TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Pedoman Tata Kelola Staf Keperawatan (Nursing Staff By Laws) Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
Ditetapkan di : Semarapura
Pada Tanggal : 31 Desember 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KLUNGKUNG
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf by Laws)adalah agar Komite
Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan
disiplin profesi. Selain itu Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf by Laws)
juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi Mitra Bestari dalam pengambilan
keputusan profesi melalui Komite Keperawatan yang berprilaku professional saja yang
boleh melakukan asuhan keperawatan (asuhan keperawatan dan kebidanan) di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung.
BAB III
Pasal 3
(1) Semua pelayanan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Klungkung hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang
telah diberikan kewenangan klinis melalui proses kredensial
(2) Pengaturan ini berdasarkan pada pemikiran bahwa rumah sakit berhak melarang
semua asuhan keperawatan di rumah sakit, kecuali bila rumah sakit mengijinkan
staf keperawatan tertentu untuk melakukan pelayanan asuhan keperawatan tersebut
(3) Seorang staf keperawatan yang telah diizinkan melakukan asuhan keperawatan dan
prosedur intervensi keperawatan lainnya di rumah sakit, memperoleh hak khusus
(privilege) oleh rumah sakit yang dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan ini
disebut sebagai kewenangan kerja klinis.
(4) Rumah sakit mengatur pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege)
setiap staf keperawatan sesuai dengan kompetensinya yang nyata.
(5) Pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege) harus melibatkan komite
keperawatan yang dibantu oleh mitra bestari (peer group) sebagai pihak yang
paling mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan.
(6) Kewenangan kerja klinis (clinical privilege) setiap staf keperawatan dapat saling
berbeda, walaupun mereka memiliki tingkat pendidikan yang sama,
(7) Setiap rekomendasi komite keperawatan atas kewenangan kerja klinis (clinical
privilege) untuk staf keperawatan tetap dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum karena mengacu pada standar kompetensi keperawatan yang dikeluarkan
oleh PPNI, AIPNI, dan AIPDIKI edisi IV, 2013
(8) Pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege) kepada staf keperawatan
yang akan melakukan tindakan tertentu tersebut akan didasarkan pada “buku
putih’’ (white paper) yang telah disusun bersama.
(9) Kewenangan kerja klinis seorang staf keperawatan tidak hanya didasarkan pada
kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilan saja, tetapi juga
didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan mental dan prilaku (behaviour) staf
keperawatan tersebut.
BAB IV
Pasal 4
(1) Setiap staf keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan harus memiliki Surat Penugasan Klinis dari pimpinan rumah sakit
berdasarkan rincian kewenangan klinis setiap staf keperawatan yang
direkomendasikan Komite Keperawatan.
(2) Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medic merupakan
tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu dan di
kredensial. Dengan demikian, tindakan medic yang bersifat delegasi tetap menjadi
tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
BAB IV
KOMITE KEPERAWATAN
Bagian Pertama
Pasal 5
(1) Susunan organisasi Komite Keperawatan RSUD Kabupaten Klungkung terdiri dari
:
a. Ketua Komite Keperawatan
b. Sekretaris Komite Keperawatan dan
c. Sub-Sub Komite : Subkomite Kredensial, Subkomite mutu profesi dan
Subkomite etik dan disiplin profesi.
(2) Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan sikap professional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi,
dan prilaku dari calon anggota Komite Keperawatan, masa jabatan dari pengurus
Komite Keperawatan paling lama 3 Tahun dan dapat diperpanjang sebanyak 2
(dua) kali periode kepengurusannya
Bagian Kedua
BAB IV
RAPAT
Pasal 7
(1) Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat Kerja, Rapat Rutin, Rapat
Pleno, dan Sidang Tahunan
(2) Rapat Kerja
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat
terbuka
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Komite Keperawatan atau
Kepala Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite
Keperawatan, Kepala Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitian-Panitia
Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 3
(tiga) tahun
(3) Rapat Rutin
a. Rapat Rutin Keperawatan 1 (satu) kali dalam sebulan diikuti oleh bidang
Keperawatan, Komite Keperawatan dan Kepala Ruangan.
b. Agenda rapat rutin adalah membahas masalah-masalah harian
keperawatan
c. Rapat Rutin Keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan
atau Ketua Komite Keperawatan.
(4) Rapar Pleno
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh sekretaris Komite Keperawatan,
Sub Komite dan Kasie Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan. Kehadiran rapat pleno adalah 100% peserta rapat.
(5) Sidang Tahunan
a. Sidang Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun
b. Sidang tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh sekretaris Komite Keperawatan,
Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitia-Panitia keperawatan dan kepala
Ruang Keperawatan.
c. Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan
dalam 1 (satu) tahun dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun
yang telah lalu.
d. Keputusan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3
peserta yang hadir.
BAB VII
SUBKOMITE KREDENSIAL
Pasal 8
(1) TUJUAN
a. Memberikan kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
kewenangan Klinis yang jelas.
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan.
(2) TUGAS
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis
b. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari sub Bagian Kepegawaian
meliputi ;
1. Ijazah
2. Surat Tanda Registrasi (STR)
3. Sertifikat Kompetensi
4. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
5. Surat pernyataan telah menyelesaikan program Orientasi Rumah Sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru
6. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
c. Merekomendasikan tahapan proses kredensial :
1. Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
2. Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial untuk melakukan
proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok).
3. Sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode ; porto folio, asesmen kompetensi
4. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan
e. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
f. Sub komite membuat laporan seluruh proses-proses kredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan ke direktur Rumah Sakit.
(3) KEWENANGAN
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical appointment).
BAB VIII
Pasal 9
(1) Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.
(2) Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan tenaga
keperawatan
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
(3) Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak
lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan
berkelanjutan serta pendampingan.
(4) Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan
standar profesi
c. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan
d. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara
1. Pemilihan topic yang akan dilakukan audit
2. Penetapan standard an kriteria
3. Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit
4. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan
5. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standard an kriteria
6. Menerapkan perbaikan
7. Rencana reaudit
e. Menysun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.
BAB IX
Pasal 10
(1) Tujuan
a. Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang di berikan oleh tenaga keperawatan yang
tidak professional
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
(2) Tugas
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan
e. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau surat penugasan klinis
(clinical appointment)
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
(3) Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tertentu, memberikan
rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
Pasal 11
BAB XI
KEPERAWATAN
Pasal 12
(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari
melalui Rapat Pleno Keperawatan.
(2) Apabila ada BAB, Pasaldan/atau Ayat dalam Peraturan Internal Keperawatan ini
yang dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui siding
Tahunan Keperawatan.
(3) Review atau perubahan peraturan internal staf keperawatan dilakukan setiap 3
(tiga) tahun sekali.
(4) Direktur rumah sakit menetapkan perubahan / perbaikan peraturan internal staf
keperawatan terbaru dengan tetap mengacu pada peraturan menteri kesehatan yang
masih berlaku.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
(1) Peraturan internal staf keperawatan ditetapkan oleh direktur Rumah Sakit
(2) Peraturan internal staf keperawatan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Semarapura
DIREKTUR RSUD
KABUPATEN KLUNGKUNG