TEMA
Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Optimalisasi Hasil Sumber Daya Alam
LOKASI
Desa Tawangargo dan Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur
Oleh :
Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T.
NIK. 197912032008012011
Dr. Sc. Agr. Rahayu, SP. MP Dr. Eng. Kusumaningdyah N. H., S.T., M.T.
NIP. 197505292003121001 NIK 197912032008012011
Mengetahui,
Ketua LPPM UNS
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya sehingga seluruh kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
laporan pelaksanaan KKN ini dapat kami selesaikan. Laporan ini berisi laporan
kegiatan yang telah kami lakukan di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang selama pelaksanaan KKN pada
tanggal 16 Januari 2019 – 27 Februari 2019. Pada kesempatan kali ini tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
penyelesaian kegiatan maupun laporan KKN ini. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan program
KKN.
2. Ibu Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T. selaku dosen
pembimbing lapangan yang telah memberi bimbingan, ilmu dan dorongan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan KKN dengan baik.
3. Bapak Sukar selaku Kepala Desa Tawangargo dan Bapak Joko selaku
Kepala Desa Donowarih yang telah memberi banyak bimbingan dan
bantuan selama kegiatan program kerja.
4. Keluarga Ibu Siyatin dan Keluarga Bapak Sareh yang telah bersedia
menerima kami tinggal.
5. Warga Desa Tawangargo dan Desa Donowarih yang telah menerima kami
dengan baik.
6. Teman-teman KKN Arjuna yang telah melaksanakan kegiatan dengan baik,
terima kasih atas kerjasamanya selama kegiatan KKN ini berlangsung.
7. Ayah, Ibu dan saudara kami tercinta, terima kasih atas doa dan
dukungannya selama KKN.
8. Semua pihak yang telah membantu kesuksesan kegiatan KKN yang tidak
mungkin disebutkan satu-persatu.
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaan membantu kami dalam
proses belajar di masyarakat serta berbagai macam kegiatan Kuliah Kerja Nyata
iii
(KKN) UNS dengan tema Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Optimalisasi
Hasil Sumber Daya Alam di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dibalas oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun kami terima dengan
senang hati demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap semoga
laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan masyarakat khususnya.
Amin.
Tim Penyusun
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jumlah total penduduk yang ada di Desa Tawangargo sejumlah 29.969
jiwa, dengan presentase penduduk laki-laki 51% dan penduduk perempuan 49%.
Berdasarkan kelompok usianya, 60% berada di usia produktif dan 40% berada di
usia tidak produktif dengan rincian 30% berusia di bawah 15 tahun, 60% berusia
antara 15-65 tahun, dan 1% berusia di atas 65 tahun.
Desa Donowarih
Lokasi KKN berada di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah selatan kaki
Gunung Arjuna. Jarak Desa Donowarih ke Kecamatan Karangploso sekitar 2,5
kilometer. Desa Donowarih berada pada ketinggian 760 meter di atas permukaan
laut. Luas wilayah Desa Donowarih mencapai 1.298.018 ha yang meliputi 4 dusun
yaitu Dusun Karangjuwet, Dusun Jara’an, Dusun Karangan dan Dusun
Borogragal. Desa Donowarih berbatasan dengan Desa Bocek di sebelah utara,
Desa Girimoyo di sebelah timur, Desa Pendem di sebelah selatan, dan Desa
Tawangargo di sebelah barat. Jumlah penduduk di Desa Donowarih mencapai
90.085 jiwa dengan 2.492 kepala keluarga. Penduduk berjenis kelamin perempuan
sejumlah 4.495 jiwa dan penduduk berjenis kelamin laki-laki sejumlah 4.590 jiwa.
Pembagian luas wilayah di Desa Donowarih meliputi tanah sawah seluas
166 ha, tanah ladang seluas 289 ha, hutan seluas 736 ha, pemukiman seluas 147
ha, sedangkan sisanya seluas 39.982 ha digunakan untuk fasilitas umum dan lain-
lain. Secara umum wilayah Desa Donowarih mempunyai ciri geologis berupa
lahan tanah hitam yang cocok digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan.
Tanaman sayuran, palawija, buah-buahan dan jenis tanaman lainnya banyak
ditemukan di daerah ini. Tanaman sayuran meliputi sawi, buncis, kembang kol,
terong, kobis, rebung, dan brokoli. Tanaman palawija meliputi kacang tanah,
kacang panjang, kedelai, jagung, dan ubi-ubian. Tanaman buah meliputi buah
mangga, pepaya, melon dan pisang. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman
tebu dan kopi merupakan tanaman andalan. Kondisi alam yang seperti ini
menjadikan sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat di
Desa Donowarih.
2
B. Program Pembangunan di Lokasi KKN
Desa Tawangargo
Terdapat beberapa pembangunan di lokasi, ada yang sudah berjalan dan
ada juga yang masih direncanakan. Pembangunan yang sudah dan sedang berjalan
yaitu pembangunan tiang listrik di sepanjang Dukuh Sumbersari dan peletakan
batu pertama untuk pembangunan sky bridge sebagai salah satu potensi wisata di
Desa Tawangargo. Sedangkan pembangunan yang masih direncanakan yaitu
rencana pembangunan resort di kawasan Desa Tawangargo mengingat kawasan
ini memiliki pemandangan alam yang bagus dan dekat dengan Kota Wisata Batu.
Desa Donowarih
Pembangunan yang sudah berjalan di Desa Donowarih di antaranya
pembangunan TK di Dusun Borogragal yang dikelola oleh ibu-ibu PKK.
Pembangunan yang masih direncanakan atau belum terlaksana adalah
pembangunan jalan akses menuju Dukuh Sumberwangi dan pengembangan
potensi desa wisata petik jeruk di Dusun Borogragal serta rencana pembangunan
tiang listrik di Dukuh Sumberwangi.
3
BAB II
BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI
4
bakat yang dapat dikembangkan apabila sekolah menyediakan
kegiatan ekstrakulikuler yang dapat menampung minat bakat siswa.
2) Agama
Mayoritas penduduk Desa Tawaqngargo beragama Islam dan terdapat
pula warga Desa Tawangargo yang menganut agama Kristen. Walaupun
begitu kerukunan antar umat beragama sudah terjalin dengan baik.
Permasalahan agama yang timbul di Desa Tawangargo adalah kurangnya
tingkat kesadaran spiritual warga. Hal ini disebabkan oleh karakteristik
warga Desa Tawangargo khususnya Dukuh Sumbersari dimana
masyarakatnya tergolong kaum abangan, dimana adat istiadat Jawa sangat
memengaruhi kegiatan sehari-hari, atau biasa disebut dengan Islam
Kejawen. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa dan masih
dilestarikannya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mitoni dan lainnya,
yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan budaya
Jawa. Selain itu kurangnya lembaga keagamaan seperti Taman Pendidikan
Al-Qur’an dan tokoh agama juga dapat menjadi faktor rendahnya tingkat
spiritual warga.
3) Sosial Budaya
Permasalahan sosial budaya yang ada di Desa Tawangargo di
antaranya adalah:
a. Pernikahan Dini
Pola pikir warga di Desa Tawangargo yang belum cukup maju
membuat banyak warga di sana yang memutuskan untuk menikah
setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) kemudian bekerja di
ladang milik sendiri.
b. Vakumnya Kesenian Lokal
Karesidenan Malang sebenarnya memiliki kesenian lokal bernama
rampak barong. Kesenian ini dulunya sangat berkembang di
Kecamatan Karangploso begitu pula di Desa Tawangargo. Akan tetapi
seiring berjalannya waktu, kesenian ini mulai luntur keberadaannya
karena tidak ada generasi yang meneruskan.
5
2. Desa Donowarih
1) Pendidikan
Desa Donowarih memiliki lima fasilitas setingkat Taman Kanak-
Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tiga fasilitas
setingkat Sekolah Dasar (SD), dan tiga fasilitas setingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya
berhenti hingga SMP, tidak banyak masyarakat usia sekolah yang
melanjutkan sekolah hingga bangku perkuliahan. Hal ini dikarenakan masih
rendahnya keinginan masyarakat untuk meneruskan pendidikan hingga
bangku perkuliahan serta minimnya perekonomian keluarga untuk
membiayai hingga tingkat perkuliahan.
Selain itu peran masyarakat atau orangtua siswa yang sibuk dalam
mengurus ladang dan bekerja serta masih minimnya ilmu pengetahuan, oleh
karena itu jarang untuk membimbing anak-anaknya dalam belajar di rumah
dan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru di sekolah.
Sehingga anak-anak masih kurang keinginannya untuk belajar karena tidak
adanya bimbingan serta kontrol dari orangtua.
2) Agama
Mayoritas penduduk di Desa Donowarih beragama Islam dan sisanya
beragama Kristen. Meskipun adanya perbedaan agama yang dianut,
masyarakat tetap dapat hidup bersama dan tidak mempermasalahkan
mengenai perbedaan agama. Setiap agama memiliki kegiatan rutinan
masing-masing. Masyarakat agama Islam rutin mengadakan tahlilan baik
untuk bapak-bapak maupun untuk ibu-ibu. Masyarakat agama Kristen rutin
melakukan ibadah di gereja sesuai jadwal.
3) Sosial Budaya
Permasalahan sosial budaya di Desa Donowarih hampir sama dengan
permasalahan yang ada di Desa Tawangargo. Banyaknya masyarakat yang
hanya menamatkan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama
6
(SMP) disebabkan karena masih rendahnya keinginan mereka untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan bercita-cita tinggi.
Sebagian besar dari mereka sudah terbiasa bekerja di ladang sejak kecil
sehingga yang menjadi cita-cita mereka adalah meneruskan ladang milik
orang tua masing-masing.
Masyarakat Desa Donowarih khususnya di Dukuh Sumberwangi
terbiasa menghabiskan hari-hari mereka di ladang dan selain itu jarak rumah
yang satu dengan yang lain cukup jauh sehingga masing-masing dari
warganya terlihat kurang akrab antara satu dengan yang lain. Faktor
vakumnya kebudayaan lokal juga disebabkan oleh kesibukan masyarakat
untuk bekerja di ladang, sedangkan pemudanya kurang memiliki
ketertarikan untuk melestarikan kebudayaan lokal di daerah ini.
