09e01321 PDF
09e01321 PDF
TESIS
Oleh
RIRIS OPPUSUNGGU
077010009/IKM
K O L A
E
H
S
PA
A
N
C
A S A R JA
S
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (Fe)
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA
PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT. X
KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Oleh
RIRIS OPPUSUNGGU
077010009/IKM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH
DARAH (FE) TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA WANITA PENSORTIR DAUN
TEMBAKAU DI PT. X KABUPATEN DELI
SERDANG
Nama Mahasiswa : Riris Oppusunggu
Nomor Pokok : 077010009
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kekhususan Kesehatan Kerja
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T Chairun Nisa B, M. Sc)
TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
RIRIS OPPUSUNGGU
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRAK
Masalah anemia pada tenaga kerja wanita berperan besar terhadap rendahnya
produktivitas kerja. Sejalan dengan itu perlu perhatian terhadap masalah yang
berhubungan dengan kesehatan kerja seperti keadaan gizi golongan pekerja dan cara
untuk memperbaiki status gizi. Pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau di
PT. X ada sebanyak 48,5% yang memiliki kadar Hemoglobin darah <12 gr/dl atau
anemia.
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen kuasi dengan desain
eksperimen pre-test and post-test control group design. Intervensi dilakukan selama 3
bulan yaitu pemberian obat cacing dosis tunggal dan pemberian tablet tambah darah.
Sesuai kriteria inklusi sampel sebanyak 66 orang. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui kadar Hemoglobin dan produktivitas kerja, untuk mengetahui konsumsi
makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) dan mengetahui pengaruh pemberian
tablet tambah darah terhadap kenaikan kadar hemoglobin dan peningkatan
produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau di PT.X. Kabupaten Deli
Serdang.
Pengukuran Hemoglobin dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin dan
menggunakan alat Spektofotometer. Konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C,
Zat Besi) dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan metode food
recall 2 x 24 jam pada hari yang berbeda. Data dianalisa dengan uji t dependent.
Hasil penelitian menunjukkan dengan pemberian tablet tambah darah berhasil
meningkatkan kadar Hemoglobin sebesar 21,35% serta di ikuti peningkatan
produktivitas kerja sebesar 16,28%. Hubungan Peningkatan kadar Hemoglobin
dengan produktivitas kerja menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dan nilai r =
0,635 berarti mempunyai hubungan yang erat artinya apabila Hemoglobin meningkat
maka produktivitas kerja juga akan meningkat.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRACT
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Tablet Tambah darah
Kabupaten Deli Serdang“ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang
1. Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Jurusan Program Magister
3. Dr. Ir. Evawany Aritonang M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang
5. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Komisi Pembanding yang banyak
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
6. Ernawati Nasution, SKM, M. Kes sebagai Komisi pembanding yang banyak
7. Pimpinan PT. X Kabupaten Deli Serdang yang memberi izin penelitian atas
Medan.
10. Seluruh Staf Dosen dan administrasi Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah
11. Suami tercinta Drs. SP. Sihombing dan ananda tersayang Satrio Amos
Penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis
berharap tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Penulis,
Riris Oppusunggu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP...................................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................x
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................47
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................47
4.2 Karakteristik Sampel................................................................................53
4.3 Konsumsi Makanan..................................................................................56
4.4 Hemoglobin……………………………..................................................62
4.5 Produktivitas ...........................................................................................63
4.6 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja ...............................65
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
4.3. Rata-rata Zat Gizi Tenaga Kerja pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ........................................56
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
8. Foto-foto Penelitian............................................................................106
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia harus mempunyai derajat kesehatan dan gizi yang lebih baik (LIPI VI,
1998). Produktivitas yang tinggi dapat dicapai apabila terdapat keseimbangan antara
beban kerja, kapasitas tenaga kerja dan lingkungan kerja. Kapasitas tenaga kerja
1989)
Produktivitas kerja mempunyai kaitan dengan gizi yaitu kurang gizi akan
menurunkan daya kerja. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang
berkembangnya IPTEK dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan
daya saing di era globalisasi. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan
pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu
termasuk Indonesia adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada pekerja
tubuh akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah, lemah, lesu sehingga
bahwa salah satu penyebab rendahnya produktivitas kerja adalah karena anemia.
Hasil penelitian melaporkan 35% tenaga kerja wanita Indonesia menderita anemia zat
2004).
pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi, dan Kudus - Jawa
6,5 jam per minggu. Anemia menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat
penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat.
Pada tenaga kerja penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki
produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita anemia (Karyadi, 1984).
anemia, hasil studi di Tangerang (1999) menunjukan prevalensi anemia pada pekerja
wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia produktivitasnya 20% lebih rendah dari
pekerja yang sehat. Penelitian oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita
(1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang
menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah,
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
dengan meningkatkan kadar Hemoglobin tenaga kerja wanita dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan untuk mencapai produktivitas kerja yang
tinggi dibutuhkan kadar Hemoglobin darah yang normal (Muji Rahayu, 1999).
prevalensi anemia masih tinggi pada wanita usia 15-45 tahun atau wanita pekerja
sebesar 39,5% juga survei pada delapan kabupaten /kota di Propinsi Sumatera Utara
(1997) prevalensi anemia sebesar 78,4% angka yang cukup tinggi (Latief, 2003).
Data Badan Pusat Statistik pekerja wanita di Indonesia setiap tahun makin
meningkat pada tahun 1980 jumlahnya 16.934.590 orang (32.65%), pada tahun 1987
meningkat menjadi 25.788.997 orang dan tahun 1995 meningkat 37.000.000 orang
kemudian tahun 2003 mencapai 37.468.028 orang (35,37%). Peningkatan ini dilihat
dari segi positip bertambahnya tenaga produktif, dan dari segi negatif status
kesehatan, gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang baik sehingga
efisien. Pelayanan kesehatan, gizi yang belum memadai dapat dilihat pada pekerja
kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti kurang energi
terjadi kegemukan. Masalah gizi pada pekerja sebagai akibat langsung yakni
kurangnya asupan makanan tidak sesuai dengan beban kerja (Anonymous, 2008).
dengan berbagai intervensi seperti kegiatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
yang diarahkan pada dukungan sosial dan membuka jalan dan mendukung kegiatan
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
penanggulangan yang bersifat langsung seperti suplementasi zat besi, fortifikasi dan
Berdasarkan hal tersebut program penanggulangan anemia gizi bagi pekerja wanita
tetap dikembangkan yang bertujuan menurunkan prevalensi anemia gizi agar pekerja
Suplementasi zat besi adalah salah satu cara untuk meningkatkan status gizi
dan kesehatan pada pekerja wanita, dan meningkatkan produktivitas kerja di dalam
mengembangkan sumber daya manusia yang tangguh dan mantap (Tigaraksa, 2008).
Tablet Tambah Darah adalah tablet suplementasi penanggulangan anemia gizi yang
setiap tablet mengandung Ferro sulfat 200 mg. Pemberian tablet tambah darah
dilakukan dengan dosis 1 tablet sehari minimal selama 3-4 bulan (Anonymous,
2007).
dan pembentukan enzim. Hemoglobin bertindak sebagai unit pembawa oksigen darah
yang membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel, serta membawa C02 kembali ke
paru-paru. Defesiensi besi dapat mengakibatkan cadangan zat besi dalam hati
Gerakan pekerja wanita sehat dan produktif merupakan upaya bersama yang
orang, bekerja selama 8 jam/hari. Dengan kriteria inklusi didapat 136 orang yang
66 orang (48,5%) yang mempunyai kadar Hemoglobin <12 g/dl. Setiap hari terpapar
dengan debu dan tembakau yang disortir hasil fermentasi debu dapat terhirup karena
tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau tidak menggunakan masker, berada di
Hemoglobin tidak pernah dilakukan, keluhan seperti lemah, lemas, gampang lelah,
kerja. Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu yang masuk ke dalam tubuh
terjadi pada sistem saluran pernapasan yang meyebabkan penyakit asma, infeksi
Hal ini akan mempercepat terjadinya anemia dan kekurangan gizi (Suhardjo, 1989).
kerja wanita pensortir daun tembakau maka perlu adanya suatu upaya pemberian
suplementasi tablet tambah darah satu tablet setiap hari selama 90 hari. Dengan
demikian diharapkan dapat meningkatkan ketahanan tubuh yang pada akhirnya akan
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
meningkatkan produktivitas kerja, maka berdasarkan hal diatas maka penelitian ini
1.2 Permasalahan
debu, panas, tidak pernah mendapat makanan tambahan maupun minuman. Keluhan
seperti lemah, lemas, gampang lelah, kurang konsentrasi, pusing, pening, pegal-pegal,
jenuh sehingga sering tidak dapat memenuhi sesuai target dari perusahaan. Hal ini
sering dialami oleh tenaga kerja juga penyakit batuk kering tanpa demam, demam
tanpa batuk, penyakit alergi, dan pemeriksaan Hemoglobin belum pernah dilakukan,
hasil skrining Hemoglobin dari 136 tenaga kerja terdapat 66 orang (48.5%) yang
mempunyai Hemoglobin <12 gr/dl. Berdasarkan hal ini peneliti ingin mengetahui
bagaimana pengaruh pemberian tablet tambah darah (Fe) terhadap produktivitas kerja
Serdang.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
3. Mengetahui konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi)
sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah pada wanita pensortir
Serdang
Serdang.
