Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai
potensi dan peranan penting bagi perekonomian yang mempunyai potensi
dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan
perikanan merupakan bagian internal dari pembangunan nasional. Peranan
sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari
fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri,
peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan penyedia
kesempatan kerja, peningkatan pendapat nelayan dan peningkatan
kelestarian sumber daya perikanan dan lingkungan hidup.

Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih yang dilakukan


untuk menghasilkan benih ukuran tertentu yang dibesarkan dikolam
pembesaran. Tujuan dilakukannya pendederan secara bertahap adalah
untuk menghasilkan benih-benih yang mempunyai keunggulan dari segi
keseragaman umur dan ukuran jumlah benih yang dihasilkan serta
rendahnya tingkat mortalitas pada setiap fase pertumbuhan. Selain itu
pendederan ini dilakukan untuk mengantisipasi kejenuhan kolam dalam
hal penyediaan lingkungan yang baik serta penyediaan kebutuhan nutrient
yang diperlukan oleh benih untuk tumbuh dan berkembang.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya Magang ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu pendederan?
2. Mengetahui cara pendederan yang baik dan benar pada benih lele

1
BAB II

METODOLOGI

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Magang dilaksanakan pada hari Sabtu, April 20 sampai


dengan Minggu April 20. Bertempat di Laboratorium Mini Hatchery
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

2. Alat dan bahan


Alat

Timbangan Kelambu panen Penggaris

Baskom Blower Meteran

Ember Selang aerasi Hand tally counter

2
Seser larva Batu aerasi Thermometer

Seser benur Sepuyer (keran aerasi) Kertas lakmus

Seser artemia Spuit pompa sumur

Mangkok hitung Selang siphon Filter kapas

Bahan

Artemia Metylene blue

Karet Benih ikan Lele

Pakan berbentuk tepung Garam

Plastic kemas

BAB III

PEMBAHASAN

1. Persiapan wadah

3
Wadah pemeliharaan yang akan digunakan dicuci hamakan agar
terhindar dari penyakit dan hama baik yang berada didasar bak Maupun
yang menempel di dinding bak. Tujuannya agar mencegah timbulnya
berbagai penyakit yang dapat menyerang benih.
Adapun persiapan wadah pemeliharaan sebagai berikut :
 Alat yang digunakan dicuci terlebih dahulu dengan air bersih dan
dikeringkan
 Bak disiram terlebih dahulu kemudian di bersihkan menggunakan
sikat dan deterjen dengan cara menggosok seluruh bagian dinding
bak dan dasar bak hingga bersih.
 Bilas dengan menggunakan air tawar secara merata hingga bersih.
 Pengeringan dilakukan selama 2-3 hari.
 setelah itu pasang aerasi

2. Persiapan media
Pengisian air dilakukan dengan ketentuan ketinggian air harus 30
cm di bawah ketinggian bak dengan tinggi 50 cm,maka batas air bak 20
cm. Air di masukkan ke dalam bak harus di saring dengan menggunakan
filter bag terlebih dahulu agar kotoran tidak ikut masuk ke dalam bak.
Setelah itu nyalakan aerasi.

Adapun proses kerja persiapan media pemeliharaan :

 Penggunaa kaporit sebanyak 20 ppm, fungsinya untuk mematikan


organisme pathogen.
 Pemberian aerasi selama ± 24 jam
 Pemberian Natrium Thiosulpat (Na²S²Oᶾ). Sebanyak 10 ppm dan aerasi
selama 6 jam, fungsinya : untuk menetralkan pengaruh dari kaporit
 Pemberian EDTA (Ethiyl Dcematy tetra acid), sebanyak 5 ppm. Fungsi
untuk mengikat logam-logam berat seperti ; zat besi, nitrit, nitrat, dan
asam belerang.

4
 Aerasi dijalankan kembali selama 6 jam.

3. Padat tebar

Padat penebaran pada satu bak (2,1 x 1,1 m x 0,3 m) sebesar


3000/m3

Jumlah benih = Padat tebar x volume bak

= 3000 ekor/m3 x 0,693 m3

= 2076 ekor

4. Penebaran benih

Waktu penebaran yang baik yaitu pada saat suhu rendah seperti
pagi hari dan sore hari agar benur yang ditebar kedalam bak pemeliharaan
dalam keadaan yang masih teduh untuk menghindari stress.

