Anda di halaman 1dari 11

PERANCANGAN

PERMUKIMAN dan
PERUMAHAN
ANALISA TOD
ANALISA TOD
ANALISA TOD
ANALISA TOD
ANALISA TOD

KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4

A
Erin Dewi Fitri M / 170116741 N
Armada Bagas P / 170116860 G
Cornelius Cahyo N / 170116881 G
Hary Sabirin / 170116905 O
Daniel Dwi Y / 170117064 T
A
KONSEP TOD
Transit Oriented Development

“Tujuan pengembangan TOD yaitu untuk mengalihkan sebagian pengguna mobil


pribadi atau angkutan umum darat ke angkutan umum berbasis rel, karena tujuan utama
konsep pengembangan ini adalah untuk mengurangi kemacetan akibat
penggunaan kendaaraan pribadi, angkutan umum berbasis rel menjadi hal yang
utama, selain dapat membawa penumpang dalam kapasitas besar, frekuensi headway yang
tinggi juga dapat meningkatkan mobilitas orang di kawasan tersebut, namun pengembangan
TOD ini juga harus diikuti dengan dengan pembangunan wilayah di sekitar kawasan TOD
tersebut, agar fungsi dan penerapannya menjadi optimal dan dengan TOD ini kita dapat
menata kembali struktur ruang kota dengan mengintegrasikan beberapa fungsi kegiatan”
ujar Abdul Kamarzuki di Jakarta 15 Februari 2019.

Kriteria sebagai prasyarat dalam mengembangkan kawasan TOD, menurut


Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 16 tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Berorientasi Transit:
1. Berada pada simpul transit jaringan angkutan umum massal
berkapasitas tinggi berbasis rel
2. Dilayani minimal 2 moda transportasi
3. Sesuai dengan arah pengembangan pusat pelayanan
kegiatan dan berbasis kawasan campuran (mixed use)

Sumber : https://www.atrbpn.go.id/Berita/Siaran-Pers/konsep-transit-oriented-
development-tod-dalam-pembangunan-wilayah-perkotaan-81942
Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) Pada Penataan Kawasan di Kota Tangerang
Adji Prama Priadmaja, Anisa, Lutfi Prayogi

PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) PADA PENATAAN


KAWASAN DI KOTA TANGERANG

Adji Prama Priadmaja1, Anisa 1, Lutfi Prayogi1

1Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta


priadmaja@gmail.com
anisa@ftumj.ac.id
lutfi.prayogi@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Perkotaan berkelanjutan memerlukan adanya keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Berkelanjutan secara ekonomi adalah dalam pengertian pencapaian pertumbuhan yang
berkelanjutan dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Saat ini kinerja ekonomi secara nasional terutama di
kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi menderita biaya ekonomi tinggi akibat dari penataan
ruang dan transportasi yang buruk. Pembangunan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD)
adalah suatu konsep pengelolaan ruang dan transportasi secara terintegrasi. Penelitian ini penting dilakukan
untuk mengetahui karakteristik TOD apa saja yang sudah diimplementasikan pada kawasan stasiun kota
Tangerang sebagai kawasan transit berbasis TOD. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam
penyusunannya dengan di lakukannya penataan pada kawasan stasiun kota Tangerang akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum yang saling
terintegrasi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk menjadikan kawasan di sekitar stasiun kota
Tangerang lebih bersih dan tertata, sehingga dapat mencerminkan citra kota yang baik.

Kata Kunci: Transit Oriented Development (TOD), penataan ruang, transportasi, Stasiun kota
Tang erang.

ABSTRACT. Sustainable urban need the presence of the balance between economic, social ,and the
environment .Sustainable economically is in the sense that the achievement of sustainable growth and efficient in
the use of resources .Currently performance national economy especially in urban areas as a center economic
growth suffering from high economic cost a result of the spatial planning and transportation bad .The construction
of a transit or oriented transit oriented development (TOD) is a concept the management of space and an
integrated transport. This research important to know characteristic tod how much implemented for the station
tangerang as the area transit based tod.With in do the arrangement of the station tangerang will increase
economic growth, facilitate the public in uses public transportation integrated, reduce the use of motor vehicle to
make the from the station tangerang cleaner and tidier, so as to reflect image good city.

