PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitan itu juga merupakan penelitian yang didasarkan atas ciri-ciri keilmuan, baik secara rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional artinya kegiatan peneliti itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam
penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang diguanakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis1. Pada proses penelitian memerlukan suatu analisis untuk
memperoleh kebenaran data. Hasil analisis tersebut dapat ditafsirkan untuk menjawab suatu
pemasalahan yang telah dirumuskan, berdasarkan teknik analisis yang telah ditentukan dan sesuai
dengan pemasalah yang akan dikaji.
Dalam sebuah penelitian baik kuantititatif maupun kualitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisa data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tadi tidak dilakukan.
Makalah ini akan membahas tentang teknik analisa data dalam penelitian, meliputi tahapan- tahapan
dalam analisa data, koding data, tabulasi data dan interpretasi data serta penarikan kesimpulan.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk analisis statistik, model analisis yang juga digunakan harus sesuai dengan rancangan
penelitiannya. Adapun tujuan dari analisis data itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah dalam penelitian.
4. Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi-implikasi dan saran yang berguna untuk
kebijakan penelitian yang selanjutnya.[3]
Pada umumnya teknik analisis data dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.
Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode, yaitu analsis data secara
kuatitatif dan analisis data secara kualitatif. Kedua metode penelitian tersebut, baik kuatitatif dan
kualitatif memiliki teknik analisis data yang berbeda. Penelitian kuatitatif adalah penelitian yang
dikemukakan dengan hipotesis yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya
berdasarkan data empiris, sedangkan penelitian kualiatatif adalah penelitian yang bersifat naturalistic
yang dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data tersebut ditentukan pola atau tema (adanya
penemuan atau discovery) dan dikembangkan menjadi suatu teori.[4]
The first systematic effort at data analysis usually comes with the creation of categories and a coding
scheme. Researchers usually realize need to categories and code after a rich data set as begun to build
up. A Researchers might alternate a few weeks of intensive data collection week or two devoted to
analysis. A rhytm of work that keeps the growth of data under control and keeps the analyst alert to the
conceptual trajectory of the study.
Other researchers do not engage in waves of data gathering and analysis but, instead wait until all of the
data are collected before starting to code. Or the researchers may simply prefer in process writing as the
best strategy for strering a project to completion. Either way of doing data analysis during breaks in the
fieldwork or all at once at the end may result in a succesfull study
Regardless of when they take place, categorization and coding are are essential to making sense of
qualitative data. Categorization refers to the process of characterizing the meaning of a unit data with
respect to certain generic properties. “ The Essen of Categorization” is identifying chunk or unit data as
belonging to representing or being or example of some more general phenomenon. Category the is a
covering term for an array of general phenomenon concept, construct, themes, and grounded theory[5]
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus
penelitian. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan berkembang setelah memasuki dan selama
di lapangan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneiti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sihingga
dipeoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman (dalam, Sugiyono 2010), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan Conclusion Drawing / Verification[6].
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari
pola dan temanya. Misalkan pada bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai
tempat penelitian, maka dalam meraduksi data peneliti akan memfokuskan pada murid yang memiliki
kecerdasan tinggi dengan mengkatagorikan pada aspek gaya belajar, perilaku social, interalsi dengan
keluarga dan lingkungan.
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yangterjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang dipahami.
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang
setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas
dapat berupa hubungan kausal / interaktif dan hipotesis / teori.[7]
Pengolahan data atau disebut proses pra-analisis mempunyai tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing Data
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan
kelengkapan data yang terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut pemberian penjelasan mengenai
apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti
melakukan analisis data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan diharapkan masalah teknis atau
konseptual tidak mengganggu proses analisis sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis.
Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan untuk
justifiksi penafsiran terhadap hasil analisis.konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan
skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap
sehingga dapat digunakan untu menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian tersebut.
