Anda di halaman 1dari 29

11

LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN KELUARGA DENGAN DEWASA HIPERTENSI

Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2011


Waktu : 1 x 60 menit

1. Latar Belakang
Jumlah usia dewasa (25 – 44 tahun)  di kota Depok  pada tahun 2005 jumlah usia dewasa

(25 – 44 tahun) sebesar 448.848 atau sebesar 41,2% dari total penduduk, dengan prevalensi

hipertensi   sebesar   25,6%   yang   melebihi   angka   nasional   sebesar   21%.   Sedangkan   jumlah

penduduk  pada usia 20­59 di kelurahan  A pada bulan Agustus  tahun 2011  adalah  42.574

orang ( 52,3 % ) dari jumlah total  penduduk sebesar 81.460.  Kondisi ini menunjukkan bahwa

kecenderungan penyakit hipertensi menjadi ancaman  produktifitas masyarakat khususnya usia

dewasa. 

Beberapa penelitian di Indonesia menjelaskan, prevalensi hipertensi berkisar antara 17­

22%. Jadi, dengan mengobati hipertensi di masyarakat dengan benar akan menurunkan efek

lebih lanjut, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Tujuan pengobatan hipertensi saat ini

adalah, selain untuk menurunkan tekanan darah, juga ditujukan untuk menurunkan komplikasi

kardiovaskuler.   Menurut   consensus   JNC   V12,   pengobatan   nonfarmakologik     harus

didahulukan. (Listyani W.S., 2004)

Dalam rangka  mengatasi permasalahan hipertensi pada dewasa  sangat dibutuhkan peran

keluarga   sebagai system yang terbuka yang dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya , yaitu

lingkungan   atau   masyarakat.   Olah   karena   itu   keluarga   dapat   membentuk   manusia   sebagai

anggota masyarakat yang sehat bio­psiko­sosial­spiritual. Diyakini bahwa keluarga yang sehat

akan mempunyai anggota keluarga yang sehat dan akan mewujudkan masyarakat yang sehat.

Prinsip dasar dalam mengatasi hipertensi adalah perlunya  dibangun  atas dasar  pemberdayaan

(empowerment) melalui  upaya perubahan perilaku sebagai orang dewasa   yang   dilaksanakan

secara mandiri  baik dalam hal pendanaan maupun pelaksanaannya.

Berbagai permasalahan terkait kesehatan keluarga dan usia dewasa sebagai fokus agregat
22
baik yang bersifat aktual, resiko, maupun potensial  menuntut peran dan fungsi serta tanggung

jawab   perawat   komunitas     dalam   upaya   mencegah,   mengurangi   atau   meminimalisir

permasalahan kesehatan yang muncul pada usia dewasa khususnya yang menderita hipertensi.

Hasil pengkajian yang dilakukan Keluarga Bp D Kelurahan A Kota B didapatkan


bahwa Ibu S mengatakan bahwa mengeluh sering pusing sejak kelahiran anak yang ke-3. Ibu S
mengeluh kuatir ketika anak pulang terlambat dan merasa dada berdebar ketika mendengar
suara keras. Bp. D mengeluh sering kelelahan setelah pulang kerja dan sering marah-marah.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui secara jelas mengenai penyakit hipertensi, penyebab
dan faktor resikonya, komplikasi dan perawatannya dirumah. Ibu S hanya mengetahui bahwa
menurut tenaga kesehatan karena pengaruh KB. Ibu S mengatakan biasanya diobati dengan
obat warung atau rebusan buah mengkudu dan memeriksakan kesehatannya apabila merasa
sakitnya sudah tidak tertahan. Ibu S menyukai makanan asin dan Bp. D merasa tidak ada
makanan pantangan. Hasil pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penulis menyusun rancangan perencanaan
keluarga dewasa dengan hipertensi sesuai masalah yang didapatkan pada saat pengkajian

2. Tujuan Perencanaan
1) Tujuan umum
Tersusunnya perencanaan kegiatan keperawatan keluarga dalam upaya untuk mengatasi
permasalahan kesehatan keluarga
2) Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa dan keluarga:
a. Menyepakati permasalaan kesehatan yang muncul
b. Menyepakati prioritas masalah
c. Menyepakati rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
pada keluarga

3. Persiapan Perencanaan Keperawatan


a. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi
b. Media
Media yang digunakan adalah :
- Nursing Kit : Spignomanometer, stetoskop,
- Alat tulis : spidol berwarna, kertas, penggaris
33
c. Waktu dan tempat
Hari : Kamis
Tanggal : 13 Oktober 2011
Tempat : Rumah Ibu S RT 02 RW 08 Kelurahan A
4. Proses Perencanaan Keperawatan
Tahapan dari intervensi yaitu :
a. Persiapan
 Perawat :
- Mempersiapkan media yang digunakan dalam perencanaan
- Mempersiapkan kerangka perencanaan asuhan keperawatan keluarga dengan
dewasa hipertensi
- Mempersiapkan fisik dan mental dengan baik

