal tersebut juga
berkaitan dengan mata pencaharian dan tingkat pendidikan masyarakat, rendah tingginya pendidikan masyarakat
akan mempengaruhi mata pencaharian masyarakat.Dan untuk tanggapan masyarakat dilihat dari skala peran serta
masyarakat yang didukung oleh peran pemerintah desa dan wisatawan, masyarakat menanggapi secara positif
tentang adanya pengembangan kawasan objek wisata Pantai Mahembang dan juga dapat meningkatkan
perekonomian warga di sekitar lokasi wisata tersebut.Sedangkan bentuk-bentuk dan tingkatan partisipasi yang
diberikan masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Mahembang Kecamatan Kakas meliputi :
Partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, buah pikiran, serta keterampilan dan kemahiran. Tingkatan
partisipasi tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat partisipasi insentif, inisiatif, dan interaktif.

Kata Kunci :Partisipasi Masyarakat, Pariwisata, Pengembangan, Pariwisata Berkelanjutan, Pantai Mahembang.

PENDAHULUAN wisata yang menarik salah satunya ialah


KawasanObjek Wisata Pantai Mahembang. Pantai
Indonesia adalah Negara kepulauan yang Mahembang sebagai bagian dari Kabupaten
kaya akan objek pariwisata yang tersebar dari Sabang Minahasa yang memiliki daya tarik untuk
sampai Merauke. Perkembangan pariwisata di dikembangkan sebagai daerah tujuan wisatabaik
Indonesia mengalami kemajuan yang pesat sejak untuk pasar wisata nusantara maupun mancanegara.
pemerintah memutuskan untuk mengandalkan sektor Objek Wisatayang terletak di Desa Mahembang
pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar bagi Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa Ini
Negara. Untuk memudahkan pengembangan Mempunyai potensi sebagai objek wisata yang
pariwisata nasional, maka pemerintah mengambil didukung oleh keberadaannya sebagai suatu kawasan
langkah strategisdengan menyerahkan pembinaannya yang memiliki potensi sangat besar, Yaitu Pesona
kepadaPemerintahDaerah Kabupaten/Kota agar lebih alam pantai yang sangat indah dengan pasir putih dan
memudahkan pengembangan dan koordinasi tekstur alam yang berbukit-bukit.
pembangunan daerah. Salah satu Daerah Tujuan Dalam usaha peningkatan pelayanan terhadap
Wisata (DTW) Sulawesi Utara adalah Kabupaten wisatawan tentu saja menjadi tanggung jawab bagi
Minahasa yang banyak memiliki potensi alam objek seluruh stakeholder pengembangan objek wisata