[8]
Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalah-kesalahan yang terdapat pada pencatatan yang ada
dilapangan dan bersifat korektif. Setelah melakukan tugas lapanangan, maka berkas-berkas catatan
informasi atau data siap untuk diolah. Dalam editing ini akan diteliti lagi hal-hal sebagai berikut :
1. Kelengkapan pengisian
2. Keterbatasan tulisan
5. Relevansi jawaban
2. Pengembangan Variabel
Yaitu spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang mencakup dalam data yang sudah
terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam data.
Jika belum berarti data yang terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua variabel yang
diteliti
3. Pengkodean Data(Coding)
Coding yaitu pemberian atau pembuatan kode pada tiap-tiap data yang termasuk kedalam kategori yang
sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka, atau huruf yang memberikan
petunjuk, identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.Tujuannya yaitu agar data dapat
dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisis berikutnya. Dengan data
yang sudah diubah dalam bentuk angka maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer
dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data yang digunakan sebagai sarana analisis
misalnya, SPSS[10]. Contoh pemberian kode misalnya, pertanyaan dibawah ini yang menggunakan
jawaban “Ya” dan “Tidak” dapat diberi kode 1 untuk Ya dan dua untuk Tidak Pertanyaan : Apakah saudari
menyukai pekerjaan saat ini?
Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan dibawah ini, maka jawaban sangat tidak
setuju, netral, setuju dan setuju sekali dapat diberi kode 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk masing-masing jawaban.
Pertanyaan : Bagaimana pendapat anda mengenai pemberlakuan sistem UKT di UIN Walisongo
Semarang?
4. Cek Kesalahan
Peneliti melakukan pengecekan kesalahan pada data sebelum dimasukkan kedalam komputer untuk
melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah diselesaikan tanpa kesalahan yang serius
Penelititi membuat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan untuk analisis kemudian
dipindahkan kedalam komputer, penyimpanan data dalam komputer mempertimbangkan 1). apakah
data disimpan dengan cara yang sesuai dan konsisten dengan penggunaan sebenarnya 2). Apakah ada
data yang hilang atau rusak dan belum dihitung? 3). Bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau
rusak? 4). Sudahkah pemindahan data dilakukan secara cepat?
6. Tabulasi
Tabulasi dapat diartikan sebagai upaya menyusun data kedalam bentuk tabel. Proses atau langkah-
langkah tabulasi antara lain:
1. Pemberian nilai (skoring) atau menjumlahnya terhadap butir-butir pertanyaan yang memerlukan
skor atau penjumlahan skor.
2. Mengubah jenis data, dimodifikasi atau disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu, tabulasi dapat
juga digunakan untuk menciptakan statistik, deskriptif, variabel-variabel yang dapat diteliti atau variabel
yang akan ditabulasi Macam-macam tabel untuk analisis antara lain:
Tabel biasa adalah tabel yang disusun berdasarkan sifat responden tertentu dan tujuan tertentu. Tabel
biasa bersifat kolektif dan memuat beberapa jenis informasi
Tabel analisis adalah tabel yang memuat satu jenis informasi yang telah dianalisis. Dari tabel analisis ini
dapat ditarik kesimpulan (generalisasi)
Yaitu tabel yang hanya memuat satu variabel atau informasi , digunakan untuk deskripsi data
2. Tabel Silang
4. Kategorisasi Data
Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari
seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu.
Selanjutnya Linclon dan Guba menguraikan kategorisasi adalah 1. mengelompokkan kartu-kartu yang
telah dibuat kedalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan. 2. merumuskan aturan yang
menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi setiap
kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data, dan 3. menjaga agar
setiap kategori yang telah disusun satu dengan yang lain megikuti prinsip taat asas.
b. Langkah-langkah kategorisasi
Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif yang langkah-
langkahnya dijabarkan atas sepuluh langka, yang mana langkah yang terakhir adalah analisis harus
menelah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai di analisis,
sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan datanya,
pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data.
c. Keabsahan data
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan
keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (crebility)
dengan teknik trianggulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat (Moleong, 2004).
Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada (Moleong,2004).
Trigulasi yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, dan
hasil wawancara terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bantuan alat pada efektif
membaca. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang diteliti, rinci
dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara
secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pengecekan teman sejawat/kolega dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses dan hasil penelitian
dengan harapan untuk memperoleh masukan baik dari segi metodelogi maupun pelaksanaan tindakan.
[12]
Penafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian pengertian yang lebih luas tentang penemuan-
penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis, sehingga sebenarnya penafsiran
merupakan aspek tertentu dari analisis, dan bukan merupakan bagian dari analisis. Interpretasi data
perlu dilakukan untuk memberikan arti mengenai hasil dari analisis data yang telah dilakukan
sebelumnya. beberapa pengertian penafsiran data adalah sebagai berikut.
a. Penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang
dipaparkan. Data yang telah dalam bentuk tabel, perlu diberikan penjelasan tang terperinci dengan
tujuan untuk untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam pengertian menghubungkan
hasil suatu penelitan dengan penemuan penelitian lainnya, Untuk membuat atau menghasilkan suatu
konsep yang bersifat menerangkan atau menjelaskan.
b. Untuk itu, penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian
karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan
oleh peneliti terhadap data.
a. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin masih miskin
dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil tesebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan
dapat berkenaan dengan hubungan atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi dan
implikasi dari hasil analisis.
b. Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat kaitanya
dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman
pribadi peneliti yang cukup kaya.
c. Minat nasihat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan hasil
analisis, mintalah pandangan kepada teman yang seprofesi dan memiliki pandangan yang kritis.
d. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Factor eksternal yang mempunyai kekuatan
dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli adalah literature. Apakah makna
dari temuan penelitian menurut pandangan para ahli, para peneliti dalam berbagai literature.
e. Kembalikan pada teori awal. Cara lain utuk menginterpretasikan hasil dari analisis data adalah
hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.[13]
Generalisasi adalah penarikan suatu kesimpulan umum dari analisa penelitian. Generalisasi yang dibuat
harus berkaitan dengan teori yang mendasari penelitian yang dilakukan. Setelah generalisasi dibuat,
peneliti memperlihatkan hubungan-hubungan tertentu.Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat
tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis. Tujuan penulisan
kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna
mengetahu secara cepat tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.Yang
disimpulkan dalam penelitian sesuai dengan jawabanpermasalahan yang dirumuskan, hipotesis yang
diajukan, dan tujuan penelitian. Dengan demikian, kesimpulan merupakan pernyataan atau jawaban
pertanyaan dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian atau pernyataan hasil pembuktian
hipotesis, apakah hipotesis yang diajukan terbukti atau tidak. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian itu
merupakan pernyataan pencapaian tujuan, apakah tujuan yang dirumuskan tercapai atau tidak. Cara
merumuskan kesimpulan yang baik adalah disesuaikan atau diserasikan dengan tujuan, rumusan
masalah, hipotesis atau pertanyaan penelitian, baik isi maupun jumlah kesimpulan yang dibuat. Jadi,
untuk membuat atau merumuskan kesimpulan penelitian lihatlah kembali tujuan rumusan masalah,
hipotesis atau pertanyaan penelitian, apakah sudah sesuai atau belum.[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
didasarkan oleh data. Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan
data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu : data
bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif.
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif yaitu
teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik, meliputi statistik deskriptif dan inferensial.
Teknik analisis data kualitatif dilakukan dari sebelum penelitian, selama penelitian, dan sesudah
penelitian yang meliputi analisis sebelum di lapangan, teknik analisis selama di lapangan model Miles
dan Huberman dan teknik analisis data menurut Spradley.
Secara garis besar, analisis data meliputi 4 langkah yaitu : Persiapan (scoring), tabulasi, mendeskripsikan
data dan melakukan uji statistika. Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis
data penelitian karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang
diturunkan oleh peneliti terhadap data.
