Laporan Kegiatan TB Dots A-F
Laporan Kegiatan TB Dots A-F
2019
PROGRAM NASIONAL
TB DOTS
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada kita sehingga dapat menyelesaikan Laporan kegiatan TB DOTS tahun
2019 PT Graha Pusri Medika/RS Pusri Palembang.
Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak dalam
menyelesaikan laporan TB DOTS bulan tahun 2019. Kami sangat menyadari
banyak kekurangan dalam laporan kegiatan ini. Kekurangan ini secara
berkesinambungan terus diperbaiki sesuai dengan tuntunan dalam pengembangan
RS Pusri Palembang.
Tim TB DOTS
2
DAFTAR ISI
3
LAPORAN TB DOTS
I. PENDAHULUAN
Setelah keberhasilan uji coba didua provinsi ini, akhirnya Kementerian Kesehatan
mengadopsi strategi DOTS untuk diterapkan secara nasional pada tahun
1995.Pada tahun 1995-2000, pedoman nasional disusun dan strategi DOTS mulai
diterapkan di Puskesmas.Seperti halnya dalam implementasi sebuah strategi baru,
terdapat berbagai tantangan dilapangan dalam melaksanakan kelima strategi
DOTS.Untuk mendorong peningkatan cakupan strategi DOTS dan pencapaian
targetnya dilakukan dua Joint External Monitoring Mission oleh tim pakar
internasional.
4
4. Kerja sama internasional dalam memberikan dukungan teknis dan pendanaan
(pemerintah Belanda WHO, TBCTA-CIDA, USAID, GDF, GFATM, KNCV,
UAB, IUATLD, dll ).
5. Pelatihan perencanaan dan anggaran ditingkat daerah.
6. Perbaikan supervisidan monitoring dari tingkat pusat dan provinsi.
7. Keterlibatan BP4 dan rumah sakit pemerintah dan swasta dalam melaksanakan
strategi DOTS melalui uji coba HDL di Jogjakarta.
Keberhasilan target global tingkat deteksi dini dan kesembuhan dapat dicapai pada
periode tahun 2006-2010. Selain itu, berbagai tantangan baru dalam implementasi
strategi DOTS muncul periode ini.Tantangan tersebut antara lain penyebaran ko-
infeksi TB-HIV, peningkatan resistensi obat TB, jenis penyedia pelayanan TB
yang sangat beragam, kurangnya pengendalian infeksi TB di fasilitas kesehatan,
serta penatalaksanaan TB yang bervariasi. Mitra baru yang aktif berperan dalam
pengendalian TB pada periode ini antara lain Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan di Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, dan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Untuk akselerasi DOTS di rumah sakit, sekitar 750 dari 1645 RS telah dilatih.
Koordinasi di tingkat pusat dengan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
semakin intensif.Selain itu Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan juga
melakukan penilaian kebeberapa rumah sakit yang telah menerapkan DOTS.
Penguatan aspek regulasi dalam implementasi strategi DOTS di rumah sakit akan
di integrasikan dengan kegiatan akreditasi rumah sakit.
5
Administrasi dan Bidang Keuangan serta Seksi Kominfo & Pemasaran dan
Seksi Pengadaan.
6
menggunakan ikatan antigen-antibodi sebagai prinsip
pemeriksaannya. Adapun pemeriksaannya antaralain :
- Pemeriksaan Rutin
ASTO, RF,CRP, Widal, Dengue IgG/IgM, Dengue Antigen, Anti
HIV Rapid, VDRL, HBS.Ag (RPHA/Elisa), Anti Hbs (PHA),Anti
HCV(RPHA),T3,T4,TSH, manthoux tes
d. Pemeriksaan Faeces adalah pemeriksaan yang membutuhkan bahan
faeces antara lain : Faeces lengkap dan Benzidine test
e. Pemeriksaan Urine dan cairan tubuh lainnya
7
Pemilihan laboratorium rujukan dilakukan oleh direktur RS Pusri
atas rekomendasi dari kepala instalasi penunjang medik/
penangungjawab laboratorium dengan persyaratan mempunyai sertifikat
KANS/KARS/ISO/JCI dan sertifikat pemantapan mutu eksternal serta
bukti pemantapan mutu internal.
V. INSTALASI RADIOLOGI
Personalia Pelayanan Radiologi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia
yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam
bagan organisasi rumah sakit.
A. Promosi Kesehatan
8
mencuci tangan, dan penyuluhan antibiotik. Penyuluhan yang dilakukan
dilaksanakan di ruang tunggu poliklinik. Pada penyuluhan STOP TB yang
dilakukan di RS Pusi dijelaskan pengetahuan mengenai penyakit TB paru,
dijelaskan mengenai gejala, bagaimana mencegah penyakit TB paru, pemeriksaan
dang pengobatan yang tepat. Selain itu, pasien juga dijekaslan mengenai langkah
mencuci tangan, etika batuk, penggunaan APD/ masker yang sesuai, kepatuhan
minum OAT, dan larangan merokok.
9
Penyuluhan kesehatan mengenai penggunaan APD/ masker yang sesuai dan
larangan merokok.
B. Surveilans
10
Kemudian kita juga melakukan penghitungan data untuk kasus dengan MDR.
Jumlah kasus TB dengan hasil pemeriksaan cepat ( TCM) . Data yang didapatkan
adalah data yang baru berlangsung lebih kurang 1 bulan dikarenakan ,
pemeriksaan TCM baru dilaksanakan di bulan Juli ini. Hasil pemeriksaan TCM
didapatkan 1 pasien dengan MTB detected. Ada 6 kasus dengan dugaan kasus TB
MDR. Dari data tersebut didapatkan presentasi hasil adalah sebesar 16,66 %.
11
D. Penerima dan penangangan kasus
E. Pemberian Kekebalan
12
LAMPIRAN
13
14