Anda di halaman 1dari 11

HIGEIA 3 (1) (2019)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Penyedia Layanan terhadap Implementasi Program Inspeksi Visual dengan Asam


Asetat

Santika Indriyani 1, Bambang Wahyono1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Cakupan deteksi dini kanker serviks metode IVA di Kota Semarang masih berada dibawah target.
Diterima 13 Agustus Jumlah wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA tahun 2016
2018 yaitu 580 orang (11,3%), sedangkan target wanita yang harus dicapai yaitu 5.130 orang(30%).
Disetujui 24 Januari 2019 Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
Dipublikasikan 31 penyedia layanan terhadap implementasi program IVA di puskesmas wilayah Kota Semarang.
Januari 2019 Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional. Sampel
________________ terdiri dari 14 orang petugas pemegang program IVA di puskesmas wilayah Kota Semarang yang
Keywords: telah melaksanakan program IVA, yang diambil dengan teknik total sampling. Pengambilan data
Early Detection, Cervical pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
Cancer, IVA menunjukkan bahwa nilai p value variabel komunikasi (p=0,580), disposisi/sikap petugas (p=0,027),
karakteristik dukungan puskesmas (p=0,505) standar dan sasaran program (p=0,110) dan sumber
____________________
DOI: daya (p=0,023). Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara variabel disposisi/sikap
petugas dan sumber daya terhadap implementasi program IVA.
https://doi.org/10.15294
/higeia/v3i1/24936
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Coverage of cervical cancer early detection with IVA method in Semarang was below the target. The number of
women in childbearing age who conducted early detection with IVA method in 2016 was 580 women (11.3%),
while the target was 5,130 women (30%). This research was conducted in 2018, with the aim to determine the
effect of service provider factors on the implementation of the IVA program at Public Health Center in
Semarang. The type of this study was analytic observational with cross-sectional study design. The sample
consisted of 14 the IVA program holder at Public Health Center in Semarang, which used total sampling
techniques. Data collection in this study used interview and documentation. The results showed that p-value of
communication (p = 0.580), disposition/attitude of the officer (p = 0.027), characteristics of Public Health
Center support (p = 0.505) standards and program objectives (p = 0.110) and resources (p = 0.023). The
conclusion of this study, there was an influence between variable disposition/attitude of officers and resources
on implementation of the IVA program.

© 2019 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: santikainr@gmail.com

1
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

PENDAHULUAN Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


796 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis
Kanker serviks atau kanker leher rahim Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker
adalah penyakit keganasan yang timbul akibat Leher Rahim dijelaskan bahwa upaya deteksi
pertumbuhan tidak normal pada sel leher rahim dini kanker serviks dapat dilakukan dengan
(serviks) yang disebabkan oleh virus HPV metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(Human Papilloma Virus) (Wiyono, 2008). (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif. Inspeksi
Kanker serviks merupakan penyakit yang dapat Visual Asam Asetat (IVA) merupakan tes visual
dicegah, namun di seluruh dunia kanker serviks dengan menggunakan larutan asam cuka (asam
menjadi salah satu dari penyebab utama asetat 3-5% ) dan larutan iodium lugol pada
kematian akibat kanker pada wanita (Rasjidi, serviks dan melihat perubahan warna yang
2009). Pada tahun 2012, 528.000 kasus baru terjadi setelah dilakukan olesan pada leher
kanker serviks didiagnosis dan 266.000 wanita rahim (Kartawiguna, 2008). Apabila tidak
meninggal karena penyakit ini, hampir 90% terdapat perubahan warna pada bekas olesan di
diantaranya berada di negara berpenghasilan leher rahim, maka dapat dianggap tidak ada
rendah sampai menengah (Lestari, 2017). infeksi pada serviks, namun jika terdapat
Laporan Global Burden Cancer, perubahan warna seperti bercak putih (Aceto
International Agency for Research on Cancer (IARC) White Epitelium) maka ada kemungkinan
menunjukkan bahwa angka kematian kanker terjadinya kelainan tahap prakanker serviks
serviks di Indonesia adalah 8,2 kematian per (Nordianti, 2017).
100.000 penduduk. Penyakit kanker serviks Berdasarkan data Subdit Kanker
merupakan penyakit kanker dengan prevalensi Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 0,8%. Menular (PPTM) Kemenkes RI dari Tahun
Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang 2007 sampai dengan tahun 2014, program telah
memiliki estimasi jumlah penderita kanker berjalan pada 1.986 Puskesmas di 304
serviks terbanyak setelah Jawa Timur yaitu kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi di
sebesar 19.734 kasus (Mulyati, 2015). Pada Indonesia. Cakupan hasil kegiatan dari 2007
tahun 2013, Kota Semarang merupakan wilayah sampai 2014, yaitu telah dilakukan skrining
dengan kasus kanker serviks tertinggi di Provinsi terhadap 904.099 orang (2,45%), hasil IVA
Jawa Tengah yakni 529 kasus. Meskipun positif sebanyak 44.654 orang (4,94%), suspek
jumlahnya menurun pada tahun 2014 dan 2015 kanker leher rahim sebanyak 1.056 orang (1,2
menjadi 353 kasus dan 310 kasus, namun per 1.000 orang). Di Provinsi Jawa Tengah pada
terdapat peningkatan kasus kanker serviks pada tahun 2015, dari total 875 puskesmas yang ada
tahun 2016 menjadi 361 kasus (Dinas di Provinsi Jawa Tengah, hanya 64 puskesmas
Kesehatan Kota Semarang, 2017). Hasil yang menyediakan pelayanan deteksi dini
penelitian Suryapratama (2012) menyebutkan kanker serviks metode IVA. Hal ini masih
bahwa di RSUP Dr. Kariadi Semarang, 52,6% berada dibawah target jumlah fasilitas layanan
pasien kanker serviks datang dalam keadaan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
stadium IIIB. Hasil penelitian lain juga deteksi dini metode IVA yaitu 88 puskesmas
mengungkapkan bahwa kanker serviks pada (Masturoh, 2016). Cakupan pemeriksaan deteksi
stadium dini tidak menunjukkan gejala yang dini kanker serviks di Provinsi Jawa Tengah
jelas sehingga seringkali ditemukan sudah pada 2017 yaitu 1,76% atau 75.164 wanita usia
dalam stadium lanjut (Siwi, 2017). subur telah melakukan deteksi dini kanker
Salah satu upaya yang dilakukan serviks, sedangkan target Dinas Kesehatan
pemerintah untuk mencegah semakin tingginya Provinsi Jawa Tengah untuk deteksi dini kanker
jumlah kasus kanker serviks adalah dengan serviks metode IVA yaitu 30%.
melaksanakan program deteksi dini (screening). Program deteksi dini metode IVA di Kota
Seperti yang tercantum pada Keputusan Semarang sudah terlaksana di beberapa

