Lapkas Preeklampsia
Lapkas Preeklampsia
PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Preeklampsia”. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada dokter pembimbing kami dr. Arvitamuriany T. Lubis, M.Ked (OG)
Sp. OG, yang telah meluangkan waktunya kepada kami dan memberikan
bimbingan serta masukan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.
Laporan kasus ini diharapkan bermanfaat bagi yang membaca dan dapat
menjadi referensi dalam pengembangan wawasan di bidang medis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi dan derajat preeklampsia .................................................... 5
Tabel 2.2 Klasifikasi preeklampsi berdasarkan severe feature
dan non severe feature ..........................................................................5
Tabel 2.3 Kriteria diagnostik preeklampsia ........................................................11
Tabel 2.4 Komplikasi preeklampsia pada maternal dan fetus .............................17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya. Hasil
metaanalisis menunjukkan peningkatan bermakna risiko hipertensi, penyakit
jantung iskemik, stroke dan tromboemboli vena pada ibu dengan riwayat
preeklampsia. Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang
dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, seperti berat badan lahir rendah akibat
persalinan prematur atau mengalami pertumbuhan janin terhambat, serta turut
menyumbangkan besarnya angka morbiditas dan mortalitas perinatal.4
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit preeklampsia pada
kehamilan;
2. Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap
kasus preeklampsia pada kehamilan serta melakukan penatalaksanaan
yang tepat, cepat, dan akurat sehingga mendapatkan prognosis yang baik.
1.3 MANFAAT
Manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang penyakit
preeklampsia pada kehamilan;
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca preeklampsia
pada kehamilan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
3
juta pada tahun 2015 dengan jumlah kehamilan berisiko sebesar 15 -20 % dari
seluruh kehamilan.7
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi
dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%).6 WHO memperkirakan kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara
maju.8 Prevalensi preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di
Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.8,9 Insiden preeklampsia di Indonesia
sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.10
2.3 KLASIFIKASI
4
persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa
proteinuria.
Berikut ini adalah klasifikasi berdasarkan derajat preeklampsia:
5
2.4 FAKTOR RISIKO
1. Resiko tinggi
1. Riwayat preeklampsia
2. Kehamilan multiple
3. Hipertensi kronik
4. Diabetes mellitus Tipe 1 atau 2
5. Penyakit ginjal
6. Penyakit autoimun (contoh: systemic lupus erythematosus,
antiphospholipid syndrome)
2. Resiko sedang
1. Nulipara
2. Obesitas (indeks massa tubuh > 30 kg/m2)
3. Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
4. Umur ≥ 35 tahun
5. Riwayat khusus pasien (interval kehamilan > 10 tahun)
2.5 ETIOPATOGENESIS
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui pasti. Banyak teori-
teori yang dikemukakan oleh pra ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya,
namun belum ada yang meberikan jawaban yang memuaskan. Adapun teori-teori
yang sekarang banyak dianut antara lain:3
6
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat,
sehingga dapt menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
dinamakan “remodeling arteri spiralis”.
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Akibatnya,
arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan
“remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun
dan terjadilah hipoksia dan iskemik plasenta.
7
leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang berperan penting dalam
modulasi respon imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi
(plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin
dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu.
Selain itu HLA- dapat mempermudah invasi sel trofoblas kedalam
jaringan desidua ibu. Pada preeklampsia, terjadi penurunan ekspresi HLA-
G. Berkurangnya ekspresi HLA-G di daerah desidua plasenta,
menghambat invasi trofoblas kedalam desidua.
5. Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal.
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26 % anak
perempuannya akan mengalami preeklamsia pula.
8
7. Teori Stimulus Inflamasi
Teori ini bedasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas
didalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Pada kehamilan normal, plasenta juga melepaskan debris
trofoblas, sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas,
sebagai sisa-sisa proses apoptosis, dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi
stress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris
trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi masih dalam
batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklamsia, dimana
pada preeklampsia terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga produksi
debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel
trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda, maka
reaksi stress oksidatif akan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris
trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi
inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar, disbanding reaksi
inflamasi pada kehamilan normal.
