Anda di halaman 1dari 14

ENGLISH AND RESEARCH COMMUNITY

INTERDISIPLINER SICENTIFIC COMPETITION FOR NATION


DEVELOPMENT
(ISCOOL)

PENANAMAN POLA PIKIR MASYARAKAT TERHADAP


BUDAYA JALAN KAKI DAN PEMILIHAN MODA
TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DI DESA TERTINGGAL

HUMANIORA DAN BUDAYA

Diusulkan Oleh:

1. (Nabil Ahsan Burhani) 13.I.0152 / 2013


2. (Imam Budy Prastiyo) 13.I.0144 / 2013

MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TEGAL

2016
Penanaman Pola Pikir Masyarakat Terhadap Budaya Jalan Kaki
Dan Pemilihan Moda Transportasi Angkutan Umum
Di Desa Tertinggal

I. PENDAHULUAN

Sebagian besar dari masyarakat Indonesia sangat bergantung terhadap


penggunaan kendaraan pribadi ketika melakukan pergerakan atau mobilitas.
Hal ini berdampak pada pertumbuhan kendaraan yang semakin tahun semakin
bertambah. Sedangkan kapasitas jalan yang ada sudah tidak mampu
menampung volume kendaraan, sehingga akan mengakibatkan kemacetan lalu
lintas. Dari segi harga kendaraan pribadi dan pajak kendaraan yang murah
menjadikan masyarakat mudah dalam pembelian kendaraan, maka jumlah
kendaraan pribadi setiap tahunnya semakin meningkat. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2012 jumlah kendaraan mobil penumpang lebih dari
10 juta dan pada tahun 2013 naik 10% sehingga jumlah kendaraan menjadi
lebih dari 11 juta. Sedangkan jumlah kendaraan jenis sepeda motor pada tahun
2012 mencapai angka lebih dari 76 juta unit dan pada tahun 2013 naik 11%
menjadi 84 juta lebih.

Kemacetan lalu lintas sebenarnya dapat diminimalisir dengan


peningkatan budaya dalam pemilihan moda transportasi angkutan umum.
Namun sangat disayangkan dari fasilitas angkutan umum di Indonesia masih
belum layak. Dari aspek keselamatan juga masih belum ada Sistem Manajemen
Keselamatan (SMK) angkutan umum. Selain itu, trayek yang belum
menjangkau daerah-daerah terpelosok. Hal ini menjadikan banyak masyarakat
Indonesia khususnya di kota-kota besar lebih memilih moda trasportasi
kendaraan pribadi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya
perbaikan infrastruktur transportasi angkutan umum di Indonesia.

Di desa tertinggal, jumlah kendaraan pribadi bisa dikatakan masih


sangat sedikit. Infrastruktur transportasi juga masih banyak yang belum
memadai seperti jalan, trotoar dan fasilitas yang mendukung mobilitas

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |1


trasnportasi. Selain itu, belum tersedianya angkutan umum yang layak. Hal ini
menjadikan masyarakat yang tinggal di daerah terpelosok lebih memilih untuk
berjalan kaki ketika melakukan mobilitas.

Kebiasaan berjalan kaki masyarakat yang ada di daerah tertinggal bisa


dikembangkan dan ditingkatkan sejak dini. Perlu juga dilakukan penanaman
pola pikir tentang pemilihan moda transportasi angkutan umum. Telah
diketahui bahwa di desa tertinggal sendiri masih belum tersedia angkutan
umum yang layak. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya melakukan
perbaikan, peningkatan dan pengembangan infrastruktur angkutan umum di
daerah tertinggal. Selain itu masyarakat yang berada di desa tertinggal harus
dididik agar lebih memilih menggunakan angkutan umum ketika melakukan
mobilitas dengan jarak tempuh yang cukup jauh.

Kebiasaan berjalan kaki yang dilakukan oleh masyarakat yang berada


desa tertinggal harus ditularkan kepada masyarakat yang berada di daerah
perkotaan, yang dimana kebanyakan dari mereka masih malas untuk berjalan
kaki ketika melakukan mobilitas. Penggunaan kendaraan pribadi yang
berakibat pada kemacetan lalu lintas sendiri juga bisa dikurangi yaitu dengan
melakukan penanaman terhadap pola pikir masyarakat agar memilih moda
transportasi angkutan umum ketika melakukan mobilitas.

Untuk menuju Indonesia mandiri di masa depan, penanaman pola pikir


masyarakat terhadap budaya jalan kaki dan pemilihan moda transportasi
angkutan umum harus ditingkatkan. Hal ini dirasa penting karena akan
berdampak pada niali-nilai positif, salah satunya dapat mengurangi volume
kendaraan sehingga bisa mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Selain itu
banyak dampak positif yang lain yang ditimbulkan apabila hal ini dilakukan
secara nyata.

