Erna Kurniawati I1109009 PDF
Erna Kurniawati I1109009 PDF
id
SKRIPSI
Disusun Oleh :
ERNA KURNIAWATI
NIM. I 1109009
MOTTO
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar
dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan
dirugikan (Al Jaatsiyah: 22)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa, metode deskriptif, untuk
mengetahui penerapan sarana penyelamatan dan sistem proteksi pasif terhadap
bahaya kebakaran dan metode deskriptif – kuantitatif, untuk mengetahui nilai
keandalan sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran dengan
obyek penelitian di Apartemen Solo Paragon.
Hasil dari penelitian ini, pada penerapan sarana penyelamatan menghasilkan nilai
skala likert 4,54 dan sistem proteksi pasif menghasilkan nilai skala likert 4,86.
Hal ini menunjukkan sistem proteksi di Apartemen Solo Paragon sangat sesuai
dengan peraturan. Untuk perhitungan NKSKB menghasilkan nilai 92,35 % yang
berarti nilai kondisi keandalan bangunan baik.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The result of this research, on the application of the means of salvation produces a
value scale likert 4.56 and passive protection system produces a value scale likert
4.86. This indicates protection system in the apartment of Solo Paragon a great fit
with the regulations. For the calculation of the value of the reliability of the safety
systems (NKSKB) buildings generate value 92,35% which means building good
condition value reliability.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas segala ridho dan
karunia-Nya telah menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ Evaluasi Sistem
Proteksi Kebakaran ditinjau dari Sarana Penyelamatan dan Sistem Proteksi Pasif
di Apartemen Solo Paragon (Studi Kasus di Apartemen Solo Paragon)”.
Penyusunan skripsi dapat berjalan lancar tidak lepas dari bimbingan, dukungan,
dan motivasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
berteimakasih kepada Ir. Siti Qomariyah, M.Sc selaku dosen pembimbin g I, Fajar
Sri Handayani, ST, MT selaku dosen pembimbing II , Ir. Suyatno, K, MT selaku
dosen penguji I, Ir. Sugiyarto, MT selaku dosen penguji II dan semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kese mpurnaan.
Namun demikian, penulis berharap hasil penelitian ini dapat ber manfaat untuk
para pembaca.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ........................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
MOTTO ..................................................... iv
PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
ABTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii
DAFTAR GAMBAR .......................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ....................................... ... 2
1.4. Batasan Masalah ........................................ 2
1.5. Manfaat Penelitian ....................................... .. 3
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi Kebakaran NFPA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Tabel 2.2. Klasifikasi Kebakaran di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Tabel 2.3. Gambaran Fokus Penelitian Sarana Penyelamatan . . . . . . . . . . 15
Tabel 2.4. Gambaran Fokus Penelitian Sistem Proteksi Pasif . . . . . . . . . . 16
Tabel 2.5. Check list pengamatan di lapangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Tabel 2.6. Skala likert . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Tabel 2.7. Gambaran Fokus Penelitian Nilai Keandalan Sistem
Keselamatan Bangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Tabel 2.8. Tingkat penilaian audit kebakaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
Tabel 2.9. Hasil Pembobotan Parameter Komponen Sistem
Keselamatan Bangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
Tabel 2.10. Penilaian Komponen Keselamatan Bangunan . . . . . . . . . . . 19
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1. Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
Gambar 3.2. Diagram Alir Metode Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Kebakaran merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa lepas dar i manusia.
Kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran tidak hanya berupa ker usakan
bangunan saja, melainkan kerugian yang menyangkut moral dan jiwa manusia.
Beberapa penyebab kebakaran antara lain : rendahnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat akan bahaya ke bakaran, kurangnya kesiapan masyarakat untuk
menghadapi dan menanggulangi bahaya kebakaran, sistem penanganan kebakaran
yang belum terwujud dan terintegrasi, rendahnya prasarana dan sarana sistem
proteksi kebakaran bangunan yang memadai.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ketiga, Rr. Aryu Diah Parwitasari ( 2010) dengan penelitiannya yang berjudul
Analisis Tingkat Kepentingan Persepsi Peng guna Bangunan terhadap Fire
Management Rumah Sakit di Kota Surakarta menyatakan bahwa penerapan
sistem proteksi aktif dan pasif cukup memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
sesuai dengan analisis penerapann peraturan sistem proteksi aktif dan pasif yang
menunjukan 3 skala Likert yang berarti cukup memenuhi peraturan, pelaksanaan
pemeriksaan dan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran sudah dilakukan dengan
rutin, dan sarana proteksi yang menurut keluarga pasien dan karyawan RS
menjadi prioritas utama untuk dibenahi dan dilengkapi oleh pihak RS.
melakukan kegiatannya, naik hunian atau tem pat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Saat ini banyak bangunan yang bersifat publik. Pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat dan juga tempat untuk melakukan kegiatan semakin meningk at,
akibatnya pembangunan terjadi dimana - mana. Bangunan yang dikategorikan
sebagai bangunan yang bersifat publik sangat banyak jenisnya, salah satunya
adalah bangunan apartemen.