1. Gejala subjektif
Pada pre-eklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal,
skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual
atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada
preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia
akan timbul. Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi dari
biasanya, edema dan proteinuria meningkat.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi
peningkatan tekanan darah minimal diatas 140/90 mmHg, dan tekanan
9
darah pada pre-eklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan
disertai adanya kerusakan pada beberapa organ. Selain itu kita juga akan
menemukan takikardia, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran,
hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan pada otak.11
2.7 DIAGNOSIS
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan
pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu:13
1) Preeklampsia, bila disertai keadaan sebagai berikut:
- Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan setelah
20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal
sebelumnya.
- Proteinuria kuantitatif ≥ 300 mg pada pemeriksaan urin 24 jam atau
pemeriksaan protein/ kreatinin ≥ 0,3 g dan pada pemeriksaan test
dipstic 1+.
Atau jika tidak dijumpai proteinuria, hipertensi onset baru berikut ini:
- Trombositopenia : Platelet kurang dari 100.000 µl
- Insufiensi ginjal : Konsentrasi serum kreatinin ≥ 1,1 mg/dl
atau atau dua kali lipat dari konsentrasi
kreatinin serum dengan tidak adanya
penyakit ginjal lainnya.
- Penurunan fungsi hati : Peningkatan konsentrasi transaminase dua
kali lipat dari normal
- Oedem Paru
- Adanya gangguan serebral atau gejala gangguan penglihatan.
10
Tabel 2.3 Kriteria Diagnostik Preeklampsia.13
11
Gambar 2. Kriteria Preeklamsia with Severe Feature
TATALAKSANA
2.8 TATALAKSANA
1. Antihipertensi
Diberikan jika tekanan darah mencapai 150 / 100mmHg dan sangat
dibutuhkan pada 160 / 110mmHg. Perawatan labetalol direkomendasikan.
Nifedipine oral (10- 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, dosis
maksimum 120 mg dalam 24 jam ), digunakan untuk kontrol awal,
labetalol intravena sebagai lini kedua dengan hipertensi berat. Tujuannya
adalah mempertahan tekanan darah sekitar 140 / 90mmHg.
Antihipertensi tidak mengubah preeklampsia, tetapi meningkatkan
keselamatan bagi ibu. Tetap dilakukan pemantauan yang intens dan pre-
eklampsia memungkinkan kehamilan yang prematur.11
2. Magnesium Sulfat (MgSO4)
Magnesium sulfat digunakan untuk pencegahan terjadinya
eklampsia. Loading dose intravena disetai dengan cairan infus. MgSO4
bukan merupakan anti konvulsan tetapi berfungsi untuk meningkatkan
perfusi otak, dan mencegah terjadinya eklampsia.11 Loading dose
12
diberikan 4 mg MgSO4 (40% dalam 10 cc) selama 15 menit. Dan
maintenance dose infus 6 gram dalam larutan ringer/6jam.
Pada penggunaan magnesium sulfat dapat terjadi toksisitas maka
diperlukan pemantauan yaitu : frekuensi pernafasan (> 16 kali/menit),
reflex patella, diuresis yang cukup, dan tersedia anti dotum (Ca glukonas
10%).3
3. Glukokortikoid
Pemberian glukokortikoid untuk pematangan paru janin, diberikan
pada kehamilan 32-34 minggu, dalam 2x24 jam.3
4. Waktu persalinan pada preeklamsia
Wanita dengan pre-eklampsia harus dilakukan persalianan pada
usia 36 minggu. Manajemen konservatif sebelum usia 36 minggu (jika
<28 minggu di unit spesialis dengan fasilitas perawatan neonatal yang
lengkap), tetapi kemungkinan peningkatan kematangan janin harus
dipertimbangkan terhadap risiko komplikasi penyakit. Steroid diberikan
sebagai profilaksis, hipertensi diobati dan ada pengawasan ibu dan janin
intensif yang melibatkan penilaian klinis harian, CTG dan keseimbangan
cairan, dan tes darah rutin. Gangguan klinis atau komplikasi ibu atau
berkurangnya STV pada pemantauan CTG, akan mendorong persalinan,
dan dapat menyebabkan kelahiran prematur.13
5. Induksi Persalinan
Melakukan persalinan sebelum 34 minggu, atau jika ada hambatan
pertumbuhan yang parah atau CTG abnormal, operasi caesar biasa
dilakukan. Setelah 34 minggu, persalinan biasanya dapat diinduksi dengan
prostaglandin. Analgesia epidural membantu mengurangi tekanan darah.