B. Pembangunan Ekonomi
1. Desa Tawangargo
Desa Tawangargo memiliki area pertanian yang sangat luas dan
potensi sumber daya manusianya yang cukup handal. Namun kondisi ekonomi
yang menghimpit serta penetapan harga hasil pertanian maupun hasil bumi
lainnya yang sering berubah-ubah atau fluktuatif mengakibatkan kadang-
kadang warga menjadi rugi. Usaha kecil seperti toko kelontong, pedagang
pasar, warung makan dan lain-lain masih banyak yang kurang berkembang
akibat keterbatasan dana atau modal dan juga kemampuan pengelolaan usaha
yang terbatas. Selain itu Dukuh Sumbersari yang juga berada di kawasan Desa
Tawangargo dan kawasan UB Forest memiliki hasil kopi yang melimpah yang
wajib dijual kepada pihak UB Forest.
2. Desa Donowarih
Secara umum masyarakat Desa Donowarih tergolong dalam kelas
ekonomi menengah ke bawah. Mayoritas warga Desa Donowarih bekerja pada
sektor pertanian. Selain itu ada juga warga yang bekerja di sektor industi dan
sektor jasa atau perdagangan, seperti di bidang pemerintahan, perdagangan,
angkutan dan jasa ketrampilan lainnya. Namun banyak juga warga di Desa
7
Donowarih yang masing menganggur. Desa Donowarih memiliki hasil
pertanian yang melimpah termasuk juga hasil pertanian yang ada di Dukuh
Sumberwangi. Selain dikonsumsi oleh warga sendiri, sebagian besar dijual
kepada pengepul dengan harga rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya
jaringan pemasaran hasil pertanian. Memang ada beberapa warga di Dukuh
Sumberwangi yang langsung menjual hasil pertaniannya ke pasar yang terletak
di Kecamatan Karangploso. Namun karena akses jalan yang sulit dan tidak
semua warga memiliki kendaraan, membuat sebagian warga di Dukuh
Sumberwangi menjual hasil pertanian mereka kepada tengkulak dengan harga
yang lebih rendah dibandingkan jika mereka menjual langsung di pasar. Selain
itu Dukuh Sumberwangi yang juga berada di kawasan Desa Donowarih dan
kawasan UB Forest memiliki hasil kopi yang melimpah yang wajib dijual
kepada pihak UB Forest.
2. Masjid 9 unit
3. Mushola 6 unit
8. Jembatan 9 unit
8
9. Jalan 1 jenis
2. Desa Donowarih
Sarana dan prasarana yang ada di Desa Donowarih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Sarana dan Prasarana Desa Donowarih
No. Sarana / Prasarana Jumlah
2. Masjid 10 unit
3. Mushola 6 unit
8. Jembatan 8 unit
9. Jalan 1 jenis
9
tentang kesehatan, seperti imunisasi dan penyuluhan seputar BPJS
Kesehatan.
b. Kebersihan Lingkungan
Permasalahan terkait dengan kebersihan lingkungan di Dukuh
Sumbersari adalah minimnya sarana Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
yang menyebabkan semua warga masih membuang sampah dengan cara
dibakar. Selain itu sulitnya air bersih karena sistem pembagian air di
Dukuh Sumbersari mau tidak mau menimbulkan masalahnya sendiri,
terutama jika di musim kemarau kadang bisa terjadi kekeringan.
2. Desa Donowarih
Secara umum permasalahan kesehatan dan kebersihan lingkungan di
Desa Donowarih dan Desa Tawangargo sama. Belum tersedianya fasilitas
penunjang kesehatan seperti puskesmas pembantu membuat warga Desa
Donowarih khususnya Dukuh Sumberwangi kurang memerhatikan masalah
kesehatan. Selain itu warga Dukuh Sumberwangi kurang memperhatikan
kesehatan kandang ternak. Misalnya jarak kandang dengan rumah tinggal
kebanyakan kurang dari 10 meter.
Permasalahan seputar kebersihan lingkungan adalah tidak adanya Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) karena sebagian besar warganya menjadikan
sampah sebagai bahan bakar tungku selain kayu bakar atau langsung dibakar
begitu saja. Sedangkan untuk sampah organik biasanya dijadikan pakan hewan
ternak atau untuk penyubur tanaman. Tempat mencuci piring bagi sebagian
besar warga Dukuh Sumberwangi juga masih kurang bersih. Rata-rata warga di
sini mencuci piring di dalam ember bukan dicuci di air yang mengalir.
Masalah yang mendasar dan cukup krusial lainnya adalah tempat MCK
(mandi, cuci, kakus) yang masih jauh dari layak dan sehat. Rata-rata tempat
buang air besar yang tersedia tidak dalam bentuk kloset tetapi hanya tanah
yang disemen seadanya, bahkan ada yang hanya dari bambu saja. Selain itu
tidak semua rumah memiliki MCK masing-masing. Masih banyak warga yang
melakukan aktivitas MCK di MCK umum yang terdapat di tengah-tengah desa.
10
Hal ini juga disebabkan oleh tidak semua rumah warga mendapatkan aliran air
yang merata.
4. - Kaur Keuangan
5. Arik R. Kebayan
6. Siarto Kepetengan
7. Supadi Kuwowo
8. Aminullah Moden
11
10. Masrukin Kepala Dusun Kalimalang
2. Desa Donowarih
Secara administratif Desa Donowarih terbagi menjadi 4 dusun, 13 RW
dan 52 RT yang terbagi atas Dusun Karangan, Dusun Jaraan, Dusun
Karangjuwet dan Dusun Borogragal. Administrasi desa sedang melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik terkait dengan pencatatan kependudukan.
Saat ini perangkat desa sedang melakukan sosialisasi tentang sistem pencatatan
kependudukan hingga ke masing-masing dukuh yang ada di Desa Donowarih.
Perangkat Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Perangkat Desa Donowarih
No. Nama Jabatan
12
8. Abdurrohman Kepala Dusun Karangan
13
BAB III
REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN
A. Kegiatan Utama
1. Rumah POC (Pupuk Organik Cair) Desa Tawangargo
a. Jenis Kegiatan
Penanggung Jawab: Dea Rahayu Anggraeni (H0715031)
Kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan pembuatan POC (Pupuk
Organik Cair) ini dilaksanakan di Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo
bersama dengan masyarakat yang telah diundang. Kegiatan ini bertujuan
untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sisa limbah rumah
tangga seperti sayuran bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. POC
(Pupuk Organik Cair) ini sangat bermanfaat bagi tanaman yang
dibudidayakan oleh masyarakat setempat seperti sayuran dan umbi-
umbian.
Kebiasaan masyarakat di Desa Tawangargo menggunakan limbah
sayuran untuk pakan ternak, oleh karena itu mahasiswa KKN UNS
memberikan informasi bahwa limbah sayuran dapat juga dimanfaatkan
sebagai pupuk organik cair. Program kerja ini juga mempraktikan cara
pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) bersama dengan masyarakat.
Sebelum dilakukan praktik, masyarakat diperlihatkan contoh POC (Pupuk
Organik Cair) yang sudah jadi.
Langkah pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) yaitu membuat
molase terlebih dahulu. Pembuatan molase terdiri dari air cucian beras,
EM4 bioactivator, tetes tebu yang dilarutkan kedalam air. Kemudian
molase didiamkan selama 24 jam. Langkah berikutnya menyiapkan bahan-
bahan berupa limbah rumah tangga (sayuran) lalu dicuci dan dipotong-
potong. Menyiapkan ember, kemudian memasukkan limbah sayuran 2/3
bagian dari ember, molase sebanyak 1/3 bagian ember. Kemudian diaduk
dan ditutup, disimpan ditempat yang teduh dan memadai. Mengecek POC
(Pupuk Organik Cair) 2-3 hari sekali dengan melakukan pengadukan.
14
Menunggu POC (Pupuk Organik Cair) hingga matang yaitu selama 21
hari.
2) Faktor Penghambat
Sulit menemukan lokasi untuk melakukan sosialisasi.
Keadaan cuaca yang kurang memadai dalam pembuataan POC
(Pupuk Organik Cair).
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang telah dicapai dalam program kerja ini yaitu memberikan
informasi kepada masyarakat di Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo
bahwa limbah rumah tangga seperti sayuran dapat digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan POC (Pupuk Organik Cair). Selain itu, masyarakat
juga dapat mempraktikan secara langsung pembuatan POC (Pupuk
Organik Cair). Dengan begitu, masyarakat diharapkan dapat membuat
POC (Pupuk Organik Cair) sendiri agar menghemat biaya produksi.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi masyarakat dalam program kerja ini baik, karena banyak
masyarakat yang datang untuk mengikuti sosialisasi dan praktik
pembuatan POC (Pupuk Organik Cair). Selain itu masyarakat juga tertarik
untuk mencoba membuat POC (Pupuk Organik Cair) karena bahan yang
digunakan mudah didapat dan pembuatannya tidak sulit. Masyarakat juga
15
aktif dalam sesi tanya jawab tentang pembuatan POC (Pupuk Organik
Cair).
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program ini.
16
Banyaknya perkebunan sayur mayur memudahkan dalam pencarian
bahan utama untuk membuat pupuk organik cair. Kekompakan tim
KKN Arjuna UNS 2019 dan antusiasme warga, khususnya bapak-bapak
di Dukuh Sumberwangi, menjadikan kegiatan berjalan lancar.
2) Faktor Penghambat
Bapak-bapak yang baru pulang dari ladang membuat acara baru dimulai
mundur setengah jam dari jadwal.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah warga Desa Donowarih
khususnya Dukuh Sumberwangi dapat menambah ide tentang pengolahan
limbah sayuran menjadi pupuk organik cair yang dapat menyuburkan
tanaman. Sebagai tindak lanjut, pupuk organik cair ini dapat digunakan
oleh warga sebagai pengganti pupuk kimia karena sifat pupuk organik cair
yang lebih mendukung pertumbuhan unsur hara tanaman.