1. Ada pengaruh pemberian tablet tambah darah (Fe) terhadap kenaikan kadar
Serdang.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
2. Sebagai informasi pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau pada PT.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih
sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah atau Hemoglobin di bawah nilai
normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,
misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah
anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang
disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe)
untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah
hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin
menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan
cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau
besi (Fe) hingga disebut Anemia kekurangan zat besi atau Anemia gizi besi. Kadar
Hemoglobin yang dapat disebut normal untuk seseorang adalah sukar ditentukan
karena kadar Hemoglobin ini sangat bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun
WHO (1989) telah menetapkan patokan batas kadar anemia berdasarkan umur, jenis
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin
Normal ≥ 12 gr/dl
pada darah. Hemoglobin terdapat didalam eritrosit sedangkan umur eritrosit rata-rata
120 hari, maka dengan demikian apabila eritrositnya hancur hemoglobinnnya juga
ikut pecah. Konsentrasi normal hemoglobin pada orang dewasa adalah 14-16 gram
per dl darah yang semuanya terdapat didalam eritrosit. Diperkirakan terdapat 750
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
gram hemoglobin didalam seluruh darah yang beredar pada manusia dengan asumsi
berat badan 70 kg. Dan sekitar 6,25 gram akan dibentuk dan dipecah setiap harinya
(Setyohadi, 1997)
Zat gizi besi pertama kali diketahui sebagai salah satu konstituen jaringan
tubuh pada tahun 1713, dan terdistribusi dalam tubuh, seperti pada Hemoglobin,
mioglobin, cadangan besi (hati, limpa, sumsum tulang), besi transport (transperin),
cadangan besi (enzim), ferritin serum. Zat besi dalam tubuh terutama terdapat dalam
Hemoglobin, hanya sebagian kecil terdapat dalam enzim-enzim jaringan yaitu dalam
setiap sel hidup dan penting untuk pernafasan sel. Kandungan besi dalam badan
sangat kecil yaitu 35 mg per kg berat badan wanita atau 50 mg per kg berat badan
pria atau jumlah zat besi di dalam badan manusia yang mempunyai berat badan 70
kg adalah 3,5 g, 70% di antaranya dalam bentuk Hemoglobin. Senyawa zat besi
lainnya dalam persentase yang sangat kecil umumnya berada di dalam jaringan
badan. Zat besi besar peranannya dalam kegiatan oksidasi menghasilkan energi dan
transportasi oksigen, maka tidak diragukan lagi apabila kekurangan zat besi akan
terjadi perubahan tingkah laku dan penurunan kemampuan bekerja (Husaini, 1997)
lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Besi dalam tubuh sebagian terletak di sel-
sel darah merah sebagai heme, suatu pigman yang megandung sebuah inti atom besi.
Dalam sebuah molekul hemoglobin terdapat empat heme. Sel darah merah
mempunyai masa hidup yang terbatas yaitu hanya 120 hari. Di dalam tubuh terdapat
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
sebanyak 20.000 milyar sel darah merah. Jangkaun hidup tersebut memberi gambaran
bahwa sel darah merah di rusak dan di produksi pada kecepatan 115 juta butir per
menit. Perusakan darah merah terjadi di dalam limpa, dan besi yang telah lepas di
Mioglobin adalah suatu kromoprotein yang terdapat dalam sel otot manusia,
terdapat dalam jumlah yang besar dalam otot jantung manusia, dalam otot rangka,
lebih-lebih pada otot manusia yang sering menyelam jauh dikedalaman laut.
Mioglobin merupakan protein globuler yang kecil dengan berat molekul 16.700 dan
mengandung 152 residu asam amino. Besi juga merupakan bagian dari mioglobin
yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di sel-sel otot, yang juga
tubuh. Walaupun jumlahnya sangat kecil tetapi mempunyai peranan sangat penting.
yang mengandung zat besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi
Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan
kondisi fisiologis tubuh. Di dalam tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg)
disimpan di hati berbentuk ferritin. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup,
zat besi dari ferritin dikerahkan untuk memproduksi Hemoglobin. Jumlah zat besi
yang harus diserap tubuh setiap hari hanya 1 mg atau setara dengan 10 - 20 mg zat
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
besi yang terkandung dalam makanan. Zat besi pada pangan hewani lebih tinggi
Sebenarnya tubuh punya mekanisme menjaga keseimbangan zat besi dan mencegah
pembakar bagi unsur-unsur gizi sumber zat tenaga, seperti karbohidrat menghasilkan
sebanyak 9 kalori/gram. Tubuh orang dewasa kira-kira mengandung 4,5 gram zat
besi, dari jumlah tersebut 73 persen diantaranya terdapat didalam hemoglobin darah
serta dua persen didalam otot, enzim tubuh, sedangkan 25 persen sisanya disimpan
sebagai cadangan di dalam hati, sumsum tulang dan limpa. Di samping, sebagai
komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim
Unsur zat besi tersedia dalam tubuh bersumber dari sayur-sayuran, daging,
ikan yang dikonsumsi setiap harinya. Namun demikian mineral besinya tidaklah
mudah diserap ke dalam darah, karena peyerapannya dipengaruhi oleh HCL dalam
lambung. Besi dalam makanan yang dikonsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri
(secara umum dalam bahan pangan nabati) dan ikatan ferro (dalam bahan pangan
hewani). Besi yang berbentuk ferri dengan peranan dari getah lambung (HCL)
direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Adanya vitamin C dapat membantu proses reduksi tersebut. Besi yang berbentuk
ferro di dalam sel mukosa dioksidasi menjadi ferri, dengan demikian terjadinya
penyatuan diantara ferri dan ferro, yang selanjutnya bergabung dengan apoprotein
membentuk protein yang berkandungan besi, yaitu ferritin, yang selanjutnya melalui
beberapa proses lain dapat masuk dalam plasma darah (Kartasapoetra, 2005).
dibanding dengan pria. Sekitar 20% wanita dewasa, 50% wanita hamil, 3% pria
mengalami anemia. Pada wanita perlu memberi perhatian khusus pada anemia. Tak
heran bila wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena hilangnya zat itu
pada waktu haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan yang cukup
bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat gizi penting yang masuk,
terutama zat besi. Selain menstruasi, kondisi rawan lain saat hamil dan menyusui
(Irianto, 2000).
Debu adalah salah satu partikel yang berbahaya bagi manusia karena
tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan, oleh karena itu pengaruh yang
kesehatan utama dari pemajanan debu adalah penyakit asma dan infeksi saluran
pernapasan, batuk dan naiknya mortalitas tergantung kepada konsentrasi dari sifat
fisik partikel itu sendiri (Fardiaz, 1992). Infeksi dan demam dapat menyebabkan
(Suhardjo, 1986).
1. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari
hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam). Makanan nabati (dari tumbuh-
tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi, namun
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. Pada masa pertumbuhan seperti
anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam. Masa
hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi untuk pertumbuhan janin
serta untuk kebutuhan ibu sendiri. Pada penderita penyakit menahun seperti TBC.
darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita kecacingan
pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang
mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi. Malaria pada penderita anemia gizi
besi, dapat memperberat keadaan anemianya. Kehilangan darah pada waktu haid
4. Pola konsumsi makanan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri
dari nasi, dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi
bagi tubuh. Penyebab lain anemia gizi adalah kebutuhan yang meningkat akibat
adalah 1,6 mg per hari. Sehingga jumlah zat besi yang hilang akibat haid ditambah
kehilangan basal menjadi sekitar 2,4 mg per hari. Satu diantara 3 wanita menderita
anemia. Tak heran bila para vegetarian cenderung mudah menderita anemia. Apalagi
disertai kebiasaan tidak sarapan atau frekuensi makan tidak teratur tanpa kualitas
makanan seimbang. Demikian pula pengidap gangguan penyerapan zat besi dalam
usus. Ini bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi
penghambat seperti kopi, teh, atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang
kesehatan dan penurunan produktivitas kerja. Tanda-tanda anemia adalah lesu, lemah,
letih, lelah, lalai (5 L), sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, gejala
lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
pucat. Ibu hamil dapat menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan,
meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (<2,5 kg).
Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya
(Sampoerna, 2004)
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati,
telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
(daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nenas) sangat
pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah darah. Mengobati
Tujuan pemberian tablet tambah darah adalah untuk meningkatkan status gizi
hemoglobin dan zat besi, melihat efek suplementasi pada penurunan kejadian sakit,
melihat efek suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi badan. Hasil
pemberian tablet tambah darah akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh
(Anonymous, 2008).
penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung fero sulfat 200 mg atau
setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah
merupakan obat bebas terbatas yang dapat dibeli di Apotik, Toko Obat,
dan pondok bersalin.Tablet Tambah Darah diminum dengan air putih, jangan minum
dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Kadang-kadang dapat terjadi gejala
ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah
buang air besar dan tinja berwarna hitam.Untuk mengurangi gejala sampingan, tablet
tambah darah diminum setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila
setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang,
bulan untuk meningkatkan Hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah biasanya
hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung sekitar 120 hari,
maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan sekitar 20 mg
zat besi per hari. Tubuh tidak dapat menyerap Fe dari makanan sebanyak itu per hari,
maka suplementasi tablet tambah darah sangat penting dilakukan. Penyimpanan tablet
tambah darah di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan
dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. Tablet
tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli merah
darah). Tablet Tambah Darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau
untuk mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi
suplementasi dapat dijalankan dengan memberikan pil besi yang banyak di produksi
dan mudah diserap ialah dalam bentuk sulfas ferro-sus. Contoh pil besi produksi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
dalam negeri ialah sulfas ferro-sus dan neo-sulfas ferro-sus. Dalam neo-sulfas ferro-
Suplementasi zat besi menjadi salah satu cara untk meningkatkan status gizi
manusia yang tangguh dan mantap (Tigaraksa, 2008). Seorang tenaga kerja hanya
dapat bekerja selama ia memiliki energi yang diperoleh dari makanan. Gizi kerja
yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sehingga angka sakit
yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja maupun penyakit umum dapat ditekan,
angka mangkir kerja karena sakit juga akan turun dengan sendirinya, yang pada
2.2 Produktivitas
mengandung pengertian perbandingan atau rasio antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produktivitas tenaga kerja selalu dikaitkan
dengan efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan tenaga kerja diartikan sebagai
ukuran keberhasilan tenaga kerja yang menghasilkan suatu produk dalam waktu
tertentu. Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Produktivitas kuantitatif digunakan untuk menentukan tingkat seberapa besar
Produktivitas = Keluaran
produksi yang dihasilkan oleh seseorang secara utuh, satuannya adalah unit
produktif dari seorang tenaga kerja umtuk menghasilkan keluaran tersebut. Waktu
produktivitas adalah waktu kerja yang sebenarnya dipakai yaitu jumlah jam kerja
V (unit produk)
Produktivitas = ________________ = …………..barang/orang/hari
T ( jam kerja)
jumlah target produk tertentu selama jam kerja, maka produktivitas tenaga kerja dapat
selama jam kerja, dengan jumlah target produk (unit barang) yang seharusnya
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Secara umum peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :
3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber
keseimbangan antara beban kerja , kapasitas kerja dan lingkungan kerja (Suma’mur,
1989). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja
a. Motivasi.
kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
mencapainya
b. Kedisplinan.
Displin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku
c. Etos Kerja.
Etos kerja merupakan salah satu factor penentu produktivitas, karena etos
kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatau
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
pekerjaaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap
d. Ketrampilan.
e. Pendidikan.
f. Tingkat upah minimal yang berlaku, dimana tingkat upah yang terlalu rendah
atau tidak mungkin mampu bekerja produktif atau malas bekerja akibat
kekurangan gizi.
pekerja. Apabila tenaga kerja menderita kurang darah, maka tenaga yang dihasilkan
oleh tubuh akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah sehingga produktvitas kerja
tenaga kerja berada dalam kesehatan yang optimal, sementara kesehatan seseorang
pada hakekatnya sangat dipengauhi oleh keadaan (status) gizinya (Sayogyo, 1996)
Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 bahwa banyak tenaga kerja yang
absensi karena sakit dimana 3%-8% tenaga kerja yang absen setiap harinya karena
Salah satu faktor yang menentukan produktivitas adalah status gizi tenaga
pekerja yang baik yang salah satunya adalah ferum (zat besi) didalam tubuh
jumlahnya haruslah mencukupi. Ferum (zat besi) adalah salah satu unsur untuk
Hemoglobin akan berkurang yang dapat menyebabkan anemia zat besi. Kadar
Hemoglobin yang rendah akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh. Untuk
mengatasi hal ini dianjurkan untuk memberikan kebutuhan akan ferum secukupnya
(Mahdin, 1989)
Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga
merasa cepat lelah karena anemia menyebabkan tenaga berkurang. Dengan demikian
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
hasil kerjanya akan rendah sehingga produktivitas kerja menurun. Ketahanan dan
akan lebih dipunyai oleh individu dengan tidak anemia (Wirakusumah, 1999).
Prevalensi anemia (karena kurangan zat besi) masih tinggi di Indonesia. Studi
mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi,
produktivitas 5-10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia yang
menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit,
sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat. Maka benarlah bila disimpulkan,
menderita anemia memiliki produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita
anemia (Karyadi, 1984). Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 bahwa banyak
tenaga yang absensi karena sakit diamana 3–8% tenaga kerja yang absen setiap
harinya karena sakit, hal ini dapat menurunkan produktivitas perusahaan (Suma’mur,
1995). Penelitian yang dilakukan oleh Ruowei, 1991 di Cina, Husaini dkk.1981,
tidak anemia dan diikuti dengan menigkatnya produktivitas kerja yang lebih baik.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
2.4 Karakteristik Pekerja
a. Umur
Pekerja yang berusia muda mempunyai tingkat absensi tinggi hal ini
pekerja usia tua sering terjadi penyakit syaraf seperti tremor. Dimana tremor pada
b. Lama Kerja
mempunyai kepuasaan kerja yang terus meningkat sampai lama kerja lima tahun dan
kemudian mulai terjadi penurunan sampai lama kerja delapan tahun. Tetapi kemudian
setelah tahun kedelapan kepuasaan kerja secara perlahan-lahan akan meningkat lagi.
