Parmalat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan dan
produk dairy, dengan induk perusahaan yang terletak di Italia. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1961 oleh Calisto Tanzi. Inovasi utama Parmalat adalah susu UHT (Ultra High Temperature) yang dikembangkan di Swedia. Penjualan Parmalat berkembang pesat di seluruh Eropa, Amerika Latin,dengan 36.000 karyawan di 139 pabrik dan bercabang ke berbagai industry termasuk minuman, televisi, pariwisata, cookies, dan sepak bola. Pada tahun 1997, Parmalat mulai terjun ke dunia pasar keuangan secara besar-besaran, membiayai beberapa akuisisi internasional dengan utang. Tapi, pada tahun 2001, banyak dari divisi Parmalat mengalami penurunan kinerja, sehingga menimbulkan kerugian. Pada Februari 2003, kepala keuangan, Fausto Tonna tiba-tiba mengumumkan €500.000.000 obligasi baru. Hal ini menjadi kejutan untuk pasar maupun CEO Parmalat, Calisto Tanzi. Calisto Tanzi memaksa Tonna untuk mengundurkan diri dan menggantikannya dengan Alberto Ferraris. Ferraris terkejut setelah mengetahui bahwa dirinya seorang CFO, tetapi masih tidak memiliki akses ke beberapa buku perusahaan yang sedang ditangani oleh kepala bagian akuntansi, Luciano Del Soldato. Ferraris mulai mencurigai bahwa total utang perusahaan lebih dari 2x lipat dari yang disajikan di necara. Rencana untuk mengupayakan penggalangan dana senilai €300.000.000.000 dijatuhkan pada bulan September 2003, dan saham perusahaan disusutkan secara signifikan. Krisis Parmalat mengemuka ke public saat sejumlah pertanyaan dilontarkan seputar transaksi reksadana Epicerum – sebuah perusahaan asal Cayman yang menyebabkan Parmalat jatuh. Kemudian Ferraris mengundurkan diri kurang dari seminggu setelah kejadian tersebut, dan digantikan oleh Del Soldato. Del Soldato juga mengundurkan diri pada bulan Desember, karena tidak bisa mendapatkan dana dari Epicurum untuk membayar utang dan obligasi yang telah jatuh tempo sebesar minimal €150.000.000. Bank kreditur Parmalat, Bank of America kemudian mengeluarkan dokumen yang menunjukkan bahwa akun bank Bonlat senilai €3.950.000.000 adalah palsu. Sejak Desember 2003, Parmalat telah terjerat dalam kasus penipuan keuagan terbesar dalam sejarah Eropa, dengan sekitar €14.000.000.000 lenyap begitu saja. Sebagian besar kerugian ini tampaknya terkait dengan utang Parmalat yang lebih dari €14.000.000.000, hampir 2x lipat dari apa yang telah dilaporkan sebelumnya dalam uraian perusahaan.Sebelum muncul dari kebangkrutan, kreditur Parmalat setuju untuk menukar sekitar €20.000.000.000 utang perusahaan untuk ekuitas, pendapatan mulai muncul kembali dan perusahaan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Italia di Milan. Parmalat mulai bangkit dari kebangkrutan dan Bondi diangkat sebagai CEO setelah disetujui oleh pemegang saham baru perusahaan. Bondi juga mulai mencari miliaran euro sebagai kompensasi dari bank-bank yang memiliki partisipasi dalam krisis Parmalat, menuduh mereka berkolusi untuk menyembunyikan masalah Parmalat. Berbagai pihak yang terkena dampak dari kasus Parmalat, karyawan di berbagai Negara yang kehilangan pekerjaan mereka, peternak sapi perah di Brasil dan Australia tidak dibayar untuk pengiriman susu. Kasus parmalat telah diberi label sebagai salah satu penipuan keuangan yang terbesar dalam sejarah Eropa. Sistem keuangan perusahaan benar-benar sangat tidak transparan dan sulitnya menghitung tingkat kewajiban perusahaan yang sebenarnya. Dari kasus parmalat tersebut, dapat terlihat bahwa Parmalat tidak menjalankan bisnisnya secara etis. Mereka tidak menunjukkan integritas karena tidak melakukan apa yang mereka telah janjikan, yaitu membayar utang mereka kepada pemberi pinjaman dan memberi pembagian untung kepada shareholders.