Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM KAKI PADA DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh :
INSAN MARTA SAPUTRA
010113a055

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
Jl. GEDONG SONGO CANDIREJO UNGARAN
TAHUN 2015/2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : DIABETES MELLITUS


Sub Pokok : Senam Kaki pada DIABETES MELLITUS
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Laboratorium STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
Hari/Tanggal : RABU, 30 – 12– 2015
Waktu : 08.30 WIB s/d selesai
A. Latar belakang
Penyakit Diabetes Melitus atau lebih dikenal dengan sebutan “penyakit kencing
manis” ini tidak hanya diderita oleh orang yang berusia lanjut saja, namun juga diderita
oleh anak-anak remaja karena pengaruh gaya hidup modern.Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit “abadi” atau penyakit “degenarif”yang terus-menerus dan tidak bisa sembuh
total, penanganan yang kurang baik akan menyebabkan berbagai komlikasi dan komplikasi
yang paling sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus adalah luka gangren pada
kaki yang disebabkan oleh kurang lancarnya peredaran darah pada pembuluh kaki, dan
tidak jarang komplikasi ini yang menyebabkan penderita harus kehilangan kakinya dengan
amputasi.
Melihat masalah diatas sebagai tenaga kesehatan kita perlu memberikan penyuluhan
sebagai langkah awal untuk melakukan pencegahan dini. oleh karena itu mahasiswa
berencana mengajarkan senam kaki. Senam kaki ini bermanfaat untuk melancarkan
peredaran darah ke kaki sehingga mengurangi resiko terjadinya luka gangren.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adanya peningkatan pengetahuan keluarga tentang senam kaki
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan senam kaki pada penderita DM diharapkan
klien:
a. Mengetahui Pengertian DM, penyebab DM, dan tanda dan gejala DM
b. Mengetahui Pengertian senam kaki
c. Mengetahui Fungsi senam kaki

2
d. Memahami Manfaat dari senam kaki
e. Mengetahui Indikasi dan kontraindikasi senam kaki
f. Mengetahui Langkah-langkah melakukan gerakan senam kaki
C. Pokok Bahasan
Senam kaki pada penderita Diabetes Mellitus
D. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian DM, penyebab DM dan tanda dan gejala dari DM
2. Pengertian senam kaki
3. Fungsi senam kaki
4. Manfaat senam kaki
5. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki
6. Langkah-langkah melakukan gerakan senam kaki
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
F. Media
1. Flip chart (lembar balik)
2. Leaflet
G. Alat dan Bahan
1. Kursi
2. Koran
H. Pengorganisasian
Pelaksana : AHMAD YANI
I. SettingTempat

Keterangan :
: PENYULUH

PESERTA

3
J. Materi
(Terlampir)
K. Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Peserta Metode Alat


1 Pendahuluan
 Memberi salam. 5 menit  Menjawab
 Memberi pertanyaan salam. Ceramah
apersepsi.  Menyimak.
 Menyampaikan pokok
bahasan.
 Menyampaikan tujuan.
 Kontrak waktu
2 Kegiatan Inti
 Memberikan penjelasan 25 menit  Menyimak. Ceramah Flip Chart
tentang pengertian DM,  Bertanya.
penyebab DM,  Memperhatikan.
dantandadangejala DM
 Memberikan penjelasan
Ceramah
tentang
pengertiansenam kaki
 Memberikanpenjelasant Ceramah
entangfungsidarisenam
kaki
 Menjelaskantentangman Ceramah
faatsenam kaki
 Menjelaskantentangindi Ceramah
kasidankontraindikasise
nam kaki
 Menjelaskandanmende
monstrasikanlangkah-
langkahsenam kaki Demontrasi
 Memberikan
kesempatan peserta
untuk bertanya. Tanya-
 Menjawab pertanyaan Jawabdandi
peserta. skusi
3 Penutup

4
 Menyimpulkan materi 5 menit  Memperhatikan. Ceramah
penyuluhan bersama  Menjawab.
peserta.
 Memberikan evaluasi
secara lisan.
 Memberikan salam
penutup.

L. Evaluasi
Prosedur evaluasi
1. Evaluasi dilakukan selama proses dan pada akhir kegiatan dengan memberikan
pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
a. Jelaskan pengetian senam kaki?
b. Sebutkan tujuan dari senam kaki?
c. Sebutkan kontraindikasi senam kaki?
d. Sebutkan dan peragakan langkah-langkah melakukan senam kaki.
2. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Melakukan kontrak waktu dengan sasaran
4) Menyiapkan alat dan bahan
5) Menyiapkan tempat
6) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan selama diberikan pendidikan kesehatan
2) Sasaran aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
3) Sasaran menjawab pertanyaan pemberi materi
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
5) Tanya jawab

c. Evaluasi hasil

5
1) Pendidikan kesehatan berhasil baik bila sasaran mampu menjawab 80 % atau
lebih pertanyaan dengan benar
2) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil atau cukup baik bila sasaran mampu
menjawab antara 50 % - 80 % pertanyaan dengan benar
3) Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil atau tidak baik apabila sasaran
hanya mampu menjawab kurang dari 50 % pertanyaan dengan benar.

LAMPIRAN MATERI

6
I. DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Noer, 2003). Diabetes mellitus adalah penyakit
dimana penderita tidak bisa mengontrol kadar gula dalam tubuhnya. Tubuh akan selalu
kekurangan ataupun kelebihan gula sehingga mengganggu system kerja tubuh secara
keseluruhan (FKUI, 2001).
Diabetes mellitus adalah penyakit yang sering dijumpai sebagai akibat dari
defisiensi insulin atau penurunan efektivitas insulin (Brooker, 2001).
B. Jenis Diabetes
1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1)
Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat + 10% dari DM Tipe 2. Di negara tropik
jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak
dan puncaknya pada masa akil balig. Tetapi ada juga yang timbul pada masa
dewasa.Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2)
2. DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul
makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ketujuh kekerapan
diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa.
3. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan.
Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila
tidak ditangani dengan benar.
4. Diabetes Melitus Tipe Lain
Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat
kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang
berkaitan dengan DM.

Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring

7
DM Bukan DM Belum pasti DM
Kadar glukosa darah sewaktu:
Plasma vena <110 >200
Darah kapiler <90 >200
Kadar glukosa darah puasa:
Plasma vena <110 >126
Darah kapiler <90 >110

C. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 : 692 ) yaitu :
1. Faktorketurunan
Karenaadanyakelainanfungsiataujumlahsel – selbetha pancreas yang bersifat
genetic danditurunkansecaraautosom dominant
sehinggamempengaruhiselbethasertamengubahkemampuannyadalammengenalidanm
enyebarkanrangsang yang merupakanbagiandarisintesis insulin.
2. Fungsisel pancreas dansekresi insulin berkurang
Jumlahglukosa yang diambuldandilepaskanolehhatidan yang
digunakanolehjarinaganperifertergantungkeseimbanganfisiologisbeberapahormon.Ho
rmon yang menurunkanglukosadarahyaitu insulin yang dibentukselbethapulau
pancreas.
3. Kegemukanatauobesitas
Terjadikarenahipertrofiselbetha pancreas
danhiperinsulinemiadanintoleransiglukosakemudianberakhirdengankegemukandenga
n diabetes mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahanpadausialanjutberkaitandenganresistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada
post reseptor.
D. Tanda dan gejala
Gejala diabetes
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing terutama
malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat. Di samping itu
kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar,

8
gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada
ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali
tidak merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena pada saat
periksa kesehatan diemukan kadar glukosa darahnya tinggi.

Type DM tipe I DM tipe II


Nama lama DM Juvenil DM dewasa
Umur (th) Biasa <40 >40 (tapi tak selalu)
Keadaan klinik saat diagnosis Berat Ringan
Kadar insulin Tak ada insulin Insulin cukup/tinggi
Berat badan Biasanya gemuk/normal Biasanya kurus
Pengobatan Insulin, diet, olahraga Diet, olahraga, tablet, insulin

E. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar gula darah
antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan yang berbeda-
beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor sebagai
hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk
memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
F. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi
kronik. ( Carpenito, 2001 )
Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting
dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek,
ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA)

9
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu
perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis disebabkan oleh tidak
adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 :
1258 )

2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)


Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah
satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan
asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)

3. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi aklau kadar
glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi
akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi
makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256)

Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua pembuluh
darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik).Angiopati
Diabetikdibagimenjadi2yaitu : (Long 1996) :

1. Mikrovaskuler
a. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler adalah
perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah
meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang
menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272)

b. Penyakit Mata (Katarak)


Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai kebutaan.
Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996 :
588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang
menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long, 1996 : 6)

c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf otonom,
Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan –

10
perubahan metabolik lain dalam sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan dengan
hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf ( Long, 1996 : 17)

2. Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi
penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh
sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk
dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis),
dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke

b. Pembuluh darah otak


Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah
keotak menurun (Long, 1996 : 17)

c. Pembuluh darah kaki


Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik, keadaan ini
berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang
menyebabkan gangren. Infeksi dimulai dari celah – celah kulit yang mengalami
hipertropi, pada sel –sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki
yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah yang tekena
trauma (Long, 1996 : 17)

Hal ini akan menyebabkan luka gangren pada kaki. Gangren Kaki Diabetik
adalah luka pada kaki yang berwarna merah kehitam- hitaman dan berbau
busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah di tungkai.

a) Penyebab luka gangren antara lain :

1) Terjadinya luka
2) Adanya infeksi
b)Pencegahan luka gangren antara lain :

1) Memakai alas kaki

2) Menghindari terjadinya luka

3) Tidak terlalu ketat memakai alas kaki

11
4) Menjaga kebersihan kaki

5) Memakai lotion pada kaki

6) Gunting kuku kaki mengikuti bentuk jari kaki

7) Senam kaki

II. SENAM KAKI


A. Tujuan Senam Kaki
Senam kaki betujuan untuk mencegah terjadinya luka gangren pada kaki yang
saring menjadi komplikasi pada penderita diabetes mellitus.
B. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes mellitus dengan
tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita
diabetes mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.
C. Kontraindikasi
Sesak, nyeri dada, pusing, kadar gula darah <250 mg/dl, ada gangren di kaki.
D. Persiapan Alat
Kertas koran 2 lembar, kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk)
E. Langkah-langkah senam kaki
1. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai

2. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

12
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

13
7. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke-7, namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
10. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki ,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian

11. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti
semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
a. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
c. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

DAFTAR PUSTAKA

14
Hudak,Carolyn M (1997). Keperawatan Kritis :Pendekatan Holistik. Alih bahasa:
Allenidekania dkk. Jakarta.EGC.
Lackman’s (1996). Care Principle and Practice of Medical Surgical Nursing.
Philadelpia:WB Saunders Company.
Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1.
Jakarta:EGC.
Pasiyan rahmatullah (1999).Geriatrik: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. editor:R.boedhi
Darmoso dan Hadi Martono,Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Price sylvia Anderson (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
bahasa: Peter anugerah. Jakarta. EGC.
Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.

15

Anda mungkin juga menyukai