Janin terus dipantau oleh CTG dan tekanan darah dan keseimbangan
cairan. Antihipertensi digunakan dalam persalinan. Mengedan harus
dihindari jika tekanan darah mencapai 160/110 mmHg, karena
meningkatkan tekanan intrakranial dan risiko pendarahan otak.
Oksitosin digunakan untuk tahap ketiga karena yang terakhir dapat
meningkatkan tekanan darah.13
13
2.9 PENCEGAHAN
14
dengan risiko tinggi terjadinya pre-eklamsia.15 Penelitian yang dilakukan
Hofmeyr, dkk pada tahun 2010 pada wanita yang pre-eklamsia mendapatkan dosis
1 mg/hari sebagai dosis rekomendasi sebagai prevensi pre-eklamsia pada wanita
dengan risiko tinggi.18 Antioksidan, vitamin E dan C dan suplemen dengan
magnesium, zinc, minyak ikan, dan diet rendah garam telah dicoba namun
manfaatnya masih terbatas.15 Pada penelitian Rumbold, dkk tahun 2008
didapatkan hasil bahwa pemberian vitamin C dan E dosis tinggi tidak menurunkan
risiko hipertensi dalam kehamilan, pre-eklamsia dan eklamsia.19 Diet seimbang
kaya protein mungkin dapat mengurangi resiko. Heparin atau heparin low-
molecular-wieght bermanfaat pada wanita dengan trombofilia dan dengan
kehamilan dengan resiko tinggi.15
2.10 KOMPLIKASI
1. Maternal
Onset awal penyakit dapat menjadi lebih berat. Kejadian dari
beberapa komplikasi yang mengikuti, dapat terjadi bersamaan, yang
merupakan indikasi dari terminasi dalam usia kehamilan berapa pun.
- Eklampsia
Eklampsia merupakan kejang grand mal, yang merupakan akibat
dari vasospasme serebrovaskular. Kematian dapat disebabkan oleh
keadaan hipoksia dan komplikasi dari penyakit yang berat.
Tatalaksana yang diberikan Magnesium Sulfat, dan pengawasan
terhadap komplikasi lainnya.
- Perdarahan serebrovaskular
Merupakan akibat dari kegagalan autoregulasi aliran darah otak
pada MAP (mean arterial pressure) diatas 140 mmHg. Penanganan
hipertensi dapat mencegah komplikasi ini.
- Masalah hati dan koagulasi
Sindrom HELLP meliputi hemolisis, peningkatan enzim hati, dan
penurunan jumlah platelet. DIC (Disseminated intravascular
15
coagulation), kegagalan hepar, dan ruptur hepar juga dapat terjadi.
Wanita yang mengalami nyeri epigastrium yang berat, tidak selalu
menunjukkan gejala preeklampsia dan hal ini dapat terjadi setelah
melahirkan pada wanita normal. Tatalaksana berupa suportif meliputi
profilaksis magnesium sulfat mencegah eklampsia.
- Gagal Ginjal
Gagal ginjal diidentifikasi dari pengawasan balance cairan dan
penghitungan kreatinin. Hemodialisis diperlukan pada kasus yang
berat.
- Edema Paru
Preeklampsia yang berat rentan mengalami kelebihan cairan.