17
Kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk kompos ini
dilakukan oleh mahasiswa KKN UNS Dusun Sumbersari, Desa
Tawangargo. Kegiatan ini diikuti oleh warga Dusun Sumbersari yang telah
diundang. Program Kegiatan ini memiliki tujuan agar masyarakat dusun
Sumbersari dapat memanfaatkan seresah daun yang ada di sekitar
pemukiman untuk dijadikan pupuk kompos dan mengurangi pembelian
pupuk kimia. Program kerja ini juga memperlihatkan kepada warga
masyarakat bagaimana cara membuat kompos berbahan dasar seresah daun
yang mudah juga dengan biaya terjangkau.
Masyarakat setempat biasanya hanya membiarkan seresah daun
yang berguguran tanpa dilakukan pengelolaan yang tepat. Upaya
pembuatan pupuk kompos tersebut dinilai dapat memberikan manfaat
kepada warga sekitar yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Langkah
pembuatan pupuk kompos diawali dengan mengumpulkan bahan-bahan
pupuk kompos berupa molase (yang berisi dekomposer, tetes tebu, dan air
cucian beras), kapur dolomit dan seresah daun yang telah dikeringkan.
Pembuatan pupuk diawali dengan membuat larutan molase dengan
mencampurkan larutan EM4 tetes tebu, air cucian beras dan air ke dalam
ember kemudian larutan molase ditutup dan didiamkan selama 24 jam.
Tahapan berikutnya yaitu memotong seresah daun menjadi bagian kecil-
kecil, tujuan dilakukan pemotongan agar mikroba yang ada didalam proses
pengomposan cepat mengurai. Proses selanjutnya menyiapkan ember, 2/3
bagian ember kemudian diisi dengan seresah daun yang telah dicacah.
Kemudian menambahkan 1/3 larutan molase yang sudah dibuat tadi ke
dalam ember, juga menambahkan kapur dolomit segenggam telapak
tangan dan dilakukan pengadukan agar semua bahan tercampur rata.
Selanjutnya ember ditutup dan dilakukan proses fermentasi kurang lebih 2-
3 minggu. Pengecekan juga dilakukan setiap 1 minggu sekali, setiap
pengecekan pupuk dilakukan pengadukan agar suhu didalam tetap stabil.
Tahapan setelah proses fermentasi selesai pupuk tersebut dapat
diaplikasikan ke lahan pertanian warga.
18
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Mendapatkan dukungan yang baik dari warga dusun sumbersari.
Dikarenakan pemukiman warga termasuk di dalam area UB Forest,
sehingga banyak ditumbuhi oleh pepohonan sehingga bahan yang
diperlukan mudah di dapat.
Dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos organik untuk warga
yang mayoritas bekerja sebagai petani.
2) Faktor Penghambat
Sulit dalam menemukan lokasi sebagai tempat sosialisasi,
dikarenakan harus di ruangan terbuka namun sedang dalam musim
hujan.
Keadaan lokasi yang memiliki suhu dingin membuat lama proses
pengomposan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan sosialisasi dan pelatihan pupuk
kompos ini yaitu memberikan pengetahuan pentingnya dan cara
pembuatan pupuk kompos, selain itu warga dapat secara mandiri
mempraktikan pembuatan pupuk organik tersebut. Mengingat bahan-
bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan, proses pengerjaannya cukup
mudah dan tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal. Kedepannya
diharapkan warga mampu mengaplikasikan pupuk tersebut di lahan
pertanian yang dimiliki.
19
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program ini.
20
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Mendapatkan dukungan yang baik dari warga Dukuh Sumbersari.
Mendapat dukungna lahan sebagai percobaan pestisida organik.
Pohon pepaya banyak dijumpai di pemukiman warga.
Ampas dari daun papaya dapat digunakan sebagai pupuk kompos.
2) Faktor Penghambat
Sulit dalam menemukan lokasi sebagai tempat sosialisasi,
dikarenakan harus di ruangan terbuka namun sedang dalam musim
hujan.
Keterbatasan alat dalam proses penumbukan sehingga memerlukan
tenaga dan waktu yang cukup besar.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan sosialisasi dan pelatihan pestisida
organik ini yaitu memberikan pengetahuan pentingnya dan cara
pembuatan pestisida organik, selain itu warga dapat secara mandiri
mempraktikan pembuatan pestisida organik tersebut. Mengingat bahan-
bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan, proses pengerjaannya cukup
mudah dan tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal. Kedepannya
diharapkan warga mampu mengaplikasikan pestisida tersebut di lahan
pertanian yang dimiliki dan warga dapat memodifikasi bentuk pestisida
organic lainnya yang sesuai dengan lingkungan dan pemukiman warga.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Karena mayoritas dari warga dusun Sumbersari adalah berprofesi
sebagai petani, partisipasi masyarakat cukup baik dalam mengikuti acara
ini. Mereka sangat antusias ketika acara berlangsung. Masyarakat juga
aktif dalam melakukan sesi tanya jawab dan berminat untuk menggunakan
pestisida organic dari daun papaya untuk diaplikasikan di lahan miliknya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program ini.
21
5. Workshop Pestisida Organik Desa Donowarih
a. Jenis Kegiatan
Penanggung Jawab: Aulia Alfi Nur Annisa (H0715020)
Kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan utama yang
dilakukan oleh tim KKN Arjuna UNS 2019 di bidang pertanian. Kegiatan
ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat di Dukuh Sumberwangi
dapat menemukan solusi untuk membasmi hama yang menyerang tanaman
perkebunan mereka dengan bahan organik. Kegiatan workshop pestisida
organik ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan workshop pupuk
organik cair. Kegiatan diawali dengan penjelasan alat dan bahan untuk
membuat pestisida organik kemudian praktik pembuatannya dilakukan
bersama-sama.
Pembuatan pestisida organik cukup mudah yaitu dengan
mengumpulkan daun papaya sebanyak kurang lebih 100 gram, kemudian
dihancurkan hingga halus dengan penumbuk atau cobek sehingga sari dari
tanaman tersebut keluar. Setelah itu, hasil tumbukan direndam dalam 1
liter air dan tambahkan deterjen kurang lebih 3 gram. Kemudian simpan
dalam suhu ruangan dengan kondisi wadah tertutup selama 24 jam.
Selanjutnya menyaring larutan hasil rendaman dengan saringan atau kain
halus. Dosis dari pestisida nabati ini yaitu setiap 1 liter pestisida
dicampurkan dengan 10 liter air. Pengaplikasian dilakukan dengan
menyemprotkan larutan.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Daun pepaya sebagai bahan utama pembuatan pestisida organik mudah
ditemukan dan tersedia dalam jumlah banyak. Kekompakan tim KKN
Arjuna UNS 2019 dan antusiasme warga, khususnya bapak-bapak di
Dukuh Sumberwangi, menjadikan kegiatan berjalan lancar.
2) Faktor Penghambat
Bapak-bapak yang baru pulang dari ladang membuat acara baru dimulai
mundur setengah jam dari jadwal.
22
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Adanya kegiatan ini mampu menambah informasi dan wawasan
bagi masyarakat di Desa Donowarih khususnya di Dukuh Sumberwangi
mengenai kemudahan dan kelebihan penggunaan pestisida organik bagi
tanaman. Cara yang mudah dalam pembuatan pestisida organik dan bahan
baku yang mudah ditemukan membuat masyarakat tertarik untuk
membuatnya sendiri dan mengaplikasikannya langsung pada ladang milik
mereka masing-masing.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terutama
bagi bapak-bapak karena mereka yang lebih sering mengurusi ladang.
Peserta yang datang memerhatikan penjelasan dan workshop yang
dilakukan dengan penuh perhatian. Bahkan mereka tak segan bertanya
kepada Tim KKN yang sedang melakukan penjelasan. Mereka juga
mengajukan pertanyaan di bidang pertanian lainnya di luar konteks
pestisida organik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program ini.
23
sosialisasi pembuatan gelang kopi khas kaki Gunung Arjuna dan
pemasarannya. Tujuan dari program kerja ini adalah agar masyarakat
Dusun Sumbersari dapat mengembangkan usaha di bidang kerajinan,
terutama dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar mereka.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari
kalangan orang tua dan pemuda Dusun Sumbersari. Dalam sosialisasi
tersebut, kami berbagi ilmu tentang tata cara pembuatan gelang kopi, serta
bagaimana pemasaran yang tepat bagi gelang kopi ‘Arjuno’. Produk
gelang sengaja kami pilih karena bahan yang diperlukan mudah didapat
seperti biji kopi, tali atau benang, dan manik-manik. Begitupun alat yang
digunakan dalam proses pembuatan gelang kopi cukup sederhana, yaitu
bor dan gunting. Sehingga, tidak memakan waktu lama dalam
pembuatannya.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari bapak Ramaji beserta isti yang telah
mengizinkan untuk menggunakan rumahnya sebagai lokasi kegiatan.
Permintaan dari warga sekitar untuk membantu memberikan ide
mengenai usaha yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan biji kopi.
Dusun sumbersari sudah cukup terkenal menjadi salah satu dusun
yang memiliki kopi cukup melimpah, sehingga mudahnya untuk
mencari bahan. Namun, belum ada pemanfaatan yang lebih luas.
Sehingga harapannya olahan kopi ini dapat menjadi suatu
cinderamata khas Arjuna.
2) Faktor Penghambat
Alat yang digunakan salah satunya adalah Bor untuk membuat
gelang cukup susah dicari di sekitar Karangploso sehingga masih
harus membeli secara online. Tidak hanya Bor namun karung goni
sebagai salah satu bahan pembuatan pengharum ruangan pun cukup
sulit untuk ditemukan.
24
Dalam hal permasaran warga Sumbersari masih kebingungan dalam
mencari mitra untuk memasarkan hasil produksi.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Tujuan dari program kerja pembuatan gelang kopi ‘Arjuno’ telah
tercapai yaitu masyarakat dapat membuat dan memasarkan produk gelang
kopi khas Karangploso. Tindak lanjut dari program kerja ini yaitu tim
KKN dapat memberikan dorongan dan arahan kepada masyarakat untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Sehingga masyarakat Dusun
Sumbersari tidak hanya bergantung pada mata pencahariannya sebagai
petani saja.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi masyarakat Dusun Sumbersari sangat baik, terlihat dari
antusiasme warga saat mengikuti sosialisasi. Warga sangat memperhatikan
materi yang diberikan dan aktif bertanya. Selain itu, mereka juga mencoba
membuat sendiri gelang kopi sesuai cara pembuatan yang telah disarankan.