Selain itu tenaga kerja yang telah lama bekerja mempunyai dorongan untuk hadir
(Budiono, 1990)
c. Pendidikan
yang berada dalam keadaan sosial ekonomi lemah, yang disebabkan antara lain
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki. Pekerja dengan
dasar pendidikan dan ketarmpilan yang sangat terbatas serta kondisi kesehatan yang
gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok
informasi tentang jenis, jumlah pangan yang dikonsumsi (dimakan) oleh seseorang
gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh
setiap orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola
makan juga dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau kelompok orang (keluarga)
fungsi semua organ agar dapat berjalan dengan baik seperti karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air. Tingkat kecukupan zat gizi berbeda pada setiap
orang dan perbedaan tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan ataupun
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
kegiatan yang dilakukan. Pembagian pekerjaan menurut lamanya bekerja adalah
bekerja delapan jam adalah termasuk pekerjaan sedang dan bila bekerja lebih dari
delapan jam adalah pekerjaan berat. Secara umum pengaruh gizi pada manusia
Adapun rata-rata kecukupan zat gizi untuk wanita dewasa pekerja sedang
Tabel 2.3 Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja
Sedang Menurut Umur
Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut
Umur (20-45 Tahun)
Protein (gr) 50
Vitamin C (mg) 75
komsumsi zat besi yang berasal dari makanan, atau rendahnya absorbsi zat besi yang
ada dalam makanan. Ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi
makanan yang cukup jumlah dan macamnya akan menjamin kesehatan. Sebaiknya
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
lauk pauk ada yang berasal dari hewani dan nabati. Demikian juga bahan makanan
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang
berasal dari hewani. Disamping banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari
dapat mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersamaan pada
waktu makan menyebabkan serapan zat besi menjadi semakin rendah. Makanan kaya
vitamin C seperti air jeruk sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan tubuh
2. Tingkat pendapatan
3. Pengetahuan gizi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Kombinasi makanan sehari-hari harus diperhatikan , yang terdiri atas campuran
sumber besi yang berasal dari hewani dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain
Tabel 2.4 Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan (per 100 gr BDD)
Biskuit
Martabak Mesir
Persentase zat besi yang dapat diserap dari makanan sangat rendah dan bervariasi. Zat
besi dari pangan hewani lebih mudah diserap antara 10-20%, sedangkan zat besi dari
pangan nabati hanya dapat diserap antara 1-5%. Misalnya zat besi dari beras dan
bayam hanya dapat diserap oleh usus sekitar 1%, sedangkan dari ikan diserap dalam
jumlah besar yaitu 11%. Semua zat besi yang ada didalam tubuh pada dasarnya
berasal dari bahan pangan nabati maupun hewani. Oleh karena tidak semua zat besi
yang berasal dari makanan dapat diserap tubuh maka jumlah zat besi yang dimakan
harus lebih besar jumlahnya dari angka kebutuhan yang sebenarnya sedangkan ada
faktor lain yang menghambat penyerapan zat besi adalah Asam fitat yang terdapat di
serat serialia, Asam folat terdapat didalam sayuran, Tanin terdapat di dalam teh,
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Asam folat adalah bentuk dari vitamin B9 yang larut air. Asam folat bisa
didapat dari makanan dan mendapatkan namanya dari bahasa Latin “folium” yang
berarti daun. Dalam dunia medis biasa disebut folium atau folate. Sayuran berdaun
seperti bayam, dan juga kacang-kacangan dan biji bunga matahari adalah sumber-
2. Mampu memperbaiki fungsi otak dan ingatan pada orang yang telah berusia
lebih dari 50 tahun. Selain itu, pemenuhan asam folat dapat menurunkan
3. Berfungsi untuk memproduksi dan menjaga sel-sel baru. Ibu hamil yang
mengonsumsi asam folat tambahan dua sampai tiga bulan sebelum dan di
sumber asam folat. Walaupun kita sudah memiliki bakteri yang mampu memproduksi
folat dalam sistem pencernaan, namun kontribusinya relatif kecil. Selain itu,
konsumsi asam folat dari makanan alami sehari-hari juga cukup kecil, bahkan hanya
50% dari total kebutuhan harian. Sementara itu, daya serap untuk asam folat dalam
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
bentuk sintetis bisa mencapai 85-100%. Cadangan asam folat akan di simpan dalam
hati. Bila mengkonsumsi asam folat secara berlebihan, maka tubuh akan
membuangnya melalui sistem urine. Karena keterbatasan serapan asam folat dari
makanan lainnya. Sumber dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi maupun
suplemen asam folat yang cukup banyak tersedia di pasaran. Menurut anjuran WHO,
orang dewasa membutuhkan 400 mg asam folat per hari (Anonymous, 2008).
recall 24 jam dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi
pada periode 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak bangun pagi
kemarin sampai istirahat tidur malam harinya, atau dimulai dari waktu saat
gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar
bentuk zat gizi diperoleh dari konsumsi bahan pangan yang dikonversi kedalam
bentuk zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
(Supariasa, 2002).
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
2.6 Kerangka Konsep
- Cacingan
- Infeksi
- Pendarahan
Jam kerja
: Variabel Pengganggu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
eksperimen pre-test and post-test control group design yaitu kelompok perlakuan dan
tablet tambah darah satu tablet setiap hari (selama 90 hari) sedangkan pada kelompok
kontrol adalah pemberian placebo (permen yang mirip warna, rasa dan bentuk dengan
E : P1 X1 P2
K : P3 X0 P4
Keterangan:
E adalah Eksperimen
K adalah Kontrol
X1 = Intervensi dengan pemberian tablet tambah darah 1 tablet sehari selama 90 hari
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
P4 = Pengukuran yang dilakukan setelah intervensi pada kelompok kontrol
Penelitian dilakukan selama 9 bulan dari bulan Juli 2008 sampai April 2009.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja wanita yang bekerja
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian dibatasi dengan kriteria Inklusi dan Eksklusi
yang meliputi:
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
3.3.2.1 Kriteria Inklusi
sehingga tidak dipakai sebagai sampel dalam penelitian karena dapat mengakibatkan
bias.
Setelah dilakukan skrining dan kriteria Inklusi pada uji pendahuluan terhadap
260 orang populasi tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau maka diperoleh
sebanyak 66 orang (48,5%) yang mempunyai kadar Hemoglobin <12 gr/dl, dan
dilakukan secara simple random sampling yaitu untuk mendapatkan sampel pada
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
3.4 Metode Pengumpulan Data
a. Pengukuran Hemoglobin
b. Penghitungan Produktivitas
Data Primer:
a. Pemeriksaan Hemoglobin
2) Isaplah darah dari ujung jari yang sudah ditusuk lanset steril sebanyak 0,02 ul
3) Darah tersebut diteteskan ke kertas Whotman, lalu darah yang melekat pada
putih.
darah sampel dilakukan oleh seorang Dokter dan untuk analisis dilakukan
pada laboratorium RSU Lubuk Pakam – Deli Serdang dan dilaksanakan oleh
seorang analis.
1) Dengan cara menghitung jumlah ikatan daun tembakau yang telah disortir
yaitu satu ikat terdapat 100 helai daun tembakau (warna daun tembakau yang
sama, ukuran daun yang sama, tidak terdapat koyak, bolong, rapuh, bopeng,
pecah).
3) Dilaksanakan setiap hari kerja selama satu minggu (6 hari kerja) setelah
yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga selama kurun waktu 24 jam
yang lalu.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
3) Dilakukan selama dua hari tanpa berturut-turut, hari pertama melakukan
recall pada waktu tenaga kerja sehari setelah gajian (awal bulan) dan recall
jam 13.00 WIB (jam istirahat) dibantu oleh enumerator yaitu 2 orang
5) Pada data konsumsi makanan yang dihitung adalah Energi, Protein, Vitamin
C, dan Zat Besi (Fe) karena zat gizi ini adalah faktor utama untuk membantu
Data Sekunder
b. Data umur, masa kerja, jam kerja, pendidikan diperoleh dari tenaga kerja
dengan wawancara.
gizi yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi
b. Produktivitas Kerja adalah jumlah daun tembakau yang disortir atau yang
d. Konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi adalah jumlah Energi,
Protein, Vitamin C dan Zat Besi yang dikonsumsi pekerja pensortir tembakau
dalam sehari.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
d. Melakukan penghitungan produktivitas kerja selama satu minggu berturut-
3.6.2 Intervensi
sampel diberikan obat cacing yaitu obat cacing Pirantel Pamoat yang dipesan
dari Apotik, obat cacing ini mampu membasmi cacing seperti: Oksiuriasis,
b. Pemberian obat cacing dosis tunggal dilaksanakan setelah habis makan siang
c. Dua hari sesudah pemberian obat cacing lalu pemberian suplementasi untuk
sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
yang sangat mirip bentuk, warna dan rasa dengan tablet tambah darah.
d. Tablet Tambah Darah di pesan dari Apotik dan Placebo dibeli dari swalayan.
e. Pemberian suplementasi dan placebo diberikan setiap hari kerja satu tablet
setiap orang setelah habis makan siang (jam 13.00 WIB). Hal ini dilakukan
untuk mengurangi efek samping dari tablet tambah darah seperti gejala ringan
yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah
Deli Serdang.
asisten kepala pada bagian pensortiran daun tembakau PT. X Kabupaten Deli
Serdang.
