A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Teori yang melandasi pembelajaran cooperative learning adalah
teori konstruktivisme. Pada dasarnya, pendekatan teori konstruktivisme
dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara
individual menemukan dan menstransformasikan informasi yang kompleks,
memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisi nya bila perlu
Soejadi dalam Sobari dalam Rusman (2014, hlm. 201). Menurut Slavin
dalam Rusman (2014, hlm. 201), pembelajaran kooperatif menggalakan
siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.
Model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem
pengajaran cooperativelearning dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Oleh karena itu, banyak guru yang
mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena
mereka beranggapan telah biasa menggunakan cooperative learning dalam
bentuk belajar kelompok. Pada kegiatan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, disebut sebagai
tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Kemudian
hasil permasalahan itu dibawa ke kelompok asal, dan disampaikan pada
anggota kelompoknya.
Jhonson dalam Rusman (2016, hlm. 204) mengemukakan
“cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang didalamnya
siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil
yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. belajar cooperative adalah
pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar
anggota lainnya dalam kelompok tersebut”.
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran cooperative,
walaupun prinsip dasar dari pembelajaran cooperative ini tidak berubah.
Jigsaw merupakan salah satu tipe dari cooperative learning yang
dikembangkan oleh Arenson et al. Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah
gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu
sebuah teka-teki menyusun perorangan gambar. Pembelajaran kooperatif
model jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu
siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan
siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Seperti yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (2016, hlm. 218)
bahwa, “pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model
belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja
sama saling ketergantungan positif dan tanggung jawab secara mandiri”.
Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model
Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap
anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat,
kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-
sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Tabel 2.1
Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
No. Langkah Kegiatan yang dilakukan
Tabel 2.4
Pembelajara Pembelajaran 1
n1 IPA
IPA 3.4.1 Mengidentifikasi sumber dan
3.4 Membedakan berbagai bentuk perubahan energi dalam kegiatankegiatan
energi melalui pengamatan dan yang ada dalam gambar
mendeskripsikan pemanfaatannya 4.6.1 Menyajikan laporan hasil
dalam kehidupan sehari-hari percobaan yang berhubungan
4.6 Menyajikan laporan tentang sumber dengan energi panas
daya alam dan pemanfaatannya oleh
masyarakat
IPA IPA
3.4 Membedakan berbagai bentuk Menjelaskan pemanfaatan energi
energi melalui pengamatan dan alternatif (matahari)
mendeskripsikan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Menyajikan laporan tentang sumber
SBDP
daya alam dan pemanfaatannya
oleh masyarakat
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan Menuliskan informasi tentang
hasil pengamatan tentang pemanfaatan energi alternatif
gaya, gerak, energi panas, bunyi, (matahari)
dan cahaya dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata
baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan
menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi, dan cahaya
dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
Pembelajaran 4 Pmbelajaran 4
SBDP SBDP
3.4 Mengetahui berbagai alur cara Berkreasi membuat suatu benda
dan pengolahan media karya dengan cara meronce yang
kreatif memanfaatkan bahan alam
4.14 Membuat karya kerajinan
asesoris dengan berbagai bahan
dan teknik
Bhs. Indonesia
Bhs. Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks Menemukan informasi tentang
laporan hasil pengamatan minyak jarak sebagai sumber
tentang gaya, gerak, energi energi alternatif dari bacaan
panas, bunyi, dan cahaya dengan
bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan
menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi, dan cahaya
dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
IPA
IPA
Menjelaskan sifat hantaran panas
3.4 Membedakan berbagai bentuk
energi melalui pengamatan dan dan perbedaannya
mendeskripsikan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Menyajikan laporan tentang sumber
daya alam dan pemanfaatannya
oleh masyarakat
PJOK
PJOK Menjelaskan zat-zat makanan dan
.8 Memahami konsep makanan manfaatnya bagi kesehatan tubuh
bergizi dan jajanan sehat menjaga
kesehatan tubuh
4.4 Mempraktikkan berbagai aktivitas
kebugaran jasmani untuk
mencapai tinggi dan berat badan
ideal
Pembelajaran 5 Pembelajaran 5
IPS IPS
3.5 Memahami manusia dalam dinamika Menjelaskan pengalaman bekerja
interaksi dengan lingkungan sama dengan teman
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika
interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
IPA IPA
3.4 Membedakan berbagai bentuk Membedakan sifat perpindahan
energi melalui pengamatan dan Panas
mendeskripsikan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Menyajikan laporan tentang sumber
daya alam dan pemanfaatannya
oleh masyarakat
SBDP
SBDP Menyanyikan lagu dengan gerak
3.2 Membedakan panjang-pendek bunyi, tangan dan badan sesuai dengan
dan tinggi-rendah nada dengan gerak tinggi rendah nada
tangan
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak
tangan dan badan sesuai dengan
tinggi rendah nada
BHS. Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan BHS. Indonesia
hasil pengamatan tentang gaya, Menceritakan pengalaman
gerak, energi panas, bunyi, dan mengenai gaya dan gerak dengan
cahaya, dengan bantuan guru dan menggunakan kosakata baku
teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulisan dengan memilih
dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi panas,
bunyi, dan cahaya dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
Pembelajaran 6 Pembelajaran 6
IPA IPA
3.3 Memahami hubungan antara Mengidentifikasi hubungan dan
gaya, gerak, dan energi melalui pemanfaatan gaya gesek dalam
pengamatan, serta mendeskripsikan aktivitas sehari-hari
penerapanya dalam kehidupan
sehari-hari
4.3 Menyajikan laporan hasil percobaan
gaya dan gerak menggunakan tabel
dan grafik
SBDP SBDP
3.4 Mengetahui berbagai alur cara dan Membuat sebuah karya kreatif dari
pengolahan media karya kreatif bahan alam (kulit jeruk bali) untuk
4.4 Membentuk karya seni tiga dimensi mengaplikasikan konsep hubungan
dari bahan alam gaya, gerak, dan energi
4.14 Membuat karya kreatif yang
diperlukan untuk melengkapi proses
pembelajaran dengan memanfaatkan
bahan di lingkungan
Bhs. Indonesia
BHS. Indonesia
Menyajikan laporan hasil pengamatan
3.1 Menggali informasi dari teks laporan
tentang gaya dan gerak dengan
hasil pengamatan tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi, dan cahaya memperhatikan penggunaan kosa
dengan bantuan guru dan teman kata baku
dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulisan dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi panas,
bunyi, dan cahaya dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulisan dengan
memilih dan memilah kosakata baku
PPKN
PPKN Menstimulasikan nilai bersatu
3.4 Memahami arti bersatu dalam
keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.3 Bekerjasama dengan teman dalam
keberagaman di lingkungan rumah,
sekolah, dan masyarakat
Sumber: buku guru kurikulum 2013
IPA
a. Membedakan Bentuk Energi dan Gerak
b. Menjelaskan manfaat energi dalam kehiduapn sehari – hari
c. Mendeskripsikan pemanfaatan sumber energi dalam kehidupan sehari hari
Bahasa Indonesia
a. Menggali informasi dari teks laporan
b. menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,energi panas,
bunyi, dan cahaya
c. mencari kosakata baku dan tidak baku dari teks bacaan
SBDP
d. mengidentifikasi berbagai bentuk karya seni 3 dimensi
e. menjelaskan cara pengolahan media karya seni
f. menjelaskan pengertian karya seni
PPKN
a. mendeskripsikan pentingnya hemat BBM
b. membuat poster
b) Dalam kelompok ahli ini, tugaskan siswa agar belajar bersama untuk
menjadi ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
c) Tugaskan semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat
menyampaikan informasi tentang hasil wacana atau tugas yang telah
dipahami kepada kelompok.
d) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing
siswa kembali ke kelompok
e) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk
menyampaikan hasil dari tugas di kelompok.
f) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,
masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi
klarifikasi.