 Klien :
- Mengatur setting tempat yang memudahkan komunikasi antara keluarga dan
mahasiswa.

b. Pelaksanaan
NO KEGIATAN WAKTU
(Menit)
1 Ucapkan salam, menjelaskan tujuan, kontrak waktu 5
2 Menyampaikan hasil pengkajian yang telah didapatkan 10
dalam keluarga menjelaskan masalah kesehatan yang
diketemukan
4 Menyepakati prioritas masalah dengan keluarga 10
5 Mengidentifikasi intervensi keperawatan yang akan 15
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan bersama
dengan keluarga Penkes, perawatan langsung, dan
konseling
6 Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan intervensi yang 15
disepakati dengan keluarga
7 Menuliskan kegiatan yang telah disepakati bersama 5
keluarga dalam, menyimpulkan hasil dan kontrak kegiatan

5. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
- Keluarga bersedia untuk mendiskusikan perencanaan
- Seting tempat disiapkan sesuai dengan tujuan kegiatan perencanaan
44
b. Kriteria proses
- Keluarga aktif dalam merencanakan intervensi terkait masalah kesehatan
- Proses membuat perencanaan berjalan dengan lancar
c. Kriteria hasil
- Teridentifikasi prioritas masalah kesehatan keluarga
- Tersusunnya rencana intervensi yang disepakati antara keluarga bersama
perawat.
- Keluarga mampu menyepakati waktu pelaksanaan kegiatan intervensi

Mengetahui Depok, 12 Oktober 2011


Supervisor, Mahasiswa,
55

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bp. D
2. Usia : 47 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : RT 02 RW 8, Kelurahan A
6. Komposisi Anggota Keluarga :
Jenis Hub dgn
No. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin KK
1. Ibu. S P Isteri 43 th SMP IRT
2. Y L Anak 21 th SMA Swasta
3. U P A nak 18 th SMA Swasta
4. R P Anak 12 th SMP -

Genogram :
Bp. S
79 th

Bp. D Ibu S
47 th 43

An. Y An. R An.R


21 th 18 th 12 th

Keterangan Genogram :
: Laki­laki : garis pernikahan

: Perempuan : garis keturunan

: Meninggal : tinggal serumah
66
Ibu S. Mengalami hipertensi. Menurut keluarga ke-2 orang tua dari Ibu S sudah
meninggal karena sakit pada umur yang sudah tua, Ibu dari Bp. D sudah meninggal tetapi
bapaknya masih hidup. Keluarga mengatakan tidak ada riwayat dari keluarganya yang
sakit jantung, DM, stroke atau hipertensi. Ibu S dan An. R pada hari ke-5 kunjungan
didapatkan sakit batuk pilek, dan Tn. D dari hasil pemeriksaan gula darah mengalami
kencing manis.

7. Tipe keluarga :
Keluarga Bp. D termasuk tipe keluarga inti (nuclear family), yaitu terdiri dari ayah, ibu
dan 3 orang anak.

8. Suku bangsa :
Keluarga Bp. D berasal dari Jawa timur dengan nada suara yang keras dan Ibu S dari
Jawa Tengah merasa berdebar-debar ketika mendengar suara yang keras. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Dalam keluarga tidak ada pantangan
apapun yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Ibu S menyukai asin dan tidak suka
sayur, sedangkan Bp. D suka minum manis dan tidak ada makanan pantangan. Keluarga
merasa tidak tahu bahwa suara keras dan makanan asin dapat meningkatkan tekanan
darah. Ibu S tidak bisa mengambil keputusan bagaimana agar Tn D dapat bicara secara
pelan, biasanya kalau suami marah marah biasanya tidak di dengar dan ditinggal pindah
tempat saja. Keluarga belum tahu bagaimana memberikan perawatan untuk diet rendah
garam

9. Agama
Kegiatan keagamaan rutin dirumah, Semua anggota keluarga beragama Islam. Tn D
kadang kadang mengikuti sholat berjamaah di musola sebelah rumah. Keluarga biasa
melakukan sholat lima waktu. Keluarga jarang mengikuti kegiatan keagamaan seperti
pengajian bersama masyarakat sekitar.

10. Status sosial ekonomi keluarga :


Keluarga menganggap penghasilannya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,
karena ke-2 anaknya sudah bekerja hanya tinggal anak ke-3 yang masih SMP. Keluarga
tidak memiliki tabungan di bank, tetapi kadang keluarga menyimpannya dirumah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
77
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan ada program tahunan untuk melakukan rekreasi. Ibu S mengatakan
ketika pikirannya baru tertekan, biasa mengisi waktu luang dirumah mengobrol dengan
tetangga.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn. D pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
dewasa awal, karena saat ini anak pertama berusia 26 tahun. Tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia pertengahan adalah :
Mencari dan memilih pasangan hidup , Belajar hidup bersama pasangan , memulai
sebuah keluarga, merawat anak, mengatur rumah tangga, memulai jenjang karier,
menemukan kelompok sosial yang sesuai.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menurut keluarga yang belum terpenuhi adalah meencari dan memilih pasangan hidup
untuk anaknya, mengarahkan kelompok sosial yang sesuai dengan anak-anaknya.
Keluarga berharap anak-anaknya mempunyai rumah sendiri. Keluarga mengatakan tidak
ada rencana khusus untuk menghadapi masa tua.

