PENJELASAN UMUM
SOP UPTD PERSAMPAHAN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
DAFTAR ISI
vi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
vii
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
viii
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
ix
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
PENDAHULUAN
I-01
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Untuk membangun TPA baru, kendala utama yang dihadapi adalah terbatasnya
ketersediaan lahan. Sedangkan, beberapa TPA yang ada sudah tidak mampu
menampung sampah yang dihasilkan penduduk. Terlebih lagi kondisi Tempat
Pemrosesan Akhir yang tidak dikelola dengan baik, masih menggunakan sistem
open dumping, menyebabkan kerusakan lingkungan karena menghasilkan air lindi
(leachate) dan gas metana. Upaya pengurangan sampah dengan pembangunan
tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (reduce, reuse, recycle) terus dikembang
kan meskipun masih terbatas dan memerlukan upaya berkelanjutan.
I-02
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
I-03
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Sedangkan UPTD yang dimaksud dalam Buku SOP ini adalah UPTD Persampahan,
yang mempunyai tupoksi dari Tahap Pemilahan Sampah hingga Pemrosesan
Akhir Sampah.
SOP Manajemen & Administrasi Operator dan SOP SDM, mengacu kepada pera-
turan perundangan terkait, yaitu Undang Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah, beserta peraturan turunannya. Detail teknisnya
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
I-04
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
I-05
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
1.6. Manfaat
I-06
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
1.7 Prinsip
1.7.1 Prinsip Penyusunan SOP
I-07
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
I-08
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
II
II-01
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
b. SOP Administratif
SOP administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum dan tidak
rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur atau
pelaksana dengan lebih dari satu peran atau jabatan.
SOP administratif ini pada umumnya dicirikan dengan:
1) Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur
atau lebih dari satu jabatan dan bukan merupakan satu kesatuan
2) yang tunggal;
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah-langkah pelaksa-
naan kegiatan yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak meng-
gambarkan cara melakukan kegiatan.
SOP administratif mencakup kegiatan lingkup makro dengan ruang lingkup
yang besar dan tidak mencerminkan pelaksana kegiatan secara detail dan
kegiatan lingkup mikro dengan ruang lingkup yang kecil dan mencer-
minkan pelaksana yang sesungguhnya dari kegiatan yang dilakukan.
II-02
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
II-03
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Contoh: SOP Pengelolaan Surat yang merupakan SOP makro dari SOP
Penanganan Surat Masuk, SOP Pemberian Tanggapan terhadap Surat
Masuk, dan SOP Pengiriman Surat. SOP Penyelenggaraan Bimbingan
Teknis merupakan SOP makro dari SOP Persiapan Bimbingan Teknis,
SOP Pelaksanaan Bimbingan Teknis, dan SOP Pelaporan Bimbingan
Teknis.
Pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk memahami SOP makro
adalah dengan melakukan identifikasi awal terhadap kegiatan dari
uraian/rincian tugas unit kerja atau satuan kerja terendah dari organisasi
pemerintah karena pada dasarnya kegiatan yang dihasilkan dari identifi-
kasi tersebut adalah kegiatan makro.
b. SOP Mikro adalah SOP yang berdasarkan cakupan dan besaran kegiatan-
nya merupakan bagian dari sebuah SOP (SOP makro) atau SOP yang
kegiatannya menjadi bagian dari kegiatan SOP (SOP makro) yang lebih
besar cakupannya.
Contoh: SOP Penanganan Surat Masuk, SOP Pemberian Tanggapan ter
hadap Surat Masuk, dan SOP Pengiriman Surat SOP merupakan SOP
mikro dari SOP Pengelolaan Surat. SOP Persiapan Bimbingan Teknis,
SOP Pelaksanaan Bimbingan Teknis, dan SOP Pelaporan Bimbingan
Teknis merupakan SOP mikro dari SOP Penyelenggaraan Bimbingan
Teknis.
Pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk memahami SOP mikro
adalah dengan melakukan identifikasi terhadap kegiatan terkait dari SOP
makro karena pada dasarnya kegiatan yang terkait tersebut adalah kegiatan
mikro yang selanjutnya bila disusun akan menjadi SOP mikro.
II-04
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
b. SOP Spesifik (Khusus) adalah SOP berdasarkan sifat dan muatan kegia-
tannya relatif memiliki perbedaan dari kegiatan yang di-SOPkan, tahapan
kegiatan, aktor (pelaksana), dan tempat SOP tersebut diterapkan. SOP ini
tidak dapat diterapkan di tempat lain karena sifatnya yang spesifik tersebut.
II-05
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Empat faktor yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan format penyusunan
SOP yang akan dipakai oleh suatu organisasi adalah:
1. Berapa banyak keputusan yang akan dibuat dalam suatu prosedur;
2. Berapa banyak langkah dan sub langkah yang diperlukan dalam suatu prosedur;
3. Siapa yang dijadikan target sebagai pelaksana SOP; dan
4. Apa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan SOP ini.
Format terbaik SOP adalah format yang sederhana dan dapat menyampaikan
informasi yang dibutuhkan secara tepat serta memfasilitasi implementasi SOP
secara konsisten sesuai dengan tujuan penyusunan SOP.