2.2.3. Kebakaran
Menurut Perda DKI No. 3 Th. 1992 Kebakaran adalah suatu peristiwa atau
kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan
keselamatan jiwa maupun harta benda.
b. Klasifikasi Indonesia
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per -04/
MEN/1980, tanggal 14 April 1980 tentang syarat – syarat pemasangan dan
pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, kebakaran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Kebakaran terjadi dari percikan api, api dapat cepat membesar dengan cepat atau
secara perlahan-lahan tergantung pada situasi dan kondisi yang mendukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Seperti jenis bahan yang terbakar, suplai oksigen yang panas dan tinggi. Fase ini
disebut pertumbuhan api (growth stage).
Api dengan singkat dapat berkobar besar, tetapi dapat juga berkembang perlahan.
Pada saat ini api menuju tahap sempurna dengan temperatur mencapai (1000 oF).
Selanjutnya jika kondisi mendukung, maka api akan berkembang menuju
pncaknya. Semua bahan bakar yang ada akan dilahap dan kobaran api akan
membumbung tinggi.
Setelah mencapai puncaknya, dan bahan bakar mulai menipis api akan menurun
intensitasnya yang disebut dengan fase pelapukan api ( decay). Api mulai
membentuk bara – bara, dan produksi asap semakin meningkat karena kebakaran
tidak lagi sempurna.
Temperatur kebakaran mulai menurun. Ruangan akan dipenuhi oleh gas – gas
hasil kebakaran yang siap meledak atau tersambar ulang atau disebut back draft.
Terjadi letupan – letupan kecil di beberapa tempat.Udara panas didalam juga
mendorong aliran oksigen masuk ke daerah kebakaran karena tekanan udara lebih
rendah dibanding tekanan udara luar. Namun secara perlahan dan pasti, api akan
berhenti total setelah semua bahan yang terbakar musnah.
Proses pemadam paling efektif dilakukan pada fase pertumbuhan. Api masih kecil
dan dapat dipadamkan dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau alat
pemadam sederhana seperti karung basah, ember air, dan lainnya. Akan tetapi,
jika api telah berkobar besar, kebakaran akan sulit dimatikan dan memerlukan
upaya dan alat yang lebih handal baik kualitas dan kuantitasnya. (Soehatman
Ramli, 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Setiap bangunan harus dilengkapi dengan sarana jalan keluar yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup
untuk menyelamatkan diri dengan aan tanpa terhambat hal – hal yang diakibatkan
oleh keadaan darurat (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008).
14
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sarana proteksi kebakaran yang harus
digerakkan dengan sesuatu untuk berfungsi memadamkan kebakaran. Sebagai
contoh, hidran pemadam har us dioperasikan oleh personil untuk dapat
menyemprotkan api. Sprinkler otomatis yang ada di gedung dan bangunan juga
harus digerakkan oleh sistem otomatisnya untuk dapat bekerja jika terjadi
kebakaran. (Soehatman Ramli,2010)
Sistem proteksi kebakaran akti f adalah sistem proteksi kebakaran yang secara
lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis,
sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak, dan slang
kebakaran, serta pemadam kebakaran berbasis baha n kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008)
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang menjadi
satu kesatuan (inherent) atau bagian dari suatu rancangan a tau benda. Sebagai
contoh, dinding kedap api merupakan bagian dari struktur bangunan untuk
meningkatkan ketahanan terhadap kebakaran. (Soehatman Ramli,2010)
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk
atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur
bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunanan berdasarkan tingkat
ketahanan terhadap api, serta pelindungan terhadap bukaan. (Peraturan Menteri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
16
Untuk mendapatkan hasil final setiap komponen , digunakan rumus rata – rata
sebagai berikut.
Jumlah nilai nilai
Rata rata
banyak data X
x 1 x 2 ... x n
X ............ (2.1.)
n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
Kondisi setiap komponen atau bagian bangunan harus dinilai atau dievaluasi.