14. Riwayat keluarga inti


Ibu S mengatakan mengalami hipertensi sejak kelahiran anak yang ke-3, dan
mengatakan sering pusing. Anak-anak tidak pernah menderita penyakit yang serius.
Menurut Ibu S, suaminya yaitu Bp. D mengeluh badannya terasa lemah tetapi tidak
pernah mau periksa atau berobat.

15. Riwayat keluarga sebelumnya


Keluarga Bp.D berasal dari Jawa timur terbentuk setelah menikah dengan Ibu. S yang
berasal dari Jawa tengah. Keluarga Bp. D mempunyai 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1
perempuan, anaknya sudah bekerja dan tinggal satu yang masih SMP.

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati berukuran ± 7 m x 10 m2 terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang
keluarga dan 1 ruang tamu, 1 dapur serta 1 ruang warung. Bangunan rumah berbentuk
88
permanen. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan dinding yang terbuat dari tembok.
keadaan rumah kelihatan bersih tetapi kurang rapi, ventilasi kurang dan udara masuk
bebas dari ruang tamu dan ruang warung. Pencahayaan untuk penerangan kurang. Dapur
klien berada dibelakang rumah, Sumber air meninum menggunakan air sumur. WC
tampak licin.
Denah rumah :

  F    G

D B

   A    C

  H

Keterangan: A : Kamar tamu


B: Kamar keluarga
C: Kamar tidur 1
D: Kamar tidur 2
E: Kamar tidur 3
F: Dapur
G: WC
H: Warung

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Masyarakat dilingkungan sekitarnya berasal dari berbagai suku, dan perumahan yang
padat. Pada saat siang hari sebagian besar tetangga bekerja termasuk ibu-ibu yaitu
membuat kerajianan. Hubungan keluarga dengan tetangga baik dan Ibu S sering
mengurangi ketegangan pikiran dengan main ketetangga sebelah rumahnya.

18. Mobilitas geografis keluarga


Selama ini keluarga jarang bepergian jauh, Ibu S biasa berjalan kaki. Jarak kepelayanan
kesehatan dapat dijangkau dengan mudah karena dengan jalan kaki sudah sampai ke
Dokter atau Puskesmas.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat


99
Perkumpulan dilakukan satu tahun sekali dengan keluarga besar terutama pada saat
lebaran. Interaksi keluarga dengan masyarakat baik. Keluarga merasa tidak ada masalah
dengan masyarakat sekitar.

20. Sistem pendukung keluarga


Menurut Ibu S biasanya yang sering mendukung adalah anak-anaknya, dan sebaliknya
anak-anak sering juga mendukung Ibu S.

IV. Struktur Keluarga


21. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan bahasa yang digunakan sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia. Komunikasi antar anggota keluarga selalu dilakukan untuk minta
pertimbangan dan menjelaskan masalah yang dihadapi. Komunikasi selalu dilakukan
dengan suaminya, tetapi Ibu S mengatakan bahwa suaminya setiap pulang kerja selalu
marah. Anak anaknya jarang berkomunikasi secara terbuka dengan ayahnya karena takut.
Ibu S mengatakan tidak tega menyampaikan saran kepada suaminya karena takut nanti
membuat tidak nyaman suaminya. Keluarga mengatakan bahwa komunikasi yang tidak
terbuka akan menimbulkan masalah tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.

22. Struktur kekuatan keluarga


Pengambilan keputusan dalam keluarga adalan Bp. D selaku kepala rumah tangga, tetapi
setiap keputusan yang diambil biasanya telah dimusyawarahkan bersama istrinya. Bp.D
Kadan-kadang memaksakan pendapatnya terutama pada anak-anaknya. Sedangkan Ibu S
biasanya dalam menyampaikan suatu masalah kepada anaknya biasanya dengan kasih
sayang.

23. Struktur peran keluarga


Bp. D berperan sebagai kepala rumah tangga. Ibu S mempunyai peran sebagai pengatur
rumah tangga. Anak-anak melaksanakan peran psikososial. Menurut keluaga tidak ada
masalah dengan masing-masing peran dalam keluarga.

24. Nilai dan norma budaya


Keluarga Tn.D mengatakan norma yang ada di masyarakat harus di ikuti supaya di hormati
oleh warga yang lain. Keluarga selalu menanamkan nilai nilai kebaikan pada anak-
anaknya. Dalam keluarga merasa tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan
1010

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Seluruh anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi. Ibu D mengatakan sering
merasa kuatir terutama ketika anak-anaknya pulang kerja terlambat. Dari aspek psikis
anak-anak merasa takut berkomunikasi dengan bapaknya.

26. Fungsi sosialisasi


Seluruh anggota keluarga berinteraksi dengan baik dengan tetangga. Dan hubunganya
dengan tetangga dan masyarakat lainya baik.

