Sistem itu adalah sesuatu yang baru dalam sistem pendidikan nasional kita dibanding dengan
negara lain di kawasan Asia Pasifik. Ditengarai bahwa ketiadaan sistem induksi ini menjadi salah
satu penyebab rendahnya kualitas guru di Indonesia.
Sistem induksi merupakan suatu sistem yang memberi kesempatan kepada guru pemula untuk
dapat memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai guru dengan bimbingan dari seorang
mentor. Selama masa induksi ini guru bersama mentor melakukan diskusi dan perbaikan
terhadap rencana-rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru pemula.
1. guru pemula berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang ditugaskan pada
sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah;
2. guru pemula berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain.
3. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh masyarakat.Program induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesi
Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru Pemula dapat juga
dilaksanakan sebagai Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah, karena itu
pelaksanaan yang baik haruslah sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama
dan kemitraan diantara para guru dalam pendekatan pembelajaran profesional.Induksi
merupakan proses pembelajaran professional yang berlangsung paling tidak selama satu
tahun dimana guru pemula belajar menyesuaikan diri dari pendidikan guru di sekolah
atau dari tempat kerja lain untuk menjadi guru baik sebagai guru tetap, guru kontrak atau
guru paruh waktu di sekolah. Induksi adalah proses pembelajaran untuk menjadi guru dan
pembelajaran tentang profesi guru serta merupakan proses perkembangan
kepribadian.PIGP adalahkegiatan orientasi pelatihan di tempat kerja, pengembangan dan
praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pemebelajaran/bimbingan dan
konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah ditempat tugasnya.
B. Prinsip Program InduksiPenyelenggaraan program induksi bagi guru pemula didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Profesional; penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, sesuai bidang
tugas;
6.Terbuka; proses dan hasil kerja diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan;
12. Berkelanjutan, dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas
hasil sebelumnya;
BerikuProgram induksi dilaksanakan dalam rangka menyiapkan guru pemula agar menjadi guru
profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian program induksi
senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat diperbaiki di masa depan. Pemantaun dan
evaluasi sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu pendidikan terutama dalam
pemenuhan standar kompetensi guru sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Selain itu, melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat
menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan
permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, kondisi sekolah, dan lingkungannyat
kumpulan lengkap
1. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , bagian V : tentang
Pembinaan dan Pengembangan, pada Pasal 32 dan 33.
2. Permenpaan No.16 Tahun 2009 tentang Jabatan fungsional Guru dan Angka kredirnya,
bagiaqn V tentang Pembinaan dan Pengembangan, pada pasal 30.
3. Permen Diknas No. 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula.
D. Tujuan PIGP
1. Pembelajaran di tempat kerja merupakan unsur utama bagi perkembangan dan pembelajaran
professional guru pemula, Tahap ini juga berperan penting dalam Pengembangan Profesi
Berkelanjutan (PPB).
2. Menuntut peran kepala sekolah dan mentor untuk menciptakan hubungan yang kuat,
professional, dan positif dengan guru pemula serta pegawai sekolah lain
4. Mengintegrasikan refleksi dan evaluasi diri untuk guru pemula, mentor dan kepala sekolah
5. Bersifat fleksibel dan mengalami peerubahan dalam perjalanan waktu untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan yang muncul dari guru pemula
6. Menghubungkan guru pemula, mentor dan kepala sekolah dengan jaringan seprofesi di
sekolah lain
2. Kepala Sekolah
3. Pengawas Sekolah
Aturan Nilai:
76-90: Baik
61-75: cukup
51-60: sedang
Nilai diatas 76 maka akan diterbitkan Sertifikat Guru Induksi Guru Pemula oleh Dinas Pendidik.
Jika Kurang nilai 76 maka akan diperpanjang 1 Tahun lagi. Program PIGP dilaksanakan di
sekolah selama 1 tahun.
Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah didasarkan pada pemahaman bahwa:
Tiap titik poin dalam kotak PIGPBS menunjukkan modul untuk pembelajaran professional bagi
guru pemula, kepala sekolah dan mentor. Program PIGPBS merupakan kelanjutan dari proses
pembelajaran di universitas (pendidikan guru pre-service) dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kepala sekolah harus melakukan analisis kebutuhan terhadap guru pemula dan sekolah. Program
induksiguru pemula berbasis sekolah hendaknya dapat memenuhi kebutuhan individual guru
pemula dengan memperhatikan aspek-aspek unik dan khas dari sekolah. Proses assessmen bagi
guru pemula meliputi observasi mengajar dan pekerjaan lain yang terkait dengan pengajaran.
Tahap 1 dilaksanakan dari bulan 2-9 pada tahun pertama mengajar. Assessmen tahap 1
merupakan penilaian untuk pengembangan- difokuskan pada penilaian untuk pembelajaran.
Assessmen tahap 2 – penilaian untuk pembelajaran. Penilaian tahap 2 (bulan 10-12) dapat
dilaksanakan setelah dilaksanakannya PIGPBS dan assessmen tahap-1. Pada assessmen tahap 2,
kinerja guru dinilai berdasarkan elemen kompetensi yang tercantum dalam Standar Guru
(Regulasi menteri 16/2007). Kepala sekolah harus membuat keputusan tentang kompetensi
professional guru pemula setelah dilaksanakan proses penilaian Tahap 2. Proses ini meliputi
pembuatan laporan tertulis secara formal tentang guru yang ditandatangai oleh guru pemula
dan kepala sekolah. Pengawas sekolah akan mengesahkan laporan tersebut setelah malakukan
wawancara dan observasi terhadap guru pemula pada waktu yang telah ditentukan (bulan 10-12).
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK)
sebagai pembina guru memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membangun sistem regulasi
program induksi. Selain itu juga memberikan pendampingan bagi daerah yang masih belum
memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk melaksanakan program induksi.
Bagi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai
dengan lingkup tugasnya memberikan informasi kepada sekolah tentang guru pemula yang
ditempatkan pada sebuah sekolah. Selain informasi maka dinas pendidikan juga memberikan
surat tugas kepada guru pemula yang bersangkutan untuk bertugas di sekolah tertentu. Bagi guru
bukan PNS maka pihak sekolah swasta melaporkan kepada pihak dinas pendidikan tentang
adanya guru pemula di sekolahnya. Dalam kaitannya dengan program induksi maka dinas
pendidikan harus menegaskan kepada kepala sekolah agar melaksanakan program induksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Tugas dan Tanggungjawab Sekolah
Hari- hari dan minggu pertama guru pemula di sekolah merupakan waktu yang sangat penting.
Pada periode itu guru pemula memerlukan dukungan penuh dan juga perasaan nyaman. Kepala
sekolah dan mentor harus memahami isi modul program induksi agar siap melaksanakan
program orientasi sekolah yang memberikan dukungan penuh kepada guru pemula. Pada
program penganalan sekolah ini diharapkan kepala sekolah dan mentor akan mengetahui
informasi penting tentang sekolah dan dukungan bagi guru pemula dan juga guru pemula akan
mengetahui panduan kerja pada hari-hari dan minggu pertama di sekolah. Sebelum seorang guru
pemula mengawali tugasnya, sekolah dapat menyiapkan buku pedoman yang berisi tentang
kebijakan sekolah, prosedur sekolah, format-format administratif dan informasi lain yang dapat
membantu guru pemula berlajar menyesuaikan diri dengan rutinitas sekolah dengan cepat. Buku
pedoman dapat digunakan sebagai petunjuk bagi guru pemula pada awal-awal memulai tugas di
sekolah. Buku pedoman tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait
dengan prosedur, rutinitas sekolah, serta membantu menunjukkan sumber-sumber yang
mendukung tugas guru pemula termasuk menunjukkan orang-orang yang dapat menjawab atas
berbagai pertanyaan yang dimilikinya. Komponen yang disarankan dimuat dalam buku pedoman
induksi meliputi : (1) Informasi tentang rutinitas yang terkait dengan tugas-tugas harian,
memeriksa kehadiran murid, rapat-rapat sekolah, kegiatan ekstra-kurikuler; dan upacara-upacara;
(2) Prosedur yang terkait dengan evakuasi keadaan darurat, penanganan siswa yang sakit,
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), komunikasi dengan orang tua/wali murid,
ketidakhadiran guru mendadak karena sakit atau alasan lain, cara mendapatkan dan
menggunakan sumber-sumber daya; (3) Informasi umum tentang direktori staf yang berisi nama-
nama guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan pegawai sekolah beserta dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing, Jadwal Pelajaran Sekolah, peta dan rencana sekolah, nomor-
nomor telepon penting, profile masyarakat dan sekolah, norma-norma profesi guru, dan rencana
sekolah. Buku pedoman induksi dapat dalam bentuk kompilasi loose leaf sehingga memudahkan
pembaruan informasi. Bila buku-buku atau sumber-sumber tertentu tidak boleh difotokopi atau
dibawa oleh guru pemula/baru, maka buku-buku dan sumber-sumber tersebut hendaknya
ditempatkan di ruang tertentu di sekolah yang dapat diakses oleh guru pemula/baru tersebut.
