Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN TATA KELOLA STAF KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN


KLUNGKUNG
(NURSE STAFF BY LAWS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN


KLUNGKUNG
Jalan Flamboyan No. 40 Telp.(0366) 21172 Fax (0366)21371
Email: rsud.kab.klungkung@gmail.com
2018
KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG

NOMOR : 573 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN TATA KELOLA STAF KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUNGKUNG

(NURSING STAFF BY LAWS)

MENIMBANG : a. bahwa untuk meningkatkan profesionalisme, pembinaan etik


dandisiplin tenaga keperawatan serta untuk menjamin mutu
pelayanan kesehatan perlu ditetapkan peraturan internal staf
keperawatan;

b. bahwa setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit


senantiasa meningkatkan profesionalisme sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, SPO yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


hurufm a dan b perlu ditetapkan keputusan Direktur tentang
Pedoman Tata Kelola Staf Keperawatan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Klungkung.
MENINGKAT : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Nrgara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Keperawatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Peraturan Internal Staf Medis
(Medical Staff By Laws) di rumah sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/SK/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit di lingkungan Kementrian Kesehatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/IV/2011 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2013 tentang Komite Keperawatan;
11. Peraturan Daerah Provensi Bali Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Klungkung
(Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2011 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung nomor 20);
12. Peraturan Bupati Klungkung Nomor 88 Tahun 2011 tentang Rincian
Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
(Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2011 nomor 88);
13. Peraturan Bupati Klungkung Nomor 60 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan pada Badan Layanan Umum
Daerah Kabupaten Klungkung (Berita Daerah Kabupaten
Klungkung Tahun 2012 nomor 60);
14. Peraturan Bupati Klungkung Nomor 1 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Klungkung (Berita Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2013
Nomor 1);
15. Peraturan Bupati Klungkung Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pola
Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
(Berita Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2013 Nomor 2);
16. Keputusan Bupati Klungkung Nomor 253 Tahun 2013 tentang
Penetapan RSUD Kabupaten Klungkung untuk menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan layanan Umum Daerah;
17. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Klungkung Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pembentukan Komite
Keperawatan RSUD Kabupaten Kl

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Pedoman Tata Kelola Staf Keperawatan (Nursing Staff By Laws) Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung

KEDUA : Pedoman Tata Kelola Staf Keperawatan sebagaimana diktum


Kesatu tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Peraturan ini dijadikan pedoman dalam melaksanakan tata


kelola staf keperawatan (perawat dan bidan) di lingkungan
RSUD kabupaten klungkung dan mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Semarapura
Pada Tanggal : 31 Desember 2018

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KLUNGKUNG

dr. I NYOMAN KESUMA, MPH


NIP. 19640517 199103 1 010
PEDOMAN TATA KELOLA STAF KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM
SAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
(NURSING STAFF BY LAWS)

Komite Keperawatan 2018


Penulis Dokumen : Komite Keperawatan

Tanggal : 31 Desember 2018

Jumlah Halaman : 19 Halaman


BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan Ini Yang Dimaksud Dengan :

(1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung adalah Rumah Sakit Umum Daerah di
Wilayah Kabupaten Klungkung yang terletak di jalan Flamboyan No 40
Semarapura yang sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(3) Direktur adalah seorang yang diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Klungkung sesuai dengan bidang tugasnya
(4) Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika disiplin profesi,
(5) Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan dan
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya
(6) Penugasan Klinis adalah penugasan direktur rumah sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di
rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis,
(7) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang belum
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan kewenangan klinis
tersebut,
(8) Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut,
(9) Peraturan Internal Staf Keperawatan/Pedoman Tata Kelola Staff Keperawatan
adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme
tenaga keperawatan di rumah sakit,
(10) Audit Keperawatan adalah upaya secara professional terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya
yang dilaksanakan oleh profesi perawat dan bidan.
(11) Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga
keperawatan,
(12) Sub Komite adalah kelompok kerja di bawah Komite Keperawatan yang dibentuk
untuk mengelola masalah-masalah khusus, sesuai kebutuhan rumah sakit.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Tujuan Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf by Laws)adalah agar Komite
Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan
disiplin profesi. Selain itu Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf by Laws)
juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi Mitra Bestari dalam pengambilan
keputusan profesi melalui Komite Keperawatan yang berprilaku professional saja yang
boleh melakukan asuhan keperawatan (asuhan keperawatan dan kebidanan) di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung.
BAB III