Cara penebaran benih yang baik yaitu dengan melakukan


aklimatisasi kurang lebih 15-30 menit. Hal ini bertujuan agar benih dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan juga dapat mengurangi
tingginya tingkat kematian (mortalitas) terhadap benih.

5. Pemberian pakan

Pemberian pakan pada benih sangat perlu diperhatikkan karena


berperan penting dalam kegiatan pendederan ikan lele. Pemberian pakan
pada benih memiliki dosis tertentu. Pakan yang diberikan pada benih yaitu
pakan buatan (feng li)dan pakan alami (artemia salina).

5
Pakan diberikan pada jam 07.00, 12.00 dan 17.00 dengan dosis
FR= 3 % dengan rata-rata panjang benih 1-2 cm dan berat biomassa 16
gram/ 0,016 kg

Kebutuhan pakan = berat biomassa x FR

= 0,016 kg X 3 %

= 0,00048 kg => gram

= 0,48 gram

Dalam 3 kali pemberian = 0,48/ 2

= 0,24 gram

Pemberian pakan dapat dilakukan sebagai berikut :

 Siapkan alat dan bahan


 Masukkan pakan buatan kedalam baskom lalu tambahkan air tawar aduk
hingga pakan tidak menggumpal dan larut.
 Saring menggunakan seser artemia, supaya ampas-ampas kasar tidak
terikut.
 Pakan ditebar secara merata.

Pakan alami yang digunakan adalah artemia salina yang di berikan


pada pukul 12.00 wita dengan dosis 10 gr/100.000 maka dalam 0,1 gr/
1000 ekor.

Berikut prosedur pembuatan pakan alami :

 Siapkan alat dan bahan


 Ember, galon dan perangkat aerasi disterilkan
 Ember diisi dengan air garam yang sudah dilarutkan dan ditentukan
dosisnya.

6
 Kemudian dilakukan penebaran kista artemia, sesuai dengan kebutuhan
benih ikan lele.
 Pemanenan dapat dilakukan setelah kultur selama 18-24 jam dengan cara
pengendapan artemia selama ± 15-30 menit dengan cara mengangkat
aerasi dan menutup media kultur.
 Selanjutnya memasang seser artemia dan baskom yang diletakkan dibawah
stok keran, lalu keran dibuka secara perlahan sehingga aretemia keluar
pada media kultur dan tertampung pada seser artemia.
 Artemia yang sudah tertampung/tersaring pada seser artemia dibilas
dengan air tawar lalu dituang kedalam ember yang telah di aerasi.
 Pakan artemia siap diberikan pada benih ikan lele.

6. Pengolahan kualitas air


Pergantian air dilakukan pada saat kondisi air pemeliharaan
mengalami kekeruhan, membusuk, ataupun pakan yang mengendap atau
kelebihan pakan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian
pada benih.
Sebelum menggunakan air terlebih dahulu diendapkan di bak
penampungan selama 12-24 jam kemudian disaring menggunakan filter
bag, sampai benar-benar bersih dan jernih.
Pengelolahan kualitas dan kuantitas air media pemeliharaan
pendederan bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi kualitas air
pada media pemeliharaan sehingga organisme penyebab penyakit tidak
dapat tumbuh dan berkembangbiak pada media pemeliharaan.
Standar parameter kualitas air
 pH air = 7-8
 Suhu = 28-32 ֯c
 DO = 2-3 ppm
 Amoniak = 0,012 ppm
 Nitirt = 0,2 ppm

