Anda di halaman 1dari 22

Evaluasi 4 Tahun Jokowi-JK:

Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran dalam Perekonomian

Perekonomian sebuah negara digambarkan dalam circular flow atau diagram mengalir
antar berbagai pihak yang terkait dalam perekonomian. Berbagai pihak seperti Rumah
Tangga Konsumen, Rumah Tangga Produsen, Negara dan Luar Negeri digambarkan pada
circular flow yang merupakan sebuah interaksi yang bersifat resiprokal. Sebagai contoh, jika
RTK memberikan faktor produksi kepada RTP, maka RTP akan memberikan balas jasa
kepada RTK atas faktor produksi yang telah diberikan, hal ini kita kenal dengan Produk
Domestik Bruto. Begitupun dengan Negara, Negara sering melakukan interaksi dengan luar
negeri seperti ekspor, impor, investasi dalam negeri, investasi luar negeri dan masih banyak
yang lainnya. Interaksi antara Negara dan Luar Negeri diketahui dalam Neraca Pembayaran
sebuah negara.

Neraca pembayaran mempunyai peranan penting dalam perekonomian sebuah negara


karena neraca pembayaran memuat performa perekonomian sebuah negara dalam hal
perdagangan, investasi dan finansial. Mengingat neraca pembayaran mempunyai peranan
sentral dalam perekonomian sebuah negara, adalah hal yang wajar jika setiap presiden sebuah
negara mencanangkan berbagai kebijakan guna membentuk performa perekonomian yang
baik sehingga tergambar dalam neraca pembayaran yang baik berupa pertumbuhan berbagai
variabel dalam neraca pembayaran.

Berbagai kebijakan yang telah dicanangkan oleh Jokowi-JK, baik secara langsung
maupun tidak langsung, akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia secara makro.
Keadaan perekonomian di Indonesia tidak kalah penting untuk disorot oleh Jokowi-JK,
sehingga dalam Rencana Jangka Menengah Nasional 2015-2019, terdapat bab khusus yang
membahas mengenai ekonomi makro. Kerangka ekonomi makro yang tersusun dalam
RPJMN 2015-2019 membahas mengenai kondisi perekonomian Indonesia secara umum,
kebijakan, serta sasaran yang salah satunya terkait dengan pertumbuhan neraca pembayaran.

Neraca pembayaran merupakan catatan seluruh transaksi yang dilakukan oleh antar
entitas di suatu negara maupun belahan dunia lainnya selama periode tertentu, seperti
seperempat atau satu tahun. Neraca pembayaran akan dibagi menjadi beberapa komponen
yaitu transaksi berjalan, serta transaksi modal dan finansial. Komponen yang berada pada

1
neraca pembayaran pun masih memiliki variabel-variabel yang dapat ditelaah lebih jauh lagi.
Untuk memberikan penilaian yang komprehensif terhadap neraca pembayaran Indonesia,
maka variabel yang akan dijabarkan dari komponen transaksi berjalan antara lain: neraca
perdagangan barang, neraca perdagangan jasa, neraca pendapatan primer, dan neraca
pendapatan sekunder. Untuk variabel pada transaksi modal dan finansial maka akan dibagi
menjadi investasi langsung dan investasi portofolio.

