Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan berkatNya Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
Umum Sembiring Delitua ini dapat dibuat.
Dalam memasuki era industrialisasi upaya kesehatan kerja mempunyai
peran penting dalam membangun sumber daya manusia. Sesuai dengan Undang-
undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap tempat kerja
wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. Rumah sakit adalah tempat kerja
dengan berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan
terhadap karyawan, pasien, pengunjung, dan lingkungan.
Sebagai langkah awal, program ini tentu saja masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami
harapkan berbagai saran perbaikan untuk penyempurnaan program ini.
1
PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING DELITUA TAHUN 2018
A. PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan
fasilitas medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor
potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan
program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti
misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern
keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient
safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja, program ini juga mengambil dari
beberapa sumber best practices yang berlaku secara Internasional, seperti
National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), The Centers
for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), The US Environmental Protection Agency (EPA),
dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari
laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas
medis mengalami kemangkiran yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja
dan injuri, dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri
lainnya. Survei yang dilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota
memperlihatkan bahwa injuri yang terbanyak adalah needle sticks injury
(63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%).
Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang
merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan
2
otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak
didapatkan dikalangan petugas rumah sakit.
B. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan di RSU Sembiring Delitua belum
terekam dengan baik.
Salah satu faktor penyebab, sering terjadi kecelakaan kerja karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga
tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Potensi bahaya di RSU Sembiring Delitua, selain penyakit-penyakit
infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan
kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya),
3
radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RSU Sembiring
Delitua, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RSU
Sembiring Delitua.
RSU Sembiring Delitua adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa pelayanan kesehatan yang sedang bertumbuh dalam situasi
persaingan global sehingga membutuhkan upaya perbaikan termasuk dengan
melakukan penilaian atau evaluasi kerja.
Selama ini RSU Sembiring Delitua belum mengukur kinerja kesehatan
dan keselamatan kerja secara rapi dan terstruktur. RSU Sembiring Delitua juga
kurang menyadari pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaannya, padahal faktor tenaga
kerja adalah faktor yang paling penting untuk menjamin kelangsungan hidup
suatu perusahaan. Melihat kenyataan itulah, RSU Sembiring Delitua
membutuhkan suatu pengukuran dampak kesehatan dan keselamatan kerja
sehingga memberikan sebuah hasil penilaian terhadap produktivitas dan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan (program) yang
berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut sehingga dapat
meningkatkan kinerja dan produktifitas perusahaan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua
yang aman, sehat dan produktif untuk sumber daya rumah sakit, aman dan
sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah
sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya kesehatan
dan keselamatan kerja rumah sakit (K3RS).
4
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal kesehatan dan keselamatan
kerja bagi manajemen, pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja.
d. Terlindungi pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibat kerja.
e. Pasien, pengantar atau pengunjung pasien, staf dan pekerja lain di
lingkungan rumah sakit merasa aman dan nyaman di lingkungan
rumah sakit.
f. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
g. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas rumah sakit.
2. Rincian Kegiatan
a. Disaster Program
1) Membuat Peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana.
2) Melakukan pelatihan Disaster Program (Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan) yang melibatkan semua unsur di Rumah
Sakit.
3) Mengusulkan penyediaan fasilitas: rambu – rambu penunjuk
arah lokasi pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi
5
bencana, pintu emergensi, denah dan gambar arah evakuasi di
setiap gedung.
6
10) Melakukan pengecekan jalur evakuasi dan jalur emergensi.
11) Melakukan pengecekan APAR secara berkala setiap 3 bulan
sekali.
7
4) Melakukan sosialisasi mengenai cara penanganan kontaminasi
B3.
5) Membuat rencana pelatihan penanganan apabila terjadi
kontaminasi B3.
6) Melakukan pengawasan kepatuhan penggunaan tempat
penyimpanan bahan berbahaya.