KEWENANGAN KERJA KLINIS

Pasal 3

(1) Semua pelayanan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Klungkung hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang
telah diberikan kewenangan klinis melalui proses kredensial
(2) Pengaturan ini berdasarkan pada pemikiran bahwa rumah sakit berhak melarang
semua asuhan keperawatan di rumah sakit, kecuali bila rumah sakit mengijinkan
staf keperawatan tertentu untuk melakukan pelayanan asuhan keperawatan tersebut
(3) Seorang staf keperawatan yang telah diizinkan melakukan asuhan keperawatan dan
prosedur intervensi keperawatan lainnya di rumah sakit, memperoleh hak khusus
(privilege) oleh rumah sakit yang dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan ini
disebut sebagai kewenangan kerja klinis.
(4) Rumah sakit mengatur pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege)
setiap staf keperawatan sesuai dengan kompetensinya yang nyata.
(5) Pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege) harus melibatkan komite
keperawatan yang dibantu oleh mitra bestari (peer group) sebagai pihak yang
paling mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan.
(6) Kewenangan kerja klinis (clinical privilege) setiap staf keperawatan dapat saling
berbeda, walaupun mereka memiliki tingkat pendidikan yang sama,
(7) Setiap rekomendasi komite keperawatan atas kewenangan kerja klinis (clinical
privilege) untuk staf keperawatan tetap dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum karena mengacu pada standar kompetensi keperawatan yang dikeluarkan
oleh PPNI, AIPNI, dan AIPDIKI edisi IV, 2013
(8) Pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege) kepada staf keperawatan
yang akan melakukan tindakan tertentu tersebut akan didasarkan pada “buku
putih’’ (white paper) yang telah disusun bersama.
(9) Kewenangan kerja klinis seorang staf keperawatan tidak hanya didasarkan pada
kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilan saja, tetapi juga
didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan mental dan prilaku (behaviour) staf
keperawatan tersebut.
BAB IV

PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT) DAN

DELEGASI TINDAKAN MEDIK

Pasal 4

(1) Setiap staf keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan harus memiliki Surat Penugasan Klinis dari pimpinan rumah sakit
berdasarkan rincian kewenangan klinis setiap staf keperawatan yang
direkomendasikan Komite Keperawatan.
(2) Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medic merupakan
tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu dan di
kredensial. Dengan demikian, tindakan medic yang bersifat delegasi tetap menjadi
tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.

BAB IV

KOMITE KEPERAWATAN

Bagian Pertama

Pengorganisasian Komite Keperawatan

Pasal 5

(1) Susunan organisasi Komite Keperawatan RSUD Kabupaten Klungkung terdiri dari
:
a. Ketua Komite Keperawatan
b. Sekretaris Komite Keperawatan dan
c. Sub-Sub Komite : Subkomite Kredensial, Subkomite mutu profesi dan
Subkomite etik dan disiplin profesi.
(2) Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan sikap professional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi,
dan prilaku dari calon anggota Komite Keperawatan, masa jabatan dari pengurus
Komite Keperawatan paling lama 3 Tahun dan dapat diperpanjang sebanyak 2
(dua) kali periode kepengurusannya

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi Komite Keperawatan


Pasal 6

Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga


keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara :
a. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit
b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan dan
c. Menjaga disiplin, etika, dan prilaku profesi perawat dan bidan

BAB IV
RAPAT
Pasal 7

(1) Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat Kerja, Rapat Rutin, Rapat
Pleno, dan Sidang Tahunan
(2) Rapat Kerja
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat
terbuka
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Komite Keperawatan atau
Kepala Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite
Keperawatan, Kepala Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitian-Panitia
Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 3
(tiga) tahun
(3) Rapat Rutin
a. Rapat Rutin Keperawatan 1 (satu) kali dalam sebulan diikuti oleh bidang
Keperawatan, Komite Keperawatan dan Kepala Ruangan.
b. Agenda rapat rutin adalah membahas masalah-masalah harian
keperawatan
c. Rapat Rutin Keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan
atau Ketua Komite Keperawatan.
(4) Rapar Pleno
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh sekretaris Komite Keperawatan,
Sub Komite dan Kasie Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan. Kehadiran rapat pleno adalah 100% peserta rapat.
(5) Sidang Tahunan
a. Sidang Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun
b. Sidang tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh sekretaris Komite Keperawatan,
Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitia-Panitia keperawatan dan kepala
Ruang Keperawatan.
c. Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan
dalam 1 (satu) tahun dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun
yang telah lalu.
d. Keputusan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3
peserta yang hadir.
BAB VII

SUBKOMITE KREDENSIAL

Pasal 8

Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses
Kredensial mencakup tahapan review dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.