Kondisi Neraca Pembayaran sebelum Jokowi Menjabat

Kondisi perekonomian Indonesia sebelum Jokowi menjabat kemudian dijadikan


acuan untuk prospek ekonomi pada tahun-tahun berikutnya dalam RPJMN 2015-2019.
Secara ringkas, fluktuasi pada neraca pembayaran Indonesia dapat ditelaah secara garis besar
melalui pembagian triwulannya. Pada triwulan pertama tahun 2014, secara keseluruhan
neraca pembayaran Indonesia yang selanjutnya akan disebut (NPI) mencatat surplus sebesar
2,1 miliar US dolar. Surplus tersebut yang kemudian mendorong adanya tambahan pada
cadangan devisa per triwulan-I 2014 yaitu sejumlah 102,6 miliar US dolar—sebelumnya
berjumlah sebanyak 99,4 miliar US dolar per triwulan-IV 2013—dikatakan setara dengan 5,7
bulan impor serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. Surplus yang terdapat pada
neraca pembayaran Indonesia merupakan dampak dari pertumbuhan neraca modal dan
finansial yang positif yang juga mengalami surplus sebesar 7,8 miliar US dolar, serta
menurunnya defisit transaksi berjalan menjadi 4,2 miliar US dolar.

Selanjutnya, pada triwulan-II tahun 2014, NPI juga turut mengalami surplus yang
naik menjadi 4,3 miliar US dolar sehingga terdapat penambahan pada cadangan devisa
menjadi sebesar 107,7 miliar US dolar. Dibalik surplus yang terjadi pada NPI, terdapat
kenaikan signifikan pada transaksi modal dan finansial menjadi sebesar 14,5 miliar US dolar
yang berasal dari adanya optimisme para investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Meski demikian, memang masih terdapat defisit pada transaksi berjalan menjadi sebesar 9,1
miliar US dolar pada triwulan-II—menjadikannya lebih tinggi dibandingkan saat triwulan-I
2014.

Nampaknya, NPI pada triwulan-III tahun 2014 pun mengalami surplus menjadi 6,5
miliar US dolar, yang pada dasarnya juga menjadi pendongkrak cadangan devisa sehingga
kemudian berjumlah 111,2 miliar US dolar. Komponen-komponen yang ‘membentuk’ NPI
seperti transaksi modal dan finansial, serta defisit transaksi dagang juga perlu ditelaah lebih
mendalam. Aliran modal yang berasal dari investor asing menyebabkan adanya surplus

2
transaksi modal dan finansial sebesar 13,7 miliar US dolar, meskipun tidak sebesar triwulan
sebelumnya. Untuk defisit transaksi berjalan, terdapat penurunan defisit dari triwulan
sebelumnya--yakni sebesar 6,8 miliar US dolar pada triwulan-III yang sebelumnya sebesar
8,7 miliar US dolar pada triwulan-II.

Pada triwulan-IV tahun 2014, tercatat adanya surplus pada NPI berjumlah sebesar 2,4
miliar US dolar yang menyebabkan cadangan devisa 111,9 miliar US dolar yang semula
111,2 miliar US dolar pada triwulan-III. Defisit transaksi berjalan pada triwulan-IV
mengalami penurunan dibandingkan triwulan-III, yakni menjadi sebesar 6,2 miliar US dolar.
Selain itu, terdapat surplus pada transaksi modal dan finansial sebesar 7,8 miliar US dolar
pada triwulan-IV 2014.

Secara keseluruhan, kondisi NPI pada tahun 2014 memiliki surplus senilai 15,2 miliar
US dolar setelah mengalami defisit NPI pada tahun 2013 sebesar 7,3 miliar US dolar. Surplus
tersebut merupakan hasil dari kontribusi turunnya defisit transaksi berjalan menjadi 26,2
miliar US dolar, yang terlihat lebih rendah dibandingkan defisit transaksi berjalan pada tahun
2013 yakni 29,1 miliar US dolar. Lebih jauh lagi, transaksi modal dan finansial memiliki
surplus yang meningkat sebesar 21,6 miliar US dolar yakni dari 22,0 miliar US dolar pada
tahun 2013 menjadi 43,6 miliar pada tahun 2014 yang disebabkan karena meningkatnya
kepercayaan investor akan prospek perekonomian di Indonesia.