Nilai kondisi komponen proteksi kebakaran bangunan dibagi dalam tiga
tingkat, yaitu: BAIK=“B“ ; SEDANG atau CUKUP = “C“ dan KURANG = “K“
(Ekuivalensi nilai B adalah 100, C adalah 80 dan K adalah 60). Penilaian didasarkan
pada kriteria atau pembatasan kondisi komponen bangunan. (Peraturan Pd – T – 11
– 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung )
Tabel 2.8. Tingkat penilaian audit kebakaran
Nilai Kesesuaian Keandalan
> 80 - 100 Sesuai persyaratan Baik (B)
Terpasang tetapi ada sebagian kecil
60 - 80 instalasi yang tidak sesuai persyaratan Cukup (C)
< 60 Tidak sesuai sama sekali Kurang (K)
Sumber : Peraturan Pd – T – 11 – 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan
Kebakaran Bangunan Gedung
2.3.2.2. Pembobotan
19
BAB 3
METODE PENELITIAN
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Data yang dipakai selama penelitian adalah data mengenai sarana penyelamatan,
data sistem proteksi pasif , komponen sistem proteksi kebakaran
Data – data yang diperoleh dari pengamatan langsung dan check list di di
lapangan selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui penerapan sarana
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No:26/PRT/M/2008 dan untuk mengetahui nilai keandalan
sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan
Pd – T – 11 – 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Mulai
Metode penelitian:
1. Observasi Lapangan
2. Studi literatur/pustaka
Merumuskan masalah
Identifikasi penelitian
1. Komponen Sarana Penyelamatan
2. Komponen Sistem Proteksi Pasif
Analisis data
1. Data hasil pengamatan
2. Melakukan penilaian dengan skala likert
3. Menghitung nilai keandalan sistem keselamatan
bangunan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Data yang dipakai selama penelitian adalah data mengenai sarana penyelamatan,
data sistem proteksi pasif , komponen sistem proteksi kebakaran
Data – data yang diperoleh dari pengamatan langsung dan check list di di
lapangan selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui penerapan sarana
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No:26/PRT/M/2008 dan untuk mengetahui nilai keandalan
sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan
Pd – T – 11 – 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Mulai
Menentukan konsep
penelitian
Metode penelitian
1. Observasi Lapangan
2. Studi literatur/pustaka
Identifikasi penelitian
1. Komponen Sarana Penyelamatan
2. Komponen Sistem Proteksi Pasif
Analisis data
1. Data hasil pengamatan
2. Melakukan penilaian dengan skala likert
3. Menghitung nilai keandalan sistem keselamatan
bangunan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Apartemen Solo Paragon terletak di Jalan Dr. Sutomo, Surakarta dengan tinggi
bangunan 25 lantai dengan 23 lantai untuk hunian dan 2 lantai basement untuk
tempat parkir. Memiliki konsep memadukan unsur alam, budaya dan teknologi
dan juga memadukan hunian, perkantoran, pusat perbelanjaan, hiburan dan
kuliner dalam satu area ( Luxury Apartment, Citywalk & Lifesyle Mall ).
(http:www.solo-paragon.com[27 Desember 2011])
Analisis deskriptif ini berdasarkan hasil dari check list pengamatan di lapangan
mengenai sarana penyelamatan dan sistem proteksi pasif . Check list dilakukan di
Apartemen Solo Paragon. Hasil check list bisa dilihat di Lampiran.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
27
No:26/PRT/M/2008 : 115)
5 Partisi Partisi dipasang membentang dari
Penghalang lantai hingga di bagian bawah
Asap atap atau geladak atap diatas,
melewati ruang – ruang Partisi dipasang
tersembunyi seperti di atas langit dari lantai hingga 3
– langit gantung, dan melewati bawah plafond
ruang – ruang antara struktur dan
mekanikal (Permen PU
No:26/PRT/M/2008 : 116)
Pintu tidak memiliki kisi – kisi Pintu tidak
(Permen PU No:26/PRT/M/2008 memiliki kisi – 5
: 117) kisi
Pintu menutup sendiri atau Pintu menutup
menutup secara otomatis (Permen secara otomatis 5
PU No:26/PRT/M/2008 : 117)
6 Penghalang Pintu pada penghalang asap dari Pintu penghalang
Asap jenis pintu yang bisa menutup asap menutup
sendiri atau menutup sendiri secara otomatis 5
secara otomatis (Permen PU
No:26/PRT/M/2008 : 119)
7 Atrium Bangunan gedung diproteksi Terdapat
keseluruhannya dengan sistem sprinkler otomatis
springkler otomatis (Permen PU pada bangunan 5
No:26/PRT/M/2008 : 123) secara
keseluruhan
Skala likert dihitung menggunakan rumus 2.1. dengan hasil yang disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3. Analisis Peraturan Sarana Penyelamatan dalam skala likert
No. Tinjauan Skala likert
1 Eksit 4
2 Keandalan jalan keluar 5
3 Pintu 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Skala likert dihitung menggunakan rumus 2.1. dengan hasil yang disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4. Analisis Peraturan Sistem Proteksi Pasif dalam skala likert