2
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

puskesmas sejak dicetuskannya program petugas kesehatan terhadap penerimaan dan


nasional deteksi dini untuk kanker serviks pada dukungan terhadap kebijakan. Karakteristik
tahun 2008. Dari 37 Puskesmas hanya 14 dukungan puskesmas mencakup seberapa besar
Puskesmas yang telah melaksanakan program dukungan dari puskesmas terhadap
deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. implementasi program seperti kesediaan
Cakupan deteksi dini kanker serviks metode struktur organisasi, standar operasional
IVA di Kota Semarang masih berada dibawah prosedur dan lain sebagainya. Standar dan
target (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2017). sasaran program merupakan pemahaman
Pada tahun 2016, jumlah wanita usia subur petugas terhadap standar dan sasaran yang akan
yang melakukan deteksi dini kanker serviks dicapai dalam implementasi program.
melalui metode IVA yaitu 580 orang atau Kemudian sumber daya yang dimaksud dalam
sekitar 11,3% , sedangkan target wanita yang penelitian ini meliputi sumber daya manusia,
harus dicapai yaitu 5.130 orang atau 30%. Pada sumber daya anggaran, sumber daya peralatan
tahun 2017 sedikit meningkat menjadi 680 dan bahan (Indiahono, 2009).
orang wanita usia subur yang melakukan deteksi Penelitian sebelumnya yang dilakukan
dini kanker serviks melalui metode IVA atau oleh Rapotan (2016) tentang Implementasi
13,25%. Hal ini menunjukkan bahwa, Program Pengendalian Penyakit Demam
pelaksanaan deteksi dini kanker serviks dengan Berdarah Dengue (P2DBD) di Wilayah Kota
metode IVA di Kota Semarang masih belum Medan menunjukkan bahwa terdapat dua
optimal. variabel (faktor) signifikan berpengaruh
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap implementasi yakni lingkungan (nilai
keberhasilan pelaksanaan program IVA koefisien = 0,4460 dengan nilai t= 2,6213) dan
menurut penelitian Susanti (2011) yaitu tingkat komunikasi (nilai koefisien = 0,4210 dengan
pendidikan WUS (p value 0,004). tingkat nilai t= 2,2068). Penelitian lain yang dilakukan
pengetahuan WUS (p value 0,001), sikap oleh sudarmi dan nurchairina (2017), bahwa
responden (p value 0,036), peran kader (p value komunikasi, sumber daya, karakteristik
0,009), pelayanan kesehatan (p value 0,017), dan dukungan puskesmas, pemahaman standar dan
dukungan anggota keluarga (p value 0,001). sasaran kebijakan, serta disposisi/ sikap
Implementasi adalah kegiatan untuk penanggung jawab berpengaruh secara langsung
mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver terhadap implementasi program IVA.
policy output) yang dilakukan oleh para Hasil studi pendahuluan kepada petugas
implementer kepada kelompok sasaran (target puskesmas pelaksana program deteksi dini
group) sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan kanker serviks dengan metode IVA, bahwa
kebijakan (Indiahono, 2009). pada implementasi program IVA ditemukan
Beberapa faktor dalam pelayanan beberapa kendala terutama dari segi pelayanan
kesehatan yang perlu diperhatikan untuk kesehatan, yang meliputi faktor komunikasi,
terwujudnya implementasi kebijakan yang standar dan sasaran program, sikap pengelola,
optimal dikemukakan oleh Van Meter & Van sumber daya, dan karakteristik dukungan
Horn yang terdiri dari komunikasi, puskesmas. Dari segi sumber daya, pelaksanaan
disposisi/sikap pelaksana, karakteristik badan program IVA hanya dilakukan oleh dua orang
pelaksana, standar dan sasaran program, bidan yang juga merangkap jabatan sebagai
sumber daya (manusia dan anggaran) serta pelaksana program KIA sehingga bidan
lingkungan. Komunikasi petugas diartikan pelaksana tidak bisa hanya berfokus pada
sebagai proses penyampaian informasi tentang pelaksanaan program IVA saja dan pelayanan
IVA, baik antara Dinas Kesehatan Kota tidak dapat dilakukan setiap hari. Kemudian
Semarang kepada kepala puskesmas maupun dari segi karakteristik dukungan puskesmas,
dengan petugas pelaksana program. dalam pelaksanaan program IVA belum
Disposisi/sikap pelaksana meliputi sikap terdapat struktur organisasi khusus dan belum