Pemerintah daerah Karangploso menjanjikan akan memberikan
fasilitas untuk memasarkan produk gelang kopi ‘Arjuno’. Opsi yang
diberikan adalah berupa warung yang dibangun dekat dengan kantor
kecamatan Karangploso, atau masyarakat dusun Sumbersari dapat
menitipkan penjualan gelang kopi tersebut di beberapa rest area yang
berada di Karangploso.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program ini.
25
media sosial karena aromanya dan juga model kemasannya yang
sederhana tetapi menarik. Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 16
Februari 2019 pada pukul 18.30 WIB yang bertempat di Mushola Dukuh
Sumberwangi. Kegiatan ini melibatkan karang taruna dengan harapan
mereka mampu memasarkan produk gelang dan parfum kopi ini melalui
sosial media yang mereka miliki. ROMPI diawali dengan penjelasan alat
dan bahan kemudian melakukan praktek pembuatan gelang dan kopi
bersama-sama.
Pembuatan parfum kopi dilakukan dengan cara, pertama
menyiapkan bahan-bahan terlebih dahulu yaitu biji kopi, kantong karung,
minyak esensial kopi, alkohol, dan alat-alat yang digunakan yaitu injeksi,
gelas ukur, dan botol penyemprot. Langkah selanjutnya mengambil
minyak esensial sebanyak 5 ml dengan menggunakan injeksi lalu
dipindahkan ke gelas ukur. Kemudian mencampurkan minyak dengan
alkohol dengan perbandingan 1 : 1 dan dikocok hingga tercampur. Setelah
itu memindahkan minyak yang sudah dicampur dengan alkohol ke botol
penyemprot. Selanjutnya memasukkan biji kopi yang telah disiapkan ke
dalam kantong karung kurang lebih 10 gram. Lalu menyemprotkan
minyak ke kantong karung yang sudah terisi oleh biji kopi, biasanya
takaran minyak dapat digunakan untuk 2-3 kantong karung.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Kemudahan dalam pencarian biji kopi dan ketersediaannya dalam
jumlah banyak membuat persiapan hingga pelaksanaan kegiatan ini
dapat berjalan dengan lancar. Karang Taruna Dukuh Sumberwangi juga
antusias dalam mengikuti workshop gelang dan parfum kopi ini.
2) Faktor Penghambat
Salah satu alat yang dibutuhkan untuk membuat gelang kopi, yaitu bor,
susah untuk didapatkan di toko sekitar Karangploso. Bor yang
dibutuhkan dapat dibeli secara online. Pada saat hari pelaksanaan
kegiatan, waktu pelaksanaan yang seharusnya sore hari pada pukul
26
16.00 WIB harus diundur hingga pukul 18.30 WIB karena ketua
Karang Taruna setempat masih ada agenda di luar desa.
27
kepada orang-orang yang sedang berada di sana. Setelah dilakukan uji
pasar, kami melakukan pelatihan kepada warga masyarakat dan
penyampaian hasil uji pasar yang telah dilakukan sehingga jika ada warga
masyarakat yang berminat untuk melanjutkan usaha ini, warga mengetahui
daya beli masyarakat, kekurangan dan kelebihan produk. Sosialisasi
Coffee Marketing dilakukan di kediaman Bapak Sumeh dengan peserta
ibu-ibu dusun Sumbersari, Desa Tawangarg. Kegiatan dilaksanakan
sebelum kegiatan shalawatan yang akan dilaksanakan di sana juga, kurang
lebih pukul 14.00. Kegiatan diawali dengan pembukaan dan penjelasan
singkat dari Adam terkait tujuan yang ingin disampaikan dari kegiatan ini.
Kegiatan lalu dilanjutkan dengan pemaparan cara pembuatan Brownies
Kopi oleh Dita lalu dilanjutkan dengan pemaparan hasil uji pasar dan sesi
tanya jawab. Kegiatan diakhiri dengan ibu ibu mencicipi brownies kopi
yang sudah dibuat sebelumnya.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Persiapan yang matang dan kerja sama antar anggota KKN untuk
program kerja kali ini membuat kegiatan berjalan dengan lancar.
Dukungan dari Ketua RT dusun Sumbersari, Ibu Nur, juga
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisai coffee marketing
karena kita boleh mengadakan pelatihan sebelum kegiatan sholawatan.
Selain itu, antusiasme dari ibu-ibu warga dusun Sumbersari membuat
acara semakin meriah.
2) Faktor Penghambat
Pelatihan Sosialisasi Coffee Marketing terlambat dimulai dikarenakan
ibu-ibu telat datang, sehingga waktu acara yang seharusnya dimulai
pukul 13.00 lalu menjadi pukul 14.00.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah warga desa khususnya
ibu-ibu dusun Sumbersari dapat menambah ide tentang produk hasil
olahan kopi dan inovasi usaha yang turut mendukung perkembangan hasil
28
bumi desa. Sebagai tindak lanjut, brownies ini nantinya dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif usaha oleh-oleh khas dusun Sumbersari
sehingga diharapkan perekonomian warga dusun Sumbersari dapat
meningkat.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi dari ibu-ibu sangat baik, khususnya pada saat praktik
pembuatan brownies. Ibu-ibu sangat antusias melihat proses pembuatan
brownies. Perangkat dusun dan Ibu pemilik rumah juga sangat mendukung
kegiatan ini, terlihat dari mudahnya perijinan dan peminjaman alat-alat
yang diperlukan dalam kegiatan kali ini.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
29
dapat di jual keluar Dukuh Sumberwangi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan perekonomian warganya.
Sasaran dari program kerja ini adalah ibu-ibu di Dukuh
Sumberwangi, dimana setiap harinya ibu-ibu ini bekerja di ladang dari
pagi hingga sore hari. Sasaran ini dipilih mengingat mayoritas ibu-ibu di
Dukuh Sumberwangi memiliki pendapatan yang cukup minim, yaitu hanya
dari hasil penjualan hasil panen di ladang-ladang mereka. Selain itu,
sasaran ibu-ibu dipilih karena di Dukuh Sumberwangi juga minim
kegiatan yang melibatkan ibu-ibu warga dukuh tersebut. Tidak adanya
PKK ataupun kegiatan sejenisnya membuat Tim KKN UNS berinisiatif
merancang program kerja ini agar ibu-ibu di Dukuh Sumberwangi dapat
memiliki kegiatan bersama, saling bersilaturahmi, serta memanfaatkan
peluang yang ada (yaitu dengan adanya kopi yang melimpah). Dan juga,
program kerja ini dipilih sebagai salah satu inovasi yang Tim KKN UNS
tawarkan kepada ibu-ibu warga Dukuh Sumberwangi untuk membuka
jalan dan menjadikan brownies kopi sebagai oleh-oleh khas daerah
tersebut. Apalagi, inovasi berupa brownies kopi ini terbilang cukup baru
mengingat dipasaran belum ada yang menjual brwonies kopi sebagai oleh-
oleh khas daerah.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya antusiasme dan dukungan yang baik dari ibu-ibu Dukuh
Sumberwangi selaku partisipan dalam program kerja ini.
Adanya dukungan yang baik dari Kepala RT 04 Dukuh
Sumberwangi, sehingga dalam pelaksanaannya program kerja ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2) Faktor Penghambat
Sulitnya mencari waktu pelaksanaan program kerja ini dikarenakan
mayoritas ibu-ibu Dukuh Sumberwangi bekerja di ladang dan
memiliki jam kerja yang tidak menentu.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
30
Hasil yang dicapai dari program kerja Sosialisasi Coffee Marketing
Desa Donowarih adalah warga Dukuh Sumberwangi, khususnya ibu-
ibunya memahami sepenuhnya cara membuat brownies kopi dari kopi
yang dihasilkan oleh Dukuh Sumberwangi. Selain itu, ibu-ibu warga
Dukuh Sumberwangi pun tertarik untuk mempraktikan pembuatan
brownies kopi ini untuk dijual, maupun menjadi makanan suguhan ketika
ada kegiatan-kegiatan warga.
Tindak lanjut dari program kerja ini yaitu diharapkan ibu-ibu warga
Dukuh Sumberwangi mengadakan pertemuan rutin untuk membuat
brownies kopi bersama sekaligus sebagai jalan untuk memanfaatkan
peluang yang ada dari hasil kopi yang melimpah untuk dijadikan sebagai
oleh-oleh khas daerah yang bernilai jual ekonomis.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Pelaksanaan program kerja Sosialisasi Coffee Marketing Desa
Donowarih terlaksana dengan hasil memuaskan, karena banyaknya
dukungan positif yang Tim KKN UNS dapatkan. Selain itu, terlaksananya
dengan baik program kerja ini juga dikarenakan adanya antusiasme dan
keingintahuan yang tinggi dari ibu-ibu Dukuh Sumberwangi akan proses
pembuatan brownies kopi.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
31
pintu toilet, dilanjutkan dengan membangun pondasi, kemudian menunggu
satu hari penuh dikarenakan cuaca yang kurang mendukung membuat
campuran pasir dan semen membutuhkan waktu untuk mengering, di hari
ke-3 dilanjutkan dengan membangun rangka di atas pondasi yang telah
dibuat dan memotong material untuk penutup toilet (dinding), setelah
dipotong dilanjutkan memasang rangka lebih lanjut sehingga bisa
dipasangkan dinding (semacam triplek) dengan memaku dinding ke
rangka. Setelah memasang rangka dilanjutkan memasang asbes di atasnya.
Dikarenakan cuaca yang masih kurang mendukung dilanjutkan di hari ke-
5 untuk pengecatan dan finishing pada toilet.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Kerja sama antar anggota KKN untuk program kerja kali ini membuat
kegiatan berjalan dengan lancar. Dukungan dari Ketua RT setempat,
Pak Mugi (stakeholder), Bu Ruly (sebagai DPL) dan Pak Sareh
sekeluarga, memperlancar revonasi toilet ini.
2) Faktor Penghambat
Cuaca yang kurang mendukung seperti hujan dan mendung membuat
renovasi sedikit terhambat karena campuran pasir dan semen yang
sukar mengering.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah toilet yang dipakai lebih
bersih serta lebih layak dibandingkan sebelumnya, sehingga
meminimalisir bakteri atau penyakit yang dapat ditimbulkan karena toilet
yang tidak layak.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Masyarakat Dukuh Sumberwangi, khususnya Pak Sareh dan Bu
Lasmini selaku pemilik rumah yang kami jadikan posko KKN menyambut
program kegiatan ini dengan sangat baik dan antusias. Dukungan juga
didapatkan dari masyarakat sekitar yang secara sukarela membantu proses
renovasi MCK ini.