Keywords: steward and stewardess, training center, transportation

PENDAHULUAN pengembangan pun menjadi sebuah diskursus


yang menarik dalam keilmuan perencanaan
Tangerang Raya adalah sebuah kawasan dan perancangan kota.
dengan luas sekitar 1.500 km2 yang dihuni
oleh lebih dari 5 juta penduduk. Tangerang Termasuk diantaranya adala h Transit Oriented
Raya terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu Development (TOD) yang telah banyak
Tangerang Kabupaten, Tangerang Kota, dan diwujudkan di berbagai kota di dunia. TOD
Tangerang Selatan y ang biasa kita sebut telah dikenal luas sebagai konsep yang
Tangerang. (http://abouttng.com/tangerang- menjawab kebutuhan area transit. Diantara
raya/). manfaat dari TOD adalah penurunan
penggunaan mobil dan pengeluaran keluarga
Dalam perkembangan perkotaan, fasilitas untuk transportasi, peningkatan pejalan kaki
transit intermoda dan kawasan transit telah dan pengguna transit, menghidupkan kembali
menjadi aspek yang tidak terlepaskan. Daerah kawasan pusat kota, peningkatan densitas dan
disekitar titik transit merupakan kawasan yang intensitas, penghematan beban
potensial bagi pengembangan. Hal ini terkait pengembangan untuk parkir, serta
dengan kemudahan akses yang ditawarkan peningkatan nilai properti dan berbagai
kawasan yang dekat dengan fasilitas transit kegiatan disekitar transit, hingga perbaikan
dan aktiftas yang mungkin akan dibangkitkan kualitas lingkungan dan komunitas. Dalam
oleh kegiatan transit di kawasan tersebut. skala regional, diharapkan konsep ini dapat
Berbagai teori dan konsep mengenai menyelesaikan permasalahan pertumbuhan
hubungan antara kegiatan transit dan
53
KENAPA TOD?

* Mendorong munculnya pusat kegiatan baru di kawasan yang di-


rencanakan sehingga diharapkan dapat mengurangi alih fungsi
lahan pertanian yang tinggi

BAHASAN :
Pusat perkembangan kota berada di area
Tangerang, sehingga lahan pertanian tidak
akan disalahgunakan maupun dialih
fungsikan karena sudah memiliki pe-
rencanaan.
KENAPA TOD?

* Mengurangi kemacetan karena berkurangnya penggunaan


kendaraan pribadi
Karena Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di kota Tangerang di-
rencanakan dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai dengan konsep
TOD (Transit Oriented Development), sehingga para pengguna dapat merasakan
kenyaman dan kemudahan untuk melakukan berbagai aktivitas kesehariannya.
Pada intinya, konsep tersebut bertujuan untuk memberi alternatif dan pemecahan
bagi permasalahan pertumbuhan metropolitan yang cenderung pada pola auto
oriented development. Dengan membuat fungsi campuran (mixed use).
Sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan konsep TOD yakni memberi alternatif
bagi pertumbuhan pembangunan kota, yaitu:
1. Berjalan Kaki (Walk)
2. Bersepeda (Cycle)
3. Menghubungkan (Connect)
4. Angkutan Umum (Transit
5. Pembauran (Mix)
6. Memadatkan (Densify)
7. Merapatkan (Compact)
8. Beralih (Shift)

* Mendekatkan jarak pelayanan


Konsep TOD pada penataan kawasan kota Tangerang pada transportasi umum KRL, lokasi
stasiun yang berada di pusat kota memudahkan pengguna untuk mencapai stasiun, terdapat
3 stasiun di kota Tangerang yang beroperasi melayani masyarakat : Stasiun Kota Tangerang,
Stasiun Ceper, Stasiun Poris. Namun karena aksesibilitas yang masih kurang, masyarakat
memilih angkutan umum sebagai transportasi untuk menuju dan meninggalkan stasiun
Tangerang, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi.
KENAPA TOD?

* Penghematan energi
1. Pengembangan Kota Tangerang dengan model hemat energi melalui rekayasa :
Transfortasi mengembangkan transfortasi publik dan TOD dengan ketersediaan
fasilitas jalur transformasi untuk kegiatan yang dialami sekarang. Dari Konsep di-
atas maka diadakannya halte-halte baru dan rute perjalanan baru di dalam
kawasan, akan mengundang masyarakat untuk menggunakan BRT. Rute yang
akan di kembangkan adalah rute BRT yang menuju titik transit stasiun kota
Tangerang. Antara lain rute:
1. Stasiun kota Tangerang – Stasiun Tanah Tinggi
2. Stasiun kota Tangerang – GOR Jatiuwung
3. Stasiun kota Tangerang – Terminal Poris
2. Guna lahan yaitu dengan pengembangan mixed use development dengan ketersediaan
fasilitas fungsi hunian,perkantoran dan fungsi lainnya.

* Mengurangi ketimpangan wilayah


Dalam kasus penataan kawasan di kota Tangerang dapat mengurangi ketimpangan
wilayah menggunakan konsep TOD dengan mengembangkan transporatsi
umum berupa commuter line, karena konsep TOD sendiri memiliki tujuan: menurunkan
penggunaan transportasi pribadi, sehingga warganya dapat menggunakan transportasi
massal yang disediakan pemerintah serta memberi kesempatan lapangan pekerjaan
untuk warga.
KENAPA TOD?