3
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

terdapat pembagian tugas yang jelas antar METODE


petugas, sehingga koordinasi antar petugas
dalam pelaksanaan program IVA belum Jenis penelitian ini adalah analitik
berjalan optimal. Dari segi komunikasi petugas, observasional dengan menggunakan rancangan
proses sosialisasi dan koordinasi dari pihak studi cross sectional. Sampel terdiri dari 14 orang
Dinas Kesehatan pada puskesmas, hanya tenaga kesehatan pemegang program deteksi
dilakukan sekali pada saat pelatihan, begitu juga dini kanker serviks metode IVA di puskesmas
sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat wilayah Kota Semarang yang telah
belum dilakukan secara rutin. Selain itu dari melaksanakan program IVA. Cara pengambilan
segi sikap pelaksana, pengawasan pelaksanaan sampel dalam penelitian ini menggunakan
program IVA yang dilakukan oleh Dinkes teknik total sampling. Pengambilan data pada
hanya sebatas pelaporan tertulis, belum ada penelitian ini menggunakan teknik wawancara
pertemuan khusus untuk mengevaluasi dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan
pelaksanaan program. Kurang optimalnya dalam penelitian ini menggunakan data primer
sosialisasi pada masyarakat dan terbatasnya dan data sekunder. Data primer dalam
jumlah pelaksana program berdampak penelitian ini diperoleh melalui wawancara
rendahnya partisipasi masyarakat dalam dengan responden yaitu pemegang program
melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA di Puskesmas Wilayah Kota Semarang
IVA yang selanjutnya menyebabkan rendahnya mengenai faktor yang mempengaruhi program
cakupan pelaksanaan program IVA IVA. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh
(Apriningrum, 2017). dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
Perbedaan penelitian ini dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang dan
penelitian sebelumnya yaitu penelitian dengan puskesmas.
judul yang sama belum pernah dilakukan di Analisis data yang digunakan yaitu
Kota Semarang. Kemudian, metode yang analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis
digunakan dalam penelitian ini menggunakan univariat digunakan untuk melihat distribusi
metode kuantitatif dengan rancangan studi cross frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi
sectional sedangkan penelitian sebelumnya pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks
menggunakan metode kualitatif. Selain itu, metode IVA di Puskesmas Wilayah Kota
variabel yang diteliti dalam penelitian ini Semarang. Analisis bivariat dalam penelitian
merupakan variabel yang ditinjau dari segi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dua
faktor penyedia layanan kesehatan meliputi variabel yaitu variabel bebas meliputi
komunikasi petugas, sikap petugas, karakteristik komunikasi petugas, disposisi/sikap petugas,
dukungan puskesmas, pemahaman standar dan karakteristik dukungan puskesmas, standar dan
sasaran program serta sumber daya. sasaran program dan sumber daya serta variabel
Menurut penelitian yang dilakukan oleh terikat yaitu Implementasi program IVA. Uji
Susanti (2011) bahwa penyedia layanan statistik yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan salah satu faktor yang adalah uji chi square dengan alternatif uji fisher
mempengaruhi implementasi program IVA, apabila data penelitian tidak memenuhi
sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini persyaratan untuk uji chi square.
yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor
penyedia layanan yang meliputi komunikasi HASIL DAN PEMBAHASAN
petugas dalam program IVA, disposisi/sikap
pelaksana program IVA, karakteristik dukungan Hasil analisis univariat untuk variabel
puskesmas, standar dan sasaran program IVA, komunikasi petugas dalam pelaksanaan
dan sumber daya terhadap implementasi program IVA menunjukkan puskesmas yang
program IVA di puskesmas wilayah Kota memiliki tingkat komunikasi petugas yang baik
Semarang. sejumlah 10 puskesmas (71,4%) dan puskesmas