47
(pemerintah, pengusaha dari bidang pariwisata Informasi yang disampaikan hanya untuk orang-
maupun masyarakat). Disinilah peran masyarakat orang luar yang profesional.
belum terlalu optimal, masyarakat disekitar lokasi c. Partisipasi Melalui Konsultasi (Partisipation by
pariwisata sebenarnya memiliki potensi yang sangat Consultation)
besar terutama dalam hal menjaga keberlanjutan Partisipasi rakyat dengan berkonsultasi atau
keberadaan objek wisata tersebut. Pelibatan menjawab pertanyaan. Orang dari luar
masyarakat secara aktif tentu saja akan memberikan mendefinisikan masalah-masalah dan proses
nilai yang baik bagi pemerintah, swasta maupun pengumpulan informasi, dan mengawasi analisa.
masyarakat sendiri. Proses konsultasi tersebut tidak ada pembagian dalam
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : pengambilan keputusan, dan pandangan-pandangan
1.Bagaimana Tanggapan masyarakat terhadap rakyat tidak dipertimbangkan oleh orang luar.
Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Mahembang. d. Partisipasi Untuk Insentif (Partisipation for
2.Bagaimana Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat Material Incentives)
terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Partisipasi rakyat melalui dukungan berupa
Mahembang. sumber daya, misalnya tenaga kerja, dukungan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka pangan, pendapatan atau insentif material lainnya.
tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah Mungkin petani menyediakan lahan dan tenaga,
untuk melakukan Identifikasi tanggapan masyarakat tetapi mereka dilibatkan dalam proses percobaan-
terhadap pengembangan kawasan wisata Pantai percobaan dan pembelajaran. Kelemahan dari model
Mahembang dan Menganalisis bentuk-bentuk partisipasi ini adalah apabila insentif habis maka
partisipasi masyarakat terhadap pengembangan teknologi yang digunakan dalam program juga tidak
kawasan wisata Pantai Mahembang Kecamatan akan berlanjut.
Kakas. e. Partisipasi Fungsional (Functional
Participation)
TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi dilihat dari lembaga eksternal
Pengertian Partisipasi Masyarakat sebagai suatu tujuan akhir untuk mencapai target
Partisipasi diartikan sebagai upaya peran serta proyek, khususnya mengurangi biaya. Rakyat
masyarakat dalam suatu kegiatan baik dalam bentuk mungkin berpartisipasi melalui pembentukan
pernyataan maupun kegiatan. Lebih lanjut dijelaskan kelompok untuk menentukan tujuan yang terkait
partisipasi merupakan keikutsertaan masyarakat dengan proyek. Keterlibatan seperti itu mungkin
dalam program-program pembangunan. cukup menarik, dan mereka juga dilibatkan dalam
Dari berbagai partisipasi masyarakat banyak hal yang proses pengambilan keputusan, tetapi cenderung
dapat diserap, diantaranya rasa kompetisi, rasa keputusan tersebut diambil setelah keputusan utama
tanggung jawab dan solidaritas. ditetapkan oleh orang luar desa atau dari luar
A. Oktami Dewi A. A. P Jurusan komunitas rakyat desa yang bersangkutan.
Antropologi, Makassar (2013, hal : 10)Ada berbagai f. Partisipasi interaktif (Interactive Participation)
tingkatan dan arti partisipasi masyarakat antara lain : Partisipasi rakyat dalam analisis bersama
a. Partisipasi Manipulasi (Manipulative mengenai pengembangan perencanaan aksi dan
Participation) pembentukan atau penekanan lembaga lokal.
Karakteristik dari model partisipasi ini adalah Partisipasi dilihat sebagai suatu hak, tidak hanya
keanggotaan bersifat keterwakilan pada suatu komisi berarti satu cara untuk mencapai target proyek saja,
kerja, organisasi kerja, dan atau kelompok-kelompok. tetapi melibatkan multi-disiplin metodologi dan ada
Jadi tidak berbasis pada partisipasi individu. proses belajar terstruktur. Pengambilan keputusan
b. Partisipasi Pasif (Passive Partisipation) bersifat lokal oleh kelompok dan kelompok
Partisipasi rakyat dilihat dari apa yang telah menentukan bagaimana ketersediaan sumber daya
diputuskan atau apa yang telah terjadi, informasi dari yang digunakan, sehingga kelompok tersebut
administrator tanpa mau mendengar respon dari memiliki kekuasaan untuk menjaga potensi yang ada
rakyat tentang keputusan atau informasi tersebut. di lingkungannya.
g. Partisipasi inisiatif (Self-Mobilisation)