7) Melaksanakan dokumentasi, evaluasi dan tindak lanjut
pelatihan mengenai kontaminasi B3.
8
3) Melakukan upaya adanya izin mengenai sarana prasarana yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (misal izin Penangkal
petir, izin Tempat Penyimpanan Sampah B3, dll ).
4) Melakukan monitor dan evaluasi terhadap sarana dan
prasarana.
5) Mengupayakan adanya sistem komunikasi yang sesuai
kebutuhan.
6) Membuat dan mensosialisasikan prosedur cara penggunaan
sarana komunikasi.
7) Mengupayakan adanya daftar nomor telpon internal maupun
eksternal yang terkait dengan K3.
9
k. Pengumpulan, Pengolahan dan Pelaporan Data
1) Menyusun ketentuan tentang sistem pencatatan dan pelaporan
K3.
2) Mengupayakan koordinasi antar unit kerja dalam pengelolaan
data tentang K3.
3) Menyusun prosedur tentang pelaksanaan evaluasi K3.
10
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit :
a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium
rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit sekurang-
kurangnya 1 tahun.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada :
a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit
yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu;
b. SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai
gangguan-gangguan kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khusus
sesuai dengan kebutuhan
c. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat
keluhan-keluhan diantara SDM Rumah Sakit, atau atas pengamatan
dari Organisasi Pelaksana K3RS.
4. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan
kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental. Yang diperlukan antara lain:
a. Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3;
b. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;
c. SPO kerja, SPO peralatan, SPO penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya;
d. Orientasi K3 di tempat kerja;
e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik SDM Rumah Sakit:
a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk
SDM Rumah Sakit yang dinas malam, petugas radiologi, petugas
laboratorium, petugas kesling dll;
11
b. Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
c. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
d. Pembinaan mental/rohani.
6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM
Rumah Sakit yang menderita sakit:
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM
Rumah Sakit;
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk
SDM Rumah Sakit yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus;
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
7. Melakukan koordinasi dengan Tim / Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap SDM
Rumah Sakit dan pasien:
a. Pertemuan koordinasi;
b. Pembahasan kasus;
c. Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
8. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
a. Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk
mengidentifikasi jenis bahaya dan besarnya risiko;
b. Melakukan identifikasi SDM Rumah Sakit berdasarkan jenis
pekerjaannya, lama pajanan dan dosis pajanan;
c. Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan
khusus;
d. Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala
dan khusus. (dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja,
merekomendasikan pemberian istirahat kerja);
e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan SDM Rumah
Sakit.
12
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang
berkaitan dengan kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran terhadap
faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi).
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yang
disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di
wilayah kerja Rumah Sakit.
13
c. Penyehatan tempat pencucian;
d. Penanganan sampah dan limbah;
e. Pengendalian serangga dan tikus;
f. Sterilisasi/desinfeksi;
g. Perlindungan radiasi;
h. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja :
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan;
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri
(APD);
c. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APD;
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan
penggunaan peralatan keselamatan dan APD.
6. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua
SDM Rumah Sakit :
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh SDM
Rumah Sakit;
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada
petugas K3 Rumah Sakit.
7. Memberi rekomendasi/ masukan mengenai perencanaan, desain/lay out
pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait
keselamatan dan keamanan :
a. Melibatkan petugas K3 Rumah Sakit di dalam perencanaan, desain/
lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta pengadaan
sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja;
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana
dan peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai
dengan persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan
keselamatan.
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka.
14
b. Membuat SPO pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian
nyaris celaka (near miss) dan celaka.
9. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK).
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran;
b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran;
c. Membuat SPO;
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran;
e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan
penggulangan kebakaran.
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan
Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
F. SASARAN
1. Pengelola rumah sakit
a. Komitmen yang kuat demi terwujudnya kesehatan dan keselamatan
kerja rumah sakit.
b. Kebijakan yang mendukung program.
