Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari jamur adalah mikologi (dari kata Yunani mykes yang berarti jamur
dan logos yang berarti ilmu). Indonesia merupakan salah satu Negara beriklim tropis yang
emiliki suhu dan kelembapan tinggi, merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur,
sehingga jamur dapat ditemukan hamper di semua tempat. Dari ribuan species ragi dan jamur,
sekitar 100 species diantaranya diketahui dapat mengakibatkan infeksi pada hewan dan manusia.
Infeksi yang diakibatkan oleh jamur dapat terjadi secara kompleks dalam skala ringan atau
berat. Pada kasus-kasus tertentu juga dijumpai adanya makanisme infeksi skunder akibat
mikosis. Reaksi imun sangat berperan penting sebagai pertahanan dari mikosis, namun demikian
pengobatan-pengobatan pada spesifikasi tertentu sangat menunjang proses penyembuhan.
Mikosis Profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengangejala
klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital,
susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.Mikosis profunda
biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan residif.Manifestasi klinis morfologik
dapat berupa tumor, infiltrasi, peradangan vegetative, fistel, ulkus,sinus, tersendiri maupun
bersamaan.Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan langsung KOH, biakan
jamur, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan imunologik, termasuk tes kulit, maupun
serologik,dan pemeriksaan imunologik lainnya.
. MIKOSIS SUPERFISIAL
Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit, yaitu
stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi dalam dua kelompok: a)
Dermatofitosis dan b) Non Dermatofitosis :
A. Dermatofitosis
Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan
dermatofita.Jamur ini mengeluarkan enzim keratinase sehingga mampu mencerna keratin pada
kuku, rambut dan stratum korneum pada kulit.
Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitu
genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies dermafito yang sudah
dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang
terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.
Gambaran Klinis
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada mausia bersifat
akut dan sedang dan lebih mudah sembuh.Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang
manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini dapat
menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh
yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton
rubrum.
Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung.Penularanlangsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baikdari manusia, binatang
atau dari tanah.Penularan tak langsung dapat melaluitanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
barang-barang atau pakaian, debu atau air.
Penyakit yang Ditimbulkan
1. Tinea Kapitis
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatang-
binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya danmembentuk
bercak yang berwarna pucat dan bersisik.Warna rambut jadi abu-abudan tidak mengkilat lagi,
serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehinggamenimbulkan alopesia setempat. Dengan
pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui
batas “Grey pacth” tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton.
c. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat lokal,
sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang
ditutupi sisik-sisik tebal.Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini
pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk
ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.
d. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarnamerah
kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan(skutula), serta memberi bau
busuk seperti bau tikus “moussy odor”. Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan
tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang
permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum. Oleh
karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang menyerang daerah
kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur
seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.
2. Tinea Korporis
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak
bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih
tinggi.Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota
gerak bawah.Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif.Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya
dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner.Pada bagian tepi tampak aktif
dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi
relatif lebih tenang.Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya
hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja.Kelainan-kelainan ini dapat
teIjadi bersama-sama dengan Tinea kruris.
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat.Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun.Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous
dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis.Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan
aktif.Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang
hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.Gambaran yang khas adalah lokalisasi
kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus.Kadang-
kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke
aksila.Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan T.mentografites.
4. Tinea Pedis
Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot = “Ring worm of the foot”. Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,
pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup
seperti anggota tentara.Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal
yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat jamur-
jamur hidup lebih subur.Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh.Bila
terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum.
Bentuk hiperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki,
tepi kaki dan punggung kaki.Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisurafisura yang dalam
pada bagian lateral telapak kaki.
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki.Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di
bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan
meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat
dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada
Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang
tangan.Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan Epidermofiton flokosum.
5. Tinea Unguium
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan dari
dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal bila di
mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku. Permukaan kuku
tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungual hiperkeratosis.Dibawah
kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung elemen jamur.Onikomikosis ini
merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah
menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan
subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit.Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah
seluruh kukunya sudah terkena penyakit.Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites
6. Tinea Imbrikata
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh Trikofiton
consentricum.Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama yang
melingkar.Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam.Pada umumnya pada
bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula
ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan tubuh
sehingga menyerupai :
o Eritrodemia
o Pempigus foliaseus
o Iktiosis yang sudah menahun
7. Tinea Barbae
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dan
kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.
Superfisialis : kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mula
kecil selanjutnya meluas ke arab luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian
tepi yang aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis.
Kerion : bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau
abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
Non Dermatofitosis
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar.Hal ini
disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit dan
tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang masuk ke dalam golongan ini
adalah:
1) Tinea Versikolor
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan
oleh Malasezia furfur.Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit yang kronik dan asimtomatik
ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan
dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala.Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas,
berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya tidak
menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur,
berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai plakat.
Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan sguama halus diatasnya dan
tepi tidak meninggi.
Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila,berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak
tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak hipopigmentasi,
tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa berwarna kecoklatan ataupun kemerahan.Di
atas lesi terdapat sisik halus.
2) Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang memberikan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.
Ada dua macam :
Piedra putih
Disebabkan oleh jamur jenis Trikosporon beigelii erupakan yang terdapat pada rambut.Piedra
putih ditemukan pada rambut ketiak dan pubis, jarang mengenai rambut kepala.Piedra putih
terutama terdapat didaerah subtropis, daerah dingin, (di Indonesia belum ditemukan).Jamur
penyebab piedra putih mempunyai hifa yang tidak berwarna, termasuk moniliaceae.Jamur
berbentuk hifa berukuran 2-4 mikron, artokondria dan blastokonidia.Benjolan pada piedra putih
terlihat lebih memanjang pada rambut dan anyaman hifa tidak padat.Benjolan mudah dilepas dari
rambut. Tidak terlihat askus pada massa jamur.Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya
kontak langsung dari orang yang sudah terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan rambut
tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan.Selain pada rambut kepala, dapat juga
menyebabkan kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut.
Piedra hitam
Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa benjolan yang melekat
erat pada rambut, berwarna hitam) yang disebabkan oleh jamur Piedraia hortae. Penyakit ini
umumnya terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia. Jamur ini tergolong kelas ascomycetes
dan membentuk spora seksual. Piedraia hortae, termasuk jamur Dematiaceae.Pada sediaan
langsung dari koloni yang padat ini terlihat hifa hitam berseptum.Dalam koloni yang padat
tersebut juga dibentuk askus yang berisi askospora.Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan
spora jamur penyebab dan jamur akan tumbuh membentuk koloni di sepanjang batang rambut.
Diagnosis piedra hitam ialah dengan memriksa benjolan pada rambut.
3) Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur dapat masuk ke dalam
liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk mengorek-ngorek telinga yang terkontaminasi
atau melalui udara atau air. Penderita akan mengeluh merasa gatal atau sakit di dalam liang
telinga. Pada liang telinga akan tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini
ke bagian luar akan dapat meluas sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam.
Tempat yang terinfeksi menjadi merah dan ditutupi skuama halus.Bila meluas sampai ke dalam,
sampai ke membrana timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama, mengeluarkan cairan
srousanguinos. Penderita akan mengalami gangguan pendengaran. Bila ada infeksi sekunder
dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab biasanya jamur kontaminasi yaitu Aspergillus, sp, Mucor,
Rhizopus, Candida dan Penicillium.Jamur penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan
yang terdapat di udara bebas. Aspergillus dan Penicillium membentuk spora aseksual yang
tersusun seperti rantai yang disebut konidia (aleuriospora).Konidia dibentuk pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor.Spora aseksual yang dibentuk oleh Mucor dan Rhizopus, ialah
sporangiospora yang letaknya di dalam gelembung sporangium. Rhizopus membentuk rizoid
(akar semu), sedangkan Mucor tidak.Semua jamur ini membentuk koloni filamen
pada biakan.jamur Candida terdiri atas sel-sel ragi yang kadang-kadang bertunas (blastospora)
dan hifa semu (yaitu hifa yang terbentuk dari rantai blastopora) yang memanjang dan menyempit
pada sekatnya. Jamur ini membentuk koloni :seperti ragi” pada biakan.
Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang kulit telapak kaki dan
tangan dengan memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang terserang dan kadang-
kadang tampak bersisik.Penyebabnya adalah Cladosporium wemecki atau Cladosporium
mansoni jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan higiene kurang baik dan orang-orang
yang banyak berkeringat.Tinea nigra palmaris banyak ditemukan di Amerika Selatan dan
Tengah.Penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia.Jamur ini termasuk Dematiaceae yang
membentuk koloni berwarna coklat hitam.Pada biakan tumbuh koloni berwarna hitam dan
padat.Sediaan langsung koloni ini menunjukkan hifa berseptum dan berwarna coklat/hitam.
Mikosis Profunda merupakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala
klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital,
susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.Mikosis profunda
biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan residif.Manifestasi klinis morfologik
dapat berupa tumor, infiltrasi, peradangan vegetative, fistel, ulkus,sinus, tersendiri maupun
bersamaan.Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan langsung KOH, biakan
jamur, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan imunologik, termasuk tes kulit, maupun
serologik,dan pemeriksaan imunologik lainnya.
A. Penyakit dari mikosis profunda
Ditinjau dari penyakit jamur subkutan yang dijumpai di Indonesia.
1. Misetoma Mycetoma (madura foot)
Misetoma adalah penyakit kronik, supuratif, dan granulomatosa yang dapatdisebabkan
bakteri Actinomyces dan Nocardia yang termasuk Schizomycetes dan Eumycetes atau jamur
berfilamen.