48
Partisipasi rakyat melalui pengambilan inisiatif yang juga tinggal di sana, maka ada keuntungan
secara indenpenden dari lembaga luar untuk bagi penduduk yang bukan wisatawan.
melakukan perubahan sistem. Masyarakat
mengembangkan hubungan dengan lembaga d) Transportations (transportasi) Dalam objek
eksternal untuk advis mengenai sumber daya dan wisata kemajuan dunia transportasi atau
teknik yang mereka perlukan, tetapi juga mengawasi pengangkutan sangat dibutuhkan karena sangat
bagaimana sumber daya tersebut digunakan. Hal ini menentukan jarak dan waktu dalam suatu
dapat dikembangkan jika pemerintah dan LSM perjalanan pariwisata. Transportasi baik
menyiapkan satu kerangka pemikiran untuk transportasi darat, udara, maupun laut
mendukung suatu kegiatan. merupakan suatu unsur utama langsung yang
Pengertian Pariwisata merupakan tahap dinamis gejala-gejala
Menurut UU RI No.10 Tahun 2009, bahwa pariwisata.
kepariwisataan merupakan bagian integral dari
e) Hospitality (keramahtamahan) Wisatawan yang
pembangunan nasional yang dilakukan secara
berada dalam lingkungan yang tidak mereka
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan
kenal memerlukan kepastian jaminan keamanan
bertanggung jawab dengan tetap memberikan
khususnya untuk wisatawan asing yang
perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang
memerlukan gambaran tentang tempat tujuan
hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu
wisata yang akan mereka datangi.
lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
Unsur-Unsur Pariwisata Pelaku Pariwisata
Menurut Spillane dalam Sari (2011:45-47) Pelaku Pariwisata adalah setiap pihak yang berperan
ada lima unsur komponen pariwisata yang sangat dan terlibat dalam kegiatan pariwisata. Adapun yang
penting, yaitu: menjadi pelaku pariwisata menurut Damanik adalah :
a) Attractions (daya tarik)Attractions dapat 1. Wisatawan
digolongkan menjadi site attractions dan event Wisatawan adalah konsumen atau pengguna
attractions. Site attractions merupakan daya produk dan layanan.Wisatawan memiliki
tarik fisik yang permanendengan lokasi yang beragam motif dan latar belakang (minat,
tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di ekspektasi, karakteristik social, ekonomi,
daerahtujuan wisata seperti kebun binatang, budaya, dan sebagainya) yang berbeda-beda
keratin, dan museum. Sedangkan event dalam melakukan kegiatan wisata.Perbedaan
attractions adalah atraksi yang berlangsung tersebut, wisatawan menjadi pihak yang
sementara dan lokasinyadapat diubah atau menciptakan permintaan produk dan jasa
dipindah dengan mudah seperti festival- wisata.
festival,pameran, atau pertunjukan-pertunjukan 2. Industri Pariwisata/Penyedia Jasa
kesenian daerah. Industri Pariwisata / Penyedia Jasaadalah
semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa
b) Facilities (fasilitas-fasilitas yang
bagi pariwisata. Mereka dapat digolongkan ke
diperlukan)Fasilitas cenderung berorientasi pada
dalam 2 golongan utama, yaitu :
daya tarik di suatu lokasi karena fasilitas harus
a. Pelaku Langsung, yaitu usaha-usaha wisata
terletak dekat dengan pasarnya. Selama tinggal
yang menawarkan jasa secara langsung kepada
di tempat tujuan wisata wisatawan memerlukan
wisatawan atau yang jasanya langsung
tidur, makan dan minum oleh karena itu sangat
dibutuhkan oleh wisatawan. Termasuk
dibutuhkan fasilitas penginapan.
dalamkategori ini adalah hotel, restoran, biro
c) Infrastructure (infrastruktur) Daya tarik dan perjalanan, pusat informasi wisata, atraksi
fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau hiburan, dan lain-lain.
belum ada infrastruktur dasar. Perkembangan b. Pelaku Tidak Langsung, yaitu usaha yang
infrastruktur dari suatu daerah sebenarnya mengkhususkan diri pada produk-produk yang
dinikmati baik oleh wisatawan maupun rakyat secara tidak langsung mendukung pariwisata,

