Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP PEMULIHAN PERISTALTIK

USUS PASIEN PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR


DENGAN ANESTESI UMUM
DI RSUI KUSTATI
SURAKARTA

Narko Wiyono*
Siti Arifah, **

Abstract

Post-surgery patients with general anesthesia frequently complain because they must wait for long time for
ending their fasting period, and post-surgery ambulation is not to be a protap in Kustati Islamic Hospital of
Surakarta. Purpose of the research is to know: there is any effect of early ambulation of post-femur fracture
surgery with general anesthesia on intestine peristaltic activities in Kustati Islamic Hospital of Surakarta.
Research sample was 20 respondents that divided into two groups, namely, 10 respondents as ambulation-
treated group (experiment) and other 10 respondents as control group. The sample was taken by using
purposive sampling technique with minimal randomization. Analysis used ANOVA statistical test with result
as follows: Festimation= 5.063 is greater than Ftable=4.41 (degree of freedom=1.18; significance level=5%) or
with significance p<0.05. Then, H0 (null hypothesis) is rejected and Ha is accepted. It means there is the
effect of early ambulation on recovery rate of intestines peristaltic in patient of post-fracture femur surgery
with general anesthesia.

Key words: early ambulation, intestine peristaltic.

* Narko Wiyono :
Perawat R.S.U.I. Kustati, Jln. Kapten Mulyadi 249 Pasar Kliwon Surakarta
Jl Siwal RT 5 RW 3 Kaliwungu Semarang 081 329 052 576
**Siti Arifah, S.
Dosen Keperawatan FIK UMS Jln. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

PENDAHULUAN Seorang pasien yang belum pulih peristaltik


ususnya setelah pembiusan dapat menderita illeus
Insiden fraktur femur di USA diperkirakan bila dalam waktu tersebut diberikan asupan
menimpa satu orang pada setiap 10.000 populasi nutrisi.
setiap tahunnya dan Indonesia insiden ini
diperkirakan lebih tinggi (Armis, 2002). Mual dan muntah paska operasi atau Post
Operative Nausea and Vomiting (PONV) adalah
Pasien sering mengeluh karena menunggu lama keluhan yang paling sering terjadi. Di Inggris,
untuk dapat makan atau minum setelah operasi. insiden PONV mencapai 30% dan sering terjadi
Kebiasaan menghitung atau memperkirakan selama masa pemulihan kesadaran penderita
pemulihan peristaltik usus setelah operasi setelah operasi di ruang pemulihan dan setelah
berdasarkan waktu 3 jam setelah operasi, tidak meninggalkan ruang pemulihan (Dexa Media,
memeriksa secara langsung dengan auskultasi 2004).
peristaltik usus pasien,

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peristaltik Usus… (Narko Wiyono dan Siti Arifah) 57
METODE PENELITIAN Tabel 2 Deskripsi Waktu Rata-rata Pemulihan
Peristaltik
Rancangan penelitian adalah pra- Pemulihan Pemulihan
eksperimen, dengan rancangan penelitian adalah Eksperimen Kontrol
post test only with control. Mean 30 menit 48 menit
Populasi adalah pasien paska operasi fraktur Median 30 menit 45 menit
femur dengan general anestesi (anestesi umum). Modus 15 menit 45 menit
Karakteristik populasi ditentukan dengan kriteria Maximum 60 menit 90 menit
inklusi yaitu pasien murni fraktur femur dengan Uji normalitas dilakukan untuk
kriteria: usia 20 – 40 tahun, jenis kelamin laki- mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
laki, tidak ada penyakit penyerta lain, mampu dari populasi yang berdistribusi normal.
berkomunikasi dengan baik yang dinilai sebelum Normalitas data diuji dengan menggunakan uji
operasi, bersedia menjadi responden (ijin dari Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai p>0,05 maka
keluarga atau persetujuan dengan pasien sebelum asumsi normalitas terpenuhi.
operasi), tidak ada kecacatan fisik seperti cacat
bawaan yang memungkinkan kesalahan dalam Tabel 3 Uji Normalitas
penilaian gerakan. Kolmogorov p-
Variabel
Teknik pengambilan sampel adalah dengan Smirnov Value
cara Purposive sampling, tetapi bila pada waktu Perlakuan 0,723 0,673
yang sama ditemukan dua atau lebih sampel yang
Kontrol 0,823 0,507
memenuhi kriteria inklusi maka sampel dipilih
secara acak.
Penelitian Pra-eksperimen, menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, Hasil pengujian pada tabel tersebut di atas
maka jumlah anggota sampel masing-masing menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 10 sampai dengan 20 orang (Roscoe, pada kedua variabel memiliki nilai probabilitas
1992). Sesuai dengan syarat penelitian (p) sebesar 0,673 dan 0,507. Nilai probabilitas
eksperimen, yaitu terdapat replikasi, kelompok tersebut tidak signifikan pada tingkat signifikansi
kontrol dan randomisasi meskipun terbatas. 5% (p>0,05). Hal ini berarti bahwa sebaran data
kedua kelompok adalah berdistribusi normal,
sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan pada
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pengujian dengan uji anova.

