PERTEMUAN KE-9
ANGGARAN MODAL OPTIMAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1.1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anggaran modal
1.2. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung konsep modal kerja
1.3. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung/menentukan modal kerja
1.4. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang.
B. URAIAN MATERI.
A. Anggaran Modal
- Modal kerja primer à jumlah minimum yang harus ada untuk menjamin
kelancaran usaha
Contoh :
Berikut adalah laporan Neraca PT. MAJU TERUS per tanggal 31 Desember
2012:
PT. MAJU TERUS
Neraca 31 Desember 2012
(dalam rupiah)
Kas + efek 20.000 Hutang dagang 40.000
Piutang dagang 60.000 Hutang wesel 25.000
Persediaan 80.000 Hutang lainnya 35.000
Total Aktiva lancer 160.000 Total hutang 100.000
Mesin 70.000 Modal Sendiri (MS) :
Penyusutan mesin (14.000) Modal saham 200.000
Gedung 120.000 Laba ditahan 12.000
Penyusutan gedung (24.000)
Total aktiva 312.000 Total hutang + MS 312.000
Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu
B. Menentukan Modal Kerja
Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu
ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Dua metode yang dapat
digunakan untuk menentukan modal kerja :
Modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen modal kerja yaitu
perputaran kas, piutang, dan persediaan.
PT. MAJU TERUS
Neraca 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
Kas 462.500 Hutang dagang 1.375.000
Piutang dagang 1.925.000 Hutang bank 437.500
Persediaan 2.300.000 Hutang wesel 875.000
Aktiva Tetap 10.437.500 Hutang jangka panjang 4.500.000
Penjualan 60.000.000
Harga pokok penjualan 42.500.000
Laba bruto 17.500.000
Biaya operasi 6.250.000
Laba sebelum pajak + bunga 11.250.000
Bunga 3.750.000
Laba sebelum pajak 7.500.000
Pajak 30 % 2.250.000
Laba bersih 5.250.000
Berdasarkan laporan keuangan tersebut maka dapat dihitung :
1. Perputaran kas = = 130 kali
Data Struktur Modal Perusahaan dan Keuntungan Tahun 2006 s/d tahun 2010
Modal Pinjaman Modal Sendiri Jumlah Modal Laba %
Tahun
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Laba
2006 3.075.858 5.034.463 8.110.321 661.210 8,15
Berkaitan dengan anggaran modal yang optimal, maka perlu adanya jadwal peluang
investasi (Investment Opportunity Schedule, IOS) dan tambahan biaya modal yang
diperlukan akibat adanya tambahan modal (Marginal Cost of Capital Schedule,
MCC).
Contoh:
PT. SEJAHTERA sedang menghadapai beberapa proyek, rencana Investasi dan
IRR masing-masing proyek adalah :
A 100.000.000 27
B 100.000.000 38
C 50.000.000 30
D 500.000.000 15
E 200.000.000 12
F 100.000.000 11,5
40 B
C
30
20
D
E
F
10
0
+ modal baru
0
+ modal baru
200 400
600 800 1.000 1.200 1.400
IRR
40
C
30-
A
20-
D
E
F
10
0 mod
al baru
200 400
600 800 1.000 1.200 1.400
MCC adalah besarnya tambahan biaya modal yang diperlukan akibat adanya
penambahan modal.
MCC schedule adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara modal baru
yang dibutuhkan dengan biaya modal atau disebut Weighted Avarege Cost of
Capital (WACC).
Contoh :
Contoh :
Biaya modal (WACC) jika perusahaan menggunakan laba ditahan sebagai modal
sendiri sebesar 12%. Biaya modal (WACC) jika perusahaan menggunakan saham
biasa baru sebagai modal sendiri adalah 12,5%, break point atau titik dimana
biaya modal mulai naik adalah Rp 700 juta. MCC schedule seperti grafik berikut:
WACC
12,5 WACC = 12,5%
MC C
12 WACC = 12 %
Biaya modal yang digunakan dalam proses penganggaran modal ditentukan pada
perpotongan antara IOS dan MCC schedule.
Biaya ini disebut biaya modal marginal perusahaan yang akan digunakan sebagai
discount rate pada perhitungan NPV.
Prosentase
40 B
C
30
20
C
WACC = 12,5%
D
10 F
0 Modal baru
200 400 600 800 1.000 1.200
1.400
Kombinasi IOS untuk proyek B,C,D,E,F dan MCC Schedule menghasilkan MCC
perusahaan sebesar 12,5% karena IOS memotong MCC schedule saat WACC =
12,5%.
Kombinasi IOS untuk proyek A,C,D,E,F à juga MCC 12,5%.
Prosentase
40
C
30 A
20 D
E
F WACC = 12,5%
10
0 modal baru
200 400 600 800 1.000 1.200
1.400
- Karena proyek A dan B mutually exclucive maka harus dipilih salah satu,
berdasarkan NPV.
- Dengan menggunakan 12,5% sebagai discount rate, misalnya NPV-B > dari
NPV-A maka proyek B dipilih.
Dengan kata lain, manajemen tidak sekedar memilih proyek-proyek dengan NPV
positif, tapi harus memilih sejumlah proyek (yang masih dapat dibiayai dengan
dana yang ada) yang menghasilkan total NPV terbatas.
Jika sejumlah proyek potensial yang harus dipilih cukup banyak, metoda “linier
programming” dapat digunakan.
Jika sejumlah proyek potensial hanya sedikit manajer keuangan dapat membuat
himpunan dari seluruh kemungkinan kombinasi proyek yang memenuhi dana
yang ada, kemudian memilih kombinasi yang menghasilkan NPV terbesar.
Contoh :
PT. MEKAR sedang mempertimbangkan 8 proyek yang potensial. Perusahaan
mengalami keterbatasandanauntuk investasi pada proyek tersebut hanya ada dana
sebesarRp 500.000.000. Adapun spesifikasi proyek-proyek yang potensial
sebagai berikut:
Dalam jutaan rupiah
D 75 12 16 13,5 1,21
F 50 4 3 12,5 1,06
G 250 8 2 10 1,01
H 250 2 1 29 1,004
B 250 90 1,36
C 100 30 1,3
D 75 16 1,21
E 75 3,4 1,04
Kita juga memilih proyek E (PI = 1,04) dari pada proyek F (PI = 1,06). Kalau kita
memilih proyek F, dana yang diinvestasikan hanya 475 juta dan NPV < 139,4
juta.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
PT WIWID memiliki struktur modal sbb: utang bank Rp 20 juta, Saham istimewa
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
PT WIWID memiliki struktur modal sbb: utang bank Rp 20 juta, Saham istimewa
Rp 30 juta, Saham Biasa Rp 35 juta dan laba ditahan Rp 15 juta. Utang bank
mensyaratkan perusahaan membayar bunga Rp 4 juta tiap akhir tahun dan jatuh
tempo 5 tahun yang akan dating. Saham Istimewa memiliki nilai nominal Rp
1.000 dijual dengan harga Rp 2.000 per saham dan deviden sebesar Rp 500 per
saham. Saham biasa dengan nominal Rp 1.000 memiliki nilai beta (β) 1,5 ,
pendapatan investasi bebas resiko (Rf) 10% dan pendapatan pasar (Rm) 20%.
Laba ditahan biaya modalnya dianggap sama dengan saham biasa. Pajak
pendapatan perusahaan 20%.
a. Berapa biaya modal masing-masing sumber dana tersebut ?
b. Berapa biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan WIWID ?
D. DAFTAR PUSTAKA