* Efisiensi penyediaan sarpras permukiman


Dalam kasus penataan kawasan di kota Tangerang dengan konsep TOD memberikan
dampak yang sangat efisien dengan menerapkan:
· Merancang pembangunan kota dengan tata guna lahan yang beragam. Jarak per-
jalanan dipersingkat dengan melalui pola pengembangan beragam dan tata guna lahan.
· Jarak maksimal menuju stasiun angkutan umum massal terdekat yang direkomendasikan
untuk pembangunan berorientasi transit adalah 1 kilometer, atau 15 sampai 20 menit
berjalan kaki agar dapat memaksimalkan jumlah pengguna yang dapat
dengan mudah mengakses ke layanan angkutan umum tersebut.
· Trotoar yang diperuntukkan secara khusus bagi pejalan kaki dan terlindung dari
kendaraan lain.

* Mewujudkan pembangunan berkelanjutan


Karena penerapan konsep TOD digunakan untuk jangka waktu yang panjang dan
penerapan konsep ini juga di berbagai wilayah. Sehingga ada fungsi atau tujuan yang
berbeda di setiap wilayahnya.
BERITA
KENAPA TOD?

* Mendorong munculnya pusat kegiatan baru di kawasan yang di-


rencanakan sehingga diharapkan dapat mengurangi alih fungsi
lahan pertanian yang tinggi

KETERANGAN
Potensi Area Pusat Kegiatan Baru

Area Pertanian dan Perkotaan

Jalur Kereta Cepat

Kereta Cepat Jakarta Bandung


Jakarta merupakan daerah yang terhitung memiliki suatu kepadatan
penduduk dan lahan. Sehingga jika terus dipaksakan , maka lahan
pertanian akan menjadi sebuah media bagi oknum-oknum untuk
mengubah fungsi pertanian menjadi suatu fungsi tempat nggal/
bisnis proper .

BAHASAN :
Lahan Fungsi Pertanian tidak akan
berubah dikarenakan Pusat Kegiatan
baru berada di Area Jakarta-Bandung,
sehingga tidak akan ada penggusuran
lain untuk proyek lainnya.
KENAPA TOD?

* Mengurangi kemacetan karena berkurangnya penggunaan


kendaraan pribadi
Karena ketersediaannya sarana prasaranan umum seperti kereja api untuk tujuan Jakarta-Bandung,
sehingga dapat mengurangi kemacetan umum dan orang akan lebih memilih menggunakan kereta
api dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi, karena lebih cepat dan terhindar dari kemacetan.

* Mendekatkan jarak pelayanan


Konsep TOD pada proyek kereta cepat Jakarta-bandung sangat berpengaruh pada efisiensi waktu
dan jarak. Jakarta-Bandung yang biasa ditempuh dalam waktu 2,5-4 jam, kini bisa ditempuh hanya
dalam waktu 35-46 menit. Dan menghubungan 4 stasiun (halim, karawang, walini, tegalluar). Setiap
stasiun akan dibangun dengan konsep TOD yang akan mendorong lahirnya sentra ekonomi baru dan
mudah dicapai karena lokasi yang strategis.

* Penghematan energi
Sebab Kereta CR400AF sendiri berbeda dengan tipe yang diproduksi sebelumnya.
Mengutip data dari PT KCIC, Sabtu (15/6/2019), EMU kereta CR400AF didesain lebih
hemat energi, lebih handal, ditambah memiliki masa penggunaan yang lebih lama.
Kereta ini diklaim mampu digunakan lebih dari 30 tahun, serta biaya perawatan yang
lebih rendah.

* Mengurangi ketimpangan wilayah


Konsep TOD yang diterapkan pada kota Jakarta dan Bandung dengan mengoperasikan
kereta cepat yang ditujukan untuk warga supaya menggunakan transportasi umum dan
mengurangi ketimpangan antar wilayah
KENAPA TOD?

* Efisiensi penyediaan sarpras permukiman


Pembangunan kereta cepat dapat meningkatkan sarana transportasi Jakarta hingga
Bandung yang dapat ditempuh dengan waktu 35 menit hingga 46 menit tergantung
titik terminal yang dituju.

* Mewujudkan pembangunan berkelanjutan


Mengenai pembangunan berkelanjutan, kereta cepat Jakarta-bandung didesain hemat
energi, lebih handal, dan memiliki masa penggunaan yang lama. Kereta ini diklaim mampu
beroperasi selama 30 tahun serta biaya perawatan yang juga rendah, penggunaan
teknologi yang memungkinkan kereta mampu beroperasi di empat klim, terutama iklim
tropis dengan kondisi suhu dan kelembapan tinggi. Terdapat alat pengaman yang melindungi
jaringan peralatan terhadap tegangan tinggiseperti sambaran petir. Dengan adanya kereta
cepat maka akan menambah fasilitas di Kota Bandung. Dampak yang dihasilkan adalah
naiknya daya tarik terhadap Kota Bandung. Dengan demikian akan dibutuhkan beberapa
fasilitas lainnya yang akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan pasar kota tersebut.

Anda mungkin juga menyukai