49
misalnya usaha kerajinan tangan, penerbit buku diikutsertakan baik secara teoritis maupun
atau lembaran panduan wisata, dan sebagainya. praktis.
3. Pendukung Wisata 2. Pendekatan potensi dan karakteristik
Pendukung Wisataadalah usaha yang tidak ketersediaan produk budaya yang dapat
secara khusus menawarkan produk dan jasa mendukung keberlanjutan pengelolaan kawasan
wisata tetapi seringkali bergantung pada objek wisata.
wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk 3. Pendekatan pemberdayaan masyarakat, adalah
itu.Termasuk didalamnya adalah penyedia jasa memberikan kesempatan kepada masyarakat
fotografi, jasa kecantikan, olahraga, penjualan untuk mengembangkan kemampuannya agar
BBM, dan sebagainya. tercapai kemampuan baik yang bersifat pribadi
4. Pemerintah maupun kelompok.
Pemerintah adalah sebagai pihak yang 4. Pendekatan kewilayahan, faktor keterkaitan
mempunyai otoritas dalam peraturan, antar wilayah merupakan kegiatan penting yang
penyediaan, dan peruntukan berbagai dapat memberikan potensinya sebagai bagian
infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan yang harus dimiliki dan diseimbangkan secara
pariwisata.Tidak hanya itu, pemerintah juga berencana.
bertanggungjawab dalam menentukan arah yang 5. Pendekatan optimalisasi potensi, dalam
dituju perjalanan pariwisata. Kebijakan makro optimalisasi potensi yang ada di suatu desa
yang ditempuh pemerintah merupakan panduan seperti perkembangan potensi kebudayaan
bagi stakeholder yang lain dalam memainkan masih jarang disentuh atau digunakan sebagai
peran masing-masing. bagian dari indikator keberhasilan
5. Masyarakat Lokal pengembangan.
Masyarakat Lokaladalah masyarakat yang
bermukim di kawsan wisata. Mereka merupakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
salah satu pemeran penting dalam pariwisata
WTO mendefinisikan pembangunan pariwisata
karena sesungguhnya merekalah yang akan
berkelanjutan sebagai pembangunan yang
menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus
memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini, sambil
menentukan kualitas produk wisata. Selain itu,
melindungi dan mendorong kesempatan untuk waktu
masyarakat local merupakan pemilik langsung
yang akan datang. Mengarah pada pengelolaan
atraksi wisata yang di kunjungi sekaligus di
seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga
konsumsi wisatawan. Air,tanah,hutan, dan
kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat
lanskapmerupakan sumberdaya pariwisata yang
terpenuhi sambil memelihara integritas kultural,
dikonsumsi oleh wisatawan dan pelaku wisata
proses ekologi esensial, keanakeragaman hayati dan
lainnya berada ditangan mereka. Kesenian yang
sistem pendukung kehidupan. Produk pariwisata
menjadi salah satu daya tarik wisata dan juga
berkelanjutan dioperasikan secara harmonis dengan
hampir sepenuhnya milik mereka.
lingkungan lokal, masyarakat dan budaya, sehingga
6. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
mereka menjadi penerima keuntungan yang
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
permanen dan bukan korban pembangunan
merupakan Non Government Organisation
pariwisata. (Sharpley, 2000:10).
(NGO) yang sering melakukan aktivitas
kemasyarakatan diberbagai bidang, termasuk METODOLOGI PENELITIAN
bidang pariwisata. Metode penelitian ini menggunakan
Pengembangan Pariwisata pendekatan kualitatif-kuantitatif.Dalam penelitian ini
Menurut Sastrayuda (2010:6-7) mengemukakan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif
dalam perencanaan pengembangan meliputi : kualitatif.Data primer diperoleh dari hasil observasi,
1. Pendekatan Participatory Planning, dimana kuisioner, wawancara, dan dokumentasi.Sedangkan
seluruh unsur yang terlibat dalam perencanaan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait,
dan pengembangan kawasan objek wisata

50
media internet, dan literature melalui buku-buku
pendukung terhadap objek penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi Umum Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Mahembang


Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa, Provinsi Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian Wisata Pantai
Sulawesi Utara. Mahembang

(Sumber : Hasil Analisis 2016)

Secara administratif desa mahembang


terbagi atas 2 jaga/dusun, secara keseluruhan desa
mahembang memiliki luas wilayah ±488 Ha yang di
dominasi oleh lahan pertanian.