Sebagai pelaksana evaluasi maka pengawas sekolah memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut :
Seorang mentor sangat penting artinya untuk mendukung keberhasilan program induksi. Tugas
dan tanggung jawab seorang mentor meliputi tugas minggu pertama, tugas harian, dan kegiatan
pendukung.
Tugas Harian :
Kegiatan pendukung :
Mentor tentu memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekolah yang perlu diberikan kepada
guru pemula, yaitu pengetahuan tentang siswa, tempat asal mereka serta apa yang sedang terjadi
di dalamnya. Setelah guru pemula terbiasa dengan kegiatan rutinnya, maka mentor sebaiknya
meluangkan waktu untuk berbicara dengan guru baru tersebut tentang persoalan atau pertanyaan
yang mungkin muncul.
Tugas dan tanggungjawab guru pemula dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kegiatan
minggu pertama, kegiatan awal, dan kegiatan pengelolaan kelas.
1. Guru pemula/ baru melapor kepada kepala sekolah, tetapi apabila guru pemula/baru
tersebut belum dapat bertemu dengan kepala sekolah, maka harus melapor ke petugas
administrasi atau kantor kepala sekolah dan melengkapi dokumen-dokumen yang
diperlukan sekolah.
2. Menemui mentor yang telah ditunjuk
3. Memastikan bahwa telah mengetahui jadwal sekolah dan waktu kerja.
4. Mendapatkan daftar siswa yang diajar.
5. Menyiapkan ruang kelas.
6. Memastikan siswa memiliki tempat duduk yang cukup
7. Mengatur tempat duduk siswa.
8. Mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk pengajaran (buku-buku, kertas,
alat-alat tulis).
9. Menyiapkan tata tertib kelas termasuk tata cara masuk dan keluar kelas.
10. Memahami kebijakan sekolah terkait dengan kesejahteraan dan pendisiplinan siswa.
11. Meminta tolong pada staff/pegawai sekolah bila diperlukan.
12. Mengatur dan menyiapkan pelajaran sebelum hari mengajar dan menyiapkan aktivitas
tambahan yang mungkin diperlukan.
13. Bersikap fleksibel dan siap untuk melakukan perubahan.
Bila guru pemula/baru mulai bertugas dan menggantikan guru di sekolah sementara kegiatan
belajar semester itu telah berjalan maka guru pemula/baru tersebut harus mengikuti jadwal
sekolah yang telah ada. Dalam hal ini guru pemula/baru tidak memiliki banyak waktu untuk
menyesuaikan diri dan memahami berbagai prosedur sekolah tersebut. Oleh karena itu sebaiknya
selalu minta saran dari mentor dan guru yang telah berpengalaman setiap kali Anda mendapat
kesulitan.