Edema paru diatasi dengan oksigen dan furosemid, bantuan ventilator
dapat diberikan. ADRS (adult respiratory distress syndrome) dapat
terjadi dan mengakibatkan kematian.11
2. Fetus
Mortalitas dan morbiditas dari janin meningkat pada preeklampsia
sekitar 5% meninggal dalam kandungan dan sampai 10% kelahiran
prematur. Pada usia kehamilan sebelum 34 minggu, masalah utama
merupakan IUGR. Persalinan prematur sering dilakukan, meskipun
persalinan prematur spontan sering terjadi. Pada keadaan cukup bulan,
preeklampsia kurang mempengaruhi pertumbuhan janin tetapi tetap
berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pada semua
kehamilan terdapat peningkatan dari risiko solusio plasenta. 20
16
Tabel 2.4 Komplikasi preeklampsia pada maternal dan fetus11
17
2.11 PROGNOSIS
Dampak jangka pendek dan jangka panjang penyakit ini dapat dilihat pada
bagian dibawah ini:
Gambar 2.3 Alur prognosis ibu dan bayi pada kasus preeklampsia.21
18
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Ny. H
Umur : 44 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. H, 44 tahun, G4P3A0, Islam, Jawa, SMA, Ibu Rumah Tangga menikah dengan
Tn K, 32 tahun, Islam, Jawa, SMA, Petani.
19
tidak dijumpai. Riwayat kontraksi rahim tidak
dijumpai, keluarnya lendir darah dari kemaluan
tidak dijumpai, keluar air-air dari kemaluan tidak
dijumpai. BAB dan BAK dalam batas normal.
Pasien merupakan pasien dari poli RS USU dan
rutin kontrol kehamilan.
Riwayat pekerjaan, sosio ekonomi dan psikososial yaitu ibu rumah tangga,
ekonomi menengah ke bawah dan tidak ada riwayat gangguan psikososial.
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Volume : ± 3 doek/hari
HPHT : ? / 10 / 2018
TTP : ? / 07 / 2019
ANC : 4x ke Sp.OG
RIWAYAT MENIKAH
RIWAYAT PERSALINAN
1. Tanggal partus: 2010, umur hamil: prematur, jenis partus: PSP, penolong:
nakes, JK anak: laki-laki, BBL: 2600 g, keadaan anak sekarang: meninggal
2. Tanggal partus: 2013, umur hamil: aterm, jenis partus: PSP, penolong: nakes,
JK anak: laki-laki, BBL: 3080 g, keadaan anak sekarang: hidup
20
3. Tanggal partus: 2017, umur hamil: aterm, jenis partus: PSP, penolong: nakes,
JK anak: perempuan, BBL: 2500 g, keadaan anak sekarang: meninggal
4. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
Status Presens:
Sensorium : Compos mentis Anemis : -
Tekanan darah :170/100 mmHg Ikterik : -
Nadi : 80 x/menit Sianosis: -
Pernapasan : 20 x/menit Dyspnoe : -
Temperatur : 36,70C Oedema:
Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-
Status Generalisata :
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),refleks cahaya (+/+),
isokor, kanan = kiri
Leher : Pembesaran KGB tidak dijumpai
Thorax : Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Jantung: S1(N) S2(N) S3(-) S4(-) reguler, murmur (-)
Paru : Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : (-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT< 2 detik, clubbing finger (-), oedem pretibial (-/-)
Genitalia : Edeme pada labia (-)
Status Lokalisata:
Abdomen : Membesar asimetris, peristaltik (+) dalam
batas normal
21
Leopold 1 : Tinggi Fundus Uterus 3 jari dibawah processus xipoideus
(TFU=34 cm)
Leopold 2 : Teregang teraba kanan
Leopold 3 : Terbawah teraba kepala
Leopold 4 : Kepala (4/5)
His :-
DJJ : (+) 140 kali/menit, regular
Gerak : (+)
Status Ginekologi
VT : serviks tertutup
ST : lendir darah (-), cairan ketuban (-)
LABORATORIUM
18 Juli 2019
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
22
Hemoglobin (HGB) g/Dl 9,7 12-16
Hematokrit % 29,60 36 – 47
MCH Pg 27 27,0-31,0
Hitung jenis
Neutrofil % 80,8 50-70
Limfosit % 13,7 20 – 40
FAAL HEMOSTASIS
23
KIMIA KLINIK
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa darah (sewaktu) Mg/dL 177
GINJAL
Ureum Mg/dl 8,7 15-40
Kreatinin Mg/dl 0,61 0,6-1,1
ELEKTROLIT
Natrium Mg/dL 138 136-155
Kalium Mg/dL 3,3 3.5-5.5
Klorida Mg/dL 106 95-103
KIMIA KLINIK
HATI
LDH U/L 376 125-220
Imunoserologi
HbsAg Non Reaktif
URINALISA
Makroskopis
Warna Kuning Kuning 3,5-5,0
Kejernihan Jernih Jernih 125-220
Kimia
pH 6,0 5-8
Berat jenis 1,010 1,005-1,030
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Normal
Keton Positif Negatif
Blood Negatif Negatif
24
Nitrit Negatif Negatif
Mikroskopis
Leukosit 8-10 <6
Eritrosit 0-1 <3
Epitel 0-1
Silinder Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
DIAGNOSA KERJA
RENCANA TATALAKSANA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
RENCANA TINDAKAN
- Monitor vital sign dan denyut jantung janin, kontraksi uterus, Sectio
cesarea
25
- Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi dengan
povidon iodine dan alkohol 70% lalu ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi
- Operator mencuci tangan degan cara fuerbringer dan memakai alat
pelindung diri seperti cap, masker, apron, sepatu boat, baju steril dan
sarung tangan steril.