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |2


II. ISI
A. Penanaman Pola Pikir
Pola pikir seseorang sangat berpengaruh terhadap perasaan, sikap
dan lainnya yang pada akhirnya membentuk kehidupannya
(khuzaeva,2014). Adi W. Gunawan pada Modul Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat III: 2011, memaparkan bahwa “Pola Pikir atau
mindset adalah sekumpulan kepercayaan (believe) atau cara berpikir yang
mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang pada akhirnya akan
menentukan level keberhasilan hidupnya”. Salah satu yang berperan
penting dalam mengembangkan pola pikir adalah pendidikan
(khuzaeva,2014). Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan
masyarakat dan harus ditingkatkan terutama pada daerah-daerah tertinggal
yang mayoritas pendidikan masih rendah. Pendidikan sendiri harus
dilakukan oleh seseorang yang memang sudah berkompeten dan
professional. Penanaman pola pikir masyarakat yang mengarah kepada hal
positif sendiri akan berdampak positif dalam rangka menuju Indonesia
mandiri di masa yang akan datang.

B. Budaya Jalan Kaki


Jalan kaki merupakan suatu olahraga, olahraga jalan kaki sendiri
adalah segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi
hidupnya dengan cara menggunakan daya kerja otot kaki untuk melakukan
pergerakan (Rasidi,2005).
Jalan kaki adalah olahraga yang murah, aman dan sangat
menyenangkan bila dilakukan bersama-sama teman, pasangan atau
keluarga. Dan jangan pernah menganggap remeh jalan kaki karena tidak
sedikit manfaat yang didapatkan dari sekedar jalan kaki. Menurut Iknoian
(1996:9), “berjalan kaki adalah olahraga dengan efek sampingan yang
rendah, yang hanya sedikit menimbulkan rasa kaku pada tulang dan
jaringan tubuh”. Pejalan kaki mendaratkan kakinya 1 hingga 1 ½ kali dari
berat tubuhnya setiap langkah, sedangkan pelari membutuhkan 3 hingga 4
kali berat tubuh untuk berlari. Sehingga dengan latihan berjalan kaki akan
melatih tulang menjadi kuat dan padat.

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |3


Banyak masyarakat Indonesia yang malas berjalan kaki terutama
masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan. Ketika melakukan mobilitas,
mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dengan
alasan lebih murah, fleksibel, efisien dan terjangkau. Masyarakat
perkotaan malas berjalan kaki karena fasilitas pejalan kaki yang tidak
humanis, seperti kondisi panas, permukaan trotoar yang tidak rata bahkan
berlubang yang dapat membahayakan keselamatan bagi pejalan kaki.
Selain itu, kondisi tujuan jarak tempuh mempengaruhi pemilihan mereka
ketika melakukan mobilitas.
Masyarakat yang berada di daerah tertinggal kebanyakan terpaksa
harus memilih berjalan kaki untuk melakukan mobilitas, karena belum
tersedianya jalan yang layak dan memenuhi aspek keselamatan. Kondisi
jalan yang rusak bisa juga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi sangatlah sedikit, dikarenakan
susahnya masyarakat untuk mendapatkan kendaraan mulai dari pembelian
kendaraan, pengurusan pajak, surat-surat kendaraan, dan pembelian bahan
bakar.
Kebiasaan berjalan kaki masyarakat yang berada di daerah
tertinggal sebenarnya mempunyai dampak positif yang cukup besar, selain
pengurangan penggunaan bahan bakar minyak dan pengurangan jumlah
asap kendaraan bermotor yang berdampak pada pemanasan global, dapat
juga meningkatkan kesehatan pribadi bagi pelakunya. Manfaat berjalan
kaki bagi kesehatan sendiri salah satunya adalah penurunan depresi,
depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disignifikan
merupakan gangguan psikiatri yang paling banyak terjadi pada
lansia,(Hermana, 2006). Depresi merupakan masalah mental paling
banyak di temui pada usia lanjut. Prevalensi depresi pada lansia di dunia
adalah berkisar sekitar 8% – 15% dan hasil rata – rata depresi adalah 13,5%
dengan perbandingan perempuan dan laki-laki 14 di banding 8,6. Pada
tahun 2020 depresi akan menduduki urutan teratas di Negara berkembang
termasuk Indonesia (FKUI,2000).