Hasil penelitian akan disajikan dalam tabel Uji homogenitas digunakan untuk
dan uraian berikut ini : mengetahui apakah kedua kelompok perlakuan
berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
Tabel 1 karakteristik responden menurut umur sama. Hasil uji homogenitas variansi antara kedua
kelompok perlakuan memperoleh nilai Fhitung
sebesar 0,0503 dengan nilai p=0,825 ditolak pada
Usia Kelompok Kelompok taraf signifikansi 5% (p>0,05). Hal ini
(Tahun) Eksperimen Kontrol menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki
variansi yang relatif sama, sehingga dapat
Jumlah % Jumlah %
20 – 25 1 10 1 10
dikatakan bahwa kedua kelompok dalam keadaan
26 – 30 3 30 3 30 homogen dan layak untuk dilanjutkan dengan uji
31 – 35 4 40 5 50 statistik anova.
36 – 40 2 20 1 10
Jumlah 10 100% 10 100% Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
nilai Fhitung sebesar 5,063 lebih besar dari Ftabel =
Hasil pengamatan terhadap kecepatan 4,41 (pada db=1;18 dan taraf signifikansi 5%)
pemulihan peristaltik usus pada pasien paska atau dengan signifikansi p<0,05, maka H0
operasi fraktur femur dengan anestesi umum di (hipotesis nol) ditolak dan Ha diterima. Artinya
RSUI Kustati Surakarta yang diukur dengan terdapat pengaruh ambulasi dini terhadap
auskultasi bunyi usus menggunakan stetoskop. kecepatan pemulihan peristaltik usus.

58 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 1. No 2. Juni 2008, 57-62