- Dilakukan anastesi spinal, ditunggu dan pasien diminta mengangkat kaki.
Pasien mengatakan kakinya kebas dan sulit diangkat, kemudian operator
memberikan rangsangan nyeri di daerah kaki. Pasien sudah tidak
merasakan nyeri.
- Di bawah spinal anatesi dilakukan insisi Pfannenstiel pada luka parut
sebelumnya pada kuadran bawah abdomen mulai dari kutis, subkutis,
sampai fascia. Fascia diinsisi pada garis tengah dan dilebarkan ke lateral
menggunakan gunting. Bagian superior dari fascia dielevasikan
menggunakan Kocher dan otot rektus disisihkan.
- Peritoneum diidentifikasi. Peritoneum diangkat menggunakan klem dan
masuk menggunakan gunting Metzenbaum dengan hati-hati terhadap
organ dibawahnya, kemudian dilebarkan ke arah superior dan anterior
dengan hati-hati untuk melihat kandung kemih.
- Segmen bawah uterus diidentifikasi. Insisi low servikal di uterus sampai
lapisan subendometrium. Endometrium lalu ditembus dan dilebarkan
secara tumpul.
- Janin dilahirkan dengan meluksirkan kepala. Lahir bayi laki-laki, dengan
berat badan :2800 gram, panjang badan : 45 cm, apgar score : 8-10.
- Tali pusat diklem didua sisi dengan jarak ± 5 cm dari pusat bayi dan
digunting diantaranya
- Plasenta dilahirkan dengan menekan fundus dan menarik tali pusat.
Cavum Uterus dibersihkan dengan kassa steril. Kesan : bersih
- Dilakukan penjahitan pada segmen uterus secara continous interlocking
dalam dua lapisan
- Mengidentifikasi kedua tuba dan ovarium, kesan: normal.
- Kavum abdominal bersih dari darah dan sel Stoll.
- Peritoneum dijahit secara continuos, kemudian otot dengan jahitan
simple, dan fascia ditututp menggunakan jahitan continuous.
- Lapisan subkutan lalu dijahit dengan jahitan simpel dan kutis dijahit
dengan jahitan subcuticuler.
- Luka operasi ditutup dengan sofratulle, kasa steril, dan hypafix
- Ibu dalam keadaan stabil setelah operasi.
26
RENCANA TATALAKSANA POST SC
Terapi Medikamentosa
Rencana Tindakan
27
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
4.1 Follow Up Pasien
Tanggal Follow up
18 Juli 2019 S : Tekanan Darah Tinggi, Nyeri kepala (-), Mual (-) ,
Muntah (-)
O : SP : Sens : CM
TD : 170//100 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
HIS : (-)
DJJ : 140x/i
P:
28
- Loading dose MgSO4 20% 20cc bolus lambat
- Nifedipin 4 x 10 mg, jika TD ≥ 160/110 mmHg
berikan Nifedipin 10 mg/30 menit, target TD
≤160/110 mmHg, maksimal 12 tab/hari.