3.6.3 Post-Intervensi
pada jam 15.00 WIB setiap hari setelah pekerjaan selesai selama satu minggu
berturut-turut.
menggunakan metode Food Recall dilakukan pada jam 13.00 WIB (Jam
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Alur penelitian seperti pada gambar di bawah ini:
Populasi
Pekerja wanita pensortir
Daun tembakau (260 orang)
Kriteria Inklusi
Skrining Hemoglobin
Sampel
Pekerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau (66 orang)
Secara random
Data awal
- Konsumsi E, P,Vit.C, Fe - Konsumsi E, P,Vit.C, Fe
- Hemoglobin - Hemoglobin
- Produktivitas - Produktivitas
Intervensi 90 hari
Kel. Perlakuan (33 Org) Kel. Kontrol (33 Org)
Pemberian Tablet Pemberian Placebo
Tambah Darah
a. Pemeriksaan Hemoglobin
Berdasarkan standart dari WHO (1989) batas Hemoglobin untuk anemia pada
Normal : Hb ≥ 12 gr/dl
b. Produktivitas Kerja
c. Konsumsi Makanan
tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut points sebagai berikut :
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Tabel.3.1 Aspek Pengukuran
Ukur
wanita.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
3.8 Metode Analisa Data
Data yang telah diperoleh dianalisa melalui proses pengolahan data yang
b. Coding, pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan
g. Analisa data Bivariat, untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
kekuasaan belanda sepenuhnya, dan merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan
Pada tahun 1910 perusahaan ini berganti nama menjadi NV.VDM (Verenidg
semua usaha yang dikelola oleh Belanda dialihkan menjadi milik pemerintahan
tahun 1958 Pemerintahan Republik Indonesi mengambil alih NV.VDM dan diberi
berbagai wilayah nusantara, maka tahun 1960 PPN.BARU berubah nama menjadi
PPN Cabang Sumatera Utara Unit Sumut-1, hanya berselang setahun yaitu pada
tahun 1961. PPN Cabang Unit Sumut -1 berubah menjadi PPN Sumut -1 yang
di pasar lokal maupun luar negeri serta daun tembakau yang dihasilkan berkualitas,
pada tahun 1963 PPN Sumut-1 berubah nama lagi menjadi PPN Tembakau Deli-II.
Lima tahun kemudian PPN Tembakau Deli-II berubah nama menjadi PNP IX.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri RI Nomor
5/KTP/UM/1974/PNP/IX tahun 1971 yang isinya adalah perubahan nama dari PNP
IX berubah menjadi PT.Perkebunan Nusantara II. Nama inilah yang dipakai sampai
sekarang. PTPN II Kebun Klambir Lima memiliki 3 jenis komoditi yaitu : Tembakau,
tembakau.
Produk PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima diekspor ke luar negeri yaitu
Jerman dan Amerika Serikat (AS). Luas HGU (Hak Guna Usaha) PTPN II Kebun
Klambir Lima adalah : 2.050.47 Ha. PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima
mempunyai struktur oganisasi garis, mempunyai tenaga kerja sebanyak 788 orang
dimana pada bagian pensortiran berjumlah 260 orang selebihnya sebagai tenaga
mandor, dll.
Jadwal kerja tenaga kerja pensortir daun tembakau adalah masuk pada pukul
WIB, istirahat panjang 12.30–14.00 WIB, kerja kembali 14.00-17.00 WIB, Pulang
Kerja pukul 17.00 WIB maka total jam kerja adalah 8 jam per hari.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Proses produksi tembakau dari mulai pembibitan sampai menjadi daun
1. Proses Penanaman
di siapkan media tanaman yang terdiri dari campuran tanah, pupuk, kompos,
suhu 100 derajat celcius. Setelah itu media tanam dimasukkan kedalam plat-
kebun tembakau.
gunanya untuk memberantas hama atau gulma yang dapat merusak daun
tanaman ini dilakukan penyiraman sebanyak tiga kali sehari serta pencabutan
gulma dan pencarian hama yang sering ditemukan pada daun tembakau. Jika
ditemukan tanaman tembakau yang rusak dan mati, maka tanaman tersebut
Setelah umur tembakau cukup untuk dipanen maka dilakukan pemetikan daun
saat panen, tidak semuanya daun tembakau yang dipetik. Ada dua tingkatan
daun yang dipetik, biasanya daun bagian bawah lebih dahulu setelah beberapa
hari kemudian daun bagian atas. Tujuh daun ke atas di sebut dengan daun kaki
4. Proses Pengeringan
adalah 19-22 hari. Sedangkan untuk daun kaki ½ adalah 20-22 hari. Dalam
5. Proses Penyortiran
temperatur ruangan sangat dijaga, sebab suhu yang tidak stabil mengakibatkan
terdiri dari daun tembakau lelang breman, non lelang breman, dan daun gruis.
antara 45-50 derajat celcius. Di dalam gudang ini juga dilakukan pensortiran
daun tembakau sesuai dengan jenis, warna, juga tidak terdapat lagi daun yang
koyak atau bolong. Kemudian daun tembakau di ikat dimana setiap ikatan
terdiri dari 40 lembar. Setelah itu baru dilakukan pengepakan dan setelah
berjumlah 150 pak kemudian dilakukan pengebalan dan mencap setiap satu
jenis produk terdapat pada tekstur daun tembakau. Untuk menilai tembakau
yang berkualitas dilihat dari sisi ketebalan, kelenturan dan warna tembakau.
oleh karenanya sebutan tembakau hasil jadi kebun ini adalah Lelang Breman.
baik.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Tahap-tahap proses Tembakau mulai dari Pembibitan sampai Ekspor dapat
Pembibitan ± 40 Hari
Penanaman ± 70 Hari
Pemetikan
Pengeringan 22 Hari
Stapel A = 8 Hari
Stapel B = 12 Hari
Stapel C = 21 Hari
Stapel D = 30 Hari
Sortasi
Packing Ekspor
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.2 Karakteristik Sampel
4.2.1 Umur
60
50
40
30 Perlakuan
Kontrol
20
10
0
<30 tahun 30-40 tahun >40 tahun
sebanyak 57,6% berusia 30-40 tahun dan untuk kelompok kontrol sebanyak 51,5%.
Hal ini menyatakan bahwa umur sampel pada bagian pensortiran daun tembakau
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.2.2 Masa Kerja
70
60
50
40
Perlakuan
30
Kontrol
20
10
0
<10 tahun 10-20 tahun >20 tahun
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa masa kerja 10-20 tahun pada kelompok
perlakuan sebanyak 60,6% dan kelompok kontrol sebanyak 48,5%. Hal ini
menyatakan bahwa masa kerja sampel pada bagian pensortiran daun tembakau di PT.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.2.3 Pendidikan
80
70
60
50
40 Perlakuan
30 Kontrol
20
10
0
SD SMP SMA
kelompok perlakuan sebanyak 63,6% dan kelompok kontrol sebanyak 78,8%. Hal ini
menyatakan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja pensortiran daun tembakau adalah
sangat rendah.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.3 Konsumsi Makanan
Sebelum pemberian Tablet Tambah Darah dilakukan Food Recall 2x24 jam
dengan cara wawancara dan mencacat jenis, jumlah bahan makanan yang dikonsumsi
pada periode 24 jam yang lalu pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh hasil konsumsi zat gizi (Energi,
Protein, Vitamin C dan Zat Besi). Kemudian setelah pemberian Tablet Tambah Darah
selama 3 bulan dilakukan kembali Food Recall 2x24 jam. Hasil Food Recall
konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi) dapat dilihat pada
Tabel 4.3 Rata-rata Zat Gizi Tenaga Kerja pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi
1707,09 kkal dan kelompok kontrol sebanyak 1820,83 kkal dimana perbedaan antara
kedua kelompok adalah 113,74 kkal. Protein pada kelompok perlakuan 55,90 gr dan
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
kelompok kontrol 64,24 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak 8,34 gr.
sebanyak 47,33 mg perbedaan antara kedua kelompok adalah 4,21 mg, dan jumlah
zat besi pada kelompok perlakuan sebanyak 6,48 mg dan pada kelompok kontrol
sebanyak 6,88 mg. Hasil pengukuran jumlah Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi
sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol jumlah yang hampir sama.
perlakuan sebanyak 1741,06 kkal dan kelompok kontrol sebanyak 1843,41 kkal
dimana perbedaan antara kedua kelompok adalah 102,35 kkal. Protein pada
perbedaan kedua kelompok sebanyak 1,08 gr. Vitamin C pada kelompok perlakuan
kedua kelompok adalah 0,48 mg. Jumlah zat besi pada kelompok perlakuan sebanyak
66,53 mg dan kontrol sebanyak 6,61 mg perbedaan antara kedua kelompok adalah
59.92 mg, terjadi peningkatan yang cukup tinggi hal ini dapat terjadi karena asupan
makanan sudah ditambahkan Tablet Tambah Darah yang mengandung zat besi
sebesar 60 mg.