Tahapan pengolahan data sebelum dianalisis meliputi : proses editing data, pengembangan variabel,
coding, cek kesalahan, membuat struktur data dan tabulasi. Setelah data dianalisis lalu disajikan hasil
interpretasi dalam kesimpulan.
Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif yang langkah-
langkahnya dijabarkan atas sepuluh langka, yang mana langkah yang terakhir adalah analisis harus
menelah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai di analisis,
sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan datanya,
pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data.
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan
keabsahan dataPenafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian pengertian yang lebih luas tentang
penemuan-penemuan. Interpretasi data perlu dilakukan untuk memberikan arti mengenai hasil dari
analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. .Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang
hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis. Tujuan penulisan kesimpulan
adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna mengetahu secara
cepat tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
SUMBER LAIN... PENYAJIAN DATA YG INI SBLMNYA GK ADA
Latar Belakang
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang disebut data kasar.
Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik
tertentu. Jadi, data-data itu masih berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya berupa skor.
Skor-skor tersebut disebut juga dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan data kasar. Biasanya
relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data tersebut yang harus
dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan kedalam
tampilan yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja penelitian.
Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan
penampilan data itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai deskripsi data, analisis data
dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data
yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan
dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka dilakukan penyajian
data atau penyusunan data.
Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang berserakan menjadi lebih
teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis.
Penyajian data mempunyai dua tujuan ( Ferguson dan Takane, 1998: 16 ), yaitu:
Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan menyajikannya dalam bentuk tabel
atau gambar maka penampilan dan gambaran data lebih mudah dibaca dan dipahami.
Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama dan sulit untuk dianalisis.
Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur maka data lebih mudah dianalisis.
Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan dapat berbentuk
skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk mana yang memberikan
manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data.
1. Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung diambil berdasarkan hasil
pengukuran variabel tertentu atau responden. Pengukuran dilakukan dengan mengubah respons yang
diberikan oleh responden atas instrumen menggunakan aturan skoring.
2. Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan cara membagi
suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya:
Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus
adalah (15/50) x 100 = 30 %.
Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara total keseluruhan.
3. Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga penyajian data menggunakan
persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga dapat dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu
skor di antara keseluruhan data. Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk persen, sedang angka
indeks disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya:
Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng diikuti oleh 20 orang, maka
angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif
dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah
memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian data dibuat
berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat tabel atau daftar dan grafik atau
diagram.
1. Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah
pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai
jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut.
Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel sebagai bahan untuk menjelaskan
komponen tabel.
Tabel 2.1
Tahun
frekuensi
2007
115
2008
121
2009
132
Jumlah
368
a) Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel yang disajikan lebih dari
satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan.
b) Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat informasi mengenai: data serta
tempat dan waktu pengumpulannya.
c) Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132 dan jumlah – 368.
d) Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus SD/MI.
e) Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121, 132 dan 368.
f) Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang melakukan
pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data dikumpulkan dan ditabulasikan sendiri
oleh pembuat tabel.
Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris dan kolom yang mempunyai
ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan merupakan data
kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok. Contoh: (fiktif)
Tabel 2.2
No
Semester
IP
1
I
3,12
II
3,00
III
3,39
IV
3,37
2,90
VI
3,30
VII
3,40
Total
22,48
Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya dalam frekuensi. Tabel ini dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk menyusun distribusi data dalam
frekuensi dengan distribusi yang bersifat tunggal. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.3
Jumlah anak
52
75
27
11
Di atas 4
20
Jumlah
213
Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk menyajikan data dalam
frekuensi dengan distribusi data bergolong.
Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami data. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.4
Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII MtsN Sukamaju Tahun 2010
Data
51 – 60
61 – 70
71 – 80
17
81 – 90
12
91 – 100
Jumlah
45
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini mempunyai ciri khusus,
yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor (variabel) atau lebih dalam satu perpaduan baris
dan kolom. Contoh: (fiktif)
Tabel 2.5
JENIS KELAMIN
TINGKAT SEKOLAH
JUMLAH
SD
SMP
SMA
Laki – laki
4756
2795
1459
9012
Perempuan
4032
2116
1256
7404
Jumlah
8790
4911
2715
16416
Catatan: Faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar
kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
2. Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di atas, data-data kuantitatif
(numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik. Penyajian data dalam bentuk
grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam
bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi
karena pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu
pembuatan grafik selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
Penggambaran data dalam sebuah grafik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis grafik,
tergantung jenis datanya. Bila data yang hendak disajikan berupa data nominal, maka penyajian data
menggunakan grafik batang, gambar, garis, atau lingkaran. Sedangkan jika data bersifat kontinum maka
penyajian data biasanya menggunakan grafik histogram, poligon, atau kurva.
a. Data nominal
Data nominal merupakan data yang bersifat kategorik. Data yang satu dengan yang lain dapat dipisah-
pisahkan secara tegas.
1) Grafik Batang
Grafik batang merupakan grafik yang menggambarkan data menggunakan batang. Batang menunjukkan
data dan ketinggiannya menunjukkan frekuensinya. Contoh: (fiktif)
Diketahui data jumlah anak dalam setiap keluarga penduduk di desa X tahun 2012, yang diikuti oleh 213
keluarga sebagai berikut:
Tabel 2.6
Jumlah anak
52
75
3
27
11
Di atas 4
20
Jumlah
213
Grafik gambar adalah grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini dilakukan supaya gambar yang
disajikan lebih komunikatif. Di dalam bidang koordinat XY dinyatakan dalam gambar – gambar dengan ciri
khusus untuk suatu karakteristik. Misalnya: (fiktif) untuk menyatakan jumlah buku di perpustakaan pada
tahun – tahun tertentu, dapat digambarkan berupa gambar buku (secara sederhana) tiap gambar
mewakili suatu jumlah tertentu.
Tabel 2.7
Tahun
Jumlah
2006
150
2007
175
2008
145
2009
200
2010
195
3) Grafik Garis
Grafik garis adalah grafik yang menyajikan data dalam sebuah garis, biasanya dibuat untuk menunjukkan
perkembangan suatu keadaan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini
akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik.
Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variable
tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah
ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.
Contoh : (fiktif)
Perkembangan Nilai Bahasa Arab Adit dari semester I sampai semester V tahun ajaran 2011 – 2013
sebagai berikut:
Tabel 2.8
Semester
Nilai
I
80
II
95
III
75
IV
100
85
4) Grafik Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan grafik lingkaran. Diagram lingkaran
digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.
Contoh : (fiktif)
Dari hasil penelitian mengenai pelajaran Bahasa Arab dengan sampel 50 siswa di MTs negeri 24
Prabumulih Tahun 2013 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2.9
No
Penilaian
Jumlah
Sangat Suka
12
2
Suka
13
Tidak Suka
19
· Sangat Suka =
· Suka =
· Tidak Suka =
· Sangat Suka =
· Suka =
· Tidak Suka =
Berbeda dengan data nominal, data kontinum tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara eksklusif.
Data kontinum bersambungan dalam sebuah skala yang bersifat kontinum.
1) Grafik Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu dengan
yang lainnya tanpa ruang antara.
Contoh: (fiktif)
Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa sebagai
berikut:
Tabel 2.10
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008
No
Skor
Frekuensi
25 – 34
35 – 44
45 – 54
11
55 – 64
14
5
65 – 74
12
75 – 84
85 – 94
Jumlah
65
2) Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu variable. Tampilan poligon
berupa garis-garis patah yang menghubungkan nilai tengah dari setiap interval kelas. Poligon juga
disebut grafik untuk menggambarkan data dengan menghubungkan titik – titik tengah batang histogram
sehingga sering disebut dengan frekuensi histogram.