4
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

yang memiliki tingkat komunikasi petugas yang Berdasarkan perhitungan menggunakan


kurang baik sejumlah 4 puskesmas (28,6%). uji fisher menunjukkan bahwa p value dari
Hasil analisis univariat untuk variabel variabel komunikasi petugas sebesar 0,580 yang
disposisi/sikap pelaksana terhadap pelaksanaan berarti (p> 0,05) dan 95% CI = 0,427-6,511. Hal
program IVA menunjukkan puskesmas yang ini berarti komunikasi petugas pelaksana
memiliki disposisi/sikap petugas yang program IVA tidak berpengaruh terhadap
mendukung sejumlah 11 orang (78,5%) dan implementasi Program IVA di puskesmas
responden yang memiliki disposisi/sikap wilayah Kota Semarang. Hasil penelitian ini
petugas yang kurang mendukung sejumlah 3 tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
puskesmas (21,5%). oleh Anggraini (2014) di Surabaya,
Hasil analisis univariat untuk variabel mengungkapkan bahwa komunikasi petugas
karakteristik dukungan puskesmas terhadap pelaksana memiliki pengaruh yang bermakna
pelaksanaan program IVA menunjukkan jumlah terhadap implemenasi program deteksi dini
puskesmas yang mendukung pelaksanaan kanker serviks metode IVA. Van meter dan Van
program sejumlah 11 puskesmas (78,5%) dan Horn juga menyatakan bahwa komunikasi
puskesmas yang kurang mendukung merupakan faktor vital yang memusatkan pada
pelaksanaan program sejumlah 3 puskesmas kejelasan standar dan tujuan, akurasi
(21,5%). komunikasi para pelaksana dan konsistensi
Hasil analisis univariat untuk variabel (kesamaan) yang dikomunikasikan (Indiahono,
standar dan sasaran program IVA 2009).
menunjukkan jumlah puskesmas yang Dalam penelitian ini, proses komunikasi
menerapkan standar dan sasaran program IVA dari pihak dinas kesehatan pada petugas
dengan baik sejumlah 12 puskesmas (85,7%), puskesmas sudah tersampaikan pada sosialisasi
sedangkan puskesmas yang kurang menerapkan awal pelaksanaan program IVA yang memuat
standar dan sasaran program IVA dengan baik tujuan pelaksanaan, sasaran, dan alur
sejumlah 2 puskesmas (14,3%). pelaksanaan Selain itu, komunikasi antara
Hasil analisis univariat variabel sumber petugas puskesmas masyarakat juga sudah
daya (manusia, anggaran, peralatan dan bahan) dilakukan dengan memanfaatkan bantuan kader
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kesehatan, ibu-ibu PKK, petugas surveilans
IVA menunjukkan jumlah puskesmas yang kesehatan dalam hal sosialisasi program deteksi
memiliki sumber daya dengan kategori baik dini kanker serviks metode IVA. Begitu juga
sejumlah 9 puskesmas (64,3%) dan puskesmas dengan pemantauan, komunikasi antara pihak
yang memiliki sumber daya dengan kategori dinas kesehatan kota semarang dengan
kurang baik sejumlah 5 puskesmas (35,7%). puskesmas juga dapat dilakukan via grup
Hasil analisis univariat untuk variabel whatsapp yang berisi seluruh pelaksana program
implementasi program deteksi dini kanker IVA di puskesmas wilayah Kota Semarang,
serviks metode IVA menunjukkan puskesmas sehingga apabila terjadi suatu hal yang sangat
dengan kategori implementasi program IVA penting dapat segera diinformasikan.
tinggi sejumlah 9 puskesmas (64,3%) dan Berdasarkan perhitungan menggunakan
puskesmas dengan kategori implementasi uji fisher menunjukkan bahwa p value dari
program IVA rendah sejumlah 5 puskesmas variabel disposisi/sikap petugas sebesar 0,027
(35,7%). Sedangkan untuk hasil analisis bivariat yang berarti (p< 0,05) dan RP sebesar 5,5.
yang menguji pengaruh antara variabel Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
komunikasi petugas, disposisi/sikap petugas, disposisi/sikap petugas pelaksana berpengaruh
karakteristik dukungan puskesmas, standar dan terhadap implementasi Program IVA di
sasaran program, serta sumber daya terhadap puskesmas wilayah Kota Semarang dengan
implementasi program IVA tertera pada risiko 5,5 lebih besar terjadi pada puskesmas
Tabel.1. dengan sikap petugas yang kurang mendukung,

5
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

Tabel 1. Tabulasi Silang Pengaruh Komunikasi Petugas terhadap Implementasi Program IVA
Implementasi Program IVA
Komunikasi
Rendah Tinggi Total P Value CI 95%
Petugas
f % f % F %
Kurang Baik 2 40% 2 22,2% 4 28,6%
Baik 3 60% 7 77,8% 10 71,4% 0,580 0,427-6,511
Total 5 100% 9 100% 14 100%

