MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Achmad Patoni, M.Ag.
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Qumala Nur Aini (12210183065)
2. Eni Kusuma Nafiah (12210183067)
3. Filisya Putri Anggraini (12210183064)
4. Aulia Nur Afifah (12210183066)
2B
JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik
dan hidayah-Nya kepada kita melalui Baginda Rosulullah SAW yang membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang, sholawat serta salam
senantiasa kita haturkan kepada beliau, semoga kita mendapatkan syafaatnya
dihari akhir nanti. Sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul Konsep
Fitrah Manusia dan Implikasi dalam Pendidikan yang disusun berdasarkan
referensi dari perpustakaan yang relevan, agar makalah ini dapat di percaya
keakuratannya sebagai referensi penyusunan makalah yang baik dan dapat
diterima dengan baik disemua kalangan dan dapat memberi manfaat kepada
pembacanya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kamu menyampaikan
terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Kedua Orang Tua kami, yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
nasihat, serta kesabarannya yang selalu membimbing kami tanpa lelah.
3. Prof. Dr. H. Achmad Patoni, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam yang selalu membimbing kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh Civitas Akademik Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
5. Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pengerjaan makalah ini, kami sudah berusaha sebaik mungkin, dan
semaksimal mungkin. tetapi mungkin dengan segala keterbatasan waktu,
kemampuan, dan pengetahuan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Maka dari itu, saran
dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “Islam” dalam “pendidikan Islam” menunjukkan warna pendidikan
tertentu, “yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami, yaitu
pendidikan yang berdasarkan Islam.1 Jadi dapat kami simpulkan bahwa
pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Misalnya, pada
sekolah diterapkan sholat dhuha pada hari-hari tertentu. Lalu, kemudian juga
diadakan baca tulis Al-Quran di sekolah setiap pulang sekolah.
Marimba menyebutkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 2 Jadi
maksutnya adalah para guru bertanggung jawab secara sadar terhadap
perkembangan anak didiknya akan pembelajaran akademik maupun etika yang
menuju lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, anak didik sebelumnya tidak
hafal dengan doa-doa sehari-hari, maka guru bertanggung jawab untuk
mengajari serta membuat anak didik hafal dengan doa tersebut.
Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah; ia tidaklah muncul
3
dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Maksud dari pernyataan
tersebut adalah manusia tidak secara langsung muncul dengan tiba-tiba atau
ada karena keinginannya sendiri. Manusia adalah ciptaan Allah yang
diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada Allah, menjaga serta
melestarikan alam dengan syariat yang sesuai dengan perintah Allah didalam
Al-Quran.
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 24.
2
Ibid, hal. 24.
3
Ibid, hal. 34
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian fitrah manusia?
2. Bagaimana kedudukan manusia dalam fitrah manusia?
3. Bagaimana implementasi pendidikan islam dalam konsep fitrah manusia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian fitrah manusia
2. Mengetahui kedudukan manusia dalam fitrah manusia
3. Mengetahui implementasi pendidikan islam dalam konsep fitrah manusia
BAB II
PEMBAHASAN
4
Muhammad Fathurrohman, Prinsip dan Tahapan Pendidikan Islam (Kajian Telaah Tafsir
Al-Qur’an), (Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca, 2017), hal. 24.
5
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2009),hal. 73.
3
12
6
Novan Ardy W & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam (Rancang Bangun Konsep Pendidikan
Monokomatik-Holistik), (Yogyakarta: AR Ruzz Media, 2012), hal 40
7
Azyumardi Azra dkk, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta:
Departemen Agama Republik Indonesia, 2002), hal. 23
5
2. Pengertian Manusia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, „manusia‟ diartikan sebagai
makhluk yang berakal budi.8 Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia
telah cukup jelas mengetengahkan konsep manusia, yang untuk
memahaminya menurut Muin Salim (dalam Tedi Priatna, 2004: 85) dapat
menggunakan dua cara. Pertama, dengan menelusuri arti kata-kata yang
digunakan al-Qur‟an untuk menunjukkan makna manusia (kajian
terminologis). Kedua, menelusuri pernyataan al-Qur‟an yang berhubungan
dengan kedudukan manusia dan potensi yang dimilikinya.9
Dalam kajian terminologis diketahui istilah insân mengandung
makna konsep manusia sebagai makhluk yang memiliki sifat keramahan
dan kemampuan mengetahui yang sangat tinggi. Dalam ungkapan lain,
manusia merupakan makhluk sosial dan kultural. Istilah basyar
menunjukkan makna manusia dengan tekanan yang lebih pada hakikatnya
sebagai pribadi yang konkret, dan aspek lahiriah manusia. sedangkan
istilah banu adam dan dzurriyah adam merujuk pada pengertian manusia
karena dinisbahkan pada nama Adam sebagai manusia pertama.10
3. Fitrah Manusia
Dalam pendidikan Islam, fitrah penciptaan manusia merupakan
diskursus yang banyak dibahas oleh para ahli, mengingat salah satu aspek
pendidikan Islam adalah upaya menumbuh kembangkan potensi manusia
yang dibawa sejak lahir. Potensi inilah yang dalam konteks pendidikan
Islam disebut dengan fitrah.