No. Tinjauan Skala likert
1 Pasangan konstruksi tahan api 5
2 Pintu dan jendela tahan api 5
3 Bahan pelapis interior 5
4 Penghalang api 5
5 Partisi penghalang asap 4
6 Penghalang asap 5
7 Atrium 5
Jumlah rata – rata sistem proteksi pasif 4,86
Penerapan peraturan sistem proteksi pasif seperti pada tabel tersebut di atas
menghasilkan jumlah rata – rata sebesar 4,86 dalam skala likert. Hal ini
menunjukkan sistem proteksi pasif di Apartemen Solo Paragon sangat sesuai
dengan peraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
Hasil
No. Komponen Utilitas / Variabel Penerapan
Pengamatan
1 Jalan Keluar
Tinggi efektif exit 2,5 m Tinggi exit 3,2 m Sesuai (B)
Jarak tempuh maksimal 20 m dari Jarak tempuh exit 10 m
Cukup (C)
pintu keluar
Lebar eksit 2 m Lebar eksit 8 m Cukup (C)
Pintu eksit tidak langsung membuka Pintu tidak mengarah ke
Sesuai (B)
ke arah tangga tangga
Pintu ayun tidak mengganggu proses Pintu tidak menggangu
Sesuai (B)
jalan keluar jalan ke luar
Disediakan lobby bebas asap Loby bebas jenis asap Sesuai (B)
Exit tidak boleh terhalang Exit tidak terhalang Sesuai (B)
Exit menuju ke ruang terbuka Exit berakhir di ruang
Sesuai (B)
terbuka
2 Konstruksi jalan ke luar
Bebas halangan Konstruksi bebas
Sesuai (B)
halangan
Lebar minimal 200 cm Lebar jalan ke luar 8 m Sesuai (B)
Jalan terusan yang dilindungi Jalan terusan terbuat
terhadap kebakaran, bahannya tidak dari bahan beton Sesuai (B)
tidak mudah terbakar
Cukup waktu untuk mengevakuasi Waktu untuk
Sesuai (B)
penghuni mengevakuasi penghuni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
cukup
Tersedia akses bagi petugas Terdapat akses petugas
kebakaran kebakaran Sesuai (B)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
33
34
35
36
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Kaitannya dengan Tabel 4.9 untuk contoh hasil perhitungan sarana penyel amatan
adalah sebagai berikut :
1. Kolom 1, berisi nomor penilaian
2. Kolom 2, berisi variabel komponen keselamatan bangunan yaitu jalan ke luar
3. Kolom 3, Hasil penilaian diperoleh dari hasil pengamatan pada Tabel 4.5.
yang disajikan dalam bentuk huruf “B”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Dengan prosedur yang sama hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Berdasarkan Tabel 4.10. diatas jumlah nilai kondisi komponen sistem proteksi
pasif sebesar 25,33 dengan nilai bobot sistem proteksi pasif 26. Hal ini
menunjukkan bahwa komponen utilitas sistem proteksi pasif di Apartemen Solo
Paragon telah memenuhi sya rat sesuai dengan peraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Berdasarkan Tabel 4.11. diatas jumlah nilai kondisi komponen kelengkapan tapak
sebesar 22,69 dengan nilai bobot kelengkapan tapak 25. Hal ini menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
43
SNI 03-3988-2000
Jumlah sesuai dengan
B 80
luasan bangunannya
Jarak penempatan antar
B 80
alat maksimal 25 m
Rata-rata B 87 8 1,67
4 Hidran gedung (pipa tegak)
Tersedia sambungan
selang diameter 35 mm
dalam kondisi baik,
B 90
panjang selang minimal 30
m dan tersedia kotak untuk
menyimpan.
Pasokan air cukup tersedia
untuk kebutuhan sekurang- B 90
kurangnya untuk 45 menit.
B 90 8 1,73
5 Sprinkler
Jumlah, perletakan dan
jenis sesuai dengan B 90
persyaratan.
Tekanan catu air sprinkler
pada titik terjauh (0,5-2,0) C 70
kg/cm2.
Debit sumber catu air
minimal (40-200)
C 70
liter/menit per kepala
sprinkler
Jarak kepala sprinkler
kedinding < ½ jarak antar B 100
kepala sprinkler
Jarak max sprinkler :
Kebakaran ringan dan
B 90
sedang=4,6 m
Kebakaran berat = 3,7 m
Dalam ruang tersembunyi,
jarak langit-langit dan atap
lebih 80 cm, dipasang B 80
jenis kepala sprinkler
dengan pancaran keatas.
B 83 8 1,59
6 Sistem pemadam luapan
Tersedia dalam jenis yang
sesuai dengan fungsi B 90
ruangan yang diproteksi.
Jumlah kapasitas sesuai
B 80
dengan beban api dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
45
otomatis, sistem
pembuangan asap,
ventilasi asap dan panas.
Jarak antar detektor < 20
m dan
B 80
< 10 m dari dinding
pemisah atau tirai asap.
Rata-rata C 69 8 1,33
9 Pembuangan Asap
Kapasitas fan pembuang
B 100
mampu menghisap asap
Terletak dalam reservoir
B 80
asap tinggi 2 m dari lantai
Laju pembuangan asap
sesuai dengan persyaratan B 80
yang berlaku
Fan pembuangan asap
mampu beroperasi terus
menerus pada temperatur
200oC selang waktu 60 C 60
menit atau pada temperatur
300oC selang waktu 30
menit
Luas horisontal reservoir
asap maksimal 2000 m 2,
B 80
dengan tinggi tidak boleh
kurang dari 500 mm.
Setiap reservoir asap
dilayani minimal 1 buah
fan, pada titik kumpul dari
panas di dalam reservoir B 80
asap, jauh dari
perpotongan koridor atau
mal.
Void eskalator dan tangga
tidak dipergunakan
B 100
sebagai jalur pembuangan
asap.