32
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
33
termasuk adanya arisan jamban yang diadakan oleh Kecamatan
Karangploso bagi warga Desa Donowarih sebagai salah satu upaya
pensuksesan target Desa Donowarih 2019 yaitu Desa ODF (Open
Defecation Free), desa dimana warganya tidak lagi buang air besar
sembarangan melainkan sudah di jamban.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti acara ini ditambah
lagi dengan hadirnya pihak puskesmas dan pejabat desa. Puskesmas
Karangploso menyambut baik program kerja ini dan berkoordinasi dengan
baik. Demikian pula halnya dengan Pemerintah Desa Donowarih, acara ini
justru sekaligus dijadikan sebagai perantara antara warga Dukuh
Sumberwangi dengan Pemerintah Desa Donowarih.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
B. Kegiatan Penunjang
1. Kita Bisa! Desa Tawangargo
a. Jenis Kegiatan
Penanggung Jawab: Andrew Fahlevi (H0815008)
“Kita Bisa! (Fun Learning)” merupakan program kerja penunjang dari
KKN Karangploso, Malang tahun 2019 yang dilaksanakan di Dusun Sumbersari
Desa Tawangargo. Program kerja ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak
warga masyarakat Dusun Sumbersari pengetahuan umum dengan teknik bermain,
sehingga diharapkan pengetahuan yang diterima bisa di cerna dengan baik, dan
dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan belajar anak yang tinggi. Target dari
program kerja ini adalah anak anak usia taman kanak-kanak hingga sekolah
dasar, atau berumur 5 – 12 tahun. Program ini dilakukan setiap hari senin dan
rabu pada pukul 13.00 WIB, namun terdapat beberapa hari yang tidak
dilaksanakan program kerja ini, dikarenakan terdapat kegiatan warga masyarakat
ataupun kegiatan program kerja lain, sehingga progam kerja Kita Bisa!
dipindahkan waktu pelaksanaanya. Anak-anak pada Dusun Sumbersari berjumlah
10 anak dengan rincian, 6 anak yang masih di tingkat sekolah dasar, dan 4 anak
34
di tingkat taman kanak-kanak. Proker ini dilaksanakan di Rumah Baca
Mengudara Dusun Sumbersari, yang terletak bersebelahan dengan Mushola
Aswaja. Rumah Baca ini biasa digunakan untuk mengaji pada hari senin, rabu
dan jumat pukul 16.30 WIB. Program kerja Kita Bisa! dilakukan sebanyak 8 kali
dengan berbagai tema dan pelajaran yang berbeda juga. Setiap kegiatan di hadiri
oleh jumlah anak-anak yang berbeda beda
Kegiatan pertama dilakukan pada tanggal 21 Januari, dengan tema
Menggambar Cita-Cita. Anak-anak diberikan buku gambar, lalu masing-masing
dari mereka menggambarkan cita-citanya kemudian diwarnai serta di akhir
mereka diminta menjelaskan gambar mereka. Kegiatan ke-2 dilakukan pada
tanggal 23 Januari yaitu Menulis Surat Kepada Teman. Anak-anak
diajarkan bagaimana menulis surat dengan baik dan benar. Surat nanti
akan dihias dan diberikan kepada temanya Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kreatifitas dan kesenian dari anak anak serta merekatkan tali
pertemanan. Kegiatan ke-3 dilakukan pada tanggal 30 Januari dengan tema
Menggambar Pemandangan. Sumbersari merupakan dusun yang berada di
kaki gunung Arjuna, anak-anak diminta untuk menggambar pemandangan
Gunung agar mereka dapat memvisualkan apa yang mereka lihat menjadi
suatu karya yang indah. Kegiatan ke-4 dilakukan pada tanggal 4 Februari
yaitu Membuat Cakram Pelangi. Anak-anakdiberikan alat dan bahan yang
diperlukan untuk membuat cakram yaitu kardus, gunting, pensil warna,
tali, jangka, pensil, busur, penggaris. Setelah dicontohkan, anak-anak
membuat masing-masing. Kegiatan ke-5 dilakukan pada tanggal 6
Februari Menggambar pemandangan laut. Anak-anak diberikan peralatan
menggambar kemudian diperintahkan untuk menggambar pemandangan
laut. Dengan tujuan melatih seberapa besar imaginasi yang dimiliki oleh
anak. Kegiatan ke-6 dilakukan pada tanggal 11 Februari yaitu Membuat
bangun datar. Anak-anak diajarkan bentuk-bentuk bangun datar serta
melatih agar dapat menggambar bangun datar tersebut. Kegiatan ke-7
dilakukan pada tanggal 18 Februari yaitu Membuat Gunun Lava. Bersama
dengan anak-anak membuat miniatur gunung berapi dengan proses kimia
didalamnya menggunakan soda kue, pewarna makanan, dan cuka sebagai
35
lava. Sehingga dapat menghasilkan percobaan gunung meletus mini.
Kegiatan ke-8 dilakukan pada tanggal 20 Februari dengan tema Membuat
Origami. Bersama-sama dengan anak-anak membuat origami bunga,
kelinci, bintang, yang kemudian kedepannya dapat melatih dan
mengembangkan kreativitas anak.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Terdapat ruangan yang dapat digunakan secara fleksibel digunakan
sebagai Lokasi kegiatan yaitu Rumah Baca Mengudara. Antussas dari
anak-anak Desa Sumbersari juga penjadi pendukung berjalanya
kegiatan ini karena selalu muncul rasa ingin tahu dan sekaligus bermain
sambal belajar dengan Anggota Tim KKN Karangploso 2019, sehingga
kegiatan berjalan dengan lancar.
2) Faktor Penghambat
Kegiatan ini mengalami hambatan seperti sulitnya mengontrol
kedatangan peserta baik mengenai waktu maupun jumlah peserta yang
harusnya hadir selain itu terkadang terdapat anak yang sukar untuk di
kontrol dan membuat suasana menjadi kurang kondusif. Hal lainya
adalah karena rumah baca tersebut juga digunakan sebagai TPA
sehingga sulit waktu penggunaannya terbatas.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah anak-anak jadi mengerti
dan mengetahui ilmu-ilmu baru sehingga bisa juga diterapkan di
lingkungan bermain di rumah maupun sekolah. Kegiatan yang akhirnya
sering dilakukan oleh anak-anak di rumah baca juga membantu
meramaikan rumah baca dan menambah kegiatan yang bermanfaatseperti
menggambar ataupun bermain kreatifitas. Beberapa alat dan bahan yang
ditinggalkan seperti cat air dan buku gambar akan bermanfaat untuk anak-
anak di Dusun Sumbersari untuk terus mengasah kreatifitasnya.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
36
Partisipasi dari anak-anak di Dusun Sumbersari sangatlah baik,
terlihat dari setiap kegiatan yang dilakukan akan terus dihadari oleh anak-
anak tersebut. Warga masyarakat juga ikut mendukung kegiatan ini dilihat
dari beberapa anak diantar langsung oleh orangtuanya untu menghadiri
kegiatan Kita Bisa!
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
37
Mengajak anak–anak dari Desa Sumberwangi untuk membuat cakram
pelangi. Disini Tim KKN memperlihatkan keajaiban campuran 7 warna
dasar pelangi yang bila diputar menjadi warna putih.
6) Gunung berlava
Mengajak anak–anak dari Desa Sumberwangi untuk membuat gunung
berlava dari campuran cuka dan soda kue. Disini anak–anak dari Desa
Sumberwangi diberi pengetahuan proses meletusnya gunung berapi,
dampak dari meletusnya gunung berapi dan apa saja gunung yang ada di
Indonesia.
7) Surat
Anak-anak dari desa Sumberwangi diajarakan menulis surat yang berisi
ungkapan terimakasih, kesan dan pesan untuk kakak-kakak tim kkn yang
telah membantu dalam proses belajar mereka.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Sebagian anak–anak dari Desa Sumberwangi memiliki semangat belajar
yang cukup tinggi. Sehingga dalam mengajak untuk berkumpul dan
belajar tidak sulit.
2) Faktor Penghambat
Keadaan iklim saat KKN yang memasuki masa penghujan yang deras
mengakibatkan proses belajar sempat tertunda, sehingga sering mati
lampu di Posko KKN.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Anak-anak di Desa Donowarih khususnya Dukuh Sumberwangi
mengalami peningkatan dalam hal nilai ulangan dan tugas sehari-hari.
Tindak lanjutnya adalah cara-cara yang diberikan dalam menyelesaikan
soal dapat digunakan dalam pelajaran di sekolah dan anak-anak menjadi
semangat belajar serta memiliki cita-cita yang tinggi.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
38
Anak-anak sangat berpartisipasi aktif bahkan terkadang lebih aktif
daripada Tim KKN Arjuna UNS 2019. Mereka menjadi memiliki
semangat belajar yang tinggi dan juga dekat dengan Tim KKN Arjuna
UNS 2019. Orang tua dari masing-masing anak juga mendukung dan
menerima kegiatan yang diselenggarakan dengan baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
39
Kegiatan penunjang lain yang dilakukan guna mencapai salah satu
tujuan kegiatan utama disini yaitu meningkatkan minat anak untuk
bersekolah adalah dengan mengantarkan anak-anak ke sekolah secara
langsung setiap pagi. Setiap pagi terdapat satu sampai dua orang dari tim
KKN UNS yang bertugas untuk mengantarkan anak-anak ke sekolah
dengan menggunakan sepeda motor.
Sasaran dari program ini adalah seluruh anak dengan tingkat
pendidikan sebelum Sekolah Menengah Atas yang ada di Desa
Tawangargo, dimana jika di total berjumlah 24 anak.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Mendapat dukungan yang baik dari warga, terutama Bapak RT dan
orangtua anak. Karena bangunan perpustakaan berdampingan dengan
musholla, program ini juga didukung oleh ustadz musholla.