(1) TUJUAN
a. Memberikan kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
kewenangan Klinis yang jelas.
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan.

(2) TUGAS
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis
b. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari sub Bagian Kepegawaian
meliputi ;
1. Ijazah
2. Surat Tanda Registrasi (STR)
3. Sertifikat Kompetensi
4. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
5. Surat pernyataan telah menyelesaikan program Orientasi Rumah Sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru
6. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
c. Merekomendasikan tahapan proses kredensial :
1. Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
2. Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial untuk melakukan
proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok).
3. Sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode ; porto folio, asesmen kompetensi
4. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan
e. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
f. Sub komite membuat laporan seluruh proses-proses kredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan ke direktur Rumah Sakit.

(3) KEWENANGAN
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical appointment).

(4) MEKANISME KERJA


Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh Rumah Sakit
b. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
kredensial dimaksud
c. Melakukan assesmen kewenangan klinis dengan berbagai metode yang disepakati
d. Memberikan laporan hasil kredensial sebagi bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari Direktur Rumah Sakit
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh penugasan
Klinis dari Direktur Rumah Sakit dengan cara :
1. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan
klinis kepada ketua Komite Keperawatan
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan subkomite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok)
3. Subkomite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode
: porto folio, assesmen kompetensi
4. Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala.
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.

BAB VIII

SUBKOMITE MUTU PROFESI

Pasal 9

Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan kebidanan, maka


tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka
budaya. Mutu profesi tenaga keperawtan harus selalu ditingkatkan melalui program
pengembangan professional berkelanjutan yang di susun secara sistematis terarah dan
terpola/terstruktur.

(1) Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.

(2) Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan tenaga
keperawatan
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan

(3) Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak
lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan
berkelanjutan serta pendampingan.
(4) Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan
standar profesi
c. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan
d. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara
1. Pemilihan topic yang akan dilakukan audit
2. Penetapan standard an kriteria
3. Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit
4. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan
5. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standard an kriteria
6. Menerapkan perbaikan
7. Rencana reaudit
e. Menysun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.
BAB IX

SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Pasal 10

Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan


penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Setiap
tenaga keperawatan harus meliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan dan penerapan etika profesi dalam praktiknya. Penegakan
disiplin profesi dan pembinaan etika profesi dilakukan secara terencana, terarah dan
dengan semangat tinggi sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan benar-benar
menjamin pasien akan rasa aman dan memperoleh kepuasan.

(1) Tujuan
a. Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang di berikan oleh tenaga keperawatan yang
tidak professional
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

(2) Tugas
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan
e. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau surat penugasan klinis
(clinical appointment)
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
(3) Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tertentu, memberikan
rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

(4) Mekanisme Kerja


a. Melakukan prosedur penegakan disiplin dengan tahapan :
1) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di dalam
rumah sakit.
2) Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan
dengan melibatkan panitia adhoc.
c. Melakukan tindakan lanjut keputusan berupa :
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur dan Ka. Bidang
Keperawatan/melalui ketua Komite Keperawatan.
3) Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis diusulkan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur Rumah Sakit.
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi :
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan
praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
2) Menyusun program pembinaan, macakup jadwal, materi/topik dan metode serta
evaluasi.
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, “coaching”,
symposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
4) Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Keperawatan.
BAB X

PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

Pasal 11

(1) Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar


profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional.
(2) Komite keperawatan bersama-sama Bidang Keperawatan berkewajiban menyusun :
a. Standar profesi keperawatan dan kebidanan.
b. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan.
c. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan.

BAB XI

TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF

KEPERAWATAN

Pasal 12

(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari
melalui Rapat Pleno Keperawatan.
(2) Apabila ada BAB, Pasaldan/atau Ayat dalam Peraturan Internal Keperawatan ini
yang dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui siding
Tahunan Keperawatan.
(3) Review atau perubahan peraturan internal staf keperawatan dilakukan setiap 3
(tiga) tahun sekali.
(4) Direktur rumah sakit menetapkan perubahan / perbaikan peraturan internal staf
keperawatan terbaru dengan tetap mengacu pada peraturan menteri kesehatan yang
masih berlaku.
BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

(1) Peraturan internal staf keperawatan ditetapkan oleh direktur Rumah Sakit
(2) Peraturan internal staf keperawatan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Semarapura

Pada Tanggal, 31 Desember 2018

DIREKTUR RSUD

KABUPATEN KLUNGKUNG

dr. I NYOMAN KESUMA, MPH


NIP. 19640517 199103 1010

Anda mungkin juga menyukai