Hasil uji t konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi sebelum
intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan (p>0,05) hal ini berarti
konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi sebelum intervensi tidak dijumpai
pada konsumsi Zat Besi menunjukkan hasil yang signifikan atau (p<0,05).
kecukupan gizi tenaga kerja pensortir daun tembakau setelah dibandingkan dengan
Tingkat asupan energi tenaga kerja pensortir daun tembakau disajikan pada
80
70
60
50
40
Baik
30
Cukup
20
Kurang
10
Defisit
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Kontrol
pada kelompok perlakuan pada tingkat asupan cukup adalah sebesar 69,7% dan
setelah intervensi naik menjadi 75,8%. Pada kelompok kontrol sebelum intervensi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
tingkat asupan energi berada pada kategori baik sebanyak 48,5% sedangkan sesudah
intervensi naik menjadi 57,6%, kemudian pada tingkat asupan defisit sebelum
intervensi ada sebesar 3% tetapi setelah intervensi tingkat asupan defisit menjadi
Tingkat asupan protein tenaga kerja pensortir daun tembakau disajikan pada
90
80
70
60
50
Baik
40
Cukup
30
20 Kurang
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Kontrol
pada kelompok perlakuan termasuk tingkat asupan baik sebesar 60,6% dan sesudah
intervensi naik menjadi 75,8%. Pada kelompok kontrol sebelum intervensi sebagian
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
besar berada pada tingkat asupan baik sebesar 87,9% sedangkan sesudah intervensi
sebanyak 72,7%.
100
90
80
70
60
50
Baik
40
Cukup
30 Kurang
20 Defisit
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Kontrol
intervensi kelompok perlakuan termasuk tingkat asupan defisit sebesar 78,8% dan
sesudah intervensi turun menjadi 75,8%, sedangkan pada tingkat asupan cukup
100
90
80
70
60
Baik
50
Cukup
40
Kurang
30
Defisit
20
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Kontrol
Gambar 4.8. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Zat Besi (Fe) pada
Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah
Intervensi
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa tingkat asupan Zat Besi (Fe) sebelum
intervensi pada kelompok perlakuan konsumsi baik tidak ada (0%) tetapi sesudah
pemberian tablet tambah darah meningkat menjadi konsumsi baik sebesar 100%, hal
ini karena tablet tambah darah mengandung sebanyak 60 mg zat besi dan
ditambahkan kedalam penghitungan asupan zat besi. Pada kelompok kontrol sebelum
dan sesudah intervensi semua pada tingkat konsumsi defisit atau sebesar 100%.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.4 Hemoglobin
sebelum intervensi pada kelompok perlakuan adalah 10,02 gr/dl dan sesudah
intervensi 12,16 gr/dl. Terlihat bahwa sesudah intervensi selama 3 bulan terjadi
kenaikan kadar hemoglobin dengan perbedaan sebesar 2,14 gr/dl. Sedangkan pada
kelompok kontrol sebelum intervensi sebesar 10,57 gr/dl dan sesudah intervensi
sebesar 10,75 gr/dl. Dari hasil uji t sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan
kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan atau (p>0,05), sedangkan sesudah
intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol ada perbedaan yang signifikan
dengan nilai p = 0,0001 atau (p<0,05), berarti dengan pemberian tablet tambah darah
selama 3 bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah tenaga kerja pensortir
daun tembakau.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.5 Produktivitas
kelompok perlakuan adalah 204 ikat/mgg, dan sesudah intervensi naik menjadi
237,21 ikat/mgg. Terlihat bahwa sesudah intervensi selama 3 bulan terjadi kenaikan
produktivitas dengan pebedaan sebesar 33,21 ikat/mgg (16,28%). Dari hasil uji t
perbedaan produktivitas kerja yang signifikan dengan nilai p = 0,0001 atau (p<0,05)
hal ini berarti dengan pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan dapat
intervensi adalah sebesar 203,03 ikat/mgg dan sesudah intervensi adalah sebesar
203,79 ikat/mgg. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah intervensi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
pada kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan
dan kontrol sebelum dan sesudah intervensi dapat dilihat pada gambar berikut:
100
90
80
70
60
50
Baik
40
30 Kurang
20
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Kontrol
pada kelompok perlakuan hanya 9,1% berada pada kategori baik atau sesuai target
perusahaan yaitu dapat mensortir daun tembakau >240 ikt/mgg, setelah intervensi
yang berarti tenaga kerja yang dapat memenuhi target perusahaan adalah sebesar
39,4%, sedangkan pada kategori kurang atau tidak sesuai target perusahaan yaitu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
dapat mensortir daun tembakau <240 ikt/mgg sebelum intervensi sebesar 90,9%,
12,7%. Pada kategori kurang sebelum intervensi sebesar 87,9% tetapi sesudah
intervensi sebesar 87,1%, berarti ada sebanyak 87,1% tenaga kerja tidak dapat
hasil yang signifikan (p<0,05) dan nilai r = 0,635 berarti mempunyai hubungan yang
erat artinya apabila hemoglobin meningkat maka produktivitas kerja juga akan
meningkat
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Hal ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi tenaga kerja pensortir daun tembakau masih tergolong
sangat kurang.
jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai
penyakit defisiensi yang nyata, tetapi apabila kekurangan itu berat maka akan timbul
defesiensi yang berat dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena
intervensi pada kelompok perlakuan sebanyak 1707,09 kkal dan kelompok kontrol
sebanyak 1820,83 kkal dimana perbedaan antara kedua kelompok adalah 113,74 kkal,
setelah intervensi jumlah energi pada kelompok perlakuan sebanyak 1741,06 kkal
dan kelompok kontrol sebanyak 1843,41 kkal dimana perbedaan antara kedua
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Rata-rata konsumsi energi pada tenaga kerja pensortir daun tembakau masih
tergolong rendah karena belum sesuai dengan rata-rata kecukupan zat gizi orang
dewasa wanita bekerja sedang menurut umur (20-45 tahun) tingkat asupan energi
adalah sebesar 2200 kkal per hari. Maka kekurangan rata-rata energi adalah sebesar
493 kkal per hari atau 500 kkal/hari. Kekurangan energi dapat terjadi karena rata-rata
tenaga kerja hanya makan dua kali sehari yaitu waktu siang dan malam hari,
sedangkan pagi hari hanya mengkonsumsi sepotong roti dan secangkir teh manis
kemudian untuk snack siang hanya sepotong bakwan atau pisang goreng. Secara
masyarakat atau keluarga bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli,
pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasan makan secara perorangan. Hal ini
yang bersangkutan. Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di
aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena
kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia,
dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah
makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari
Bagi orang dewasa yang bekerja keras akan membutuhkan energi yang
pemasukan zat makanan maka tenaga kerja tidak dapat diharapkan adanya
produktivitas kerja yang optimal atau bila seseorang bekerja keras tanpa diimbangi
dengan makanan yang bergizi dan cukup setiap hari maka dalam waktu dekat akan
menderita kekurangan tenaga, lemas, lemah, lesu dan tidak bergairah melakukan
pekerjaan dengan baik. Dengan demikian persedian energi selama bekerja adalah
55,90 gr dan kelompok kontrol 64,24 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak
8,34 gr, sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan sebanyak 56,36 gr
dan kelompok kontrol 57,44 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak 1,08 gr.