1. Format Umum SOP
Secara umum Format SOP dapat kita kategorikan ke dalam empat jenis, yaitu:
a. Langkah sederhana (Simple Steps)
Simple steps adalah bentuk SOP yang paling sederhana. SOP ini biasanya
digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegia-
tan dan memerlukan sedikit keputusan yang bersifat sederhana. Format
SOP ini dapat digunakan dalam situasi yang hanya ada beberapa orang
yang akan melaksanakan prosedur yang telah disusun. Dan biasanya
merupakan prosedur rutin dan sederhana. Dalam simple steps ini kegiatan
yang akan dilaksanakan cenderung sederhana dengan proses yang
pendek yang umumnya kurang dari 10 (sepuluh) langkah.
II-06
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Format ini digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10
langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya
memerlukan sedikit pengambilan keputusan.
Dalam hierarchical steps, langkah-langkah yang telah diidentifikasi
dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci.
c. Grafik (Graphic)
Format Grafik (Graphic) dipilih, jika prosedur yang disusun menghendaki
kegiatan yang panjang dan spesifik. Dalam format ini proses yang panjang
tersebut dijabarkan ke dalam sub-sub proses yang lebih pendek yang
hanya berisi beberapa langkah. Format ini juga bisa digunakan jika dalam
menggambarkan prosedur diperlukan adanya suatu foto atau diagram.
Format grafik ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami
prosedur yang ada dan biasanya ditujukan untuk pelaksana eksternal
organisasi (pemohon). Salah satu varian dari SOP format ini adalah SOP
Format Annotated Picture (gambar yang diberi keterangan) yang biasanya
ditujukan untuk pemohon atau pengguna jasa sebuah pelayanan.
II-07
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Format SOP dalam bentuk flowcharts ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu:
Linear Flowcharts (diagram alir linier) dan
Branching Flowcharts (diagram alir bercabang).
II-08
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
II-09
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
II-10
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
SOP yang ada dalam buku ini merupakan salah satu referensi dalam penyusu
nan SOP, diperlukan improvisasi dan penyesuaian sesuai dengan keadaan
UPTD (sumber daya manusia, ketersediaan sarana-prasarana/asset dan
lainnya). Penggunaan istilah “Unit Kompetensi” yang diartikan sebagai pelak-
sana aktifitas/unit kerja dalam langkah-langkah prosedur dan dipakai untuk
memudahkan serta menghindari kebingungan yang mungkin timbul akibat
istilah fungsi sudah dipakai dalam Struktur UPTD Persampahan yang ada.
II-11
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
Dalam prakteknya 1 personil bisa saja menjadi penanggung jawab dari 1 satu
satuan “unit kompetensi” atau lebih, hal ini dapat disesuaikan dengan potensi
dan kecakapan personil yang bersangkutan.
II-12
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
e. Prosedur:
Urutan langkah pelaksanaan aktivitas. Kalimat yang
mencerminkan langkah-langkah prosedur. Biasanya diawali dengan
nama unit kerja sebagai subyek dan diikuti dengan kata kerja aktif.
f. Peralatan dan Bahan:
Peralatan dan Bahan yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur,
termasuk peralatan safety.
g. Dokumen Terkait:
Mencakup dokumen Sistem Tata Kerja yang terkait, formulir yang relevan
dengan prosedur yang ditulis, atau bentuk rekaman yang menjadi bukti
pelaksanaan prosedur.
h. lndikator keberhasilan:
Dapat berupa jenis dan kualitas input proses, waktu penyelesaian satu siklus
prosedur, atau jenis, kualitas dan jumlah output proses yang diinginkan.
i. Lampiran:
Biasanya terdiri dari Diagram Alir dan dokumen terkait
lainnya, misalnya blangko formulir yang digunakan pada prosedur terse-
but, atau ilustrasi yang menggambarkan prosedur.
II-13
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
III
LIST KEBUTUHAN
SOP UPTD PERSAMPAHAN
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisa, maka list kebutuhan SOP UPTD
Persampahan berjumlah 87 (delapan puluh tujuh) SOP, adalah sebagai berikut:
1. SOP Manajemen & Administrasi Operator (jumlah: 9 SOP)
SOP SDM (jumlah: 5 SOP)
SOP Aset Operasi (jumlah: 73 SOP)
Ruang Lingkup SOP Bidang Aset Operasi adalah:
a. SOP Tahap Pemilahan (2 SOP)
Ruang lingkup Tahap Pemilahan adalah untuk Fasilitas Umum dan Fasi
litas Sosial.
b. SOP Tahap Pengumpulan dan Pengolahan berjumlah 32 SOP, yang meli-
puti:
TPS,
TPS 3R dan TPST
SPA
c. SOP Tahap Pemrosesan Akhir berjumlah 33 SOP, meliputi:
Fasilitas Dasar,
Fasilitang Penunjang,
Fasilitas Perlindungan Lingkungan,
Fasilitas Operasional.
d. SOP Sarana Pengumpul Sampah (4 SOP)
e. SOP Sarana Pengangkut Sampah (2 SOP)
III-01
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
III-02
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan PLP
III-03