Bila guru pemula/baru tersebut adalah orang baru di masyarakat sekitar sekolah, maka sebaiknya
memahami secara umum tentang masyarakat itu serta tempat tinggal siswa. Kehidupan anak di
rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pembelajaran mereka. Pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi siswa di rumah akan sangat membantu guru pemula/baru
dalam mengajar di sekolah. Sebaiknya guru pemula/baru juga membicarakan dengan kepala
sekolah dan mentor tentang masyarat lokal dan harapan guru pemula/baru tersebut terhadap
siswa di kelas. Karena guru pemula/baru merupakan pendatang baru di sekolah, siswa terkadang
“menguji” guru pemula/baru di kelas dengan menanyakan/melakukan hal-hal tertentu baik
terkait dengan pelajaran maupun tidak, maka sebaiknya guru pemula/baru melakukan tindakan
sebagai berikut:
menjelaskan harapan dan standard kerja siswa serta perilaku mereka, tuliskan dan
pajanglah peraturan yang telah disepakati bersama.
menjelaskan apa yang Anda harapkan dari siswa tentang kegiatan dan tugas-tugas belajar
siswa termasuk kegiatan membaca dan menulis.
menyiapkan sebaik-baiknya pelajaran yang diampu dan yang perlu diingat adalah
persiapan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran.
memastikan tahu nama semua siswa yang diajar.
memperhatikan bahwa manajemen siswa didasarkan pada konsep sekolah sebagai tempat
belajar.
menegakkan disiplin siswa tetapi dengan cara-cara yang ramah. Selalu ingat akan posisi
Anda sebagai guru.
menggunakan respon/feedback positif kepada para siswa karena lebih efektif dalam hal
manajemen perilaku dibanding hukuman dan respon yang negatif.
meminta saran dari mentor dan kepala sekolah.
mengenali siswa sebaik mungkin.
Pelaporan
Laporan ditulis oleh guru pemula, mentor, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Masing-masing
laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Laporan yang ditulis oleh guru pemula berisi tentang kemajuan pekerjaannya sehubungan
dengan modul yang telah ditentukan untuk dipelajari dan dilaksanakan.
2. Laporan yang ditulis oleh mentor berisi tentang kemajuan hasil bimbingan yang
dilakukkannya terhadap guru pemula.
3. Laporan yang ditulis oleh kepala sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap guru
pemula.
4. Laporan yang ditulis oleh pengawas sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap guru
pemula.
Penanganan Permasalahan
Hasil pemantauan dan evaluasi yang dituangkan dalam laporan dapat berisi hal-hal yang positif
maupun hal yang negatif tentang keberhasilan program induksi yang dilakukan oleh guru
pemula. Dengan demikian terdapat potensi adanya permasalahan yang ditemui dalam sebagai
hasil pemantauan dan evaluasi. Untuk menangani permasalahan tersebut maka dapat diuraikan
1. Mentor, menangani masalah teknis yang berhubungan dengan kemajuan program induksi
yang dilaksakan oleh guru pemula, termasuk penyediaan fasilitas penduikung bagi guru
pemula dalam melaksanakan tugas awalnya.
2. Kepala Sekolah, menangani masalah pada level sekolah atau masalah teknis yang tidak
dapat ditangani oleh mentor, termasuk perijinan, pelaksanaan evalluasi dan pelaporan.
3. Pengawas Sekolah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi program
induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk perbaikan pelaksanaan tugas
apabila ditemukan terjadinya kekurangan dalam mencapai indikatoir keberhasilan
program induksi.
4. Dinas Pendidikan, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi program
induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk menangani keluhan atas
pelaksanaan program induksi di sebuah sekolah.
5. Badan Kepegawaian Daerah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil
evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, yang mana atas hasil
evaluasi dan rekomendasi ditemukan bahwa seorang guru pemula dinilai gagal
melaksanakan program induksi.
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, menangani
masalah yang berhubungan dengan sosialisasi, regulasi, dan implementasi program
induksi termasuk penyediaan program pendampingan bagi daerah yang belum mampu
melaksanakan program induksi sepenuhnya sesuai ketentuan yang berlaku.