Rata-rata B 82,9 7 1,39
10 Lif Kebakaran
Udara pengganti dalam
jumlah kecil haru
disediakan secara
K 50
otomatis/ melalui bukaan
ventilasi permanen,
46
47
Berdasarkan Tabel 4.12. diatas jumlah nilai kondisi komponen sistem proteksi
aktif sebesar 19,89 dengan nilai bobot sistem proteksi aktif 25 . Hal ini
menunjukkan bahwa komponen utilitas sistem proteksi aktif di Apartemen Solo
Paragon telah cukup memenuhi syarat sesuai dengan peraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Berdasarkan hasil dari perhitungan nilai keandalan untuk tiap komponen utilitas,
dapat disimpulkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Penilaian Komponen Utilitas
No. Komponen Utilitas Nilai Nilai Maksimum
1 Sarana Penyelamatan 23,81 25
2 Sistem Proteksi Pasif 25,33 25
3 Kelengkapan Tapak 23,32 24
4 Sistem Proteksi Aktif 19,89 26
NKSKB (%) 92,35 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian , terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat
menjadi masukan guna meningkatkan kualitas sistem keselamatan bangunan di
Apartemen Solo Paragon. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak yang berwenang menangani semua yang berhubungan dengan
Sistem Proteksi Kebakaran di Apartemen Solo Paragon , diharapkan dapat
melengkapi dan meningkatan kualitas Sistem Proteksi Kebakaran terutama
jumlah perlindungan bukaan, mengingat bangunan tersebut memiliki tingkat 25
lantai.
2. Bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian mengenai kualitas
Sistem Proteksi Kebakaran diharapkan sebagai bahan pertimbangan
peningkatan kualitas Sistem Proteksi Kebakaran terhadap bahaya kebakaran
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Kebakaran merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa lepas dar i manusia.
Kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran tidak hanya berupa ker usakan
bangunan saja, melainkan kerugian yang menyangkut moral dan jiwa manusia.
Beberapa penyebab kebakaran antara lain : rendahnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat akan bahaya ke bakaran, kurangnya kesiapan masyarakat untuk
menghadapi dan menanggulangi bahaya kebakaran, sistem penanganan kebakaran
yang belum terwujud dan terintegrasi, rendahnya prasarana dan sarana sistem
proteksi kebakaran bangunan yang memadai.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ketiga, Rr. Aryu Diah Parwitasari ( 2010) dengan penelitiannya yang berjudul
Analisis Tingkat Kepentingan Persepsi Peng guna Bangunan terhadap Fire
Management Rumah Sakit di Kota Surakarta menyatakan bahwa penerapan
sistem proteksi aktif dan pasif cukup memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
sesuai dengan analisis penerapann peraturan sistem proteksi aktif dan pasif yang
menunjukan 3 skala Likert yang berarti cukup memenuhi peraturan, pelaksanaan
pemeriksaan dan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran sudah dilakukan dengan
rutin, dan sarana proteksi yang menurut keluarga pasien dan karyawan RS
menjadi prioritas utama untuk dibenahi dan dilengkapi oleh pihak RS.
melakukan kegiatannya, naik hunian atau tem pat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Saat ini banyak bangunan yang bersifat publik. Pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat dan juga tempat untuk melakukan kegiatan semakin meningk at,
akibatnya pembangunan terjadi dimana - mana. Bangunan yang dikategorikan
sebagai bangunan yang bersifat publik sangat banyak jenisnya, salah satunya
adalah bangunan apartemen.
2.2.3. Kebakaran
Menurut Perda DKI No. 3 Th. 1992 Kebakaran adalah suatu peristiwa atau
kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan
keselamatan jiwa maupun harta benda.
b. Klasifikasi Indonesia
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per -04/
MEN/1980, tanggal 14 April 1980 tentang syarat – syarat pemasangan dan
pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, kebakaran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Kebakaran terjadi dari percikan api, api dapat cepat membesar dengan cepat atau
secara perlahan-lahan tergantung pada situasi dan kondisi yang mendukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Seperti jenis bahan yang terbakar, suplai oksigen yang panas dan tinggi. Fase ini
disebut pertumbuhan api (growth stage).
Api dengan singkat dapat berkobar besar, tetapi dapat juga berkembang perlahan.
Pada saat ini api menuju tahap sempurna dengan temperatur mencapai (1000 oF).
Selanjutnya jika kondisi mendukung, maka api akan berkembang menuju
pncaknya. Semua bahan bakar yang ada akan dilahap dan kobaran api akan
membumbung tinggi.
Setelah mencapai puncaknya, dan bahan bakar mulai menipis api akan menurun
intensitasnya yang disebut dengan fase pelapukan api ( decay). Api mulai
membentuk bara – bara, dan produksi asap semakin meningkat karena kebakaran
tidak lagi sempurna.
Temperatur kebakaran mulai menurun. Ruangan akan dipenuhi oleh gas – gas
hasil kebakaran yang siap meledak atau tersambar ulang atau disebut back draft.