R/ SC pada tanggal 19/07/2019 + kontap
08:00 O : SP : Sens : CM
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 99 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
HIS : (-)
DJJ : 140x/i
29
P : Operasi Hari ini
16:00 O : SP : Sens : CM
TD : 160/90mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6oC
30
R/ - Terapi Lanjut
- Pantau Hemodinamik
O : SP : Sens : CM
TD : 140/70mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7oC
- Terapi Lanjut
31
21 Juli 2019 S : Tekanan Darah Tinggi
O : SP : Sens : CM
TD : 140/90mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,6oC
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Aff kateter
- Terapi Lanjut
32
O : SP : Sens : CM
TD : 130/80mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7oC
P : - Nifedipin 4 x 10 mg
- Cefadroxil 2 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
R: - Aff infus
- GV
- PBJ
33
BAB V
DISKUSI KASUS
Teori Kasus
34
11. Teori adaptasi psikososial.
kardiovaskular
12. Teori Genetik
13. Teori Defisiensi Gizi Riwayat Menstruasi
(Teori Diet)
Menarche : 13 tahun
14. Teori Stimulus
Inflamasi Lama : 3-4 hari
antiphospholipid
syndrome)
Riwayat Persalinan
Resiko sedang
5. Tanggal partus: 2010, umur hamil: prematur,
6. Nulipara
jenis partus: PSP, penolong: nakes, JK anak:
7. Obesitas (indeks
laki-laki, BBL: 2600 g, keadaan anak sekarang:
massa tubuh > 30
meninggal
kg/m2)
6. Tanggal partus: 2013, umur hamil: aterm, jenis
8. Riwayat
partus: PSP, penolong: nakes, JK anak: laki-
preeklampsia pada
laki, BBL: 3080 g, keadaan anak sekarang:
35
ibu atau saudara hidup
perempuan 7. Tanggal partus: 2017, umur hamil: aterm, jenis
9. Umur ≥ 35 tahun partus: PSP, penolong: nakes, JK anak:
10. Riwayat khusus perempuan, BBL: 2500 g, keadaan anak
pasien (interval sekarang: meninggal
kehamilan > 10 8. Hamil ini
tahun) (PNPK)
Diagnosis: Anamnesa:
36
takikardia, takipnu, edema Riwayat kejang,
paru, perubahan kesadaran, mual dan muntah
hipertensi ensefalopati, tidak dijumpai.
hiperefleksia, pendarahan Riwayat kontraksi
pada otak. 1 rahim tidak dijumpai,
keluarnya lendir
Preeklampsia dapat darah dari kemaluan
diklasifikasikan menjadi dua tidak dijumpai,
golongan yaitu :2 keluar air-air dari
3) Preeklampsia, bila kemaluan tidak
disertai keadaan dijumpai. BAB dan
sebagai berikut: BAK dalam batas
- Tekanan darah normal. Pasien
≥ 140/90 mmHg merupakan pasien
pada dua kali dari poli RS USU
pemeriksaan dan rutin kontrol
setelah 20 kehamilan.
minggu
RPT : Tidak ada
kehamilan
dengan riwayat RPO : Tidak jelas
tekanan darah
normal
sebelumnya. Status Lokalisata:
- Proteinuria Abdomen : Membesar asimetris, peristaltik
kuantitatif ≥ 300 (+) dalam
mg pada batas normal
pemeriksaan urin Leopold 1 : Tinggi Fundus Uterus 3 jari
24 jam atau dibawah processus xipoideus
pemeriksaan (TFU=34 cm)
protein/ kreatinin Leopold 2 : Teregang teraba kanan
≥ 0,3 g dan pada Leopold 3 : Terbawah teraba kepala
37
pemeriksaan test Leopold 4 : Kepala (4/5)
dipstic 1+. His :-
Atau jika tidak DJJ : (+) 140 kali/menit, regular
dijumpai proteinuria, Gerak : (+)
hipertensi onset baru
berikut ini: Status Ginekologi
VT : serviks tertutup
- Trombositopenia
ST : lendir darah (-), cairan ketuban (-)
:
Platelet kurang
PEMERIKSAAN USG TAS
dari 100.000 µl
Janin tunggal, Intrauterine, anak hidup
- Insufiensi ginjal
Fetal movement (+), fetal heart rate (+) 132
:
kali/menit
Konsentrasi
Biparietal diameter : 91.3 mm
serum kreatinin
Head circumference : 335,1 mm
≥ 1,1 mg/dl atau
Abdominal circumference : 331,1 mm
dua kali lipat
Fetal lenght : 72,6 mm
dari konsentrasi
Estimated Fetal Weight : 3146 gr
kreatinin serum
dengan tidak
Kesan : IUP ( 37-38 ) minggu + Presentasi Kepala
adanya penyakit
+ Anak Hidup.
ginjal lainnya.