3. Menentukan skor awal
Skor awal merupakan rata-rata skor peserta didik secara individual pada
kuis sebelumnya atau pretest.
a) Tahap pembelajaran
Pembelajaran kooperatif ini dimulai dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk
belajar. Guru menjelaskan materi kepada peserta didik. Langkah ini diikuti
dengan informasi selnjutnya peserta didik diorganisasi dalam kelompok-
kelompok belajar. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas untuk
mempelajari satu soal tertentu dalam hal ini belum ada diskusi dalam
bentuk apapun dalam kelompok. Para anggota kelompok yang mempelajari
soal yang sama dikumpulkan dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok
yang baru bertemu untuk diskusi soal yang sama (kelompok “ahli”) saling
membantu satu sama lain tentang soal yang ditugaskan kepada mereka.
Kemudian para peserta didik kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan
kepada anggota kelompoknya (kelompok asal) tentang apa yang telah
mereka diskusikan dalam kelompok ahli. Jadi dalam hal ini setiap anggota
kelompok berfungsi sebagai ahli menurut soal yang telah mereka pelajari.
b) Evaluasi mandiri dan penghargaan kelompok
Setelah selesai menjelaskan kegiatan pembelajaran, peserta didik harus
menunjukkan kemampuannya setelah bekerja dalam kelompok dengan
mengerjakan tes hasil belajar (post test) secara individual. Hasil post test
sebagai nilai perkembangan individu dan untuk menentukan skor
kelompok.
3. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Gie (http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-aktivitas-belajar-
dan.html) mengemukakan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan
atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan
perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang
sifatnya tergantung pada banyaknya perubahan.
Pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan dan peningkatan
kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa. Siswa mampu
menggali kemampuannya dengan rasa ingin tahunya sehingga interaksi yang
terjadi akan menjadi pengalaman dan keinginan untuk mengetahui sesuatu yang
baru.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh
individu untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dalam diri dalam
kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan menjadikan pembelajaran yang
efektif. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan saja.
Namun, guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam belajar.
b. Jenis-jenis Aktivitas
Diedrich (http://heptajayawardana.blogspot.co.id/2013/06/aktivitas-belajar-
siswa.html), menyatakan bahwa kegiatan siswa digolongkan sebagai berikut:
1) Visual activities, diantaranya meliputin membaca,memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaan
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, dan mengeluarkan pendapat
Sudjana (http://dirman-djahura.blogspot.co.id/2012/09/konsep-hasil-
belajar.html ) mengatakan dalam sistem pendidikan nasioanal rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar. yang secara garis besar membagi tiga ranah yaitu:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek selanjutnya merupakan kognitif tinggat
tingi
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi.
3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotoris, yakni: gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh
para guru sekolah karena berkaitan dengan kemapuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
1) Ranah Kognitif
a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata
knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekelipun demikian, maknanya tidak
sepenuhnya tepat dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual
di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan,
definisi, istilah, pasal dan undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama
kota. Dilihat dari proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu
dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan
atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
Ada beberapa cara untuk mengingatkan dan menyimpannya dalam
ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, membuat singkatan
bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah
yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe
hasil belajar berikutnya. Hafal penjadi prasarat untuk pemahaman. Hal ini
berlaku bagi semua bidang studi, baik bidang matematika, pengetahuan
alam, ilmu sosial, maupun bahasa. Misalnya hafal satu rumus akan
menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut, hafal kata-
kata akan memudahkan membuat kalimat.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil
belajar afektif kurang mendapat perhatian guru. Tipe hasil belajar afektif
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai
hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang sederhana sampai
tingkat yang kompleks,
a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control, dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab
stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di
dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman utnuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai
tsb.
d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu system
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang
termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, oranisasi
system nilai, dll.
e) Karakteristik nilai atau in ternalisasi nilai, yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk
keseluruhan nilai dan karakteristik.
