ABSTRAK
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
cooperative play terhadap reaksi langsung sibling rivalry pada anak usia
prasekolah di Tk Angsoka Kecamatan Denpasar Timur. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain Pre experimental dengan pendekatan One group Pre test-
post test. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang
mempunyai saudara kandung dengan jumlah sampel 20 pasangan saudara kandung.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner reaksi
langsung sibling rivalry. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan Uji Wilcoxon sign rank test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh cooperative play terhadap reaksi langsung sibling rivalry
dengan hasil < 0,001 (p<α 0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian
intervensi cooperative play terhadap reaksi langsung sibling rivalry pada anak
prasekolah di TK Angsoka Kecamatan Denpasar Timur. Sehingga disarankan
penerapan cooperative play untuk mengurangi reaksi persaingan saudara di antara
anak-anak prasekolah.
Kata Kunci: Sibling Rivalry, Cooperative Play, Anak Prasekolah
ABSTRACT
Purphose: To identify the effect of cooperative play toward direct reaction sibling
rivalry on pre-school children at Angsoka Kindergarten in East Denpasar. Method:
This research employed one group pretest posttest design. The population of this
research was preschool children who had siblings. There were 20 sibling couples
which were chosen by using total sampling technique. The data were collected by
using sibling rivalry questionnaire. The data were analyzed by using Wilcoxon sign
rank test. Results: The result of the research showed that there was the effect of
cooperative play toward direct reaction sibling rivalry (p<α 0,05). Conclusion:
There is an effect of giving intervention of cooperative play toward direct reaction
sibling rivalry on pre-school children at Angsoka Kindergarten in East Denpasar. It
is expected that cooperative play can be implemented to decrease the effect of
sibling rivalry among preschool children.
Keywords: Sibling Rivalry, Cooperative Play, Pres-chool students
PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang unik agresif, memukul atau melukai kakak
yang memiliki berbagai kebutuhan yang atau adiknya, membangkang pada
berbeda satu dengan yang lain sesuai ibunya, rewel, mengalami
dengan usia tumbuh kembang. Anak kemunduran, sering marah yang
memiliki kecemburuan dalam hal meledak-ledak, sering menangis tanpa
kasih sayang terhadap saudara sebab, menjadi lebih lengket pada ibu
kandungannya yang dalam dunia (Priatna & Yulia, 2006).
kesehatan khususnya di keperawatan Hasil studi pendahuluan yang
anak dan kebidanan disebut dengan dilakukan oleh peneliti pada tanggal
sibling rivalry. 15–16 November dengan metode
Sibling rivalry dipengaruhi wawancara pada beberapa TK yang
oleh beberapa faktor, diantaranya: berada di Kecamatan Denpasar Timur.
Pertama, perbedaan jenis kelamin, Wawancara dilakukan oleh peneliti
lebih besar dijumpai pada anak yang pada orang tua yang memiliki anak
memiliki jenis kelamin sama (69,1%) usia prasekolah (3-6 tahun) didapatkan
dibandingkan dengan anak yang tidak data bahwa dari 10 anak 70 % orang
memiliki persamaan jenis kelamin tua tersebut menyatakan anak-anaknya
(30,9%). Kedua, perbedaan usia anak sering mengganggu adiknya, marah
dimana jarak usia yang dapat dan berteriak kencang, memukul dan
menimbulkan sibling rivalry yaitu mencubit bahkan sampai menendang
jarak usia 1-3 tahun, dengan usia 3-5 adiknya saat bermain, 20% diantaranya
tahun serta usia 8-12 tahun (Woolfson, menyatakan bahwa anak anaknya
2004) dengan jarak usia < 3 tahun sering menangis dan marah sambil
(80%) dibandingkan pada anak jarak memukul ibunya dan 10% lainnya
usia > 3 tahun (20,0%). Perbedaan usia menyatakan jarang.
yang jauh dan jenis kelamin berbeda Perlu adanya metode khusus untuk
akan membuat hubungan terjalin lebih mengatasi masalah sibling rivalry yang
ramah dan saling menghiasi, terjadi antar saudara kandung.
dibandingkan jarak usia yang terlalu Kegiatan kooperatif yang dapat
dekat (Hurlok, 2002). Faktor ketiga dilakukan adalah kegiatan dalam
adalah urutan kelahiran anak. Urutan bentuk permainan. Salah satu jenis
kelahiran bagi anak memainkan permainan yang dapat digunakan
peranan yang penting dalam keluarga, sebagai suatu metode mengatasi
sehingga menentukan pola interaksi konflik dengan cara meningkatkan
dengan saudara kandung, orang tua dan kerja sama adalah jenis permainan
orang disekitarnya (Setiawati & kooperatif (cooperative play).
Zulkaida, 2007). Berdasarkan paparan yang
Besarnya angka kejadian sibling sudah ditulis, maka peneliti merasa
rivalry secara pasti tetapi dalam jurnal perlu untuk mengetahui lebih lanjut
menyebutkan di Negara barat 82% apakah ada pengaruh cooperative play
dari beberapa keluarga, anak- anaknya terhadap reaksi langsung sibling
mengalami sibling rivalry (Ike, 2016). rivalry pada anak usia prasekolah di
Indonesia hampir 75% anak TK Angsoka Kecamatan Denpasar
mengalami sibling rivalry, reaksi yang Timur
sering tampak adalah anak lebih
METODELOGI dan 20 pernyataan negatif dengan
Penelitian ini adalah penelitian pre menggunakan skala likert. Intervensi
experimental dengan pendekatan One permainan kooperatif dimulai setelah
group Pre test-post test design. pemberian pretest pada masing-masing
Populasi dalam penelitian ini adalah responden.permainan kooperatif
anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK dilakukan selama 15-20 menit
Angsoka Kecamatan Denpasar Timur dilakukan di masing-masing rumah
yang memiliki saudara kandung yang responden. Frekuensi permainan
mengalami sibling rivalry. Jumlah kooperatif dilakukan 3 kali dalam
sampel yang digunakan dalam seminggu selama 2 minggu. SOP
penelitian ini adalah 20 anak permainan kooperatif berupa
prasekolah yang memiliki saudara permainan menyusun balok, puzzle,
kandung. Pada penelitian ini langkah tebak gerak, sardines, lempar tangkap
pengambilan sampel diambil yang bola dan menyusun menara koin.akhir
sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. pertemuan intervensi diikuti dengan
Instrument yang digunakan dalam pelaksanaan posttest pada seluruh
penelitian ini berupa kuesioner reaksi responden. Penelitian ini
langsung sibling rivalry yang sudah menggunakan uji Wilcoxon sign rank
dilakukan uji face validity di ITEKES test, taraf kesalahan (alfa) yag
Bali. Kuesioner reaksi langsung sibling digunakan adalah 0,05. Hipotesis
rivalry terdiri dari 30 pernyataan yang penelitian diterima apabila nilai
terbagi menjadi 10 pernyataan positif p≤0,05(alfa).