Askep
Askep
OLEH: KELOMPOK 2
1. WARDATUL JANNAH
2. SURYA NINGSIH
3. SRI MURNIATI
4. TITIN INDRIANI
5. ZULHAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul, “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN PERUBAHAN
PSIKOLOGIS FISIK PADA LANSIA” sebagai bentuk tugas dari mata pelajaran
bimbingan karir. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk makalah ini. Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental
dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Pertumbuhan dan perkembangan psikologi pada manusia pada umumnya
terbagi ke dalam cakupan-cakupan khusus. Yang biasanya dibagi berdasarkan
umur mulai dari masa bayi, kanak-kanak, anak-anak, remaja, dewasa, sampai
kepada lansia. Dalam makalah ini pembahasan lebih ditekankan pada
perkembangan masa dewasa. Yang didalamnya akan dibahas sub-sub
kategorinya, tugas-tugas perkembangannya, dan perubahan yang minat yang
terjadi. Setiap individu adalah unik dengan bakat dan potensinya masing-
masing. Individu adalah hasil interaksi dari nature dan nurture, menjadi dengan
caranya masing-masing. Lingkungan yang bijak akan mendukung
kemungkinan seseorang untuk menjadi walau tidak mutlak menjamin.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kematangan ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang
akan mengalami kemunduran seiring dengan berjalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada
yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun.
Santrock (2012:224) mengemukakan bahwa usia 65 tahun merupakan usia
penuaan bagi yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut
lansia. Menurut ilmu gerontologi orang yang berusia lebih dari 65 tahun dibagi
menjadi 3 kelompok: usia tua awal, yaitu mereka yang berusia antara 64
hingga 74 tahun; usia tua menengah yaitu mereka yang berusia antara 75
hingga 84 tahun; dan usia akhir yaitu mereka yang berusia ditas 85 tahun.
Kesehatan masing-masing berbeda dalam berbagai cara (Davison, Neale, dan
Kring, 2014:743).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lansia?
2. Bagaimana permasalahan psikologi lansia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia.
2. Untuk mengetahui permasalahan psikologi lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian lansia
Masa lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini
dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam puluh sampai
tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun
hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut
yang lebih muda.
J.W. Santrock (Santrock, 2002:190) mengemukakan bahwa ada dua
pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut
pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang
tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65
tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di
Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri
ketuaan.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh
sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai
meninggal. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran.
Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi
dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak
3
memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang
homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.
6. Hipokonriasis
Siegler dan Costa (Davison, Neale, dan Kring, 2014:774)
mengemukakan bahwa secara luas hipokondriasis sangat umum terjadi
dalam populasi lansia. Lansia dapat mengalami berbagai macam masalah
fisik, diantaranya sakit pada kaki dan punggung, pencernaan yang buruk,
sembelit, sesak napas dan keinginan yang amat sangat.secara kelompok
para lansia cenderung kurang melaporkan simpom somatik yang ia derita,
sekali lagi mungkin karena permasalahan kekhawatiran.
Davison, Neale, dan Kring (2014:774) mengemukakan bahwa para
ahli klinis setuju bahwa secara umum tidak ada gunanya meyakinkan
orang yang bersangkutan bahwa ia sehat karena orang tersebut tidak peduli
dengan hasil tes laboratorium yang negatif atau pendapat otoritatif dari
berbagai sumber resmi. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengajaknya berjalanmjalan dan membantunya mengalihkan pikirnnya
dari rasa sakit. Pengalihan aktivitas dapat membuat para individu bekerja
lebih baik terlepas dari penyakitnya dan lebih memperoleh kepuasan.
7. Gangguan tidur
Davison, Neale, dan Kring (2014:774) mengemukakan bahwa
insomnia merupakan gangguan yang umum terjadi pada lansia. Miles dan
Dement (Davison, Neale, dan Kring, 2014:774) mengemukakan bahwa
masalah tidur yang paling sering dialami oleh lansia adaah sering terjaga
pada malam hari, sering terbangun pada dini hari, sulit untuk tidur, dan
rasa lelah yang amat sangat di siang hari. Waktu tidur lansia agak singkat
dan sering terputus secara spontan. Selain itu lansia membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk dapat tertidur setelah mereka terbangun.
Gangguan tidur pada lansia disebabkan oleh penyakit, obat-obatan,
kafein, stres, kecemasan, depresi, kurang beraktivitas, dan kebiasaan tidur
yang buruk. Prinz dan Raskin (Davison, Neale, dan Kring, 2014:775)
mengemukakan bahwa rasa sakit terutama arthritis merupakan penyebab
utama gangguan tidur pada lansia. Penanganan insomnia pada lansia dapat
melalui pemberian obat obatan, namun obat-obatan juga memiliki efek
samping berupa ketergantungan. Davison, Neale, dan Kring (2014:776)
mengemukakan bahwa penggunaan obat tidur secara terus menerus dapat
mengakibatkan berkurangnya kefektifitasan obat dan bahkan
mengakibatkan tidur cenderung terputus putus dan terganggunya tidur
dalam kondisi REM.
B. Saran
Bagi penulis
Bagi penyusun makalah dapat dijadikan sebagai pengalaman dan
perbandingan antara teori yang di dapat dengan kasus nyata yang ada di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Davison, G. C., Neale, J. M., Kring A. M. (2014). Psikologi abnormal (9th ed.).
Depok: Kharisma Putra Utama.
Sunberk, N. D., Winebarge, A. A., Taplin, J. R. (2007). Psikologi klinis (4th ed.).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.