7
 KH(CaCO3) = 20 ppm
7. Memantau pertumbuhan benih
Memantau pertumbuhan benih dapat dilakukan pada saat pemeliharaan
selama 7 hari, dan langsung di adakan sampling 10 ekor benih ikan lele untuk
di lakukan pengukuran pertumbuhan panjang ikan dan juga penimbangan
benih ikan lele secara keseluruhan untuk mengetahui pertumbuhannya. Dan
hasil yang di dapati ialah sebagai berikut :
 Total berat hari ke-7 = 21 gr
Total berat hari ke-1 = 16 gr -
Pertumbuha nnya = 5 gr
Maka berat perharinya = 5 gr / 7 hari
= 0,71 gr/hari
 Panjang rata-rata hari ke-7 = 1,3 cm
Panjang rata-rata hari ke-1 = 1 cm -
Panjang rata-rata = 0,3 / 7 hari
Maka pertumbuhan/hari = 0,042 cm

 Tingkat kelangsungan hidup (SR) = jumlah benih hari ke-7 = 1447 ekor
Jumlah benih hari ke-1 = 2076 ekor
= 0,6970 x 100%
= 69 %

8. Penanganan hama dan penyakit


Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain
hama predator seperti linsang, ular, musang air dan burung. Sedangkan
hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya
yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau
memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele
bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini

8
menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya
adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.

Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan


menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan
kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28֯ C. Selain
penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti
kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.

9. Panen benih dan pengemasan


Panen merupakan langkah terakhir dari suatu pemeliharaan benih ikan
lele. Panen dilakukan apabila telah ada pesanan dari konsumen
(pembeli).
a) Waktu panen
Waktu yang paling tepat untuk melakukan pemanenan yaitu pagi
hari atau sore hari
b) Teknik panen
1. Panen total
Panen total adalah pemanenan seluruh benih ikan yang
berada di bak pemeliharaan yang dikeluarkan melalui pipa
pengeluaran dengan menggunakan kelambu panen.
2. Panen parsial (pane sebagian)
Panen parsial adalah pemanenan sebagian benih atau
sesuai pesanan konsumen (pembeli) dengan menggunakan seser.

c) Pengemasan/ Pengepakan (packing)

9
Kantong plastic diisi benih dan dibri oksigen perbandingan
1 : 2 yaitu ( 1 air 2 oksigen). Kemudian kantong plastic diikat
dengan karet (packing) dalam satu kantong berisi 1000 ekor
benih.

10. Analisis usaha


Analisis usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di kolam/kolam
terpal dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 2 meter. Usaha budidaya
pendederan dilaksanakan selama 25 hari pemeliharaan.
Berikut cara perhitungan analisis usaha :
A. Biaya tetap (Fixed cost)
1. 1 kolam terpal ukuran 2 x 4 m² : Rp 500.000
2. Alat-alat perikanan : Rp 500.000 +
Jumlah biaya tetap : Rp 1.000.000
B. Biaya tidak tetap (variable cost)
1. Benih lele ukuran 1 cm 15.000 ekor × Rp 35 : Rp 525.000
2. 5 kg pakan buatan × Rp 25.000 : Rp 125.000
3. 1 botol probiotik : Rp 75.000
4. 1 kaleng pakan alami (artemia) : Rp 750.000
Jumlah biaya tidak tetap : Rp 1.475.000

Jumlah total biaya ( A+B ) = biaya tetap + biaya tidak tetap


= Rp 1.000.000 + Rp 1.475.000
= Rp 2.475.000
SR = 15.000 ekor × 80 % = 12.000 ekor
Panen dilakukan setelah pemeliharaan selama 25 hari dengan
ukuran 3-5 cm = 12.000 × Rp 250
= Rp 3.000.000
Laba = Rp 3.000.000 – 2.475.000
= Rp 525.000

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan selesainya kegiatan magang ini, maka penulis dapat
meyimpulkan yaitu agar dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih ikan selama kegiatan pendederan berlangsung, faktor-
faktor yang perlu diperhatikkan adalah pemberian pakan, pengolahan
kualitas air dan pencegahan dan pengendalian penyakit.

B. Saran
Alat dan bahan yang digunakan sealam kegiatan pembudidayaan
dapat tersedia lebih lengkap untuk memudahkan proses kegiatan
berlangsung dan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

11
Susenda D, Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo, Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat,
Cijengkol, Subang, 2000

12

Anda mungkin juga menyukai