15
4. Rekanan usaha dalam lingkungan rumah sakit
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana
16
I. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE K3RS
No Kegiatan Tujuan Sasaran Jumlah Tempat Waktu Faslitator Biaya
Untuk terwujudnya organisasi 0
1 kali
Menyusun kebijakan kerja yang menunjang Ruang
Semua setahun (19 Komite
1 dan stategi Manajemen tercapainya kesehatan dan Komite K3RS komite
struktural januari K3RS
K3RS keselamatan kerja rumah sakit K3RS
2018)
(K3RS)
1 kali 0
Menyusun program setahun (19
2
kerja K3RS januari
2018)
3 0
4 0
5 0
6 0
7 0
Untuk mengetahui tingkat 0
pencapaian pelaksanaan dari
program yang sudah dibuat
17
J. Program Pengembangan SDM di Komite K3RS
18
RENCANA TAHUNAN KOMITE K3RS PERIODE 2018
TAHUN 2018
PROGRAM KEGIATAN
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEPT OKT NOP DES
Pembuatan Pedoman
Penanggulangan Bencana
Disaster Plan
Pelatihan Disaster Plan
Pemasangan Rambu - rambu
Penambahan APAR
Pengadaan Fire Alarm
Pengadaan Deteksi Asap
Pemasangan arah dan denah
Pencegahan, evakuasi
.Pengendalian Pembentukan Tim
Kebakaran Penanganan Kebakaran di
Unit
Pelatihan Penanganan
Kebakaran (simulasi
kebakaran)
Keamanan Pasien, Pembuatan Prosedur kerja di
Pengunjung dan Unit masing – masing
19
Petugas Sosisalisasi pedoman K3
Membuat denah Rumah Sakit
Pemberian tanda pada tempat
beresiko
Sosialisasi tempat – tempat
beresiko
Pendataan Kebutuhan
keselamatan pasien
Melengkapi sumber listrik
dengan penutup
Pemantaun fungsi genset
Pemantauan ketersediaan air
Pengecekan jalur evakuasi
Pengecekan APAR
Pelaporan kecelakaan kerja INSIDENTIL
Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan kesehatan bagi
Keselamatan dan INSIDENTIL
calon pegawai
kesehatan pegawai
Pemasangan larangan
merokok
Monitoring kepatuhan
pegawai tentang larangan
20
merokok
Monitoring kepatuhan
pemakaian APD
Penyuluhan K3 yang
berhubungan dengan tempat
beresiko
Melakukan Vaksinasi Bagi
setiap Pegawai
Perbaikan kesejahtraan
karyawan (makanan
tambahan)
Pembuatan MSDS dalam
pengadaan B3
Membuat denah tempat –
tempat yang terdapat B3
Sosialisasi prosedur
Pengelolaan Bahan penyimpanan dan
Berbahaya penanganan kontaminasi B3
Monitoring kepatuhan
penyimpanan B3
Pelatihan penanganan B3
Evaluasi Monitoring
pelatihan B3
21
Pembuatan jadwal
pemantauan
Kesehatan Lingkungan
Pelaksanaan pemantauan
Rumah Sakit
Laporan dan evaluasi
Monitoring dan renovasi INSIDENTIL
Melengkapi fasilitas Sanitasi
INSIDENTIL
Rumah Sakit
Pembuatan program
Sanitasi Rumah Sakit pemeliharaan
Pengendalian serangga dan
tikus
Monitoring dan evaluasi
Program pemeliharaan sarana
dan prasarana
Mengurus Ijin TPS B3
Mengurus Ijin IPAL
Pengelolaan, Monitoring dan evaluasi
Pemeliharaan Sarana pemeliharaan sarana dan
dan Prasarana prasarana
Pengadaan sistem komunikasi
Membuat Daftar nomer
telepon
Sosialisasi sistem komunikasi
22
Menyusun program
pemeliharaan fasilitas
Pengelolaan Limbah penanganan limbah
padat, cair dan gas Monitoring dan evaluasi
fasilitas dan penanganan
limbah
Membuat Program Pelatihan
K3
Pendataan tenaga K3