Tabel 3 Uji Anova dengan hasil penelitian Haryanto (2002) tentang
Dasar-dasar dan Manfaat Olahraga Pernafasan,
Pengujian dalam sub judul Pernafasan Duduk dan
Fhitung p-value
Manfaaatnya. Hasil penelitian tersebut
Kecepatan pemulihan menyatakan tekanan-tekanan yang terjadi pada
peristaltik usus antara alat-alat dalam perut, khususya pada pencernaan
5,063 0,037 makanan, akan merupakan rangsangan mekanik
perlakuan (ambulasi dini)
dan kontrol yang akan memperbaiki gerakan peristaltik
saluran pencernaan.
Tabel deskripi rata-rata waktu pemulihan Hasil penelitian ini mendukung hasil
peristaltik usus menunjukkan bahwa rata-rata penelitian Haryanto, yaitu latihan pernafasan
kecepatan pemulihan peristaltik usus terhadap 20 berpengaruh pada gerakan-gerakan (peristaltik)
orang pasien fraktur femur pada kelompok usus. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa
eksperimen adalah yang paling cepat dengan rata- ambulasi dini pada pasien paska operasi dapat
rata pemulihan 30 menit, sedangkan pada mempercepat pemulihan peristaltik usus.
kelompok kontrol rata-rata pemulihan mencapai Perbedaan terletak pada responden, yaitu latihan
48 menit. Artinya ambulasi dini memberikan (ambulasi) dilakukan terhadap pasien yang
pengaruh terhadap rata-rata pemulihan peristaltik mengalami kelumpuhan peristaltik karena
usus yaitu lebih cepat 18 menit dibandingkan pengaruh obat anestesi. Dimulai dengan
dengan yang tidak diambulasi. Perbedaan angka mendengarkan suara peristaltik usus dua jam
sebesar 18 menit menunjukkan pengaruh yang setelah operasi. Hal tersebut sesuai dengan latar
cukup kuat dari ambulasi dini terhadap rata-rata belakang penelitian yaitu di RSUI Kustati,
pemulihan peristaltik usus. ambulasi tehadap pasien paska operasi belum
Nilai median sebesar 30 menit pada kelompok dijadikan protap secara resmi dan penulis ingin
eksperimen dan 45 menit pada kelompok kontrol. mengoptimalkan prosedur tersebut di RSUI
Hal ini menunjukkan bahwa ambulasi dini Kustati.
menyebabkan range waktu pemulihan peristaltik Kesimpulannya, ada pasien yang sebenarnya
usus semakin pendek yaitu jarak pemulihan hanya membutuhkan waktu 2 jam 15 menit untuk
peristaltik usus pada kelompok eksperimen pemulihan peristaltik dan ada pasien yang
cenderung seragam (tidak berbeda jauh). membutuhkan waktu sampai 3 jam 30 menit,
Nilai modus atau yang sering muncul pada sehingga pasien yang bisa mengakhiri puasa lebih
kelompok eksperimen sebesar 30 menit dan pada awal dan ada yang mengakhiri puasa lebih lambat
kelompok kontrol sebesar 45 menit. Artinya dari perkiraan waktu yang ditetapkan. Melalui
ambulasi dini mempengaruhi modus waktu pemulihan peristaltik yang lebih awal, pasien
pemulihan peristaltik usus dengan selisih 15 dapat segera mengakhiri puasanya dan dapat
menit lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak segera memulai pemenuhan kebutuhan nutrisi
melakukan ambulasi dini. sebagai pengganti sel-sel yang hilang saat
pembedahan. Pemulihan yang lebih awal
Perbedaan nilai maksimum sebesar 30 menit memberikan keuntungan yaitu pasien merasa
menunjukkan bahwa ambulasi dini mampu lebih nyaman karena tidak tersiksa dengan waktu
menurunkan waktu maksimum yang dilakukan puasa yang lama dan proses penyembuhan dapat
untuk pemulihan peristaltik usus setelah operasi berjalan lebih cepat dengan asupan nutrisi segera
dengan anestesi umum. setelah operasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecepatan pemulihan peristaltik usus pada
ambulasi dini berpengaruh terhadap kecepatan pasien paska operasi fraktur menunjukkan bahwa
pemulihan peristaltik usus pada pasien paska pada pasien yang melakukan ambulasi dini
operasi patah tulang (fraktur femur). Hasil uji mencapai rata-rata 30 menit, sedangkan pada
anova memperoleh nilai Fhitung yang diterima pada pasien yang tanpa ambulasi dini rata-rata
taraf signifikansi 5%. Ambulasi dini pada pasien pemulihannya mencapai 48 menit. Pasien yang
paska operasi ternyata memberikan pengaruh waktu puasanya lebih panjang dapat terhindar dari
yang signifikan terhadap waktu pemulihan komplikasi yang mungkin terjadi. Komplikasi
peristaltik usus paska anestesi umum. Artinya dapat terjadi ketika pasien yang belum pulih
ambulasi dini memberikan pengaruh terhadap peristaltiknya, sudah diberikan asupan makanan.
kecepatan pemulihan peristaltik usus sesuai