Dalam konteks penciptaan manusia, fitrah banyak dimaknai sebagai
sebuah kecenderungan yang dimiliki oleh manusia untuk mempercayai
(iman) adanya Allah. Pendapat ini merujuk kepada ayat Al-Quran,
8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), hal 197.
9
Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2004), hal 85-86
10
Ibid, hal 96
12
11
Mohammad Muchlis Solichin, “Fitrah; Konsep Dan Pengembangannya Dalam
Pendidikan Islam”, Vol. 2 No.2, Tadris, 2007, 242-243..
12
Novan Ardy W & Barnawi…, hal 41
13
Ibid,
7
َِِٓ ُْ ُ٘ َس َص ْلَٕبَٚ ْاٌبَحْ ِشَٚ ْاٌبَ ِّشْٟ ِ َح َّ ٍَْٕب ُ٘ ُْ فَٚ ََ ا َدْٟ ٌََِٕمَ ْذاَسْ َو َّش َِْٕب بَٚ
ِ ٍْش ِِ َّّ ْٓ َخٍَ ْمَٕب حَ ْف١ِ َوثٍَٝفَع ٍََّْٕبُ٘ ُْ َعَٚ ث
ًل١ْ ع ِ ِّبَب١َّاٌط
“manusia adalah makhluk yang mulia dengan kemuliaan berupa
kemudahan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
rezeki dan kelebihan-kelebihan lain dari makhluk lain.”
Jadi, konsep manusia menurut Alquran dan hadis adalah makhluk
jasmani dan rohani, atau materi dan immateri dalam arti luas. Unsur
jasmani yang berasal dari tanah di bumi, dan unsur ruh yang berasal
dari substansi immateri di alam gaib. Unsur jasmani pada akhirnya
akan kembali menjadi tanah, dan rohani akan kembali pula ke alam
gaib yang menjadi milik dan kekuasaan Allah SWT sebagai dikatakan
Alquran dalam surat Al-Fajr ayat 27-30, menerangkan:
- ًَّت١ظ
ِ َْتً َِش١ظ
ِ ه َسا ْ ُّ ٌَبإٌَّ ْفظُ اَُّٙخ٠ََبا٠
ِ ِّ َسبٌَِٝ اٝ اسْ ِج ِع- ُط َّ ِئَّٕت
ِٝ َجَّٕخٍِٝا ْد ُخَٚ - ٜ ِعبَب ِدْٟ ِ فٍٍِٝفَب ْد ُخ
14
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010, cet. VIII), hal 8.
12
Artinya:
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat” (QS Al-An‟am 165)
Ayat-ayat di atas disamping menjelaskan kedudukan manusia di
alam raya ini sebagai khalifah, juga memberi isyarat tentang perlunya
sikap moral atau etika yang harus ditegakkan dalam melaksanakan
fungsi kekhalifahannya.
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, Allah telah
memberikan kepada manusia seperangkat potensi (fitrah) berupa aql,
qalb, dan nafs. Namun demikian, aktualisasi fitrah itu tidaklah
otomatis berkembang melainkan tergantung pada manusia itu sendiri.
Untuk itu, Allah SWT menurunkan wahyu-Nya kepada para Nabi dan
Rosul, agar menjadi pedoman bagi manusia dalam meng-
aktualisasikan fitrahnya secara utuh, selaras dengan tujuan
penciptaanya, sehingga manusia dapat tampil sebagai makhluk Allah
yang tinggi martabatnya.17
c. Manusia sebagai makhluk paedagogik
Makhluk paedagogik ialah makhluk Allah yang dilahirkan
membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.18 Manusia
adalah makhluk paedagogik, karena memiliki potensi dapat dididik
dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi. Manusia
dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat
diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat
berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang
mulia. Pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan
komponen dari fitrah itu.
17
Ibid, hal, 10.
18
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Ditjen Binbaga Islam Depag, 1992), hal. 16.
12
19
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,cet.
VII 2007), hal, 35-36
20
Yusuf Qardhawi, Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Banna, (Jakarta: Bulan Bintang,
1994), hal. 135
11
Yang artinya
“sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling
baik ahklaknya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).21
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu.
Manusia dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap
manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan
selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan
hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang
diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.22
B. Implementasi Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Dari segi morfologi, kata pendidikan merupakan kata benda,
sedangkan kata kerjanya adalah “mendidik”. Dalam kamus pendidikan,
pendidikan atau mendidik diartikan sebagai upaya membantu peserta didik
untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, nilai, sikap, dan
pola tingkah laku yang bermanfaat bagi kehidupan.