dibandingkan puskesmas dengan sikap petugas disposisi / sikap petugas memiliki pengaruh
yang mendukung. Nilai Contingency Coefficient dalam implementasi program (Ropitasari,
(CC) diperoleh nilai 0,701. Hal ini berarti dan 2014).
pengaruh disposisi/sikap petugas pelaksana Rendahnya capaian pemeriksaan deteksi
terhadap implementasi program deteksi dini dini kanker dengan metode IVA di puskesmas
kanker serviks melalui metode IVA termasuk wilayah Kota Semarang, tidak hanya karena
dalam kategori kuat. Hasil penelitian ini sejalan sasaran yang terlalu banyak tetapi menurut
dengan penelitian Anggraini (2014) beberapa puskesmas rendahnya capaian
menunjukkan bahwa sikap petugas berpengaruh pemeriksaan dengan metode IVA ini disebabkan
secara langsung dan signifikan terhadap karena rendahnya motivasi dari masyarakat,
implementasi program deteksi dini kanker terutama wanita usia subur (Rahma, 2012).
serviks melalui metode IVA, dengan nilai Hasil penelitian yang dilakukan oleh
T=2,35. Selain itu penelitian ini juga sejalan Pakkan (2017) mengungkapkan bahwa beberapa
dengan penelitian yang dilakukan oleh faktor yang mempengaruhi motivasi wanita usia
Pamaruntuan (2017) dimana dari hasil uji subur dalam melakukan deteksi dini kanker
statistik diperoleh nilai p value sebesar 0,022, serviks metode IVA yaitu pengetahuan WUS (p
sehingga terdapat hubungan antara dukungan value = 0,001), perkerjaan WUS (p value =
petugas kesehatan dengan implementasi 0,003), dan sosial ekonomi (p value = 0,001).
program deteksi dini kanker serviks dengan Kemudian terkait metode yang
metode IVA. Disposisi, adalah watak dan digunakan oleh beberapa petugas pelaksana
karakteristik yang dimiliki oleh implementor, program IVA di puskesmas wilayah Kota
seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Semarang dalam upaya meningkatkan cakupan
Apabila implementor memiliki disposisi yang deteksi dini pemeriksaan kanker serviks metode
baik, maka implementor tersebut dapat IVA yaitu metode pasif, dimana petugas hanya
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa menunggu pasien datang ke puskesmas. Selain
yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Sikap itu berdasarkan hasil penelitian, beberapa
menerima atau menolak dari pelaksana akan puskesmas enggan melakukan pelayanan diluar
sangat mempengaruhi keberhasilan kebijakan puskesmas dan diluar jadwal. Sikap dalam
publik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan tenaga kesehatan diartikan sebagai

Tabel 2. Tabulasi Silang Pengaruh Disposisi/Sikap Petugas Terhadap Implementasi Program IVA
Implementasi Program IVA
Disposisi/Sikap P
Rendah Tinggi Total RP CI 95% CC
Petugas Value
N % N % N %
Kurang 1,57-
3 40% 0 0% 3 21,4% 0,027 5,5 0,701
Mendukung 19,26
Mendukung 2 60% 9 100% 11 78,6%
Total 5 100% 9 100% 14 100%

6
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

reaksi atau respons petugas dalam melakukan target sasaran program IVA yaitu wanita usia
pelayanan kesehatan yang nantinya subur yang juga merupakan pasien KIA,
berpengaruh dengan tingkat pemanfaatan sehingga dalam upaya meningkatkan cakupan
layanan kesehatan oleh pasien (Lestari, 2016). pemeriksaan program IVA maka kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari program tersebut dilaksanakan oleh petugas
(2016) mengungkapkan bahwa sikap petugas yang sama. Selain itu supervisi program IVA
berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan yang dilakukan pihak dinas kesehatan sejauh ini
layanan kesehatan, semakin kurang baik sikap sebatas pengumpulan laporan jumlah
petugas dalam memberikan pelayanan maka pemeriksaan deteksi dini metode IVA dan
semakin rendah pemanfaatan layanan kesehatan jumlah kasus IVA positif setiap bulannya.
oleh pasien. Meskipun demikian, pihak dinas telah membuat
Berdasarkan perhitungan menggunakan grup whatsapp yang berisi seluruh petugas
uji fisher menunjukkan bahwa p value dari pelaksana program IVA di puskesmas wilayah
variabel karakteristik dukungan puskesmas Kota Semarang sebagai alat bantu pemantauan
sebesar 0,505 yang berarti (p> 0,05) dan 95% CI program.
= 0,698-8,563 Hal ini berarti karakteristik Berdasarkan perhitungan menggunakan
dukungan puskesmas tidak berpengaruh uji fisher menunjukkan bahwa p value dari
terhadap implementasi Program IVA di variabel standar dan sasaran program sebesar
puskesmas wilayah Kota Semarang. Sejalan 0,110 yang berarti (p> 0,05). Hal ini berarti
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rapotan standar dan sasaran program IVA tidak
(2016) mengenai Implementasi program berpengaruh terhadap implementasi Program
pengendalian penyakit demam berdarah dengue IVA di puskesmas wilayah Kota Semarang.
(P2DBD), mengungkapkan bahwa karakteristik Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dukungan puskesmas tidak berpengaruh dalam yang dilakukan oleh Anggraini (2014) mengenai
implementasi program P2DBD (nilai koefisien faktor yang mempengaruhi implementasi
= 0,146 dan nilai t= 0,939). Karakteristik program deteksi dini kanker serviks melalui
dukungan puskesmas dapat dilihat dari pemeriksaan IVA di puskesmas wilayah Kota
keberadaan standar operasional prosedur, Surabaya bahwa pemahaman petugas terhadap
pembagian tugas, supervisi program dan standar dan sasaran program IVA kurang
struktur organisasi puskesmas (Silalahi, 2017). memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar implementasi program IVA (nilai t = 1,45).
puskesmas telah memiliki standar operasional Pemahaman standar dan sasaran program
tersendiri dalam pelaksanaan program IVA. dinilai dari kesesuaian prosedur pelayanan,
Pelaksanaan program IVA, selama ini dilakukan kesesuaian target dengan kemampuan
oleh dokter maupun bidan yang telah mengikuti puskesmas dan cakupan pelayanan puskesmas
pelatihan yang juga merangkap sebagai (Khariza, 2015). Dalam penelitian ini, 14
pelaksana program KIA. Hal ini dikarenakan puskesmas yang telah melaksanakan program