2) Faktor Penghambat
Sulitnya menyesuaikan jadwal anak-anak dengan perbedaan waktu
pulang sekolah yang berbeda-beda. Beberapa anak sering ikut
membantu orangtuanya yang petani sayur dan kopi ketika ada jadwal
kegiatan, sehingga beberapa kali terdapat anak yang tidak bisa
mengikuti kegiatan. Ustadz tidak memperbolehkan adanya dekorasi
yang berkaitan dengan tempel menempel di perpustakaan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai oleh program ini adalah anak-anak di Desa
Tawangargo lebih suka datang ke perpustakaan dan membaca buku serta
memiliki keinginan untuk datang bersekolah. Tindak lanjut dari kegiatan
ini adalah anak-anak di Desa Tawangargo lebih suka datang ke
perpustakaan dan membaca buku serta memiliki keinginan untuk datang
bersekolah.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Pelaksanaan program Rumah Baca Mengudara terlaksana dengan
sangat memuaskan. Hal ini dikarenakan banyaknya dukungan positif yang
40
kami dapat serta partisipasi masyarakat dalam menyambut baik kegiatan
ini.
41
Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya dari sampah plastik
dikarenakan banyak dari penduduk yang lebih memilih membakar
sampah plastik daripada mendaur ulang.
42
pengolahan sampah organik yang dijadikan pupuk organik, kompos
sampai pestisida nabati dan sampah anorganik yang salah satunya
dijadikan Ecobrick. Tim KKN ARJUNA UNS 2019 juga memberikan
prototype tempat sampah organik dan anorganik kepada pihak Desa
Donowarih.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Kegiatan ini sangat didukung oleh pihak Desa Donowarih sehingga
untuk tempat dan waktu acara sudah disesuaikan dengan agenda Desa
yang membuat warga menjadi antusias.
2) Faktor Penghambat
Kedatangan tamu undangan yang tidak tepat waktu membuat acara
menjadi mundur dari jam yang sudah ditentukan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Masyarakat Desa Donowarih menjadi sadar akan pentingnya
membuang sampah berdasarkan organik atau anorganik dan bagaimana
pemanfaatan pengolahan setelahnya. Sampah organik bisa dijadikan pupuk
organik atau kompos, sedangkan sampah anorganik bisa dijadikan
ecobrick atau kerajinan tangan lainnya.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Masyarakat Desa Donowarih antusias mengikuti program kegiatan
ini. Selain itu kami juga mendapat dukungan dari pihak Pemerintah Desa
Donowarih berupa kemudahan ijin pelaksanaan kegiatan di Balai Desa
Donowarih.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program ini.
43
Program Tanam Kubis yang merupakan singkatan dari Penanaman
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan progra kerja pendukung atau
tambahan TIM KKN UNS di desa Tawangargo. Program ini dipilih karena
merupakan program sederhana namun sungguh penting untuk kehidupan
sehari-hari. Program-program kesehatan harus mulai di galakan dari
sekarang, dimulai dengan program sederhana yang bermanfaat sampai
pada akhirnya masyarakat dapat memahami dan mengaplikasikan hidup
sehat di kehidupan sehari-hari. Pentingnya gosok gigi dan cuci tangan
wajib diketahui oleh seluruh masyarakat, bahaya dari tidak menggosok
gigi dan tidak menjaga kebersihan tangan juga amat penting untuk
diketahu. Program ini dinamakan penanaman bukan sosialisasi karena
kami TIM KKN UNS 2019 berusaha untuk menanamkan pengertian
mengenai hidup sehat dimulai dengan cara yang sederhana dengan
memberi contoh serta mempraktikan bersama-sama bagaimana cara gosok
gigi dan cuci tangan yang baik dan benar. Harapannya ilmu yang telah
kami berikan dapat tertanam dengan baik, pada akhirnya akan menjadikan
karakter pada anak agar selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Sasaran dari program ini yaitu Siswa SD di SD 4 Tawangargo.
Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sekitar 124 anak yang terdiri
dari siswa kelas 1-5 SD N 4 Tawangargo. Acara ini juga diikuti oleh
beberapa guru kelas dan guru olahraga SD N 4 Tawangargo. Dalam
program ini kami memberikan beberapa bingkisan berupa sabun, sikat gigi
dan pasta gigi yang kami peroleh dari pihak sponsor yaitu Unilever
Indonesia.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Mendapat dukungan yang baik dari Kepala sekolah serta Guru SD N
4 Tawangargo.
Antusiasme yang diberikan oleh peserta sangat baik dan cukup
kooperatif dalam mengikuti kegiatan.
44
Mendapat dukungan dari Unilever Indonesia selaku pihak sponsor
berupa pasta gigi, sikat gigi serta sabun untuk menunjang
keberjalanan acara.
2) Faktor Penghambat
Tidak tersedianya sumber air di SD N 4 Tawangargo pada saat itu
sebagai salah satu hal yang dibutuhkan dalam kegiatan. Sehingga
kami harus membawa air yang cukup banyak dari posko ke Lokasi
yang cukup jauh.
Meskipun antusiasme dari banyak peserta cukup baik, namum masih
ada peserta kegiatan yang sulit untuk dikondisikan, sehingga
beberapa orang dalam tim harus bekerja ekstra untuk
mengendalikan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu seluruh peserta
memahami sepenuhnya manfaat dan cara dari gosok gigi dan cuci tangan
dengan benar serta mengetahui bahaya apabila tidak melakukannya.
Tindak lanjut kegiatan ini adalah agar anak mendapatkan
penanaman sejak dini mengenaiperiaku hidup bersih dan sehat. Sehingga
perilaku tersebut dapat aplikasikan pada kehidupan sehari-hari dimulai
dengan rajin mencuci tangan dan menggosok gigi dengan benar.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Kegiatan Tanam Kubis terlaksana dengan sangat memuaskan. Hal
ini tidak luput karena adanya banyak dukunan positif yang diberikan dari
rekan tim, pihak sekolah yang telah mengizinkan sehingga acara ini dapat
terlaksana dan khususnya pihak sponsor yaitu Unilever Indonesia yang
telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat untuk keberlangsungan
acara. Tidak hanya itu, antusisme yang telah diberikan oleh peserta pun
memberikan dukungan moriil yang baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dari program ini.
45
7. TANAM KUBIS (Tanam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Desa
Donowarih
a. Jenis Kegiatan
Penanggung Jawab: Gustauli Mawadah Bintoro (D0115048)
Program Tanam Kubis merupakan program kerja di bidang
kesehatan dan kebersihan lingkungan. Penanaman Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat merupakan program kerja pendukung atau tambahan TIM KKN
UNS di desa Donowarih. Program ini dipilih karena merupakan program
sederhana namun sungguh penting untuk kehidupan sehari-hari. Program-
program kesehatan harus mulai di galakan sejak dini, dimulai dengan
program sederhana yang bermanfaat sampai pada akhirnya masyarakat
dapat memahami dan mengaplikasikan hidup sehat di kehidupan sehari-
hari. Pentingnya gosok gigi dan cuci tangan wajib diketahui oleh seluruh
masyarakat, bahaya dari tidak menggosok gigi dan tidak menjaga
kebersihan tangan juga amat penting untuk diketahu. Program ini
dinamakan penanaman bukan sosialisasi karena kami TIM KKN UNS
2019 berusaha untuk menanamkan pengertian mengenai hidup sehat
dimulai dengan cara yang sederhana dengan memberi contoh serta
mempraktikan bersama-sama bagaimana cara gosok gigi dan cuci tangan
yang baik dan benar. Harapannya ilmu yang telah kami berikan dapat
tertanam dengan baik, pada akhirnya akan menjadikan karakter pada anak
agar selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Sasaran dari program ini yaitu Siswa/i sekolah dasar yang terdapat
pada SD 2 Donowarih. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini
berjumlah 106 anak yang terdiri dari siswa kelas 1-5 di sekolah dasar
tersebut. Acara ini juga diikuti oleh beberapa guru kelas dan guru
olahraga. Selain menekankan pada pengalaman dan praktek langsung, tim
KKN Arjuna UNS 2019 juga memberikan bingkisan berupa produk sabun,
46
sikat gigi dan pasta gigi yang kami peroleh dari pihak sponsor yaitu PT.
Unilever Indonesia Tbk dengan harapan para peserta program kerja Tanam
Kubis ini dapat melanjutkan kebiasaan hidup bersih dan sehatnya di
lingkungan masing-masing.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Mendapat dukungan yang baik dari Kepala sekolah serta Guruv SD
N 2 Donowarih.
Antusiasme yang diberikan oleh peserta sangat baik dan cukup
kooperatif dalam mengikuti kegiatan.
Mendapat dukungan dari Unilever Indonesia selaku pihak sponsor
berupa pasta gigi, sikat gigi serta sabun untuk menunjang
keberjalanan acara.
2) Faktor Penghambat
Tidak tersedianya sumber air pada saat itu sebagai salah satu hal
yang dibutuhkan dalam kegiatan. Sehingga kami harus membawa air
yang cukup banyak dari posko ke Lokasi yang cukup jauh.
Meskipun antusiasme dari banyak peserta cukup baik, namum masih
ada peserta kegiatan yang sulit untuk dikondisikan, sehingga
beberapa orang dalam tim harus bekerja ekstra untuk
mengendalikan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu seluruh peserta
memahami sepenuhnya manfaat dan cara dari gosok gigi dan cuci tangan
dengan benar serta mengetahui bahaya apabila tidak melakukannya.
Tindak lanjut kegiatan ini adalah agar anak mendapatkan penanaman sejak
dini mengenaiperiaku hidup bersih dan sehat. Sehingga perilaku tersebut
dapat aplikasikan pada kehidupan sehari-hari dimulai dengan rajin
mencuci tangan dan menggosok gigi dengan benar.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
47
Kegiatan Tanam Kubis terlaksana dengan sangat memuaskan. Hal
ini tidak luput karena adanya banyak dukunan positif yang diberikan dari
rekan tim, pihak sekolah yang telah mengizinkan sehingga acara ini dapat
terlaksana dan khususnya pihak sponsor yaitu Unilever Indonesia yang
telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat untuk keberlangsungan
acara. Tidak hanya itu, antusisme yang telah diberikan oleh peserta pun
memberikan dukungan moriil yang baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dari program ini.