27. Fungsi perawatan keluarga


a. Mengenal masalah
Saat dilakukan pemeriksaan fisik tekanan darah Ibu S. 160/100 mmHg, dan saat
ditanya apa penyebab hipertensi tidak tahu, dan hanya menyatakan menurut petugas
puskesmas karena penggunaan KB hormonal.

b. Mengambil keputusan
Ibu S mengatakan minum mixagrip jika dia mengeluh pusing , dan akan
menggunakan fasilitas kesehatan ke Puskesmas bila merasa tidak bisa menahan.
Bapak D tidak pernah mau berobat pada saat sakit. Ibu S jarang melakukan
pemeriksaan tekanan darah dan tidak tahu komplikasi yang ditimbulkan dari
hipertensi.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit


Ibu. S mengatakan tidak tahu cara mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi. Ibu
S biasa mengkonsumsi rebusan mengkudu. Makanan yang disukai adalah asin dan
kadang-kadang sayur soup. Ibu S tidak rutin memeriksakan tekanan darah secara
teratur.

d. Memelihara/memodifikasi lingkungan
Ibu S mengatakan disetiap kamar tidur terdapat jendela, ruang tamu. terdapat didepan
rumah, barang-barang tertata kurang rapi. Ruang tamu pencahayaan kurang. Suara
bising terdengar ketika banyak anak-anak yang belanja makanan dirumah.
1111

e. Fasilitas kesehatan yang ada


Fasilitas kesehatan yang digunakan keluarga yaitu dokter praktek dan puskesmas,
tetapi idak rutin dan keluarga menyatakan bahwa Bp. D tidak pernah memanfaatkan
pelayanan kesehatan.

VI. Stress dan Koping Keluarga


27. Stressor jangka pendek
Keluarga mengatakan saat ini masalah yang dirasakan adalah Ibu S sering mengeluh
pusing dan suka tangannya terasa kesemutan. Ibu S merasa kuatir ketika anak-
anaknya datang terlambat dan suka berdebar-debar ketika mendengar suara keras.
Koping yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah adalah dengan
menceritakan pada anaknya. Sedangkan Bp. D sering keras bila berpendapat.
Keluarga yakin semua masalah pasti ada jalan keluarnya asal kita mau berusaha dan
berdoa. Koping yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah adalah
dipecahkan secara bersama-sama tetapi suami cenderung mendominasi.

VII. Pemeriksaan fisik

Ibu S Bp. D An. U


Keadaan Umum
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis

Cara berpakaian Rapi Rapi Rapi

Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih


Postur dan cara berjalan Tampak lemah Tegak, tampak
energik
Tanda-tanda vital Tekanan Darah TD:120/80 mmHg TD: 100/70 mmHg
160/100 mmHg
Nadi 82 x/menit Nadi: 80x/menit Nadi: 70 x/ mnt
RR: 24 x/menit RR: 14 x/menit RR: 14x/mnt
BB: 63 Kg BB: 65 BB:
TB :149 TB: 156 TB:
PEMERIKSAAN
KEPALA
Mata Konjuntiva tidak Konjuntiva tidak Konjuntiva tidak
anemis anemis anemis

Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada


peningkatan JVP peningkatan JVP peningkatan JVP
1212
Dada (Pernafasan) Inspeksi simetris Inspeksi simetris Inspeksi simetris
auskultasi suara auskultasi suara auskultasi suara
nafas nafas nafas
vesikuler vesikuler vesikuler

Dada (Cardiovaskuler) Auskultasi S1 dan Auskultasi S1 dan Auskultasi S1 dan


S2 S2 S2
terdengar jelas, terdengar jelas, tidak terdengar jelas,
tidak ada suara ada suara jantung tidak ada suara
jantung tambahan tambahan jantung tambahan

Simetris, tidak Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada


Perut ada nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

EKSTREMITAS Tangan terasa Tangan dan kaki


kesemutan sering terasa
kesemutan
B. Analisa Data

Data Diagnosa Keperawatan

Data Subyektif Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak


- Ibu S mengatakan tekanan darah tinggi yang pada keluarga Bp. D khususnya Ibu S b.d
dideritanya sejak kelahiran anak ke-3. ketidakmampuan keluarga merawat hipertensi
- Keluarga mengatakan belum begitu
mengetahui masalah hipertensi, Ibu S
mengeluh pusing dan lemah.

Data Objektif
- Tekanan darah 160/100 mmHg

Data Subjektif Koping keluarga tidak efektif pada keluarga Tn.


- Ibu S mengatakan sering kuatir, dada sering D b.d ketidakmampuan menciptakan pola
berdebar ketika mendengar suara keras, komunikasi yang efektif
suaminya sering marah setiap pulang kerja.
Anak – anak tidak mau bercerita kepada
bapaknya ketika ada masalah karena takut.
- Ibu S merasa tidak berani menyampaikan
masukan pada suami, ketika suami dianggap
salah karena kasihan dan biasanya hanya dipikir
saja
- Bp D. sedikit bicara dan jarang berinteraksi
dengan anak-anaknya.