Terjadi letupan – letupan kecil di beberapa tempat.Udara panas didalam juga
mendorong aliran oksigen masuk ke daerah kebakaran karena tekanan udara lebih
rendah dibanding tekanan udara luar. Namun secara perlahan dan pasti, api akan
berhenti total setelah semua bahan yang terbakar musnah.
Proses pemadam paling efektif dilakukan pada fase pertumbuhan. Api masih kecil
dan dapat dipadamkan dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau alat
pemadam sederhana seperti karung basah, ember air, dan lainnya. Akan tetapi,
jika api telah berkobar besar, kebakaran akan sulit dimatikan dan memerlukan
upaya dan alat yang lebih handal baik kualitas dan kuantitasnya. (Soehatman
Ramli, 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Setiap bangunan harus dilengkapi dengan sarana jalan keluar yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup
untuk menyelamatkan diri dengan aan tanpa terhambat hal – hal yang diakibatkan
oleh keadaan darurat (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008).
14
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sarana proteksi kebakaran yang harus
digerakkan dengan sesuatu untuk berfungsi memadamkan kebakaran. Sebagai
contoh, hidran pemadam har us dioperasikan oleh personil untuk dapat
menyemprotkan api. Sprinkler otomatis yang ada di gedung dan bangunan juga
harus digerakkan oleh sistem otomatisnya untuk dapat bekerja jika terjadi
kebakaran. (Soehatman Ramli,2010)
Sistem proteksi kebakaran akti f adalah sistem proteksi kebakaran yang secara
lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis,
sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak, dan slang
kebakaran, serta pemadam kebakaran berbasis baha n kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008)
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang menjadi
satu kesatuan (inherent) atau bagian dari suatu rancangan a tau benda. Sebagai
contoh, dinding kedap api merupakan bagian dari struktur bangunan untuk
meningkatkan ketahanan terhadap kebakaran. (Soehatman Ramli,2010)
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk
atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur
bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunanan berdasarkan tingkat
ketahanan terhadap api, serta pelindungan terhadap bukaan. (Peraturan Menteri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
16
Untuk mendapatkan hasil final setiap komponen , digunakan rumus rata – rata
sebagai berikut.
Jumlah nilai nilai
Rata rata
banyak data X
x 1 x 2 ... x n
X ............ (2.1.)
n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
Kondisi setiap komponen atau bagian bangunan harus dinilai atau dievaluasi.
Nilai kondisi komponen proteksi kebakaran bangunan dibagi dalam tiga
tingkat, yaitu: BAIK=“B“ ; SEDANG atau CUKUP = “C“ dan KURANG = “K“
(Ekuivalensi nilai B adalah 100, C adalah 80 dan K adalah 60). Penilaian didasarkan
pada kriteria atau pembatasan kondisi komponen bangunan. (Peraturan Pd – T – 11
– 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung )
Tabel 2.8. Tingkat penilaian audit kebakaran
Nilai Kesesuaian Keandalan
> 80 - 100 Sesuai persyaratan Baik (B)
Terpasang tetapi ada sebagian kecil
60 - 80 instalasi yang tidak sesuai persyaratan Cukup (C)
< 60 Tidak sesuai sama sekali Kurang (K)
Sumber : Peraturan Pd – T – 11 – 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan
Kebakaran Bangunan Gedung
2.3.2.2. Pembobotan
19
BAB 3
METODE PENELITIAN
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Data yang dipakai selama penelitian adalah data mengenai sarana penyelamatan,
data sistem proteksi pasif , komponen sistem proteksi kebakaran
Data – data yang diperoleh dari pengamatan langsung dan check list di di
lapangan selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui penerapan sarana
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No:26/PRT/M/2008 dan untuk mengetahui nilai keandalan
sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan
Pd – T – 11 – 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Mulai
Metode penelitian:
1. Observasi Lapangan
2. Studi literatur/pustaka
Merumuskan masalah
Identifikasi penelitian
1. Komponen Sarana Penyelamatan
2. Komponen Sistem Proteksi Pasif
Analisis data
1. Data hasil pengamatan
2. Melakukan penilaian dengan skala likert
3. Menghitung nilai keandalan sistem keselamatan
bangunan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Data yang dipakai selama penelitian adalah data mengenai sarana penyelamatan,
data sistem proteksi pasif , komponen sistem proteksi kebakaran
Data – data yang diperoleh dari pengamatan langsung dan check list di di
lapangan selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui penerapan sarana
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No:26/PRT/M/2008 dan untuk mengetahui nilai keandalan
sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan Peraturan
Pd – T – 11 – 2005 – C tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Mulai
Menentukan konsep
penelitian
Metode penelitian
1. Observasi Lapangan
2. Studi literatur/pustaka
Identifikasi penelitian
1. Komponen Sarana Penyelamatan
2. Komponen Sistem Proteksi Pasif
Analisis data
1. Data hasil pengamatan
2. Melakukan penilaian dengan skala likert
3. Menghitung nilai keandalan sistem keselamatan
bangunan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Apartemen Solo Paragon terletak di Jalan Dr. Sutomo, Surakarta dengan tinggi
bangunan 25 lantai dengan 23 lantai untuk hunian dan 2 lantai basement untuk
tempat parkir. Memiliki konsep memadukan unsur alam, budaya dan teknologi
dan juga memadukan hunian, perkantoran, pusat perbelanjaan, hiburan dan
kuliner dalam satu area ( Luxury Apartment, Citywalk & Lifesyle Mall ).