Contoh: (fiktif)
Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa sebagai
berikut:
Tabel 2.11
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008
No
Skor
Frekuensi
1
25 – 34
29,5
35 – 44
39,5
45 – 54
49,5
11
55 – 64
59,5
14
65 – 74
69,5
12
75 – 84
79,5
85 – 94
89,5
Jumlah
65
3) Grafik Kurva
Kurva merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis poligon. Gambar poligon sering tidak rata
karena adanya perbedaan frekuensi data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel.
Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar poligon yang tidak rata dan terlihat tidak
beraturan sehingga menjadi rata.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penyajian data dengan tabel bisa memberikan angka
– angka yang lebih rinci, tetapi tidak bisa cepat diambil kesimpulan. Sedangkan dengan grafik,
kesimpulan bisa dengan cepat diambil tetapi angka – angkanya kurang rinci.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai
jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut. Data
mentah yang berserakan ditata dan diatur dalam sebuah tabel.
Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar.
Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Perbedaan diagram batang dengan histogram dan diagram garis dengan poligon, yaitu:
Batang – batangnya saling berhimpit satu sama lain (khusus untuk diagram histogram)
Dimulai dengan data diskret/ nominal (data satu dengan yang lain dapat dipisahkan secara tegas)
Dimulai dengan data kontinum (data yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan lepas satu sama
lain secara eksklusif)
Setelah teknik pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah melakukan pengolahan data, pentingnya
pengolahan diantarnya adalah:
– Kemudian dianalisis
Dalam tahap pengolahan data ini, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1. Penyuntingan (editing)
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
2. Pengkodean (coding)
– Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban
responden yang diterima.
– Harus diperhatikan pemberian pada jenis pertanyaan yang diajukan (pertanyaan terbuka atau
pertanyaan tetutup)
– Untuk pertanyaan tetutup, kode ditentukan dengan mudah, misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju dan
kode 0 untuk tidak/tidak setuju; atau ditambah kode 99 untuk jawaban yang kosong (responden tidak
meberi jawaban).
Seluruh kode yang ditentukan untuk tiap jawaban, disusun dalam buku kode. Buku kode ini selain
diperlukan dalam pengkodean juga digunakan sebagai pedoman untuk analisis data dan penulisan
laporan
3. Tabulasi (tabulating)
– Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil pengkodean,
untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel
– Tabel dapat berupa tabel frekuensi, tabel korelasi, atau tabel silang.
1. Tabulasi manual. Semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel dilakukan dengan tangan.
2. Tabulasi mekanis. Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan tertentu, yaitu: komputer.
Semua kegiatan dilakukan dengan bantuan alat yang telah dipilih.
gambar teknik pengolahan data
Analisis Data
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan. Ada dua cara yang
digunakan dalam analisis data, yaitu:
1. Analisis nonstatistika
– Kegiatan analisis dengan cara ini dilakukan dengan membaca data yang telah diolah.
2. Analisis Statistik
– Dilakukan dengan cara membandingkan hipotesis yang telah dirumuskan dengan hasil analisis yang
didapat.
– Jadi akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan pokok, yaitu menerima atau menolak hipotesis yang
telah dirumuskan.
Dalam pelaksanaan penafsiran ini, peneliti juga perlu memeriksa kembali langkah-langkah yang telah
dilaksanakan dalam penelitian. Langkah ini berguna untuk melihat kesahihan hasil penafsiran.
Apabila semua langkah penelitian telah dilakukan dengan tepat, kesahihan hasil penafsiran dapat
dijamin dan hasil penelitian dapat digunakan untuk keperluan menyelesaikan masalah praktis yang
berhubungan dengan penelitian tersebut.
Sebaliknya, jika langkah penelitian tidak dilakukan dengan tepat, hasil penelitian tidak dapat dijamin
kesahihannya.
Dalam hal ini peneliti harus bersifat terbuka dengan menjelaskan semua langkah yang telah dilakukan
sehubungan dengan hasil yang telah diperoleh