Data Objekif
- Ibu S tampak sedih ketika bercerita

Data Subjektif Risiko ketidakstabilan kadar gula darah pada


- Ibu S mengatakan setelah kerja sering keluarga Tn. D khususnya Bp. D b.d
suaminya mengeluh kelelahan. ketidakmampuan merawat anggota keluarga
- Ibu S mengatakan Bp D tidak pernah yang DM
memperhatikan pola makannya.
- Bp. D mengatakan keluhan ini dirasakan satu
tahun
-Bp. D mengatakan penyakitnya adalah gula dan
sampai sekarang tidak ada makanan yang di
hindari.
- Bp. D mengeluh sering kesemutan pada
kakinya

Data Objekif
- Gula darah 300 g/dl
Data Subjektif Risiko penularan infeksi pada keluarga Bp. D
- Ibu S dan An. T mengatakan sedang b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
mengalami batuk pilek keluarga yang mengalami ISPA
- Ibu S dan keluarga mengatakan tidak tahu
cara perawatan batuk pilek
- Bp. D mengatakan batuk pilek adalah penyakit
biasa dan tidak berbahaya

Data Objekif
- Ibu S dan An. T tampak batuk dan pilek, suara
napas vesikuler

C. Prioritas Masalah

1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak khususnya Ibu S pada keluarga Bp. D b.d
ketidakmampuan keluarga merawat hipertensi

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat Masalah : 2/3x1 2/3 Pada Ny. S terdapat keluhan pusing, TD: 160/100
Resiko mmHg sudah 14 tahun. Apabila masalah ini tidak
diatasi akan mengalami gangguan kesadaran, atau
kelumpuhan

Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Keluarga tidak tahu penyebab dan akibat yang
dapat diubah : ditimbulkan dari hipertensi. Keluarga dari segi
Sebagian tenaga dan biaya untuk mengatasi masalah
tersedia. Fasilitas kesehatan ada posbindu maupun
puskesmas yang dapat dijangkau karena jarak
yang dekat.

Potensial masalah Masalah mudah diatasi karena kooperatif dan


dapat dicegah : 2/3x1 2/3 fasilitas yang mendukung untuk mengatasi
Cukup masalah tersedia. Tindakan yang dilakukan yang
sesuai kesehatan: tidak suka makan yang
berkolesterol, biasa mengkonsumsi buah
mengkudu. Masalah puing ini muncul sudah 14
tahun. Ada keluarga yang sakit tetapi tidak
memperhatikan pola makan.

Menonjolnya masalah : 2/2x1 1 Keluarga mengatakan pusingnya menggangu


Masalah perlu diatasi tetapi dapat diatasi dengan caranya sendiri
tetapi tidak harus
segera

Total
2. Koping keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. D b.d ketidakmampuan keluarga menciptakan
pola komunikasi yang efektif

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat Masalah : 3/3x1 1 Masalah ini actual didukung dg data. Ny. S


merasa sering kuatir dan takut menyakiti suami
ketika ada masalah keluarga. Tn. D suka marah-
marah, dan anak-anak cenderung tidak terbuka
dengan bapaknya. Masalah ini akan menyebabkan
memperparah kondisi penyakit Ibu S dan
menggangu psikologis anggota keluarga apabila
tidak segera diatasi

Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Pengetahuan untuk mengatasi masalah tidak ada,


dapat diubah : tenaga dan kemampuan keluarga tersedia.
Sebagian Pengetahuan dan waktu perawat tersedia. Sarana
fasilitas social pendukung keluarga belum
tersedia

Potensial masalah 2/3x1 2/3 Masalah ini sulit karena berhubungan dengan
dapat dicegah : perilaku.
Tindakan yang dilakukan keluarga belum ada.
Masalah ini dirasakan sudah lama

Menonjolnya masalah : 1/2x1 ½ Keluarga tidak menyadari adanya masalah

Masalah tidak
dirasakan

Total 3 1/3

3. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah pada keluarga Tn. D khususnya Bp. D b.d
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan DM

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat Masalah : 3/3x1 1 Masalah ini aktual didukung dengan data. Bp D


aktual merasa sering kelelahan. apabila tidak diatasi
akan menimbulkan pekerjaannya terganggu
sehingga ekonomi juga terganggu.

Kemungkinan masalah 0/2x2 0 Pengetahuan untuk mengatasi masalah tidak ada,


dapat diubah : tenaga dan kemampuan keluarga tidak ada
Pengetahuan dan waktu perawat tersedia. Sarana
fasilitas social pendukung keluarga belum
tersedia
Potensial masalah 1/3 1/3 Masalah sulit. Tindakan yang dilakukan tidak ada
dapat dicegah :

Menonjolnya masalah : ½ ½ Keluarga merasakan itu sebagai suatu masalah


Masalah tidak yang tidak perlu segera diatasi
dirasakan

Total 1¾

4. Risiko penularan infeksi pada keluarga Bp. D b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang mengalami ISPA
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat Masalah : 3/3x1 1 Masalah ini aktual didukung dengan data. Bp D


aktual merasa sering kelelahan. apabila tidak diatasi
akan menimbulkan pekerjaannya terganggu
sehingga ekonomi juga terganggu.