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |4


Kualitas rancang kota juga berpengaruh besar terhadap
peningkatan keinginan orang untuk berjalan kaki. Hubungan kualitas
rancang kota dan walkability menunjukkan pengaruh yang positif atau
berbanding lurus antara total skor kualitas rancang kota dengan nilai
walkability yang diukur berdasarkan volume rata-rata pejalan kaki
(Mangkukusumo, 2012). Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
keinginan masyarakat untuk berjalan kaki perlu adanya perbaikan fasilitas
pejalan kaki. Perbaikan yang dilakukan tidak hanya di daerah kota-kota
besar saja, namun juga pada daerah-daerah tertinggal. Desain rancang kota
bagi pejalan kaki harus aman, nyaman dan selamat guna meningkatkan
keinginan masyarakat untuk berjalan kaki. Selain itu jarak antara pusat
kegiatan wilayah satu sama lain harus saling berdekatan dan berhubungan.

C. Pemilihan Moda Angkutan Umum

Angkutan umum adalah angkutan yang mengangkut penumpang


dengan sistem sewa atau bayar, yang termasuk dalam angkutan umum
penumpang adalah angkutan kota (angkot), kereta api, angkutan air.
Angkutan umum penumpang memiliki sifat angkutan umum masal,
sehingga biaya angkut dibebankan pada penumpang dalam kuantitas yang
banyak sehingga biayanya dapat ditekan serendah mungkin. Angkutan
umum yang baik memiliki beberapa persyaratan dan kriteria untuk
memenuhi pelayanannya terhadap konsumen pengguna jasa angkutan
umum. Tabel 1 menunjukkan kriteria ideal angkutan umum (Harries,
1976).
Tabel 1. Kriteria Angkutan Umum Ideal
No. Jenis Kriteria Keterangan
1 Keandalan Tepat waktu, perpindahan moda sedikit
2 Kenyamanan Terlindung dari cuaca,tempat duduk
nyaman
3 Keamanan Terhindar dari kecelakaan dan kejahatan
4 Murah Ongkos terjangkau
5 Waktu Perjalanan Waktu dalam kendaraan singkat
Sumber: Harries (1976, dikutip dari Thesis ITB, Ratna Dewi Anggraeni, 2009)

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |5


Tujuan utama keberadaan angkutan umum adalah menyelenggarakan
pelayanan yang baik dan layak bagi masyarakat (Warpani, 1990). Secara
efisiensi, angkutan umum lebih efisien dalam menggunakan ruas jalan dari
pada angkutan pribadi (Tamin, 2000).
Rata-rata masyarakat perkotaan lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi dengan alasan lebih fleksibel dan efisien. Selain itu,
keberadaan angkutan umum di Indonesia juga masih belum memadai. Hal
ini berdampak pada kemacetan jalan yang semakin tidak terkendali dimana
kapasitas jalan tidak mampu menampung volume kendaraan yang
melintas. Tidak jauh berbeda dengan masyarakat yang berada di daerah
tertinggal, fasilitas transportasi angkutan umum juga masih banyak yang
belum layak bahkan lebih parah dibandingkan dengan angkutan umum
daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan Dana Alokasi Khusus (DAK)
bidang keselamatan transportasi darat dari pemerintah masih belum belum
mencukupi atau masih sedikit. Disamping itu, juga belum adanya Sumber
Daya Manusia (SDM) berkualitas yang dipekerjakan di daerah tertinggal
untuk meningkatkan kebutuhan fasilitas transportasi tersebut.
Dalam rangka mendukung kebijakan nasional dibidang
keselamatan transportasi seharusnya pemerintah mengembangkan dan
meningkatkan pembangunan fasilitas transportasi angkutan umum. Bukan
hanya di daerah kota-kota besar namun juga di daerah tertinggal. Apabila
fasilitas angkutan umum sudah layak dan memadai, tentunya masyarakat
akan lebih memilih angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan
pribadi. Hal ini dikemudian hari akan berdampak positif pada penurunan
jumlah kendaraan pribadi, kemacetan lalu lintas dan penggunaan bahan
bakar minyak yang berlebihan.

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |6


III. KESIMPULAN

1. Penanaman pola pikir masyarakat di desa tertinggal harus ditingkatkan.


Penanaman pola pikir sendiri bisa dengan melalui pendidikan yang
dilakukan oleh seseorang yang sudah professional dan berkompetensi.
Penanaman pola pikir yang dilakukan adalah penanaman pola pikir tentang
budaya jalan kaki dan pemilihan moda transportasi angkutan umum.
2. Budaya jalan kaki masyarakat Indonesia harus dikembangkan. Masyarakat
di daerah tertinggal sudah terbiasa jalan kaki ketika melakukan mobilitas.
Oleh karena itu kebiasaan jalan kaki tersebut harus dipertahankan. Karena
banyak dampak positif apabila masyarakat lebih memilih berjalan kaki
ketika melakukan mobilitas jarak dekat. Selain itu desain rancang bangun
di desa tertinggal juga harus diperhatikan dan dalam pembangunan desa
tertinggal pusat kegiatan wilayah harus saling berdekatan.
3. Masyarakat yang berada di daerah tertinggal selain terbiasa berjalan kaki
mereka juga harus dibiasakan untuk memilih moda transportasi angkutan
umum ketika melakukan mobilitas jarak jauh. Meskipun infrastruktur
transportasi angkutan umum di desa tertinggal belum memadai namun
pengembangan dari instansi pemerintahan harus tetap ditingkatkan.