Penilaian Sikap (Afektif) dalam Permendikbud 53 Tahun 2015, sikap
dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap
spiritual dan sosial. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk
membina perilaku sesuai budi pekerti dalam rangka pembentukan karakter
peserta didik sesuai dengan proses pembelajaran.
a) Sikap spiritual
b) Sikap Sosial
Stimulus atau lontaran kasus yang diberikan guru hendaknya dalam rangka
pembentukan sikap dan perilaku baik sesuai agama peserta didik, hubungan
dengan Tuhan (akhlak mulia), hubungan dengan sesama serta hubungan dengan
lingkungan. Melalui aspek tersebut diharapkan peserta didik memiliki sikap
budipekerti luhur, sikap sosial yang baik, toleransi beragama, dan peduli
lingkungan.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan
dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif
(yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu:
Tahun: 2015
j. Kerangka Pemikiran
Muhammad (https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/ragam-dan-
jenis-penelitian-2/) mengatakan kerangka berfikri adalah gambaran mengenai
hubungan antar variabel dalam suau penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran
menurut kerangka logis. Kerangka berpikir ini merupakan suatu argumentasi kita
dalam merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan suatu hipotesis, argumentasi
kerangka berpikir menggunakan logika deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan
memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya.
Kerangka berpikir ini merupakan buatan kita sendiri, bukan dari buatan orang
lain. Dalam hal ini, bagaimana cara kita berargumentasi dalam merumuskan
hipotesis. Argumentasi itu harus membangun kerangka berpikir sering timbul
kecenderungan bahwa pernyataan-pernyataan yang disusun tidak merujuk kepada
sumber keputusan, hal ini disebabkan karena sudah habis dipakai dalam menyusun
kerangka teoritis. Dalam hal menyusun suatu kerangka berpikir, sangat diperlukan
argumentasi ilmiah yang dipilih dari teori-teori yang relevan atau saling terkait. Agar
argumentasi kita diterima oleh sesama ilmuwan, kerangka berpikir harus disusun
secara logis dan sistematis.
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh siswa kelas V SDN Karangharja 03,
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran hanya sebatas mendengarkan dan
menulis, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain itu,
kegiatan pembelajaran dilakukan secara klasikal teacher center . Pengalaman belajar
siswa dalam belajar pun tidak banyak. Akibatnya, siswa tidak terlatih untuk dapat
menemukan, dan memecahkan masalah secara kritis dan kreatif di kelas.
Atas dasar hal tersebut maka peneliti mencoba untuk menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada subtema gaya dan gerak di SD
Karangharja 03. Metode yang digunakan adalah metode diskusi kelompok dan
ceramah, metode ini dipilih karena memudahkan siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung, siswa dapat saling bertukar pikiran dari sesama teman kelompoknya.
Selain itu guru juga bisa mengarahkan dan membimbing siswa pada diskusi
kelompok tersebut. dan media yang digunakan adalah media gambar yang berkaitan
dengan materi, media ini dipilih karena mudah diperoleh serta mudah dan murah
selian itu, memudahkan nsiswa untuk memahami materi dan melibatkan siswa aktif
baik secara individu atau kelompok.
Media ini digunakan untuk memudahkan keterbatasan ruang dan waktu.
Secara konseptual mengenai kerangka pemikiran atau paradigma penelitian dalam
penelitian sebagaimana tampak pada diagram berikut ini:
Gambar 2.5
Lie dalam Rusman (2014, h. 218) bahwa, “pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling
ketergantungan positif dan tanggung jawab secara mandiri”.
b. Hipotesis
Terdapat peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa pada subtema
gaya dan gerak yang dilakukan dengan model cooperative Learning Tipe
Jigsaw dikelas IV SDN Karangharja 03.