Kemungkinan masalah 0/2x2 0 Pengetahuan untuk mengatasi masalah tidak ada,


dapat diubah : tenaga dan kemampuan keluarga tidak ada
Pengetahuan dan waktu perawat tersedia. Sarana
fasilitas social pendukung keluarga belum
tersedia

Potensial masalah 1/3 1/3 Masalah sulit. Tindakan yang dilakukan tidak ada
dapat dicegah :

Menonjolnya masalah : ½ ½ Keluarga merasakan itu sebagai suatu masalah


Masalah tidak yang tidak perlu segera diatasi
dirasakan

Total 1¾

Diagnosa Keperawatan sesuai Prioritas masalah adalah sebagai berikut:

1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak pada keluarga Bp. D khususnya Ibu S b.d
ketidakmampuan keluarga merawat hipertensi
2. Koping keluarga tidak efektif pada keluarga
Tn. D b.d ketidakmampuan keluarga merawat
3. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah pada keluarga Tn. D khususnya Bp. D b.
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan DM
4. Risiko penularan infeksi pada keluarga Bp. D b/d Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang mengalami ISPA
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Keluarga
1 Risiko Setelah Setelah dilakukan
ketidakefektifan dilakukan pertemuan selama 1 x
perfusi jaringan asuhan 45 mnt diharapkan :
otak pada keperawatan
1. Keluarga dapat
keluarga Bp. D 3x45 menit,
khususnya Ibu S, diharapkan mengenal masalah
berhubungan keluarga dapat hipertensi :
dengan mencegah a. Menjelaskan Respon Pengertian hipertensi adalah 1. Jelaskan pengertian,
ketidakmampuan terjadinya pengertian verbal Peningkatan tekanan darah yang penyebab dan tanda-tanda
keluarga merawat gangguan hipertensi tidak normal lebih dari atau penyakit hipertensi
penderita hipertensi perfusi otak sama dengan 140 mmHg per 90 2. Berikan kesempatan
pada Ibu S
mmHg keluarga untuk bertanya
b. Menyebutkan Respon tentang hal yang sudah
faktor resiko verbal Menyebutkan minimal 3 dari 5 dijelaskan
hipertensi faktor resiko hipertensi : 3. Berikan pujian atas
1. Umur kemampuan keluarga.
2. Keturunan 4. Tanyakan pendapat
3. Garam keluarga
4. Stress
5. Makanan berlemak
c. Menyebutkan Respon
tanda dan verbal Menyebutkan minimal 3 dari 4
tanda dan gejala hipertensi :
gejala
pusing, tengkuk terasa pegal,
hipertensi lemah, mual
1.
2. Keluarga mampu Respon Menyebutkan akibat lanjut dari 1. Diskusikan dengan
mengambil Verbal hipertensi : keluarga tentang akibat
keputusan untuk 1. Stroke hipertensi bila tidak
melakukan 2. Penyakit Jantung segera ditangani akan
pencegahan 3. Penyakit Ginjal mengakibatkan
terjadinya 4. Kebutaan  Komplikasi
hipertensi pada  Biaya perawatan
anggota keluarga meningkat
a. Menjelaskan  Aktivitas sehari-hari
akibat yang terganggu
terjadi bila 5. Berikan kesempatan
keluarga tidak keluarga untuk merespon
mencegah atas akibat yang bisa
terjadinya terjadi pada dirinya.
hipertensi 6. Berikan pujian atas
b. Memutuskan Afektif Keluarga berjanji akan kemampuan keluarga
melakukan control secara teratur
untuk bersedia dalam merespon bila
dan mentaati semua yang tidak
mengatasi diperbolehkan. terjadi pada diri keluarga.
hipertensinya
7. Pertahankan kemampuan
keluarga dengan
menganjurkan keluarga
agar tetap menjalakan pola
hidup sehat sehari-hari.
3. Keluarga 5. Diskusikan dengan
dapat keluarga cara mencegah
menyebutkan cara terjadinya hipertensi
merawat anggota antara lain :
keluarga yang a. Batasi
menderita makanan yang banyak
hipertensi di mengandung garam-
rumah Respon Menyebutkan cara merawat garaman seperti ikan
a.Menjelaskan verbal keluarga dengan hipertensi asin, dan makanan
cara mencegah dirumah yang banyak
dan merawat mengandung lemak
hipertensi lebih 1. Diet rendah garam dan seperti: daging merah
lanjut di rumah lemak dan bakso.
2. Mengontrol berat badan b. Hindari stress
3. Kurangi Pikiran yang c. Istirahat
berat cukup & teratur
4. Olahraga d. Olah raga
5. Istirahat seminggu 3 kali
Respon
b. Mendemonstr psikomotor 6. Demonstrasikan
asikan cara Respon Cara merawat keluarga dengan membuat menu sesuai BB
mengatasi keluhan verbal dan hipertensi di rumah : 7. Demonstrasikan cara
pusing dan tegang afektif 1. Mengajarkan menu sehari membuat jus mentimun
pada daerah sesuai BB  Ambil
tengkuk dengan 2. Membuat obat herbal: jus mentimun 2 buah
terapi modalitas mentimun sedang
tradisional 3. Refleksi  Dikupas
4. Relaksasi autogenik bersih lalu diparut atau
dijus
 Tuang ke
dalam gelas bersih lalu
diminum 2 kali sehari
sampai TD stabil
8. Demonstrasikan cara
melakukan relaksasi
autogenik
9. Demonstrasikan cara
refleksi