(http:www.solo-paragon.com[27 Desember 2011])
Analisis deskriptif ini berdasarkan hasil dari check list pengamatan di lapangan
mengenai sarana penyelamatan dan sistem proteksi pasif . Check list dilakukan di
Apartemen Solo Paragon. Hasil check list bisa dilihat di Lampiran.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
27
No:26/PRT/M/2008 : 115)
5 Partisi Partisi dipasang membentang dari
Penghalang lantai hingga di bagian bawah
Asap atap atau geladak atap diatas,
melewati ruang – ruang Partisi dipasang
tersembunyi seperti di atas langit dari lantai hingga 3
– langit gantung, dan melewati bawah plafond
ruang – ruang antara struktur dan
mekanikal (Permen PU
No:26/PRT/M/2008 : 116)
Pintu tidak memiliki kisi – kisi Pintu tidak
(Permen PU No:26/PRT/M/2008 memiliki kisi – 5
: 117) kisi
Pintu menutup sendiri atau Pintu menutup
menutup secara otomatis (Permen secara otomatis 5
PU No:26/PRT/M/2008 : 117)
6 Penghalang Pintu pada penghalang asap dari Pintu penghalang
Asap jenis pintu yang bisa menutup asap menutup
sendiri atau menutup sendiri secara otomatis 5
secara otomatis (Permen PU
No:26/PRT/M/2008 : 119)
7 Atrium Bangunan gedung diproteksi Terdapat
keseluruhannya dengan sistem sprinkler otomatis
springkler otomatis (Permen PU pada bangunan 5
No:26/PRT/M/2008 : 123) secara
keseluruhan
Skala likert dihitung menggunakan rumus 2.1. dengan hasil yang disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3. Analisis Peraturan Sarana Penyelamatan dalam skala likert
No. Tinjauan Skala likert
1 Eksit 4
2 Keandalan jalan keluar 5
3 Pintu 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Skala likert dihitung menggunakan rumus 2.1. dengan hasil yang disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4. Analisis Peraturan Sistem Proteksi Pasif dalam skala likert
No. Tinjauan Skala likert
1 Pasangan konstruksi tahan api 5
2 Pintu dan jendela tahan api 5
3 Bahan pelapis interior 5
4 Penghalang api 5
5 Partisi penghalang asap 4
6 Penghalang asap 5
7 Atrium 5
Jumlah rata – rata sistem proteksi pasif 4,86
Penerapan peraturan sistem proteksi pasif seperti pada tabel tersebut di atas
menghasilkan jumlah rata – rata sebesar 4,86 dalam skala likert. Hal ini
menunjukkan sistem proteksi pasif di Apartemen Solo Paragon sangat sesuai
dengan peraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
Hasil
No. Komponen Utilitas / Variabel Penerapan
Pengamatan
1 Jalan Keluar
Tinggi efektif exit 2,5 m Tinggi exit 3,2 m Sesuai (B)
Jarak tempuh maksimal 20 m dari Jarak tempuh exit 10 m
Cukup (C)
pintu keluar
Lebar eksit 2 m Lebar eksit 8 m Cukup (C)
Pintu eksit tidak langsung membuka Pintu tidak mengarah ke
Sesuai (B)
ke arah tangga tangga
Pintu ayun tidak mengganggu proses Pintu tidak menggangu
Sesuai (B)
jalan keluar jalan ke luar
Disediakan lobby bebas asap Loby bebas jenis asap Sesuai (B)
Exit tidak boleh terhalang Exit tidak terhalang Sesuai (B)
Exit menuju ke ruang terbuka Exit berakhir di ruang
Sesuai (B)
terbuka
2 Konstruksi jalan ke luar
Bebas halangan Konstruksi bebas
Sesuai (B)
halangan
Lebar minimal 200 cm Lebar jalan ke luar 8 m Sesuai (B)
Jalan terusan yang dilindungi Jalan terusan terbuat
terhadap kebakaran, bahannya tidak dari bahan beton Sesuai (B)
tidak mudah terbakar
Cukup waktu untuk mengevakuasi Waktu untuk
Sesuai (B)
penghuni mengevakuasi penghuni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
cukup
Tersedia akses bagi petugas Terdapat akses petugas
kebakaran kebakaran Sesuai (B)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
33
34
35
36
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Kaitannya dengan Tabel 4.9 untuk contoh hasil perhitungan sarana penyel amatan
adalah sebagai berikut :