Dari hasil penelitian bahwa nilai rata-rata protein sudah melewati angka kecukupan
mengkonsumsi ikan asin, tempe, tahu dan sangat sedikit ikan segar dan daging.
bagi semua tingkat kehidupan dari sejak anak-anak (bahkan semasa dikandungan),
remaja, dewasa, sampai tua. Protein selain digunakan bagi pembangunan struktur
tubuh (pembentukan berbagai jaringan) juga akan disimpan untuk digunakan dalam
keadaan darurat, sehingga kehidupan dapat terus terjamin dan wajar, bila tidak
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
mencukupi keperluan tubuh dengan sendirinya akan terjadi gejala kekurangan protein
seperti pertumbuhan kurang baik, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap
penyakit, daya kreativitas menurun, daya kerja merosot, juga mental lemah
glukoneogenesis (sintesa glukosa dari rantai karbon non karbohidrat). Sebagai sumber
(Almatsier, 2004)
Kekurangan zat gizi khususnya protein, pada tahap awal menimbulkan rasa
lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan
keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi protein yang
sebesar 43,12 mg dan kelompok kontrol sebesar 47,33 mg perbedaan antara kedua
kelompok adalah 4,21 mg, sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan
sebesar 43,34 mg dan kelompok kontrol sebesar 43,82 mg perbedaan antara kedua
adalah sangat rendah karena nilai angka kecukupan pada wanita dewasa bekerja
sedang adalah sekitar 75 mg per hari (Santoso, 2004). Maka kekurangan Vitamin C
sebesar 32 mg per hari. Kekurangan Vitamin C dapat terjadi karena dalam menu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
sehari-hari sampel jarang mengkonsumsi buah-buahan, sumber Vitamin C lebih besar
adalah dari buah-buahan. Dalam hal ini untuk penyerapan zat besi akan sangat
besi feri menjadi fero dalam usus sehingga mudah diabsorpsi. Absorpsi besi dalam
bentuk non hem meningkat empat kali lipat bila ada Vitamin C juga berperan dalam
memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati. Bila dalam menu
sehari-hari kekurangan vitamin c dan berlangsung lama maka akibatnya dapat terjadi
seperti lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, kejang tulang, persendian sakit,
kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, perdarahan gusi, mulut
kering, depresi, timbul gangguan saraf dan bahkan dapat mengakibatkan anemia
(Almatsier, 2002).
Konsumsi zat besi pada kelompok perlakuan sebelum intervensi sebesar 6,48
mg dan pada kelompok kontrol sebesar 6,88 mg, sedangkan setelah pemberian tablet
tambah darah selama 3 bulan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan menjadi
sebesar 66,53 mg dan kontrol sebanyak 6,61 mg, perbedaan antara kedua kelompok
adalah 59,92 mg. Terlihat terjadi peningkatan yang cukup tinggi hal ini karena
asupan makanan sudah ditambahkan Tablet Tambah Darah yang mengandung zat
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Rata-rata konsumsi zat besi pada tenaga kerja pensortir daun tembakau
sebelum intervensi adalah sangat rendah (6,48 mg) tidak sesuai dengan rata-rata
kecukupan gizi wanita dewasa bekerja sedang yaitu sebanyak 26 mg per hari, tetapi
setelah pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan terjadi peningkatan yang cukup
baik yaitu peningkatan sebesar 59,92 mg, asupan zat besi ini dapat meningkat dengan
baik adalah karena sudah ditambahkan zat besi dari tablet tambah darah yaitu sebesar
60 mg. Rendahnya asupan zat besi sebelum intervensi adalah karena menu pada
tenaga kerja ini umumnya menu rendah zat besi karena hanya terdiri dari nasi, umbi-
umbian dengan kacang-kacangan, ikan asin dan sangat sedikit (jarang sekali) daging,
ayam, ikan segar. Unsur zat besi tersedia dalam tubuh bersumber dari sayur-sayuran,
De Maeyer (1989) menyebutkan akibat defisiensi zat gizi besi pada orang
dewasa pria dan wanita dapat mengakibatkan penurunan kerja fisik dan daya
dengan pemberian suplementasi pil zat besi selama tiga bulan yang diminum setiap
hari. Menurut Muchtadi (2001) zat besi merupakan komponen hemoglobin yang
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
5.2 Hemoglobin
adalah 10,02 gr/dl dan setelah intervensi 12,16 gr/dl. Terlihat bahwa setelah
sebesar 2,14 gr/dl (21,35%) Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum intervensi
sebesar 10,57 gr/dl dan setelah intervensi sebesar 10,75 gr/dl. Dari hasil uji t sebelum
intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan
atau (p>0,05), sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol ada
perbedaan yang signifikan dengan nilai p = 0,0001 atau (p<0,05), berarti dengan
pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin
Berdasarkan WHO tahun 1989 kadar Hemoglobin normal untuk wanita dewasa
adalah ≥ 12 gr/dl berarti bahwa kadar Hemoglobin setelah intervensi pada kelompok
perlakuan sudah mencapai normal yaitu 12,16 gr/dl. Pemberian tablet tambah darah
Peningkatan Hemoglobin terlihat sangat baik karena pada tablet tambah darah yang
dikonsumsi mengandung zat besi sebanyak 60 mg, sehingga asupan zat besi
karena pembentukan Hemoglobin adalah tergantung dari banyaknya jumlah zat besi
yang ada didalam tubuh manusia. Hal ini dapat terlaksana dengan baik karena
dengan pengawasan yang ketat yaitu pada waktu pemberian tablet tambah darah
setiap hari kerja langsung diberikan kepada sampel lalu di konsumsi pada saat itu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
juga, hal ini dilakukan menjaga agar jangan sampai tablet tambah darah tersebut
tidak dikonsumsi oleh sampel dengan baik dan teratur. Pemberian tablet tambah
darah dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh asisten kepala perusahaan juga
diawasi oleh manager distrik PT. X selama 3 bulan pada jam 13.30 Wib (setelah
makan siang), dilakukan setelah makan siang agar mengurangi rasa mual.
menjadi salah satu cara untuk meningkatkan Hemoglobin darah dan kesehatan pada
pekerja wanita. Hasil penelitian Jayatson (1999) bahwa dengan pemberian tablet
tambah darah dalam jangka 12 minggu dapat meningkatkan kadar Hemoglobin darah.
hasil yang lebih tepat dan objktif (Supariasa, 2002). Orang yang berada dalam
keadaan normal Hemoglobinnya dapat menyerap zat besi 5-10% sedangkan orang
yang anemia (kekurangan zat besi) dapat menyerap 10–20% (Winarno, 2000)
rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia, 99% dari anemia disebabkan oleh
kekurangan zat besi. Selain itu akan menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat
Hasil kerja tenaga kerja/buruh dipengaruhi berbagai hal, antara lain kekuatan
otot, kekuatan jantung, banyaknya Hemoglobin yang beredar dalam tubuh. Salah satu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
faktor yang mempengaruhi hasil kerja tersebut adalah kadar Hemoglobin dalam
darah. Pekerja yang kadar Hemoglobinnya rendah hasil kerjanya (work output) lebih
akan mempengaruhi banyaknya oksigen yang dapat diangkut ke otot-otot yang sangat
(Anonymous, 2006)
disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan zat besi (Fe)
untuk eritropoesis tidak cukup. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
kekurangan Hemoglobin antara lain kurangnya asupan zat besi, protein, vitamin C
dari makanan, adanya gangguan absorbsi di usus, perdarahan akut maupun kronis,
dan meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa penyembuhan dari penyakit
(Anonymous, 2004)
5.3 Produktivitas
sebesar 204 ikat/mgg. Setelah dilakukan pemberian tablet tambah darah (Fe) selama
237,21 ikt/mgg peningkatan adalah sebesar 33,21 ikat/mgg (16,28%). Hasil uji t
perbedaan yang signifikan (p<0,05), berarti ada pengaruh pemberian tablet tambah
dan setelah intervensi menjadi 203,79 ikat/mgg. Dari hasil uji t sebelum dan setelah
intervensi masih tergolong rendah, karena tidak sesuai dengan target dari PT. X
jumlah dan jenis bahan makanan yang di konsumsi tenaga kerja pensortir daun
tembakau masih sangat kurang dan tidak sesuai dengan rata-rata kecukupan gizi
wanita bekerja sedang menurut umur, yang menyebabkan cepat merasa lelah, lemah,
bahkan tidak dapat masuk kerja karena sakit, sehingga sangat mempengaruhi
ketahanan fisik yang tidak stabil dan produktivitas kerja akan berkurang, tetapi
setelah pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan ada peningkatan produktivitas
sehingga rata-rata produktivitas kerja hampir memenuhi target perusahaan. Hal ini
karena setelah mengkonsumsi tablet tambah darah yang mengandung 60 mg zat besi
lama kerja, pendidikan, beban kerja, alat yang digunakan, ketrampilan, lingkungan
kecepatan kerja diakibatkan karena kelelahan sehingga sering terjadi kecelakaan kerja
(Manuaba, 1992).
