Anda di halaman 1dari 5

Kewaspadaan standar yang harus dilakukan petugas rumah sakit

 Kewaspadaan standar dirancang untuk mengurangi resiko terinfeksi penyakit menular pada petugas
kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui dan harus diterapkan
terhadap semua pasien di Rumah Sakit.
 Beberapa hal yang harus dilakukan dalam kewaspadaan standar:
1. Kebersihan tangan/Hand Hygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD): sarung tangan,masker,goggle(kaca mata pelindung,face
shield(pelindung wajah), gaun.
3. Hygiene respirasi/Etika batuk
4. Praktek menyuntik yang aman

KEBERSIHAN TANGAN/HAND HYGIENE


 Mengapa kebersihan tangan/hand hygiene sangat penting???
Praktik kebersihan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan dan
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada
kulit.

Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama
infeksi nosokomial HAIs) dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan
kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah ( boyce dan
pittet, 2002 ). Mikroorganisme ditanagan ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan lingkungan.

Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal lapisan terdalam permukaan kulit yaitu
staphylococcus epidermidis. Selain memahami panduan dan rekomendasi untuk kebersihan tangan,
para petugas kesehatan perlu memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan terutama
keterbatasan, pemakaian sarung tangan.

 Hal – hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan :


1. Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus
dicuci dengan sabun dan air mengalir.
2. Bila tangan tidak jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, harus digunakan antiseptic berbasis
alcohol untuk dekontaminasi tangan rutin.
3. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan.

 HYGIENE TANGAN dapat dilakukan melalui 2 cara :


1. Mencuci tangan : dilakukan menggunakan air mengalir dan sabun biasa atau sabun
antiseptic,apabila tangan terlihat kotor atau setelah terkena cairan tubuh.
2. Alternatif cuci tangan (alcuta) dengan handrub antiseptic : handrub antiseptic berisi emolien
seperti gliserin,glisol propelin atau sorbitol yang melindungi dan melembutkan kulit.
- Dilakukan ketika tangan tidak terlihat kotoran atau debris.
- Dapat menggunakan handrub antiseptic berbasis alcohol 70%
- Terutama di tempat yang akses wastafel dan air bersih terbatas
- Untuk mengurangi penumpukan emolien pada tangan setelah pemakaian handrub
berulang,tetap diperlukan untuk mencuci tangan dengan sabun dan airsetiap kali setelah 5-
10 aplikasi handrub.

 INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN


 Berdasarkan Pedoman PPIRS dan FasilitasPelayanan Kesehatan Lainnya Departemen
Kesehatan (2007),indikasi kebersihan tangan antara lain :
1. Segera : setelah tiba di tempat kerja.
2. Sebelum : - kontak langsung dengan pasien.
- memakai sarung tangan
-menyediakan/mempersiapkan obat-obatan
-mempersiapkan makanan
-memberi makan pasien
-Meninggalkan rumah sakit
3. Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi,untuk menghindari kontaminasi silang.
4. Setelah : -kontak dengan pasien.
-melepas sarung tangan
-melepas alat pelindung diri
- kontak dengan darah atau cairn tubuh pasien
-menggunakan toilet,menyentuh/melap hidung dengan tangan

 Berdasarkan pedoman WHO,direkomendasikan “five moments for hand hygiene”

GAMBAR 5 MOMENT CUCI TANGAN

Lima moment cuci tangan (WHO) :


1. Sebelum kontak pasien.
2. Ssebelum tindakan bersih/aseptic.
3. Setelah kontak cairan tubuh.
4. Setelah kontak pasien.
5. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.

 Prosedur mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir


GAMBAR CUCI TANGAN DENGAN AIR MENGALIR

 Prosedur kebersihan tangan dengan handrub antiseptic


GAMBAR CUCI TANGAN DENGAN HANDRUB

 Siapa yang harus menjalankan kebersihan tangan???


Kebersihan tangan di RS wajib dilakukan oleh :
1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien
(dokter,perawat,fisioterapis,dan petugas kesehatan lainny)
2. Setiap orang yang secara tidak langsung kontak dengan pasien (ahli
gizi,farmasist,petugas laboratorium,petugas pendaftaran)
3. Setiap orang yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan pada pasien.
ALAT PELINDUNG DIRI
 Alat pelindung diri mencakup sarung tangan,masker,alat pelindung
mata,topi,gaun,apron dan pelindung lainnya. Di banyak Negara, topi,masker,gaun
dan duk sering terbuat dari kain atau kertas namun yang paling baik adalah yang
terbuat dari bahan sintetis yang tidak tembus air. Jika tidak dapat dicuci,jangan
digunakan lagi!

 Pedoman umum alat pelindung diri :


1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD.
2. Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan
kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah anda mengetahui APD
tersebut tidak berfungsi optimal.
3. Lepaskan APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan
hindari kontaminasi :
a. Lingkungan diluar ruang isolasi.
b. Para pasien atau pekerja lain
c. Diri anda sendiri
4. Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hatidan segera membersihkan
tangan.

 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri :


1. Sarung tangan : melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit
dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan.
GBR BAGAN ALUR PEMILIHAN SARUNG TANGAN
Ingat :- sebelum dan sesudah memakai sarung tangan,lakukan kebersihan
tangan menggunakan antiseptic cair atau handrub berbasis alcohol.
-jangan memproses ulang sarung tangan yang retak,mengelupas atau
memiliki lubang atau robekan yang dapat terdeteksi.
2. Masker : harus cukup besar untuk menutupi hidung,mulut,bagian bawah
dagu,dan rambut pada wajah. Masker dipsksi untuk menahan cipratan yang keluar
sewaktu petugas kesehatan berbicara,batuk,atau bersin serta untuk mencegah
percikan darah atau cairan tubuh lainnya masuk hidung atau mulut petugas
kesehatan.
3. Alat Pelindung Mata : melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh
lain dengan cara melindungi mata.
4. Topi : digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan.
5. Gaun Pelindung : digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui droplet/airborne.
6. Apron : terbuat dari karet atau plastic,merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang depan bagian tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus
mengenakan apron dibawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung
pada pasien,membersihkan pasien,atau melakukan prosedur dimana ada resiko
tumpahan darah,cairan tubuh atau sekresi.
7. Pelindung kaki : digunakan untuk melindungi kaki dari cidea akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.

 GBR LANGKAH-LANGKAH MENGENAKAN PAKAIAN PELINDUNG


 GBR LANGKAH-LANGKAH MELEPASKAN PAKAIAN PELINDUNG

HYGIENE RESPIRASI/ETIKA BATUK


 Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksidi sumbernya.
 Semua pasien,pengunjung,dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu
mematuhi etika batuk dan kebersihanpernapasan untuk mencegah infeksi
pernapasan.
 Saat anda batuk/bersin :
-tutup hidung dan mulut anda dengan tisu
-segera buang tisu yang terpakai
-lakukan kebersihan tangan
 “GBR ETIKA BATUK”

PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN


 Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada setiap suntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
 Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose. Jarum atau spuilt yang
di pakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.
 Gambar jarum suntik dan obat
MOTTO : “Change begins with you and begins today, here and now”
“Think big, start small, act now”
“If I have not washed my hand, please tell me”
“If you have not washed yours, I will tell you”

Anda mungkin juga menyukai