4. Respon Pada kunjungan yang tidak 1. Bantu keluarga memodi-


Melakukan psikomotor direncanakan kondisi rumah fikasi lingkungan yang
modifikasi bersih, lantai tidak licin, nyaman bagi kelurga
lingkungan perabotan rapi, rumah tenang dengan hipertensi
yang aman 2. Beri kesempatan keluarga
bagi keluarga menunjukkan kemampuan-
dengan nya dalam memodifikasi
hipertensi lingkungan rumah
3. Beri pujian bila keluarga
dapat mempertahankan
lingkungan yang aman
bagi usila dengan
hipertensi
5. Keluarga mampu
memanfaatkan 1. Menjelaskan dan
fasilitas pelayanan memotivasi keluarga
kesehatan memanfaatkan fasilitas
a. Menyebutkan Respon Fasilitas kesehatan yang dapat kesehatan yang dapat
fasilitas verbal digunakan oleh keluarga untuk digunakan oleh keluarga
kesehatan yang mengatasi hipertensi : untuk mencegah
tersedia 1. RS hipertensi :
2. Puskesmas  RS
2. Posbindu  Puskesmas
3. Dokter praktek  Posbindu
3. Perawat/ bidan  Dokter praktek
 Perawat/ bidan

2. Bantu keluarga memilih


fasilitas kesehatan yang
sesuai dengan kondisi
keluarga

b. Menyebutkan Respon Manfaat fasilitas kesehatan : 1. Klarifikasi pengetahuan


manfaat fasilitas Verbal 1. Memberikan informasi keluarga tentang manfaat
kesehatan kesehatan fasilitas kesehatan
2. Membantu meningkatkan 2. Diskusikan manfaat
kesehatan fasilitas kesehatan
3. Memberikan perawatan
4. Memberikan pengobatan
5. Memberikan pelayanan rawat
inap
2. Koping keluarga Setelah Setelah dilakukan Respon Koping keluarga yang efektif 1. Identifikasi koping yang
tidak efektif pada diberikan asuhan keperawatan verbal dan antara lain : biasa dilakukan keluarga
keluarga Bp. D tindakan selama 1 x 45 menit, respon 1. Mengungkapkan secara verbal bila ada masalah
khsusunya Ibu S keperawatan 2 x diharapkan keluarga psikomotor masalah yang dihadapi 2. Beri penguatan atas koping
b.d 45 menit, mampu melakukan 2. Mencari pengalihan yang keluarga yang positif
ketidakmampuan diharapkan perawatan : positif seperti beribadah, 3. Diskusikan beberapa
merawat keluarga Bp. D, 1. Mempertahankan olahraga, pengajian, dll koping yang dapat
khususnya Ibu koping keluarga 3. Menggunakan koping yang digunakan keluarga bila
S dapat yang efektif efektif dalam mengatasi ada masalah seperti :
memelihara dan 2. Meningkatkan masalah mengungkapkan secara
meningkatkan koping keluarga 4. Konseling verbal, mengalihkan pada
koping yang yang efektif kegiatan positif
efektif 3. Memahami 4. Dorong keluarga untuk
berbagai koping tetap menggunakan koping
efektif lainnya yang ada dan mencoba
4. Mendemostrasikan koping efektif lainnya
koping keluarga 5. Lakukan role play cara
yang efektif menggunakan koping yang
sewaktu ada baru
masalah 6. Anjurkan keluarga
mencoba koping baru
dalam mengatasi masalah
7. Lakukan konseling
8. Beri dukungan dan pujian
atas koping yang efektif
pada keluarga
�Risiko Setelah Setelah dilakukan Respon 1. Identifikasi penyebab
ketidakstabilan dilakukan tindakan keperawatan verbal dan kelelahan pada keluarga
kadar gula darah tindakan selama 1x45 mnt psikomotor 2. Beri penguatan atas
pada keluarga Tn. keperawatan keluarga mampu: informasi yang diberikan
D khususnya Bp. selama 3x 45 3. Diskusikan beberapa
D b. mnt keluarga tindakan yang dapat
ketidakmampuan Bp. D mampu 1. Mengenal diabetes Pengertian DM : Suatu keadaan digunakan keluarga bila
merawat anggota menjaga mellitus dengan dimana pangkreas tidak cukup mengalami kelelahan
keluarga dengan kestabilan gula menyebutkan menghasilkan insulin, seperti : Makan sesuai
DM darah pengertian DM, atau sel-sel tubuh tidak dapat kebutuhan tubuhnya,
penyebab DM, tanda menggunakan insulin seperti menjaga keseimbangan
dan gejala DM seharusnya,sehingga kadar gula aktivitas dan istirahat
dalam darah meningkat atau 4. Dorong keluarga untuk
bertambah. tetap menjaga diet dan
2. Mengambil  Penyebab DM: menjaga keseimbangan
keputusan untuk a. Keturunan aktifitas-istirahat
mengatasi DM b. Pola makan 5. Demonstrasikan diet dan
c. Kurang gerak olahraga
d. Kegemukan 8. Beri dukungan dan pujian
e. Penyakit atas tindakan dalam
menjaga pola diet dan
 Tanda dan gejala aktivitas pada keluarga
3.Keluarga dapat diabetes mellitus:
merawat anggota a. Poliuri
keluarga dengan DM b. Polidipsi
c. Polifagi
d. Kesemutan
e. Cepat merasa lelah dan
mengantuk
f. Infeksi yang sering
kambuh
g. Penglihatan kabur
i. Gatal-gatal terutama
bagian luar kelamin
 Keluarga mengerti
akibat dari diabetes
mellitus bila tidak
dikelola dengan baik:
a. Luka yang sukar sembuh
b. Impotensi
c. Kebutaan
d. Penyakit jantung
e. Gangguan pada pembuluh
darah otak
f. Terganggunya fungsi
ginjal