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peristaltik Usus… (Narko Wiyono dan Siti Arifah) 59
Karena usus belum siap untuk mengolah Penelitian ini memiliki peluang untuk
makanan, maka makanan berhenti di usus dan dikembangkan dan dilanjutkan tetapi keterbatasan
membentuk illeus. Komplikasi tersebut dapat dana menyebabkan penelitian ini memiliki
merugikan pasien karena biaya perawatan menjadi berbagai kelemahan. Peneliti tidak dapat
lebih besar dan waktu perawatan menjadi lebih mengendalikan faktor perancu yang berpengaruh
lama. pada eksperimen ini. Kelemahan penelitian ini
antara lain adalah penulis tidak dapat mengontrol
Pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat
pemberian dosis obat anestesi, status dan riwayat
oleh adanya kegiatan ambulasi dini disebabkan
kesehatan pasien sebelum dilakukan operasi, serta
oleh pengaruh kegiatan latihan (ambulasi)
pengambilan sampel yang didasarkan pada
tersebut pada sistem kardiovaskuler, pernafasan,
pemenuhan jumlah (purposive sampling).
dan metabolisme.
Sistem kardiovaskuler Untuk menentukan dosis obat anestesi yang
Anestesi dapat menyebabkan hipertensi karena diberikan mempertimbangkan berat badan pasien,
aliran balik vena yang menurun, resistansi dosis dihitung berdasarkan mg/kg berat badan.
vaskuler perifer yang menurun, dan kontraksi Pada pasien fraktur femur mengalami kesulitan
miokardium yang terganggu (Boulten, 1998: 230). untuk menentukan berat badan secara akurat,
Eksperimen menunjukkan bahwa ambulasi dini karena pasien tidak dapat berdiri. Selain itu
menyebabkan pemulihan peristaltik usus menjadi peneliti mengalami kesulitan untuk mendapatkan
lebih cepat. Hal ini disebabkan sirkulasi darah pasien dengan jenis dan dosis anestesi yang sama.
menjadi lancar setelah ambulasi dini. Sebuah Status kesehatan pasien dapat dinilai dari
artikel internet dengan judul How to increase and pemeriksaan fisik secara lengkap dan pemeriksaan
speed up your metabolism menyebutkan bahwa pendukung seperti pemeriksaan laboratorium, foto
latihan menyebabkan peningkatan curah jantung Rontgen, EEG, dan lain-lain. Untuk melakukan
dan meningkatkan aliran balik vena. Eksperimen pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dibutuhkan
ini membuktikan bahwa ambulasi memberikan biaya yang besar dan hal tersebut di luar
dampak saling berlawanan dengan anestesi, kemampuan penulis.
sehingga pemulihan peristaltik usus menjadi lebih Jumlah sampel yang terbatas membuat penulis
cepat. mengambil sampel pada saat ditemukan kasus
Sistem pernafasan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
Anestesi inhalasi diberikan dalam bentuk Pemilihan sampel dengan cara ini memiliki
uap melalui saluran pernafasan. Keuntungannya kekurangan yaitu responden yang diperoleh pada
adalah resorbsi yang cepat melalui paru-aru saat tersbut mungkin tidak mewakili pasien paska
seperti juga ekskresinya melalui alveoli (Tjay, operasi dengan anestesi umum secara
2002: 377). Ambulasi meningkatkan frekuensi keseluruhan.
pernafasan dan meningkatkan ventilasi alveoli,
sehingga pertukaran gas menjadi lebih cepat. Pada
pasien paska operasi dengan anestesi umum KESIMPULAN DAN SARAN
menggunakan cara inhalas, ambulasi
menyebabkan ekskresi obat anestesi lebih cepat
melalui alveoli yang biasanya dalam keadaan Berdasarkan karakteristik, responden terdiri dari
utuh. usia, jenis kelamin, diagnosa, anestesi yang
digunakan saat operasi dan penilaian peristaltik
Sistem metabolisme usus yang dimulai 2 jam setelah operasi dan
Pramedikasi yang diberikan sebelum inhalasi dilakukan dengan interval waktu yang sama (15
salah satunya ditujukan untuk memperkuat menit). Statistik deskriptif yang menggambarkan
relaksasi otot (Tjay, 2002: 377). Termasuk di mean, median, modus, nilai simpangan baku
dalamnya adalah otot-otot saluran pernafasan. dilanjutkan dengan uji normalitas dan
Latihan selama lebih dari satu jam meningkatkan homogenitas sebagai syarat untuk dilanjutkan
frekuensi dan amplitudo kontraksi usus dengan uji statistik anova, penulis menarik
deudenum. Inervasi saraf parasimpatik pada kesimpulan sebagai berikut:
saluran pencernaan menyebabkan peningkatan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
motilitas usus. Jadi ambulasi dini pada pasien pengaruh antara ambulasi dini dengan
paska operasi dengan anestesi umum dapat kecepatan pemulihan peristaltik usus pada
mempercepat pemulihan peristaltik usus.