Gambar 1 Peta administrasi Sulawesi Utara Batas-batas wilayah administratif Kelurahan Desa
Mahembang :
(Sumber : RTRW Sulawesi Utara) Sebelah Utara :Desa Kayuwatu Kecamatan Kakas
Sebelah Timur : Desa Kayuwatu Kecamatan Kakas
Sebelah Selatan : Desa Bukit Tinggi Kecamatan
Kakas Barat
Sebelah Barat : Laut Maluku

Gambar 2 Peta administrasi Kabupaten Minahasa

(Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa)


Gambar 5 Peta administrasi Desa Mahembang
Kecamatan Kakas
(Sumber : Hasil Analisis 2016)

Pembahasan

Identifikasi Tanggapan Masyarakat Terhadap


Pengembangan Kawasan Wisata Pantai
Mahembang

Gambar 3 Peta administrasi Kecamatan Kakas Untuk Mengetahui bagaimana tanggapan


masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata
(Sumber : BPS “Kecamatan Kakas Dalam Angka”)
Pantai Mahembang perlu diketahui dahulu informasi
dan pemahaman masyarakat dalam pengembangan
kawasan wisata Pantai Mahembang.

Informasi Masyarakat Yang Tahu Tentang


Adanya Pengembangan Kawasan Wisata Pantai
Mahembang

51
Berdasarkan dari data hasil kuisioner yang Hal tersebut juga berkaitan dengan hasil
telah disebar di Desa Mahembang terkait informasi wawancara menurut salah seorang wisatawan yang
yang tahu tentang adanya pengembangan kawasan berkunjung menyatakan “Saya merasa sangat
wisata Pantai Mahembang menunjukan bahwa senang berkunjung di kawasan wisata ini karena
sebanyak 30 orang responden dengan presentase pasir putihnya yang indah dan keindahan pesona
100% mengetahui tentang adanya pengembangan alam yang berbukit-bukit, selain itu juga
kawasan wisata tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakatnya sangat baik dan ramah terhadap
sebagian besar dari responden merupakan penduduk pengunjung”
asli dari kawasan wisata Pantai Mahembang.
Dari hasil analisis berdasarkan data hasil
Pendapat Masyarakat Tentang Adanya kuisioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Kawasan Wisata Pantai 56,67% dari 100% jumlah presentase mengaku
Mahembang Senang berkunjung di kawasan wisata pantai
Dari hasil yang didapat di lapangan mahembang.
berdasarkan hasil kuisioner menyatakan
Kesan Wisatawan Terhadap Penerimaan
bahwa,sebanyak 20 orang responden dengan
Masyarakat
presentase 66,67% yang paling banyak beranggapan
sangat baik dan sebanyak 10 orang responden dengan Berkaitan dengan penilaian responden
presentase 33,33% beranggapan baik tentang adanya terhadap kawasan wisata Pantai Mahembang,
pengembangan di kawasan wisata pantai selanjutnya akan dianalisis mengenai kesan
mahembang. wisatawan yang berkunjung terhadap penerimaan
masyarakat di kawasan wisata Pantai Mahembang.
Tabel 1. Tanggapan Masyarakat Tentang Adanya
Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tabel 3. Kesan Wisatawan Terhadap Penerimaan
Tanggapan Tentang Masyarakat Di Kawasan Wisata Pantai
Pengembangan Kawasan
No Responden Presentase Mahembang
Wisata Pantai
Mahembang Kesan Wisatawan Terhadap
1 Sangat Baik 20 66,67% Penerimaan Masyarakat Di
No Responden Presentase
2 Baik 10 33,33% Kawasan Wisata Pantai
Mahembang
3 Cukup Baik - 0%
1 Masyarakatnya Baik 25 83,33%
4 Tidak Baik - 0%
2 Masyarakatnya Tidak Peduli - 0%
Jumlah 30 100%
3 Masyarakatnya Kurang Baik 2 6,67%
(Sumber : Hasil Analisis 2016) 4 Lainnya 3 10,00%
Penilaian Wisatawan Terhadap Pengembangan Jumlah 30 100%
Kawasan Wisata Pantai Mahembang (Sumber : Hasil Analisis 2016)
Untuk melihat bagaimana frekuensi
Analisis Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat
penilaian wisatawan terhadap kawasan wisata pantai
mahembang, dapat dilihat pada table berikut :
Analisis bentuk partipasi masyarakat dalam
Tabel 2. Frekuensi Penilaian Wisatawan tahap perencanaan
Terhadap Kawasan Wisata Pantai Mahembang
Frekuensi Penilaian Partisipasi dalam perencanaan merupakan
No Terhadap Kawasan Responden Presentase pelibatan masyarakat yang paling tinggi karena
Wisata Pantai masyarakat turut serta dalam membuat
1 Sangat Senang 12 40,00% keputusan.Keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat
2 Senang 17 56,67% mutlak harus dilakukan dalam partisipasi dan bukan
3 Kurang Senang 1 3,33% hanya keterlibatan mental semata, tetapi harus
4 Tidak Senang - 0%
disertai dengan keterlibatan mulai dari perencanaan
Jumlah 30 100%
sampai pada tahap pelaksanaan.Masyarakat juga
(Sumber : Hasil Analisis 2016)
diberi kesempatan ikut serta untuk menyumbangkan