juga akan lebih besar. Tercapainya prestasi dan produktivitas yang baik dari pekerja,
akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, pendapatan keluarga yang tinggi akan
sehingga tenaga kerja berada dalam kesehatan yang optimal, sementara kesehatan
(Sayogyo, 1996)
Pada usia dewasa, faktor gizi berperan untuk meningkatkan ketahanan fisik
dan produktivitas kerja. Tanpa mengabaikan arti penting dari faktor lain, gizi
merupakan faktor kualitas sumber daya manusia yang pokok, karena unsur gizi tidak
hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga
menentukan kualitas daya pikir atau kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
kehidupan manusia. Dengan status gizi yang rendah akan sulit untuk hidup secara
anemia zat besi dan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja sebanyak 20%
yang absensi karena sakit dimana 3–8% tenaga kerja yang absen setiap harinya
karena sakit, hal ini dapat menurunkan produktivitas perusahaan (Suma’mur, 1995).
signifikan (p<0,05) dan nilai r = 0,635 berarti mempunyai hubungan yang erat
artinya apabila hemoglobin darah meningkat maka produktivitas kerja juga akan
meningkat.
kerja wanita dapat meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan untuk
mencapai produktivitas kerja yang tinggi dibutuhkan kadar Hemoglobin darah yang
normal. Di Indonesia terdapat 40% pekerja yang anemia, hal ini membawa akibat
yang tidak baik terhadap individu maupun masyarakat, karena menurunkan kualitas
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
manusia, sosial ekonomi, serta menghambat pembangunan bangsa, erat hubungannya
kerja. Hasil penelitian Karyadi (1984) menunjukkan bahwa para penyadap getah
yang tidak anemia memiliki produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita
anemia. Penelitian yang dilakukan oleh Ruowei (1991) di Cina, Husaini, (1981),
Wasito (1977) dan Untoro (1998) di Indonesia ditemukan dengan pemberian tablet
tambah darah dapat meningkatkan hemoglobin sehingga pekerja tidak anemia dan
diikuti dengan menigkatnya produktivitas dan konsentarsai bekerja yang lebih baik.
bahwa darahnya diambil hanya 2 ml dan tidak mengakibatkan efek pada tubuh,
sehingga pada pengambilan darah sebagian tenaga kerja merasa ketakutan dan sangat
tegang, akibatnya kadang-kadang volume darah yang diambil kurang tepat yang
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 6
6.1 Kesimpulan
1. Tenaga kerja pensortir daun tembakau pada PT. X sebanyak 48,5% memiliki
Vitamin C, Zat Besi) masih sangat kurang karena belum sesuai dengan angka
6.2 Saran
1. Sebaiknya pihak manajemen memberi makan siang pada tenaga kerja wanita
pensortir daun tembakau yang mengandung sekitar 500 kalori per hari.
dan bila terdapat kadar Hemoglobin dibawah normal maka dianjurkan kepada
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pendorong bagi tenaga kerja wanita
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arisman MB, 2004. Gizi dalam Daur kehidupan, Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Agung Ari, I Gusti Ayu, 2002. Kacang Ijo Meningkatkan Produktivitas Kerja,
Surabaya : Patria Untag.
Almatsier Sunita, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Anonymous, 2008. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur, file : //C:/Anemia/l/Anem Gizi, Diakses 2 Juni 2008.
Anonymous, 2007. Tujuh dari sepuluh wanita terkena Anemia, diakses 5 Februari
2008.
Anonymous, 2008. Kesehatan bagi pekerja wanita, Artikel Pusat Kesehatan Kerja,
diakses 8 Juli 2008.
Bakara Tiar Lince, 2007. Penuntun Biokimia Gizi. Lubuk Pakam : Politeknik
Kesehatan Jurusan Gizi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2003. Program Penanggulangan
Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur Jakarta : Departemen Kesehatan.
Dinas Kesehatan Propinsi, 2005. Komposisi Zat Gizi Makanan Indonsia, Sumatera
Utara.
Handajani Sri, 1996. Pangan, Gizi dan Masyarakat, Solo : Sebelas Maret University
Press.
Kartasapoetra G. Drs ,Drs.Med., 2005. Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Kus Irianto, Kusnowaluyo, 2002. Gizi dan Pola Hidup Sehat, Bandung : Irama
Widya.
Martony Oslida, 2001. Hubungan status Gizi dan karekteristik Tenaga Kerja Wanita
Pencetak Batu Bata dengan produktivitas di kabupaten Deli Serdang, Medan :
Program Magister Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara.
Martianto Drajat, 1992. Gizi Terapan, Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB.
Mihardja Laurentia, 1994. Defisiensi Fe dan Dampaknya terhadap Absorpsi Zat Gizi
pada Anak, Jakarta : Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XXII
Nomor 10.
Olivia, dkk., 2004. Seluk beluk food supplement, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Rahayu Muji dkk.,1999. Konsumsi Pangan status gizi dan Produktivitas tenaga
kerjawanita suku Arfak diperkebunan coklat, P.T.Cokran Manokwari-Irja :
Media Gizi dan keluarga , XXII.
Suhardjo, dkk.,1986. Pangan, Gizi dan Pertanian cetakan kedua, Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia .
Soekirman, 2003. Fortifikasi dalam Program Gizi Apa dan Mengapa, Jakarta Koalisi
Fortifikasi Indonesia.
Soegih Rachmad, Savitri Sayogo, Erina, 1987. Perbandingan Effek Makan Siang dari
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Kantin dan makan Siang “Kemasan Khusus pada Pekerja Pabrik, Jakarta :
Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12.
Tika Sampoerna, 2004. Kiat Mengenal Penyakit dan Obatnya , Jakarta : Progres.
Winarno, F.G., 1995.Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
UMURCODEKASUS
MSKERCODEKASUS
PDDKNCODEKASUS
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
UMURCODEKONTROL
MSKERCODEKONTROL
PDDKANCODEKONTROL
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
ENERGICODEPREINKASUS
ENERGICODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 7 21,2 21,2 21,2
CUKUP 25 75,8 75,8 76,1
KURANG 1 3 3 100,0
Total 33 100,0 100,0
ENERGICODEPREINKONTROL
ENERGICODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 19 57,6 57,6 57,6
CUKUP 14 42,4 42,4 100,0
Total 33 100,0 100,0
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
PROTEINCODEPREINKASUS
PROTEINCODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 25 75,8 75,8 75,8
CUKUP 7 21,2 21,2 97,0
KURANG 1 3 3 100,0
Total 33 100,0 100,0
PROTEINCODEPREINKONTROL
PROTEINCODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 24 72,7 72,7 72,7
CUKUP 7 21,2 21,2 93,4
KURANG 2 6 6 100,0
Total 100,0 100,0
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
VITACODEPREINKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 2 6,1 6,1 6,1
CUKUP 4 12,1 12,1 12,1
KURANG 2 6,1 6,1 18,2
DEFISIT 25 75,8 75,8 100,0
Total 33 100,0 100,0
VITACODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 2 6,1 6,1 6,1
CUKUP 4 12,1 12,1 12,1
KURANG 2 6,1 6,1 18,2
DEFISIT 25 75,8 75,8 100,0
Total 33 100,0 100,0
VITACODEPREINKONTROL
VITACODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 2 6,1 6,1 6,1
CUKUP 1 3 3 9,1
DEFISIT 30 90,0 90,0 100,0
Total 33 100,0 100,0
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BESICODEPREINKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0
BESICODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 33 100,0
BESICODEPREINKONTROL
BESICODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008