48
Sasaran dari program kerja ini adalah seluruh warga desa
Sumbersari terutama ibu-ibu yang sering menggunakan plastik untuk
berbelanja dan bungkus-bungkus makanan berbahan plastik lainnya. Acara
sosialisasi diselenggarakan di Mushola Aswaja Desa Sumbersari pada
Selasa, 5 Februari 2019 dan dihadiri 22 Warga.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Mendapat respon baik dari Ketua RT selaku penanggung jawab desa.
Mendapat respon baik dari warga selaku peserta sosialisasi sehingga
kegiatan berjalan lancar dan semangat.
2) Faktor Penghambat
Cuaca, karena cuaca di Desa Sumbersari Malang tergolong memiliki
curah hujan yang tinggi, maka warga berdatangan setelah hujan reda,
yang menjadikan acara molor sekitar 40 menit.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dalam sosialisasi ini adalah para warga
memahami tentang bahaya sampah plastik yang dibakar dan
pemanfaatannya menjadi EcoBricks, lalu warga memahami bagaimana
cara membuat EcoBricks. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah kami
menghimbau warga umtuk membuat produk dari ecobricks, dan setelah
pertemuan-pertemuan selanjutnya, warga Desa Sumbersari membangun
Gapura Selamat Datang Sederhana berbahan EcoBricks.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
Pelaksanaan Sosialisasi dan Pembangunan Gapura EcoBricks
terlaksana dengan baik dikarenakan partisipasi warga dalam membuat
ecobricks dan menyiapkan bahan-bahan gapura sangat antusias. Dan
dalam pembangunannya pemuda atau orang tua semua gotong royong
untuk berdirinya Gapura itu.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada kegiatan yang belum terlaksana dalam program kerja ini.
49
9. Ecobrick Desa Donowarih
a. Jenis Kegiatan
Penanggung Jawab: Muhammad Fikri Ikhwanto (B0115039)
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Februari 2019 pada
pukul 19.00 WIB bertempat di Balai Desa Donowarih yang bersamaan
dengan kegiatan sosisalisasi pendataan warga di Desa Donowarih tersebut.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Bapak Sekretaris Desa,
kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi presentasi dari Tim KKN
ARJUNA UNS 2019 tentang Sosisalisasi Sampah Organik dan Anorganik.
Selanjutnya pemaparan materi Ecobrick yaitu salah satu cara penanggulan
sampah plastik yang sangat banyak di masyarakat. Dalam materi ini juga
berisi tentang manfaat dan cara pembuatan Ecobrick itu sendiri, selain itu
dari TIM KKN ARJUNA UNS 2019 juga membawa prototype kursi kecil
(dingklik) yang dibuat dari 7 botol Ecobrick. Diakhir presentasi Tim KKN
ARJUNA UNS 2019 memberikan kenang-kenangan berupa vandel kepada
pihak Desa Donowarih.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Kegiatan ini sangat didukung oleh pihak Desa Donowarih sehingga
untuk tempat dan waktu acara sudah disesuaikan dengan agenda Desa
yang membuat warga menjadi antusias.
2) Faktor Penghambat
Kedatangan tamu undangan yang tidak tepat waktu membuat acara
menjadi mundur dari jam yang sudah ditentukan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Masyarakat Desa Donowarih menjadi mengetahui informasi dan
wawasan seputar ecobrick, bagaimana cara membuatnya dan apa fungsi
serta manfaatnya. Terdapat prototype ecobricks dalam bentuk kursi kecil
50
(dhingklik) yang dapat dijadikan percontohan bagi warga Desa Donowarih
jika ingin mengembangkan kreatifitasnya dalam ber-ecobricks.
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan
Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret Periode Januari-Februari, yang
bertempat tinggal di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang yang berlangsung dari tanggal 16 Januari sampai
dengan 27 Februari 2019. Setelah kurang lebih 45 hari program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) berlangsung, kami dapat menyimpulkan bahwa program KKN UNS
di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih dirancang untuk melakukan
pendampingan dan pelatihan terhadap masyarakat dengan didasarkan pada
peningkatan pertanian dan ekonomi kreatif khususnya untuk olahan kopi serta
peningkatan kesehatan lingkungan di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih
dimana bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian, produk olahan
kopi dan menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
lingkungan di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih. Program utama yang
dilakukan oleh KKN Arjuna UNS 2019 pada periode Januari-Februari 2019 ini
meliputi 11 kegiatan, yaitu:
1. Rumah POC (Pupuk Organik Cair) Desa Tawangargo
2. Rumah POC (Pupuk Organik Cair) Desa Donowarih
3. TEPOS (Tempat Pembuatan Kompos) Desa Tawangargo
4. Workshop Pestisida Organik Desa Tawangargo
5. Workshop Pestisida Organik Desa Donowarih
6. ROMPI (Aroma Kopi) Desa Tawangargo
7. ROMPI (Aroma Kopi) Desa Donowarih
8. Sosialisasi Coffee Marketing Desa Tawangargo
9. Sosialisasi Coffee Marketing Desa Donowarih
10. Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Lingkungan
11. Renovasi MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
52
Selain sebelas kegiatan utama di atas juga dilaksanakan sembilan
kegiatan penunjang, yaitu:
1. Kita Bisa! Desa Tawangargo
2. Kita Bisa! Desa Donowarih
3. Rumah Baca Mengudara Desa Tawangargo
4. MATOK (Menghias Tong Sampah Organik-Anorganik) Desa Tawangargo
5. MATOK (Menghias Tong Sampah Organik-Anorganik) Desa Donowarih
6. TANAM KUBIS (Tanam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Desa
Tawangargo
7. TANAM KUBIS (Tanam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Desa
Donowarih
8. Workshop Ecobricks Desa Tawangargo
9. Workshop Ecobricks Desa Donowarih
Semua program yang telah direncanakan baik program utama dan
program penunjang telah terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Tidak hanya
program utama dan program penunjang, sosialisasi dengan masyarakat juga
terjalin dengan baik dan akrab. Baik dari anak kecil, remaja, perangkat desa,
hingga orang tua dapat berbaur dengan mahasiswa KKN. Masyarakat Desa
Tawangargo dan Donowarih dapat diajak untuk bekerja sama dengan baik serta
sangat terbuka terhadap hal-hal baru. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan
Kepala Desa dan Perangkat Desa. Selama pelaksanaan kegiatan tidak ada kendala
yang berarti, seluruh warga dapat mengikuti program dengan sangat antusias.
Hanya keterbatasan waktu yang memberikan kendala pada program kami, karena
sebagian besar masyarakat bekerja di ladang kami kesulitan menyesuaikan waktu
dengan masyarakat sekitar saat merencanakan kegiatan
B. Saran
Dalam waktu empat puluh lima hari kami melakukan KKN di Desa
Tawangargo dan Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
kami berharap masyarakat dapat menindak lanjuti program dari kegiatan KKN
Desa Tawangargo dan Desa Donowarih yang telah terlaksana sehingga
53
masyarakat dapat mengembangkan lebih lanjut hasil dari program-program kerja
Tim KKN UNS Desa Tawangargo dan Desa Donowarih. Selain itu perlu adanya
dukungan penuh dengan seluruh elemen masyarakat, Pemda, Dinas, dan Instansi
Pemerintahan agar program KKN dapat terlaksana lebih baik lagi. Dalam
pelaksanaan pembekalan KKN, diharapkan pihak LPPM dapat menambahkan
lebih banyak pelatihan-pelatihan yang bersifat pemberdayaan bagi masyarakat
sehingga mahasiswa KKN lebih mapan lagi dalam melakukan kegiatan KKN in
54
LAMPIRAN I
BIODATA DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN (DPL)
NIK : 197912032008012011
Agama : Islam
Pendidikan Tertinggi : S3
Pangkat : PENATA
54
LAMPIRAN II
Jenis
No Nama NIM Jurusan/ Fakultas
Kelamin
1 Muhammad Fikri Ikhwanto B0115039 L Sastra Daerah / FIB
2 Novtri Yudha Bhagaskara C0114047 L Sastra Daerah / FIB
3 Gustauli Mawadah Bintoro D0115048 L Administrasi Negara / FISIP
4 Sarah Pungky Astuti D0115076 P Administrasi Negara / FISIP
5 Ariana Dyah Atisomya D0215015 P Ilmu Komunikasi / FISIP
6 Wandaningrum D0215102 P Ilmu Komunikasi / FISIP
7 Aulia Alfi Nur Annisa H0715020 P Agroteknologi / Pertanian
8 Dea Rahayu Anggraeni H0715031 P Agroteknologi / Pertanian
9 Dian Anggun Wirastiti H0715037 P Agroteknologi / Pertanian
10 Andrew Fahlevi H0815008 L Agribisnis / Pertanian
11 Muhammad Tsaqif Muttaqin H0815079 L Agribisnis / Pertanian
12 Adam Grimaldi I0415002 L Teknik Mesin / Teknik
13 Suwolo I0415081 L Teknik Mesin / Teknik
14 Rizqi Fadhlillah I0315071 L Teknik Industri / Teknik
15 Fatimah Khairunnisa I0215030 P Arsitektur / Teknik
16 Ajeng Gayuh Nugrahani G0115003 P Psikologi / Kedokteran
17 Aldian Oktowinza Kurniawan G0115006 L Psikologi / Kedokteran
18 Dita Kharisma Meilanawati G0115035 P Psikologi / Kedokteran
19 Anisa Surya Wijareni M0215011 P Fisika / MIPA
20 Rizama Hazim Fatik M0215056 L Fisika / MIPA
55
LAMPIRAN III
FORM REKAPITULASI DAN MATRIKS PROGRAM KULIAH KERJA NYATA
56
21 Januari
2019, 23
Januari 2019,
30 Januari
2019, 04
Februari
Rp
2019, 06 Adik-adik di Dukuh
8 Kita Bisa! Andrew Fahlevi 1.213.75 50 1 8 400
Februari Sumbersari
0
2019, 11
Februari
2019, 18
Februari
2019, 20
Februari 2019
Siswa kelas 3, 4, dan
Tanam Kubis (Tanam Perilaku 27 Januari Rp
9 Dita Kharisma 5 SDN 02 94 2 1 188
Hidup Bersih dan Sehat) 2019 470.000
Tawangargo
1 Sosialisasi Pemilahan Sampah 05 Februari Rp Warga Dukuh
Sarah Pungky 100 2 1 200
0 Organik dan Non-Organik 2019 635.000 Sumbersari
Surakarta, April
2019
Dosen Pembimbing
Ketua TIM KKN
Lapangan
(Dr. Eng.