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |7


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, R.D. (2009). Preferensi Pilihan Moda Dengan Kajian Intermodality


Pada Pergerakan Penumpang Angkutan Umum Jurusan Bandung-Jakarta
(Studi Kasus: Moda Kereta Api dan Travel). Tesis Program Magister
Perencanaan Wilayah dan Kota, SAPPK ITB.

Fruin, Jon J. (1971). Pedestrian Planning and Design. New York: Metropolitan and
Association of Urban Designers and Environmental Planner, Inc.

Iknoian, T. 1996. Bugar Dengan Jalan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Khuzaeva E.S., 2014. Mengembangkan Pola Pikir Cerdas, Kreatif dan Mandiri
melalui Telematika, Banten. Journal Edisi 1 No.4

Mangkukusumo R.S., 2012. Pengaruh Kualitas Rancang Kota Terhadap


Keinginan Untuk Berjalan Kaki Pada Kawasan Wisata, Institut Teknologi
Bandung.

Nurhasan. 2011. Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani. Gresik: Abil Pustaka.

Rasidi, Agus. 2005. http://tubuhsehat.blogdetik.com/2005/04/25/manfaat-jalan-


kaki-secara-rutin/

Rubenstein, Harvey M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscape, and Urban Spaces.


New York: John Wiley and Sons, Inc.

Setiawan, R., 2004, Penerapan Manajeman Transportasi Kampus Sebagai Upaya


Mengurangi Penggunaan Mobil Pribadi, Simposium VII FSTPT Bandung 11
September 2004, Universitas Parahyangan, Bandung.

Tamin, Ofyar Z. 2000, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB,


Bandung.

Warpani, 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung.

INTERDISCIPLINER SCIENTIFIC COMPETITION FOR NATION DEVELOPMENT (ISCOOL) 2016 |8


FORMULIR LOMBA ESAI NASIONAL ISCOOL 2016

“PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL MENUJU INDONESIA MANDIRI”

Formulir Mahasiswa/i D3/S1

1. Nama Lengkap : Nabil Ahsan Burhani


2. Universitas/Jurusan : PKTJ / DIV MKTJ
3. NIM : 13.I.0152
4. Angkatan : 2013
5. Alamat Rumah : Kec. Pakel, Kab. Tulungagung
6. Alamat Kos (jika ada) :-
7. Tempat/Tanggal Lahir : Tulungagung / 10 Agustus 1995
8. Jenis Kelamin : Laki - Laki
9. No. Telp./ Handphone : 085 755 819 152
10. Alamat Email : nabil.ahsan.burhani@gmail.com
11. Judul Esai : Penanaman Pola Pikir Masyarakat Terhadap Budaya
Jalan Kaki Dan Pemilihan Moda Transportasi Angkutan Umum Di Desa Tertinggal
12. Sub Tema Esai : Humaniora Dan Budaya

Tegal, 1 Oktober 2016

Peserta

Nabil Ahsan Burhani


FORMULIR LOMBA ESAI NASIONAL ISCOOL 2016

“PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL MENUJU INDONESIA MANDIRI”

Formulir Mahasiswa/i D3/S1

1. Nama Lengkap : Imam Budy Prastiyo


2. Universitas/Jurusan : PKTJ / DIV MKTJ
3. NIM : 13.I.0144
4. Angkatan : 2013
5. Alamat Rumah : Kec. Kr.dadap, Kab. Pekalongan
6. Alamat Kos (jika ada) :-
7. Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan / 21 Januari 1996
8. Jenis Kelamin : Laki - Laki
9. No. Telp./ Handphone : 085 742 442 982
10. Alamat Email : imambudyprastiyo@gmail.com
11. Judul Esai : Penanaman Pola Pikir Masyarakat Terhadap Budaya
Jalan Kaki Dan Pemilihan Moda Transportasi Angkutan Umum Di Desa Tertinggal
12. Sub Tema Esai : Humaniora Dan Budaya

Tegal, 1 Oktober 2016

Peserta

Imam Budy Prastiyo

Anda mungkin juga menyukai