Tabel 3. Tabulasi Silang Pengaruh Karakteristik Dukungan Puskesmas Terhadap Implementasi


Program IVA
Karakteristik Implementasi Program IVA P Value CI 95%
Dukungan Rendah Tinggi Total
Puskesmas
N % N % N %
Kurang Baik 2 40% 1 11,1% 3 21,4% 0,505 0,698-
8,563
Baik 3 60% 8 88,9% 11 78,6%
Total 5 100% 9 100% 14 100%

7
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

deteksi dini kanker serviks metode IVA belum pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode
mencapai target pemeriksaan. Hal ini IVA bisa berjalan dengan baik.
disebabkan oleh tidak sesuainya target capaian Berdasarkan perhitungan menggunakan
dengan puskesmas, rendahnya minat ibu untuk uji fisher menunjukkan bahwa p value dari
melakukan tes IVA, dan lain sebagainya. Selain variabel sumber daya sebesar 0,023 yang berarti
itu, Pada pelaksanaan program IVA ini hanya < 0,05 dan RP sebesar 7,2. Hal ini berarti
beberapa puskesmas yang telah melakukan sumber daya (manusia, anggaran, peralatan dan
pemetaan sasaran, sedangkan puskesmas lain bahan) berpengaruh terhadap implementasi
yang tidak melakukan pemetaan sasaran Program IVA di puskesmas wilayah Kota
biasanya hanya mengandalkan pasien yang Semarang dengan risiko 7,2 kali lebih besar
datang ke puskesmas atau cenderung pasif. pada puskesmas yang memiliki sumber daya
Padahal, pemetaan sasaran dianggap penting (manusia, anggaran, peralatan dan bahan) yang
guna mempermudah kerja puskesmas dalam kurang baik.
mengetahui jumlah sasaran berdasarkan suatu
wilayah yang perlu diperiksa dan metode Nilai Contingency Coefficient (CC) diperoleh
pemeriksaan apa yang perlu dilakukan (aktif sebesar 0,698 hal ini menunjukkan bahwa
atau pasif) (Saraswati, 2017). pengaruh sumber daya (manusia, anggaran,
Meskipun demikian, dalam pelaksanaan peralatan dan bahan) terhadap implementasi
deteksi dini melalui metode IVA seluruh program deteksi dini kanker serviks melalui
puskesmas di wilayah Kota Semarang telah metode IVA termasuk dalam kategori kuat.
melakukan pelayanan sesuai alur pelaksanaan Penelitian ini sejalan dengan Penelitian ini
pelayanan IVA dari Permenkes No. 34 tahun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dimana sebelum melakukan pelayanan petugas Amalia (2010) bahwa ada hubungan yang
melakukan konseling terhadap pasien mengenai signifikan antara variabel sumber daya dengan
kanker serviks, faktor resiko dan implementasi program yang dibuktikan dari
pencegahannya, kemudian melakukan hasil (π= 0,331) dan Z = 3,17 dan nilai koefisien
pemeriksaan melalui metode IVA, lalu dilihat determinasi sebesar 10,96 %, hal ini berarti
hasilnya dan diberi konseling apabila IVA sumber daya berpengaruh terhadap
negatif maka pemeriksaan diulang pada 3-5 implementasi program sebesar 10,96%. Begitu
tahun kemudian, apabila hasil positif maka juga dengan penelitian kualitatif yang dilakukan
dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan yang oleh Haridison (2016) bahwa sumber daya
menyediakan krioterapi atau pengulangan adalah faktor penting untuk
pemeriksaan IVA (sesuai dengan permintaan mengimplementasikan suatu kebijakan agar
pasien) (Juanda, 2015). Hal ini menunjukkan berjalan efektif. Sumber daya manusia dan dana
bahwa petugas pelaksana program IVA telah haruslah tersedia dalam implementasi
memiliki pemahaman yang baik mengenai kebijakan, kekurangan sumber daya pada proses
pelaksanaan program IVA sehingga layanan implementasi kebijakan secara tidak langsung

Tabel 4. Tabulasi Silang Pengaruh Standar dan Sasaran Program dengan Implementasi Program
IVA
Standar dan Implementasi Program IVA P Value CI 95%
Sasaran Program
Rendah Tinggi Total
IVA
N % N % N %
Kurang Baik 2 40% 0 0% 2 14,3% 0,110 1,501-
10,658
Baik 3 60% 9 100% 12 85,7%
Total 5 100% 9 100% 14 100%

8
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

Tabel 5. Tabulasi Silang Pengaruh Sumber daya dengan Implementasi Program IVA
Implementasi Program IVA
P CI
Sumber daya Rendah Tinggi Total RP CC
Value 95%
N % N % N %
1,078-
Kurang Baik 4 80% 1 11,1% 5 35,7% 0,023 7,2 0,689
48,097