Gejala klinis
Biasanya terdiri atas pembengkakan,abses, sinus, dan fistel multiple. Di dalam sinus
ditemukan butir-butir (granules) yang berpigmen yang kemudian dikeluarkan melalui
eksudat.Berhubungan dengan penyebabnya, misetoma yang disebabkan Actinomyces disebut
Actinomycotic mycetoma yang disebabkan bakteri botryomycosis dan yangdisebabkan jamur
berfilamen dinamakan maduromycosis.biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip
dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan harus disertai butir-butir. Inflamasi dapat
menjalar dari permukaan sampai ke bagian dalam dapat menyerang subkutis, fasia, otot,
dantulang. Sering berbentuk fistel yang mengeluarkan eksudat.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan urain di atas. Namun bila
disokong dengan gambaran histologik dan hasil biakan, diagnosis akan lebih meyakinkan. Lagi
pula penentuan spesies penyebab sangat penting artinya untuk terapi dan prognosis.
2. Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium schenkii dan
ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan jaringan subkutis diatas nodus
bening sering melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen. Diagnosa klinis & Pembiakan
Umumnya mudah dibuat berdasarkan kelainan kulit yang multiple yang umunya khas.
Penyakit ini umumnya ditemukan pada pekjerja hutan maupun petani.Selain gejala klinis, yang
dapat menyokong diagnosis adalah pembiakan terutama pada mencit atau tikus dan pemeriksaan
histopatologik.
3. Kromomikosis
Kromikosis atau Kromoblastomikosis atau dermatitis verukosa adalah penyakit jamur yang
disebabkan bermacam-macam jamur berwarna (dematiaceous).
Gejala klinis
Penyakit iniditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan yang perlahan-lahan
sehinggaakhirnya membentuk vegetasi papilomatosa yang besar. Pertumbuhan ini dapat
menjadiulkus atau tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai, namun lokalisasi di tempat lain
pernahditemukan, misalnya pada tangan, muka, leher, dada, dan bokong.
4. Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis
Penyakit jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh bermacam-macam
jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih didiskusikan.Zygomycetes meliputi
banyak genera yaitu:Mucor, Rhizopus, Absidia,Mortierella, dan Cunning-hamella.
Penyebab:
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang padadasarnya oportunistik, maka pada orang sehat
jaran g ditemukan Fikomikosis subkutan.
Gejala Klinis & Diagnosis
Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di dada, perut, atau lengan ke atas sebagai
nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah sekian waktu. Nodus itu konsistennya
keras kadang dapat terjadi infeksi sekunder.Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak
disertai pembesaran kelenjar getah bening regional.Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histopatologik dan biakan. JAmur agak khas hifa lebar 6-50 µm seperti pita, tidak
bersepta, dan coenocytic.
Aspergilosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini
terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara.Aspergilus termasuk jamur
kontaminan. Spesies yang sering dianggap penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A.
flavus. Cara infeksi tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis
kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.Bahan pemeriksaan berasal
dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan
langsung dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora,
ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata. Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh
cepat pada suhu ruang membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan beberapa
warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni berwarna
hijau. Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau
kuning.
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH
3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH
8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk
jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam
bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Ciri-ciri :
Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam
kelompok (hingga 5 sporangiofora)
Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora
sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang
berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder
Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah
dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan konjugasi.
Klasifikasi jamur tempe
Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
Jamur oncom ( Neurospora sitophila) terdapat hifa yang pendek dan tipis serta
sporangium yang kecil.Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas,
serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang
ini.Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan penting terutama
dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah dimanfaatkan untuk membuat
oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat. Nama Neurospora berasal dari kata
neuron (= sel saraf), karena guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur
oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen).Sebelum diketahui
perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota,
tetapi setelah diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka
jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.
Rhizopus stolonifer Jamur ini memiliki hifa tipis bercabang-cabang dan berfungsi sebagai
akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat.Selain
itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di
bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora).
Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur Zygomycotina.Jenis jamur ini
memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan
diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat.Selain itu, terdapat pula sporangiofor
(hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk
sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar
daripada rizoid dan sporangiofor). Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer.Rhizopus
Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5 C – 37C,
tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25 C. Berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah
terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales,
R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik. Rhizopus Stolonifer dapat hidup /
tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak.Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak
dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan
spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti
maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat. Organisme ini menyebabkan cetakan roti
menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke
angkasa.Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang
berbeda hyphae.Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang
bersifat senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke
dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen).Dari ini semua, cincin busur hyphae"geragih-
geragih" dibentuk.Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka
berhubungan substrat.Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat
cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid.Masing-masing sporangium mulai
sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada
akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat.Protoplasma di
dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora.Sporangium
menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya.Masing-masing
spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel +
dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering
ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan
keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung
hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi
terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya
menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang
berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan
beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan
menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan.Meiosis terjadi pada waktu
perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa
menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi.
http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-trelia1.pdf
https://www.sridianti.com/penyakit-disebabkan-oleh-jamur.html