 Keluarga memutuskan
tindakan yang akan
dilakukan untuk
mengatasi diabetes
mellitus

 Keluarga mampu
melakukan perawatan
DM: program diet dan
pola makan, pentingnya
olahraga, terapi obat DM
�Risiko penularan Setelah Setelah dilakukan Penyakit infeksi saluran
infeksi pada dilakukan tindakan keperawatan Gali pemahaman
pernapasan akut disebut
keluarga Bp. D b/d tindakan selama 1x45 mnt keluarga tentang ISPA
Ketidakmampuan keperawatan keluarga mampu: juga batuk pilek dan dapat
keluarga merawat selama 3x 45
terjadi pada siapa saja  Diskusikan dengan
anggota keluarga mnt keluarga Mengenal ISPA keluarga menggunakan
yang mengalami Bp. D mampu dengan lembar balik dan leaflet
Penyebab ISPA:
ISPA mencegah menyebutkan : tentang : pengertian,
penularan ISPA pengertian, penyebab, klasifikasi, penyebab,
 Tertular penderita
gejala dan tanda, dan tanda gejala ISPA
lain
derajat, dan jenis
 Belum imunisasi
ISPA
lengkap
 Kurang gizi
Berikan kesempatan
 Tinggal di
bertanya pada keluarga
lingkungan yang
bila ada hal yang belum
kurang sehat
dimengerti
 Kebiasaan jajan
Jenis ISPA:
 Ringan
 Sedang Tanyakan kembali pada
 Berat keluarga tentang hal-hal
yang telah didiskusikan

Bantu keluarga dalam


mengidentifikasi tanda
& gejala ISPA pada
anggota keluarga

Akibat ISPA:
Mengambil  Biaya pengobatan Beri reinforcement
keputusan untuk mahal
mengatasi ISPA  Kekebalan tubuh positif atas kemampuan
dengan ; memutuskan menurun keluarga mengidentifi-
untuk merawat  Gangguan kasi kondisi anggota
anggota keluarga tumbang keluarga
dengan ISPA  Kematian

Pencegahan ISPA
Merawat anggota  Jauhkan anak-anak Diskusikan bersama
keluarga dengan dari penderita keluarga akibat dari
ISPA ISPA ISPA bila tidak dikelola
 Jagalah kebersihan dengan baik
tubuh, makanan Motivasi keluarga untuk
dan lingkungan memutuskan tindakan
 Berikan makanan yang akan dilakukan
bergizi setiap hari untuk mengatasi ISPA
 Mintakan
imunisasi lengkap Beri reinforcement
positif atas jawaban kel.
 Menutup mulut
bila batuk
 Membuang dahak
atau lendir pada
tempat tertutup
Tanyakan kepada
 Usahakan ruang
keluarga keinginan untuk
tempat tinggal
merawat anggota
mempunyai udara
keluarga dengan ISPA
yang cukup bersih
dan jendela yang
Fasilitasi keluarga dalam
cukup
membuat keputusan
 Jangan merokok
terkait perawatan ISPA.
Cara perawatan:
 Istirahat yang Motivasi keluarga untuk
cukup merawat anggota
 Jika hidung keluarga yang sakit.
tersumbat
bersihkan pakai Beri penguatan atas
tissue atau dengan pencapaian keluarga.
ujung sapu tangan
bersih
 Berikan minum
yang banyak
 Beri makanan
yang bergizi
 Bila panas beri
kompres hangat
dan obat penurun
panas
Beri kecap dan jeruk

Anda mungkin juga menyukai