52
inisiatif dan kreatifitasnya.Sumbangan inisiatif dan
kreatifitasnya dapat disampaikan dalam rapat
kelompok masyarakat atau pertemuan-pertemuan.

Berdasarkan dari hasil kuisioner yang telah


disebar di lokasi penelitian bahwa bentuk keterlibatan
masyarakat dalam perencanaan pengembangan
kawasan wisata Pantai Mahembang mulai dari
memberikan usulan, memberikan kritik, memberikan
saran, dan hanya mendengarkan saja. Dan dari 30 Gambar 6. Bentuk partisipasi masyarakat dalam
Responden yang memberikan usulan sebanyak 4 Pengembangan Wisata Pantai
orang responden dengan presentase sebanyak Mahembang(Sumber : Hasil observasi lapangan
13,33%, yang memberikan kritik 3 orang responden 2016)
dengan presentase 10,00%, yang memberikan saran
sebanyak 5 orang responden dengan presentase
16,67%, dan yang hanya mendengarkan saja
sebanyak 18 orang responden atau dengan presentase
60%.Jadi dapat dilihat bahwa responden responden
yang dinyatakan ikut serta atau terlibat dalam
kegiatan perencanaan pengembangan kawasan wisata
Pantai Mahembang termasuk dalam bentuk
partisipasi buah pikiran, dimana partisipasi yang
diberikan berupa sumbangan buah pikiran atau
inisiatif dan kreatifitasnya.
Gambar 7. Bentuk partisipasi masyarakat dalam
Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai
Mahembang
Pelaksanaan Pengembangan di Kawasan Wisata
(Sumber : Hasil observasi lapangan 2016)
Pantai Mahembang

Untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi Dari hasil analisis beberapa variable yang telah
masyarakat Desa Mahembang dalam Pelaksanaan dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan di Kawasan Wisata Pantai bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam
Mahembang, bisa anda lihat pada table dibawah ini : pengembangan kawasan wisata Pantai Mahembang
adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Kawasan Wisata Pantai 1. Partisipasi Masyarakat di Kawasan Wisata Pantai
Mahembang dapat disimpulkan seperti adanya
Partiipasi Masyarakat kemauan dari responden yang secara keseluruhan
No Dalam Pelaksanaan Responden Presentase
ikut serta atau berpartisipasi dalam pelaksanaan
Pengembangan
1. Penjaga Pintu Masuk 5 16.67% Pengembangan Kawasan Pariwisata Pantai
2. Petugas Keamanan Pantai 2 6.66% Mahembang yang dibuktikan dengan kesehariaannya
3. Petugas Parkir 5 16.67% sebagai penjaga pintu masuk, petugas parkir, petugas
4. Bakti Sosial 12 40.00% keamanan pantai, serta kerja bakti ataupun
5. Usaha Berjualan/Warung 6 20.00% pembangunan fasilitas penunjang yang ada di
JUMLAH 30 100%
Kawasan Wisata Pantai Mahembang Kecamatan
(Sumber : Hasil Analisis 2016)
Kakas. Dilihat dari bentuk partisipasi yang dilakukan
masyarakat setempat yang diberikan dalam bentuk
tenaga, maka dapat disimpulkan partisipasi yang
diberikan tersebut merupakan tingkat
partisipasiinsentif.