1. Kolom 1, berisi nomor penilaian
2. Kolom 2, berisi variabel komponen keselamatan bangunan yaitu jalan ke luar
3. Kolom 3, Hasil penilaian diperoleh dari hasil pengamatan pada Tabel 4.5.
yang disajikan dalam bentuk huruf “B”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Dengan prosedur yang sama hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Berdasarkan Tabel 4.10. diatas jumlah nilai kondisi komponen sistem proteksi
pasif sebesar 25,33 dengan nilai bobot sistem proteksi pasif 26. Hal ini
menunjukkan bahwa komponen utilitas sistem proteksi pasif di Apartemen Solo
Paragon telah memenuhi sya rat sesuai dengan peraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Berdasarkan Tabel 4.11. diatas jumlah nilai kondisi komponen kelengkapan tapak
sebesar 22,69 dengan nilai bobot kelengkapan tapak 25. Hal ini menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
43
SNI 03-3988-2000
Jumlah sesuai dengan
B 80
luasan bangunannya
Jarak penempatan antar
B 80
alat maksimal 25 m
Rata-rata B 87 8 1,67
4 Hidran gedung (pipa tegak)
Tersedia sambungan
selang diameter 35 mm
dalam kondisi baik,
B 90
panjang selang minimal 30
m dan tersedia kotak untuk
menyimpan.
Pasokan air cukup tersedia
untuk kebutuhan sekurang- B 90
kurangnya untuk 45 menit.
B 90 8 1,73
5 Sprinkler
Jumlah, perletakan dan
jenis sesuai dengan B 90
persyaratan.
Tekanan catu air sprinkler
pada titik terjauh (0,5-2,0) C 70
kg/cm2.
Debit sumber catu air
minimal (40-200)
C 70
liter/menit per kepala
sprinkler
Jarak kepala sprinkler
kedinding < ½ jarak antar B 100
kepala sprinkler
Jarak max sprinkler :
Kebakaran ringan dan
B 90
sedang=4,6 m
Kebakaran berat = 3,7 m
Dalam ruang tersembunyi,
jarak langit-langit dan atap
lebih 80 cm, dipasang B 80
jenis kepala sprinkler
dengan pancaran keatas.
B 83 8 1,59
6 Sistem pemadam luapan
Tersedia dalam jenis yang
sesuai dengan fungsi B 90
ruangan yang diproteksi.
Jumlah kapasitas sesuai
B 80
dengan beban api dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
45
otomatis, sistem
pembuangan asap,
ventilasi asap dan panas.
Jarak antar detektor < 20
m dan
B 80
< 10 m dari dinding
pemisah atau tirai asap.
Rata-rata C 69 8 1,33
9 Pembuangan Asap
Kapasitas fan pembuang
B 100
mampu menghisap asap
Terletak dalam reservoir
B 80
asap tinggi 2 m dari lantai
Laju pembuangan asap
sesuai dengan persyaratan B 80
yang berlaku
Fan pembuangan asap
mampu beroperasi terus
menerus pada temperatur
200oC selang waktu 60 C 60
menit atau pada temperatur
300oC selang waktu 30
menit
Luas horisontal reservoir
asap maksimal 2000 m 2,
B 80
dengan tinggi tidak boleh
kurang dari 500 mm.
Setiap reservoir asap
dilayani minimal 1 buah
fan, pada titik kumpul dari
panas di dalam reservoir B 80
asap, jauh dari
perpotongan koridor atau
mal.
Void eskalator dan tangga
tidak dipergunakan
B 100
sebagai jalur pembuangan
asap.
Rata-rata B 82,9 7 1,39
10 Lif Kebakaran
Udara pengganti dalam
jumlah kecil haru
disediakan secara
K 50
otomatis/ melalui bukaan
ventilasi permanen,
46
47
Berdasarkan Tabel 4.12. diatas jumlah nilai kondisi komponen sistem proteksi
aktif sebesar 19,89 dengan nilai bobot sistem proteksi aktif 25 . Hal ini
menunjukkan bahwa komponen utilitas sistem proteksi aktif di Apartemen Solo
Paragon telah cukup memenuhi syarat sesuai dengan peraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Berdasarkan hasil dari perhitungan nilai keandalan untuk tiap komponen utilitas,
dapat disimpulkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Penilaian Komponen Utilitas
No. Komponen Utilitas Nilai Nilai Maksimum
1 Sarana Penyelamatan 23,81 25
2 Sistem Proteksi Pasif 25,33 25
3 Kelengkapan Tapak 23,32 24
4 Sistem Proteksi Aktif 19,89 26
NKSKB (%) 92,35 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian , terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat
menjadi masukan guna meningkatkan kualitas sistem keselamatan bangunan di
Apartemen Solo Paragon. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak yang berwenang menangani semua yang berhubungan dengan
Sistem Proteksi Kebakaran di Apartemen Solo Paragon , diharapkan dapat
melengkapi dan meningkatan kualitas Sistem Proteksi Kebakaran terutama
jumlah perlindungan bukaan, mengingat bangunan tersebut memiliki tingkat 25
lantai.
2. Bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian mengenai kualitas
Sistem Proteksi Kebakaran diharapkan sebagai bahan pertimbangan
peningkatan kualitas Sistem Proteksi Kebakaran terhadap bahaya kebakaran
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
commit to user