Baik 1 20% 8 88,9% 9 64,3%


Total 5 100% 9 100% 14 100%

akan memperbesar kegagalan pada kelengkapan peralatan dan bahan yang


implementasi kebijakan (Titisari, 2017). Teori diperlukan untuk melaksanakan program IVA.
implementasi menurut Edward menyatakan Berdasarkan hasil penelitian alat dan
bahwa sumber daya merupakan faktor penting bahan inti yang digunakan untuk pemeriksaan
untuk implementasi kebijakan agar efektif. seperti spekulum, bed ginekologi, lidi swab,
Meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan asam asetat, klorin dan sebagainya sudah
secara jelas dan konsisten, tetapi apabila tersedia dan dalam keadaan baik. Namun jika
implementor kekurangan sumber daya untuk dilihat dari pedoman Permenkes No.34 Tahun
melaksanakan, maka implementasi tidak akan 2015 terdapat beberapa peralatan yang belum
berjalan efektif (Winarno, 2012). Dalam tersedia seperti tang/spanner, kain perlak untuk
penelitian ini, Sumber daya manusia di meja ginekologi, penutup nampan dan trolly,
beberapa puskesmas masih belum sesuai dengan senter, gallipots anti karat dan unit krioterapi.
pedoman pelaksanaan program IVA yaitu 2 Unit krioterapi hanya terdapat di satu
orang bidan dan 1 dokter. Hal ini sesuai dengan puskesmas saja.
penelitian yang dilakukan oleh Riyadini (2016)
bahwa di tiap puskesmas hanya 1 bidan yang PENUTUP
dilatih dan tidak semua dokter umum yang ada
di puskesmas diberi pelatihan, sehingga jumlah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pelaksana program IVA di puskesmas tidak dilakukan, dapat diketahui bahwa ada pengaruh
sesuai dengan pedoman Permenkes No. 34 antara disposisi/sikap petugas dan sumber daya
Tahun 2015. Menurut Indiahono (2009) (manusia, anggaran, peralatan dan bahan)
kegagalan dalam implementasi sering terjadi terhadap implementasi program deteksi dini
karena sumber daya manusia tidak meencukupi, kanker serviks metode IVA. Sementara
tidak memadai ataupun tidak kompeten di komunikasi petugas, karakteristik dukungan
bidangnya. puskesmas serta pemahaman standar dan
Selain itu, sumber dana pelaksanaan sasaran program tidak memiliki pengaruh dalam
program IVA memang bersumber dari APBD. implementasi program deteksi dini kanker
Namun pengelolaan dana yang ada belum serviks metode IVA.
maksimal dan belum terfokuskan pada Berkaitan dengan adanya pengaruh
pelaksanaan program IVA saja. Hal tersebut antara disposisi/sikap petugas dan sumber daya
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh dalam implementasi program deteksi dini
Anggraini (2014) bahwa tidak ada dana kanker serviks melalui metode IVA, perlu
operasional tersendiri untuk pelaksanaan adanya penelitian lebih lanjut untuk menggali
program IVA dari Dinas Kesehatan sehingga faktor-faktor lain dari petugas yang
diambilkan dari dana operasional program KIA. berhubungan dengan implementasi program
Tidak adanya alokasi dana khusus untuk IVA. Bagi pihak dinas kesehatan, perlu adanya
pelaksanaan program IVA, juga berdampak pelatihan bagi petugas puskesmas yang belum

9
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

pernah mengikuti pelatihan guna meningkatkan Surakarta. Manajemen Kesehatan Indonesia,