(Muhammad Fikri Ikhwanto) Kusumaningdyah N. H.,
S. T., M. T.)
57
LAMPIRAN III
FORM REKAPITULASI DAN MATRIKS PROGRAM KULIAH KERJA NYATA
58
30 Januari
2019,
07 Februari
Rp
2019, Anisa Surya Adik-adik di Dukuh
8 Kita Bisa! 1.213.75 50 1 4 200
20 Februari Wijareni Sumberwangi
0
2019,
26 Februari
2019
Gustauli
Tanam Kubis (Tanam Perilaku 01 Februari Rp Siswa kelas 3, 4, dan 5
9 Mawadah 106 2 1 212
Hidup Bersih dan Sehat) 2019 570.000 SDN 02 Donowarih
Bintoro
1 Sosialisasi Pemilahan Sampah 23 Februari Fatimah Rp Ketua RT dan RW di
100 2 1 200
0 Organik dan Non-Organik 2019 Khairunnisa 885.000 Desa Donowarih
Surakarta, April
2019
Dosen Pembimbing
Ketua TIM KKN
Lapangan
59
LAMPIRAN IV
ANALISIS SWOT DESA TAWANGARGO DAN DESA DONOWARIH
A. Desa Tawangargo
SW Strength Weakness
60
OT
61
usaha skala rumah Melakukan inovasi dalam Membuka hubungan dengan pihak
tangga. membentuk usaha yang ketiga yang mampu mengadakan
Kemungkinan ada unik untuk menarik ketersediaan listrik dan air agar
produk hasil konsumen. warga dapat memenuhi kebutuhan
pertanian yang sama Memberikan beberapa mereka.
dari daerah lain. referensi seputar cara
Rendahnya berwirausaha terhadap
kesadaran warga warga agar dapat
dalam meningkatkan dijadikan petunjuk
usaha berwirausaha. meningkatkan
Serangan hama dan usahanya.
penyakit yang
menyerang tanaman
pertanian warga.
Kurangnya link untuk
memasarkan inovasi
produk hasil pertanian
desa Tawangargo.
B. Desa Donowarih
SW Strength Weakness
62
Opportunity Strategi SO Strategi WO
63
64
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI KEGIATAN KKN
Pencarian limbah sayuran sebagai Limbah sayuran yang sudah dicuci dan
bahan utama pembuatan pupuk organik dipotong kecil-kecil lalu dicampur
cair. dengan molase dan air. Ember ditutup
rapat dan didiamkan selama 3 minggu
dengan pengadukan berkala.
65
POC yang sudah disaring dan siap Sosialisasi program kerja Rumah POC yang
digunakan pada tanaman. dilaksanakan bersama-sama dengan
program kerja TEPOS dan Pestisida
Organik.
Sosialisasi proses pembuatan pupuk organik cair dan penjelasan tentang manfaat
pupuk organik cair serta sesi tanya jawab dengan warga di Dukuh Sumbersari,
Desa Tawangargo.
66
Jadwal : Rabu, 13 Februari 2019
67
tanaman. Dusun Sumberwangi, Kelurahan
Donowarih, Kecamatan Karangploso.
68
Jadwal : Sabtu, 16 Februari 2019
Sosialisasi program kerja Rumah POC Sesi tanya jawab dengan warga di
69
yang dilaksanakan bersama-sama dengan Dukuh Sumbersari, Desa Tawangargo.
program kerja TEPOS dan Pestisida
Organik.
Mencuci daun pepaya hingga bersih. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
Kemudian mencampurkannya dengan
70
air dan sedikit deterjen.
71
Jadwal : Rabu, 13 Februari 2019
72
bagaimana cara pembuatannya. dan sesi tanya jawab.
73
Jadwal : Kamis, 21 Februari 2019
74
Cara pembuatan parfum kopi.
75
Persiapan alat dan bahan untuk Melubangi biji kopi dengan
membuat gelang kopi, yaitu biji kopi, menggunakan bor listrik.
manik-manik, tali atau benang, dan bor
listrik.
Tali atau benang dimasukkan melalui Jika sudah menjadi satu gelang, ikatlah
lubang pada biji kopi dan kemudian ujung-ujung tali atau benang yang
disusun seperti gambar di atas, dua digunakan hingga terkunci rapat,
buah biji kopi disela dengan satu sehingga biji kopi dan manik-manik
manik-manik, atau bisa juga disusun tidak jatuh.
sesuai dengan kreativitas sendiri.
76
Produk gelang kopi siap dipasarkan. Sosialisasi di hadapan warga Dukuh
Sumbersari, Desa Tawangargo.
77
Jadwal : Sabtu, 16 Februari 2019
78
Proses pembuatan parfum kopi.
79
Proses pemetikan biji kopi. Proses penumbukan biji kopi untuk
mengupas kulitnya.
80
Proses pembuatan gelang kopi. Gelang kopi yang sudah jadi.
81
Jadwal : Senin, 18 Februari 2019
Uji coba pemasaran brownis kopi Sosialisasi cara pembuatan brownis kopi
kepada warga di sekitar Karangploso. dan strategi pemasarannya kepada warga
di Dukuh Sumbersari, Desa
Tawangargo.
82
Brownis kopi sudah matang dan siap dipasarkan.
83
Jadwal : Rabu, 6 Februari 2019
Proses penyaringan kopi, sebagai bahan Adonan brownis dicampur hingga rata
utama pembuatan brownis kopi. kemudian dituang ke dalam loyang dan
dikukus hingga matang.
84
Brownis kopi sudah matang. Tunggu Produk brownis kopi KKN Arjuna yang
hingga dingin kemudian potong-potong siap dipasarkan.
dan siap disajikan.
85
Jadwal : Kamis, 7 Februari 2019
Jumlah Kehadiran :-
86
Jadwal : Sabtu, 23 Februari 2019
87
88
Penjelas Sesi tanya jawab antara warga Dukuh Sumberwangi dengan pihak
an dari Puskesmas Karangploso dan Bapak Lurah Donowarih beserta
Tim beberapa pejabat kelurahan.
KKN
UNS
Arjuna
2019
tentang
standar
pembuat
an MCK
yang
layak
beserta
rincian
dana
yang
dibutuhk
an
sebagai
salah
satu
bentuk
PHBS
Lingkun
gan.
89
Pemberian hadiah kepada seluruh Sesi foto bersama Tim KKN UNS
warga yang sudah hadir sebagai ucapan Arjuna 2019 Dukuh Sumberwangi
terima kasih dan salah satu bentuk dengan pihak Puskesmas Karangploso
promosi pola hidup bersih dan sehat. dan Kelurahan Donowarih.
90
Jadwal : Senin, 21 Januari 2019; Rabu, 23 Januari 2019; Rabu, 30
Januari 2019; Senin, 4 Februari 2019; Rabu, 6 Februari
2019; Senin, 11 Februari 2019; Senin, 18 Februari 2019;
dan Rabu, 20 Februari 2019
91
Kegiatan membuat gunung berapi dan Membuat origami bersama anak-anak di
prosesnya mengeluarkan lava. Dukuh Sumbersari.
92
Pembuatan cakram pelangi bersama Belajar memahami bagaimana gunung
anak-anak Dukuh Sumberwangi. berapi mengeluarkan lava.
Kegiatan “Hijau Bumi” dengan mendaur ulang botol bekas menjadi pot bunga.
Anak-anak terlihat antusias mengecat botol bekas yang mereka bawa.
93
Jadwal : Jumat, 18 Januari 2019
94
Sumbersari yang kesulitan Sumbersari, Desa Tawangargo di Rumah
mengerjakan PR dan belajar untuk Baca Mengudara.
persiapan ulangan.
95
Jadwal : Selasa, 5 Februari 2019
Proses pengecatan tong sampah Setelah dicat, tong sampah diberi label
organik dan anorganik. organik dan non-organik.
96
Sumbersari.
97
Jadwal : Sabtu, 23 Februari 2019
Proses pengecatan tong sampah organik Tong sampah sudah dicat dan siap
dan non-organik. diberi label organik dan non-organik
Penjelasan materi tentang sampah Sesi tanya jawab dari warga di Desa
organik dan sampah anorganik yang Donowarih kepada Tim KKN UNS
dilaksanakan di Kantor Kelurahan Arjuna 2019.
98
Donowarih.
99
Jadwal : Jumat, 25 Januari 2019
Pemberian materi di kelas tentang cara Pembagian sikat gigi dan pasta gigi
mencuci tangan dengan benar disertai kepada masing-masing siswa-siswi di
dengan gerak dan lagu yang asyik dan SDN 04 Tawangargo.
seru.
100
101
Jadwal : Jumat. 1 Februari 2019
Pemberian materi di kelas tentang cara Pembagian sikat gigi dan pasta gigi
mencuci tangan yang benar disertai kepada semua siswa di SDN 02
dengan gerak dan lagu agar mudah Donowarih.
dihafalkan.
102
seru dan mudah dihafalkan.
103
Jadwal : Selasa, 5 Februari 2019
104
membangun gapura selamat datang di pipa pralon.
Dukuh Sumbersari.
105
Gapura Selamat Datang Dukuh Sumbersari selesai dibangun.
106
Jadwal : Sabtu, 23 Februari 2019
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk Sampah plastik dipotong terlebih
membuat kursi kecil (dhingklik) yaitu dahulu menjadi bagian-bagian kecil
sampah plastik yang sudah dicuci agar mudah dimasukkan ke dalam botol
bersih dan dikeringkan, gunting, botol dan mudah dipadatkan.
bekas, dan bambu atau tongkat panjang
untuk menekan.
107
ditekan-tekan dengan menggunakan dipadatkan, ketujuh botol tersebut
tongkat atau bambu hingga menjadi dirangkai dan diikat dengan kawat
benar-benar padat. hingga menjadi sebuah kursi kecil
(dhingklik) yang kokoh dan bisa
dijadikan tempat duduk.
108
LAMPIRAN VI
109
Gambar 3. Rancangan Desain Tampak Samping
110