53
2. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, di tujukan pembangunan/pengembangan objek
dengan adanya kemauan responden untuk usaha wisata”
rumah makan dan kios kecil-kecilan yang menjual
makanan dan minuman ringan. Jika dilihat dari
partisipasi yang diberikan masyarakat dalam bentuk
keterampilan dan kemahiran, maka partisipasi
tersebut dapat dikatakan dalam tingkat partisipasi
inisiatif.

3. Partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran,


seperti yang ditunjukan dengan keikutsertaan
responden untuk mengikuti pertemuan sosialisasi,
mulai dari perencanaan dan tahap pelaksanaan yang
dilakukan oleh pemerintah desa dan panitia pengelola Gambar 8. Hasil Wawancara dengan Pemerintah
kawasan objek wisata terkait pengembangan kawasan Desa Mahembang
(Sumber : Hasil dokumentasi dilapangan 2016)
objek wisata Pantai Mahembang. Maka partisipasi
tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk tingkat
partisipasi interaktif. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian mengenai partisipasi masyarakat
Bentuk Peran Pemerintah Dalam Pengembangan terhadap pengembangan pariwisata di pantai
Kawasan Wisata Pantai Mahembang mahembang kecamatan kakas, yang berdasarkan
Dari hasil wawancara dengan pemerintah pada penyajian data, analisis data dan interpretasi
desa dapat disimpulkan bahwa bentuk partisipasi data, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
masyarakat desa mahembang tidak terlepas dari
1. Tanggapan Masyarakat di sekitar lokasi Kawasan
pemerintah desa sebagai fasilitator dalam
Wisata Pantai Mahembang dapat dilihat dari
pengembangan kawasan wisata Pantai
pemahaman masyarakat terkait Pengembangan
Mahembang.Bentuk peran pemerintah desa dalam
Kawasan Wisata Pantai Mahembang yang
memfasilitator masyarakat desa mahembang dapat
menyatakan bahwa sebanyak 30 orang responden
dilihat dari hasil wawancara yang saya lakukan
dengan prentase 100% menyadari dengan adanya
dengan pemerintah desa dan dapat dilihat sebagai
Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Mahembang
berikut :Apa yang di lakukan Pemerintah Desa dalam
mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan
memfasilitator masyarakat Desa Mahembang guna
menambah penghasilan bagi masyarakat setempat
Pengembangan Kawasan Objek Wisata Pantai
karena sumber kawasan wisata tersebut dapat
Mahembang?
menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat di
“Saya selaku kepala dusun yang mengatas sekitar lokasi objek wisata/atau dengan kata lain
namakan pemerintah desa mahembang, masyarakat local.
kami telah membentuk panitia pengelola
2. Bentuk Partisipasi Masyarakat di Kawasan Wisata
objek wisata demi pengembangan kawasan
Pantai Mahembang dapat disimpulkan seperti adanya
wisata pantai mahembang, dan setiap
kemauan dari responden yang secara keseluruhan
bulannya kami pemerintah desa, panitia
ikut serta atau berpartisipasi dalam pelaksanaan
pengelola, dan tokoh-tokoh masyarakat
Pengembangan Kawasan Pariwisata Pantai
mengadakan pertemuan/rapat demi
Mahembang yang dibuktikan dengan kesehariaannya
membicarakan mengenai pengembangan
sebagai penjaga pintu masuk, petugas parkir, petugas
objek wisata tersebut. Dan untuk mengenai
keamanan pantai, serta kerja bakti ataupun
dana pendapatan di lokasi objek wisata
pembangunan fasilitas penunjang yang ada di
tersebut semuanya masuk di kas desa yang
Kawasan Wisata Pantai Mahembang Kecamatan
nantinya digunakan untuk
Kakas. Dilihat dari bentuk partisipasi yang dilakukan