jumlah puskesmas yang melakukan pelayanan 5(2): 62–77.
deteksi dini kanker serviks metode IVA di Kota Lestari, R. P. 2017. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Pemeriksaan IVA di
Semarang.
Puskesmas Tretep Kabupaten Temanggung.
Kebijakan Kesehatan Indonesia, 6(1): 62–71.
DAFTAR PUSTAKA Masturoh, E. 2016. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Wanita Deteksi Dini Kanker
Amalia, R. P. 2010. Implementasi Kebijakan Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat
Program IVA di Kabupaten Kudus. Kebijakan (IVA). Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Kesehatan Indonesia, 2(4): 156–162. Semarang.
Anggraini, F. D. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Mulyati, S., Suwarsa, O., & Arya, I. F. D. 2015.
Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Pengaruh MEdia Film Terhadap Sikap Ibu
Serviks Melalui Pemeriksaan IVA (Inspeksi pada Deteksi Dini Kanker Serviks. Jurnal
Visual Asam Asetat) di Puskesmas Wilayah Kemas, 2(1): 16-24.
Kota Surabaya. Journal of Health Science, 7(1): Nordianti, M. E., & Wahyono, B. 2017. Determinan
16-24. Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat di
Apriningrum, N., Arya, I. F. ., & Susanto, H. 2017. Puskesmas Kota Semarang. HIGEIA (Journal
Evaluasi Input pada Program Pencegahan of Public Health Research and Development), 1(3):
Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA di 33–44.
Kabupaten Karawang. Midwife Journal, 3(2): Pakkan, R. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan
53–65. Dengan Motivasi Ibu Melakukan
Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2017. Profil Pemeriksaan Metode Inspeksi Visual Asam
Kesehatan Kota Semarang 2016. Dinas Asetat (IVA) di Kelurahan Lepo-Lepo Kota
Kesehatan Kota Semarang: Semarang. Kendari. Jurnal Ilmiah Bidan, 2(1): 12–17.
Haridison, A. 2016. Faktor-faktor yang Pamaruntuan, A. T. C., Kandou, G. D., & Kepel, B.
Mempengaruhi Implementasi Kebijakan J. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Penanggulangan Pertambangan Emas Tanpa Dengan Tindakan Wanita Usia Reproduktif
Ijin Di Kecamatan Sepang. Administrasi Publik untuk Melakukan Inspeksi Visual dengan
Dan Birokrasi, 24(2): 36–48. Asam Asetat di Kelurahan Kinilow
Hasibuan, R., Suwitri, S., & Jati, S. P. 2016. Kecamatan Tomohon Utara. Kebijakan
Implementasi Program Pengendalian Kesehatan Indonesia, 6(1): 16–30.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2DBD) Rahma, R. A., & Prabandari, F. 2012. Beberapa
di Wilayah Kota Medan. Manajemen Kesehatan Faktor yang Mempengaruhi Minat Wus
Indonesia, 4(1): 35–43. (Wanita Usia Subur) Dalam Melakukan
Indiahono, D. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Pemeriksaan Iva (Inspeksi Visual dengan
Policy Analisys. Yogyakarta: Gava Media. Pulasan Asam Asetat) di Desa Pangebatan
Juanda, D., & Kesuma, H. 2015. Pemeriksaan Kecamatan Karanglewas Kabupaten
Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Banyumas Tahun 2011. Jurnal Ilmiah
untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kebidanan, 3(1): 1–14.
Kedokteran Dan Kesehatan, 2(2): 169–174. Rasjidi, I. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks.
Kartawiguna, E. 2008. Faktor-faktor yang berperan Indonesian Journal of Cancer, 3(3): 103–108.
pada karsinogenesis. Jurnal Kedokteran Trisakti, Riyadini, Marsya Savitri. 2015. Analisis Implementasi
20(1): 16–26. Program Deteksi Dini Kanker Servik Dengan
Khariza, H. A. 2015. Program Jaminan Kesehatan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di
Nasional : Studi Deskriptif Tentang Faktor- Puskesmas Kota Semarang. Skripsi. Universitas
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Negeri Semarang
Keberhasilan Implementasi Program Jaminan Ropitasari, Soetrisno, Mulyani, S., & Saddhono, K.
Kesehatan Nasional. Kebijakan Dan 2014. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Manajemen Publik, 3(1): 1–7. Melalui Tes IVA di Puskesmas Jaten II
Lestari, I. S. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kabupaten Karanganyar. Journal of Health
Kesediaan WUS dalam Melakukan Deteksi Science, 3(1): 1–5.
Dini Kanker Serviks di Puskesmas Manahan

10
Santika, I., Bambang, W. / Penyedia Layanan terhadap / HIGEIA 3 (1) (2019)

Saraswati, M., Sriatmi, A., & Jati, S. P. 2017. Susanti, A. 2011. Faktor-Faktor yang berhubungan
Analisis Implementasi Program Deteksi Dini dengan Rendahnya Kunjungan IVA di Wilayah
Kanker Serviks melalui Metode Inspeksi Kerja Puskesmas Halmahera Kecamatan
Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Kota Semarang Timur. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(4): Semarang.
85–95. Titisari, I., Yanuarini, T. A., & Antono, S. D. 2017.
Silalahi, L. R., Zuska, F., & Tarigan, F. L. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Rendahnya Cakupan Pemeriksaan IVA di Pasangan Usia Subur (PUS) Melakukan
Puskesmas Binjai Estate. Jurnal Ilmiah Kohesi, Skrining Kanker Serviks Metode IVA di
1(3): 1–13. Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah
Siwi, R. P. Y. 2017. Faktor-faktor yang Utara Kota Kediri. Media Medika Indonesiana,
Mempengaruhi Perilaku Pemeriksaan IVA 5(2): 72–83.
(Inspeksi Visual Asam Asetat) dalam Deteksi Winarno, B. 2012. Kebijakan Publik : Teori, Proses, dan
Dini Kanker Serviks pada Pasangan Usia Studi Kasus. Yogyakarta: CAPS.
Subur. Global Health Science, 2(3): 220–225. Wiyono, S., Iskandar, T. M., & Suprijono. 2008.
Sudarmi, & Nurchairina. 2017. Implementasi Deteksi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk
Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Deteksi Dini Lesi Prakanker Serviks. Media
Rahim dengan Menggunakan Metode CBE Medika Indonesiana, 43(3): 116–121.
dan IVA di Kabupaten Lampung Selatan. Wulandari, C., Ahmad, L. O. A. I., & Saptaputra, S.
Jurnal Kesehatan, 8(2): 225–234. . 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Suryapratama, satya ariza. 2012. Karakteristik Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di UPTD
Penderita Kanker Serviks di RSUP Dr . Puskesmas Langra Kecamatan Wawonii
Kariadi Semarang Tahun 2010. Media Medika Barat Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun
Muda, 3(1): 1–11. 2016. Kebijakan Kesehatan Indonesia, 5(2): 106–
114.

11

Anda mungkin juga menyukai