Lanveld (dalam Fauzi Saleh, 2017: 143) memberikan definisi
pendidikan dengan mengemukakan aspek tujuan yang singkat namun
bermakna padat, yaitu: dewasa, dalam hal ini ia menjelaskan bahwa:
“pendidikan atau mendidik adalah mempengaruhi anak dalam
membimbingnya supaya menjadi dewasa”.
S. A. Branata (dalam Fauzi Saleh, 2017: 143) juga memberikan
definisi pendidikan yang searah dengan Lanveld, “pendidikan adalah
usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak
langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaan”.23
21
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994,) hal. 162
22
Siti Khasinah, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat”, volume XIII no 2,
2013, hal 302
23
Fauzi Saleh, Konsep Pendidikan dalam Islam, (Banda Aceh: Pena Banda Aceh, 2017), hal
143
12
24
Uci Sanusi dan Rudi Ahmad Suryani, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal.
131-132
13
25
Muis Said Iman, Pendidikan Partisipatif, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), hal. 27.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Fitrah yang disebutkan diatas mengandung implikasi pendidikan.
Oleh karena itu, kata fitrah mengandung makna “kejadian” yang
didalamnya berisi potensi dasar beragama yang benar dan lurus yaitu
islam. Potensi dasar ini tidak dapat diubah oleh siapa pun. Karena fitrah itu
merupakan ciptaan Allah
2. makna manusia dengan tekanan yang lebih pada hakikatnya sebagai
pribadi yang konkret, dan aspek lahiriah manusia. sedangkan istilah banu
adam dan dzurriyah adam merujuk pada pengertian manusia karena
dinisbahkan pada nama Adam sebagai manusia pertama.
3. Fitrah merupakan keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada
manusia yang menjadi potensi mausia yang educable. Potensi tersebut
bersifat kompleks yang terdiri atas: ruh, hati, akal, dan jiwa. Potensi-
potensi tersebut bersifat ruhaniah atau mental-psikis.
4. Kesatuan wujud manusia antara fisik dan psikis serta didukung oleh
potensi-potensi yang ada membuktikan bahwa manusia sebagai ahsan al-
taqwim. Dalam hubungannya dengan Pendidikan Islam, menempatkan
manusia pada posisi yang strategis
5. Pendidikan atau mendidik diartikan sebagai upaya membantu peserta
didik untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, nilai, sikap,
dan pola tingkah laku yang bermanfaat bagi kehidupan.
6. faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pendidikan
itu ada lima macam, yang saling berkaitan dan saling berpengaruh antara
satu faktor dengan faktor lainnya, yaitu faktor tujuan, pendidik, peserta
didik, alat pendidikan dan milieu atau lingkungan.
15
B. Saran
1. Fitrah manusia sebagai potensi dasar wajib lebih dikembangkan lagi,
dalam proses pengembangangnya. Sebab pada saat ini masih banyak anak
kurang dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.
2. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi yang seharusnya menjaga
kelestarian alam, pada saat banyak yang merusak atau kurang menjaga
kelestarian alam dan keseimbangan. Jadi perlunya adanya peningkatan
moral serta pendidikan, agar manusia paham akan tugasnya dimuka bumi.
3. Implementasi pendidikan pada saat ini masih perlu adanya
peningkatan, agar implementasi pendidikan lebih berjalan secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad. 2011. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Fathurrohman, Muhammad. 2017. Prinsip dan Tahapan Pendidikan Islam
(Kajian Telaah Tafsir Al-Qur‟an). Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Barnawi & Ardy W, Novan. 2012. Ilmu Pendidikan Islam (Rancang Bangun
Konsep Pendidikan Monokomatik-Holistik). Yogyakarta: AR Ruzz Media.
Azra, Azyumardi dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Priatna, Tedi. 2004. Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Muchlis Solichin, Mohammad. Fitrah; Konsep Dan Pengembangannya Dalam
Pendidikan Islam. Vol. 2 No.2, Tadris, 2007, 242-243.
Ramayulis. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia,.
Amir, Dinasril. Konsep Manusia dalam Sistem Pendidikan Islam. Jurnal Al-
Ta‟lim, Jilid 1, November 2012, 191.
Ibrahim, Adzikra. 2008. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli, (Online)
(http://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/),
diakses 16 Maret 2019 pukul 08:03 WIB.
Darajat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Ditjen Binbaga Islam
Depag.
Tafsir, Ahmad. 2007. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Qardhawi, Yusuf. 1994. Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Banna. Jakarta:
Bulan Bintang.
Shihab, M. Quraish. 1994. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan.
Khasinah, Siti. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat, volume
XIII no 2, 2013, hal 302.
Saleh, Fauzi. 2017. Konsep Pendidikan dalam Islam. Banda Aceh: Pena Banda
Aceh.
Ahmad Suryani, Rudi dan Sanusi, Uci. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Deepublish.
Said Iman, Muis. 2004. Pendidikan Partisipatif. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.
LAMPIRAN I
Slide 1
Slide 2 a
Slide 2 b
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
Slide 9
LAMPIRAN II