Pelatihan dan
Pengajuan tenaga K3
Pendidikan K3
Menyusun jadwal pelatihan
Pelaksanaan pelatihan K3
Laporan pelatihan
Pengumpulan, Pencatatan dan Pelaporan
Pengolahan dan Pengelolaan data
Pelaporan Data pelaksanaan evaluasi data K3
Rapat laporan bulanan - Supervisi kinerja - Audit - Pendkes kepada Supervisi kinerja Mendelegasik Mendelegasika
Ketua tim dokumentasi keluarga pasien Perawat an tugas n tugas
keperawatan Pelaksana supervise supervise
- Pengecekan kepada kepada
barang logistik - Pengajuan barang Katim/Pj. Katim/Pj. Shift
logistik Shift
Audit dokumentasi Supervisi kinerja Memimpin rapat Pendkes kepada Supervisi kinerja Mendelegasik Mendelegasika
keperawatan Katim bulanan ruangan keluarga pasien Perawat an tugas n tugas
Pelaksana supervise supervise
kepada kepada
Katim/Pj. Katim/Pj. Shift
Shift
Memimpin case Supervisi kinerja Audit dokumentasi -Pendkes kepada Supervisi kinerja Mendelegasik Mendelegasika
25
conference di ruangan Katim keperawatan keluarga pasien Perawat an tugas n tugas
Pelaksana supervise supervise
kepada kepada
Katim/Pj. Katim/Pj. Shift
Shift
Membuat laporan Supervisi kinerja Audit dokumentasi Pendkes kepada -Supervisi kinerja Membuat Mempublikasi
bulanan Katim keperawatan keluarga pasien Perawat jadwal dinas kan jadwal
Pelaksana perawat dinas kepada
-Pengajuan perawat
kalibrasi alkes
yang per bulan Merekap
(glucose) rencana harian
perawat dan
member
reward
Mengetahui,
Kepala Ruang
26
7.2 RENCANA HARIAN KEPALA RUANGAN
Nama : Ruangan :
Tanggal :
27
Rencana kegiatan
No Rencana kegiatan
Pengontrolan
kebersihan dan
1
kerapihan ruang
rawat inap
Penggunaan alat perlindungan diri
(APD) yang maksimal bagi tenaga
medis
Meminimalisir
Untuk klien dengan penyakit
resiko infeksi
menular, pengukuran tekanan darah
2 nosokomial, dengan
harus dilapisi plastik, dan alat yang
memberlakukan
telah digunakan dicuci dengan
aturan
alkohol 70%.
Melarang anak-anak dibawah 10
tahun memasuki ruang rawat.
Pengontrolan jumlah pengunjung,
maksimal 2 orang
Satu pasien satu orang penunggu
Peningkatan tingkat Tidak memperkenankan
3
kenyamanan klien pengunjung untuk tidur/duduk
dilantai ruang rawat
Pemasangan pengharum ruangan
28
BAB VIII Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
1. Program kerja ini akan dilakukan evaluasi pada akhir tahun sejauh
mana kegiatan – kegiatan yang terlaksana dan yang tidak terlaksana.
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan besar kegiatan yang
terlaksana dibandingkan dengan kegiatan yang tidak terlaksana.
Diharapkan semua kegiatan dapat terlaksana (100%) . Apabila ada
kegiatan yang tidak terlaksana akan dianalisa penyebab kegiatan
tersebut tidak terlaksana.
2. Laporan evaluasi program kerja ini akan diserahkan kepada direktur
utama pada akhir tahun kegiatan program.
29
BAB X
PENUTUP
Program kerja ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih banyak yang
dapat diperbaiki dan disempurnakan, namun besar harapan penyusun kiranya
program kerja ini dapat memandu menejerial keperawatan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
30