54
masyarakat setempat yang diberikan dalam bentuk Kapoposang Kabupaten Pangkajene dan
tenaga, maka dapat disimpulkan partisipasi yang Kepulauan.Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
diberikan tersebut merupakan tingkat Politik, Jurusan Antropologi.Makassar Universitas
partisipasiinsentif. Hasanuddin.2013, hal : 10
Sharpley. 2000. Konsep Pembangunan Pariwisata
3. Bentuk Partisipasi keterampilan dan kemahiran, di Berkelanjutan.
tujukan dengan adanya kemauan responden untuk Sinulingga. 2011. Strategi Pengembangan Objek
usaha rumah makan dan kios kecil-kecilan yang Wisata Pemandian Air Panas Raja
menjual makanan dan minuman ringan.Jika dilihat Berneh Doulu di Kabupaten Karo.
dari partisipasi yang diberikan masyarakat dalam Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Ilmu
bentuk keterampilan dan kemahiran, maka partisipasi Sosial dan Politik. Jurusan Ilmu
tersebut dapat dikatakan dalam tingkat partisipasi Administrasi Negara. Universitas
inisiatif. Sumatera Utara.
Sugiyono. 2013. “Metode Penelitian Manajemen”.
4. Bentuk Partisipasi masyarakat dalam bentuk buah
Alvabeta, Bandung
pikiran, seperti yang ditunjukan dengan keikutsertaan
Tunjung W. Suharso. 2009. Perencanaan Objek
responden untuk mengikuti pertemuan sosialisasi,
Wisata dan Kawasan Pariwisata.Malang :
mulai dari perencanaan dan tahap pelaksanaan yang
PPSUB.
dilakukan oleh pemerintah desa dan panitia pengelola
Yoeti. 2002. Perencanaan dan Pengembangan
kawasan objek wisata terkait pengembangan kawasan
Pariwisata. Pradnya Paramita, Bandung.
objek wisata Pantai Mahembang.Maka partisipasi
tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk tingkat
Kebijakan Dan Peraturan Terkait :
partisipasi interaktif.
BPS, 2014, “Kecamatan Kakas Dalam Angka”
,Kabupaten Minahasa
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI (2009). Borupangggoroan.blogspot.com.
Bambang Sunaryo. 2013. Kebijakan Pembangunan
Diakses pukul 23.15.Tanggal 28 Juni
Destinasi Pariwisata, Konsep dan Aplikasinya di
2016.
Indonesia. Yogyakarta : Gava Media.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor.9
Binarwan, Robby. 2008. “Pengembangan Objek
Tahun 1969 Tentang Pedoman
Wisata Di Kawasan Pantai Selatan
Pembinaan Pengembang Kepariwisataan
Sukabumi”. Jurnal Kepariwisataan
Nasional.
Indonesia Vol. 3 No. 1 Maret 2008.
Pemerintah RI “Tentang Strategi Pembangunan
Hazrul Siregar. 2010. Tinjauan Tentang Kebijakan
Pariwisata Berkelanjutan” (Agenda 21
Pemerintah Daerah Terkait
Sektoral, 2000)
Pengembangan Kepariwisataan Di
RTRW, (2014 – 2034) Kabupaten Minahasa
Sumatera Utara (Studi kasus : Kota
RTRW, Provinsi Sulawesi Utara
Medan).Jurnal Badan Penelitian Dan
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 “Tentang
Pengembangan Pemerintah Provinsi
Kepariwisataan.”Pasal 19 ayat 2.
Sumatera Utara.
Oktami Dewi A. A. P. Partisipasi Masyarakat dalam
Pengembangan Objek Wisata Bahari Di Pulau

55

Anda mungkin juga menyukai