Anda di halaman 1dari 2

Prinsip Kerja Sensor Strain Gauge

Pengertian Strain
Strain adalah jumlah deformasi dari suatu bagian dalam kaitannya dengan gaya. Secara rinci
strain (e) digambarkan sebagai perubahan panjang, seperti yang terlihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar.1 Pengertian Strain

Elastisitas strain gauge erupakan perbandingan perubahan panjang terhadap panjang mula – mula
:

Parameter dasar dari strain gauge sensitivitas terhdap starin (tegangan), yang dinyatakan
besaranya sebagai faktor gauge. Faktor gauge merupakan perbandingan fraksi perubahan
resistansi (∆R) terhadap fraksi perubahan panjang (strain), secara matematis ditulis sebagai
berikut :

Nilai faktor gauge bahan berbeda beda contohnya


• Metal incompressible Gf = 2
• Piezoresistif Gf =30
Idealnya resistansi ari strain gauge akan berubah hanya merespon adanyan berubahan strain.
Akan tetapi material strain gauge, seperti halnya jenis material yang dipilih sebagai
pembentuknya akan dapat merspon perbuhan temperatur. Perushan pembuat starin gauge
berusaha meminimalis sensitivitas terhadap suhu (temperatur).
Contoh : untuk memperkirakan kompensasi suhu terhadap resistansi, misal alumunium yang
mempunyai koefisens temperatur 23 ppm/oC dengan nilai resistansi 1000 ; dan faktor gauge 2 ,
mempunyai ralat terhadap suhu sebesar 11,5 /oC. Oleh karena itu pengaruh suhu sangat penting
terhadap strain gauge.
Pengukuran Strain (Ketegangan)
Pengukuran ketegangan menggunakan strain gauge dilakukan dengan menempatkan strain gauge
pada rangkaian jembatan.
Dalam prakteknya, orde pengukuran strain tidak lebih dari milistrain (e x 10-3), oleh karena itu
pengukuran ketegangan memerlukan pengukuran yang sangat akurat dari perubahan yang sangat
kecil dari resistansinya.sebagai contoh : suatu bahan mengalami stran sebesar 500 με, dengan
faktor gauge 2 akan memperlihatkan resistansi hanya 2 (500 x 10-6) = 0,1 %, maka untuk 120 Ω
gauge dari bahan tersebut hanya mengalami perubahan resistansi 0,12 Ω.

Prinsip Kerja Strain Gauge


Ketika terjadi regangan pada suatu benda uji (specimen) yang telah di pasangi strain gauge,
maka regangan itu terhantarkan melalui alas gauge (isolatif) pada foil atau penghantar resistif di
dalam gauge tersebut. Hasilnya adalah foil atau penghantar halus tadi akan mengalami
perubahan nilai resistansinya. Perubahan resistansi ini berbanding lurus terhadap besarnya
regangan.

Alasan Memilih Strain Gauge


Strain gauge hadir dengan menawarkan segenap keistimewaan fiturnya jika dibandingkan
dengan metode lain.
Bentuknya yang sederhana dengan massa / berat yang dapat diabaikan dan ukurannya yang kecil,
sehingga tidak menimbulkan interferensi (gangguan pengaruh luar) pada tegangan dalam
specimen. Dapat digunakan untuk melokalisir bagian evaluasi pengukuran karena jarak titik ukur
yang pendek. Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap frekuensi sehingga dapat digunakan untuk
menelusuri rambatan fluktuasi tegangan. Memungkinkan melakukan pengukuran di sejumlah
titik secara bersamaan dan pengukuran jarak jauh. Dengan output berupa sinyal elektrik,
memudahkan pengolahan data (data-processing).
Namun demikian, di samping sejumlah keunggulan yang ditawarkan tadi, strain gauge juga
memiliki beberapa keterbatasan. Setiap Strain gauge memiliki keterbatasan dalam hal suhu,
fatigue (kelelahan), batas kemampuan regangan, dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan
pengukuran. Semua keterbatasan keterbatasan tersebut harus diuji dan dipastikan terlebih dahulu
sebelum strain gauge tersebut digunakan.

Anda mungkin juga menyukai