- Penurunan Laboratorium
fungsi hati :
Hb/Ht/Leu/Plt: 9,7/29,6/10.590/427.000
Peningkatan
konsentrasi Fibrinogen: 479
transaminase dua
D-dimer: 988
kali lipat normal
- Oedem Paru Ur/Cr: 8,7/0,61
- Adanya
38
gangguan Na/K/Cl: 138/3,3/106
serebral atau
LDH: 376
gejala gangguan
penglihatan. Urinalisa:
4) Pre-eklampsia with
Warna/Kejernihan: kuning/jernih
severe feature yaitu
pre-eklampsia pH/BJ/Protein/Glukosa/Bilirubin/Uribilinogen/Ket
ditambah salah satu on/Blood/Nitrit: 6/1,010/-/-/-/normal/-/-/-
dari keadaan berikut
Leukosit/Eritrosit/Epitel/Silinder/Kristal/Bakteri:
ini:
8-10/0-1/0-1/-/-/-
- Tekanan darah ≥
160/110 mmHg
- Trombositopenia :
platelet kurang dari
100.000 µl
- Gangguan fungsi
hati
- Penurunan fungsi
ginjal
- Oedem paru
- Dan gangguan
serebral atau
gangguan
penglihatan
- Proteinuria lebih 5
g/ 24 jam atau 4+
dalam pemeriksaan
kualitatif
- Oliguria, produksi
urin kurang dari
500 cc/24 jam
39
- Nyeri Epigastium
- Pertumbuhan janin
intrauterine yang
terhambat
- Sindrom HELLP
Tatalaksana: Terapi Medikamentosa
Rencana Tindakan
40
BAB VI
KESIMPULAN
Ny. H, 44 tahun, G4P3A0, Islam, Jawa, SMA, Ibu Rumah Tangga datang
dengan keluhan tekanan darah tinggi yang dialami pasien sejak kemarin malam
dan tekanan darah tinggi dijumpai pada saat hamil ini dengan tekanan tertinggi
180/100 mmHg. Pasien didiagnosa dengan Preeklampsia with severe feature +
MG + KDR (37-38) minggu + PK + AH. Pasien ditatalaksana dengan Injeksi
MgSO4 20%, IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr (30 cc) dan nifedipin 4 x 10 mg,
jika TD ≥ 160/110 mmHg berikan Nifedipin 10 mg/30 menit, dosis maksimum
120 mg/24 jam dan dilakukan sectio cesarea.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
13. American College Obstetricians and Gynecologysts (ACOG), 2013,
“Clasification Hypertensive Disorders”, in : Hypertension in Pregnancy, p:
13-14.
14. Dekker G, Sibai BM. Primary, secondary, and tertiary prevention of pre-
eclampsia. Lancet 2001; 357:209-15
15. Dutta DC. Text book of Obstetrics including Perinatology and
Contraception. 6th edition. New Central book agency India; 2015: pp256
16. Sibai BM, Dekker G, Kupferminc M. Preeclampsia. Lancet 2005:365:785-
99
17. L Duley. DJ Henderson-Smart, S Meher, JF King. Antiplatelet agents for
preventing preeclampsia and its complications. Cochrane database of
systematic reviews. 2010
18. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation
during pregnancy for preventing hypertensive disorders and related
problems. Cochrane database of systematic reviews. 2010
19. Rumbold A, Duley L, Crowther CA, Haslam RR. Antioxidants for
preventing preeclampsia. Cochrane database of systematic reviews. 2008
20. Rustam. 2008. Penyakit Hipertensidalam Kehamilan, Jakarta:Rosydakarya
Remaja.
21. Wiknjosastro G, dkk. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta. 2006.
43