60 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 1. No 2. Juni 2008, 57-62


pasien paska operasi patah tulang paha 2. Sosialisasi kegiatan ambulasi pada pasien
(fraktur femur) paska operasi fraktur di RSUI. Kustati
2. Rata-rata waktu pemulihan peristaltik usus Surakarta, sehingga pasien kooperatif dan
pasien paska operasi fraktur femur dengan memahami manfaat dari prosedur tersebut.
anestesi umum tanpa perlakuan ambulasi dini 3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan
adalah 48 menit. menambah sampel penelitian yaitu tidak
3. Rata-rata waktu pemulihan peristaltik usus hanya di satu rumah sakit tetapi di beberapa
pasien paska operasi fraktur femur dengan rumah sakit di Surakarta agar hasil penelitian
anestesi umum dengan perlakuan ambulasi dapat digeneralisasikan.
dini adalah 30 menit. 4. Bagi penelitian berikutnya diharapkan
4. Terdapat perbedaan kecepatan pemulihan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai
peristaltik usus antara pasien yang tidak faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
diambulasi dengan yang diambulasi. pemulihan peristaltik usus, antara lain status
Ambulasi dini memberikan pengaruh yang dan riwayat kesehatan, yang dapat dinilai
signifikan terhadap kecepatan pemulihan dari berat badan pasien, hasil pemeriksaan
peristaltik usus yaitu mempercepat laboratorium, foto Rontgen, serta
pemulihan peristaltik usus, dengan kecepatan pemeriksaan fisik secara lengkap, sehingga
rata-rata 18 menit lebih cepat dibanding yang dapat menekan (meminimalkan faktor
tidak diambulasi. Pengaruh tersebut perancu).
signifikan yang ditunjukkan dengan hasil uji 5. Institusi pendidikan sebaiknya melakukan
anova diperoleh nilai F yang diterima pada penelitian secara berkesinambungan,
taraf signifikansi 5%. sehingga diperoleh suatu pedoman baku yang
dapat dijadikan acuan prosedur ambulasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka pada pasien paska operasi dengan anestesi
disampaikan beberapa saran sebagai berikut: umum.
1. Rumah sakit sebaiknya menetapkan prosedur 6. Pengukuran peristaltik usus secara langsung,
bagi pasien paska operasi agar segera bukan berdasarkan waktu untuk menentukan
dilakukan latihan (ambulasi) untuk pasien diperbolehkan mengakhiri puasa.
mempercepat proses pemulihan peristaltik
usus.

DAFTAR PUSTAKA

Armis. 2002. Principles of Fractures Care. Yogyakarta: MEDIKA Faculty of Medicine Gadjah Mada
University. Umar. Husein. 1999. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta; pt. Raja
Grafindo Persada.

Earnest, Vicki Vine. 1995. Clinical Skills and Assesment Tecniques in Nursing Practice. London: Scott,
Foresman and Company.

Ganiswara, Sulistia G.. 2001. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI.

Hinchliff, Susan M., Montegue, Susan E. Watron, Roger. Physiology for Nursing Practive. Philadelphia:
Balleree Tindall.

Kee, Joyce L. dan Hoyes, Evelyn R.. 1996 Farmakologi (Pendekatan proses Keperawatan). Jakarta: EGC.

Kurniadi Kadarsah, Rudi. 2004. Pemberian Preemetif Metoklopramid untuk Pencegahan Mual dan Muntah
Paska Operasi. Jakarta: DEXAMEDIA.

Oswari, Jonathan. 1999. Anestesiologi. Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A. dan Rerry, Anne G.. 1992. Fundamentals of Nursing. Toronto: Mosby Year Book.

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peristaltik Usus… (Narko Wiyono dan Siti Arifah) 61
Roper, Nancy. 1996. Prinsip-prinsip Keperawatan. Yogyakarta: ANDI.

Snell, Richards. S.. 1997. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: EGC.

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, kirana. 2002. Obat-obatan Penting. Jakarta: PT Elex Media Computindo
Kelompok Gramedia.

_______. 2002. General Anesthesia. Ohio University Library.

_______. How to Increase and Speed Up Your Metabolism.

_______. The Effects of Exercise on the Pharmacokinetics of Drugs.

62 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 1. No 2. Juni 2008, 57-62

Anda mungkin juga menyukai