Gambar 1 : Neraca Pembayaran Indonesia tahun 2014

(data diolah dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia oleh Bank Indonesia tahun 2014) 1

Melihat grafik Neraca Pembayaran Indonesia tahun 2014 dari triwulan 1 hingga
triwulan 4, triwulan 1 sampai 3 mencatatkan hasil yang positif yakni terjadi peningkatan

1
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, diolah

3
namun di triwulan 4 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan Laporan Neraca
Pembayaran oleh Bank Indonesia tahun 2014, penurunan yang signifikan pada triwulan 4
tahun 2014 terjadi di bagian transaksi finansial yakni bagian direct investment dan portfolio
investment. Direct investment dan portfolio investment merupakan salah satu jenis investasi
yang baik untuk perekonomian karena kedua jenis investasi tersebut dapat memberikan
suntikan kepada perekonomian untuk berekspansi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Sitinjak, Robudi Musa (2011) dalam tesisnya menyatakan bahwa direct investment
cenderung lebih baik dalam stabilitas perekonomian dibandingkan dengan portfolio
investment karena portfolio investment sangat dipengaruhi oleh berbagai sentimen. Jika
portfolio investment dipengaruhi oleh berbagai sentimen seperti ekonomi, sosial, politik dan
budaya, maka penurunan yang terjadi di portfolio investment dipengaruhi oleh transisi
perpindahan pemimpin dari SBY kepada Jokowi sehingga investor menarik diri untuk
berinvestasi di negara lain yang lebih stabil keadaan perekonomian-nya. Sedangkan direct
investment lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Produk Domestik Bruto, inflasi,
dan nilai tukar suatu negara.

Apresiasi Neraca Pembayaran Jokowi-JK

Gambar 2: Ekspor Non Migas Indonesia tahun 2015-20172

Data diatas merupakan data ekspor non migas Indonesia dari tahun 2015-2017.
Catatan ekspor non migas Indonesia dari tahun 2015 hingga 2017 sebesar 130.541 Juta USD,
130.188 Juta USD, dan 151.433 Juta USD. Data ekspor non migas cenderung berfluktuatif

2
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, diolah

4
yakni sempat menurun di tahun 2016 dan naik kembali di 2017. Pada tahun 2016, ekspor non
migas menurun dikarenakan harga beberapa komoditas yang turun dan permintaan global
terhadap beberapa komoditas seperti kopi, lada putih, kakao, rumput laut, dan tanaman obat
tak mengalami pemulihan3. Penurunan di tahun 2016 ternyata tidak berkelanjutan di tahun
2017. Pada tahun 2017, ekspor justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni
21.245 Juta USD atau naik 16,3 persen dari 2016. Jika melihat secara agregat dari tahun
2015 dan 2017, ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar 20.892 Juta USD
atau naik sebesar 16 persen.

Sektor non migas merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia di bidang
ekspor. Sektor non migas adalah sektor yang tidak termasuk minyak dan gas seperti
perkebunan, peternakan, pertanian dan barang hasil tambang dari bukan minyak dan gas.

Dalam Twin Deficit Hypothesis menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara
defisit anggaran dengan defisit transaksi berjalan. Hubungan positif tersebut didapatkan dari
persamaan expenditure approach dalam perhitungan pendapatan nasional yakni
Y=C+I+G+(X-M) yang jika dimodifikasi menggunakan teori yang berlaku, maka akan
mendapatkan kesimpulan bahwa defisit anggaran pemerintah akan menambah defisit
transaksi berjalan apabila defisit anggaran pemerintah mengurangi tabungan
nasional4. Dalam UU no 17 tahun 2003 disebutkan bahwa defisit anggaran dibatasi maksimal
3% dari PDB (Produk Domestik Bruto). Dengan adanya twin deficit hypothesis serta
hubungan antara defisit anggaran dengan defisit transaksi berjalan, Bank Indonesia
menjelaskan bahwa defisit transaksi berjalan akan lebih baik jika tidak melebihi dari defisit
anggaran sebesar 3% dari PDB karena kedua variabel tersebut yakni defisit anggaran dan
defisit transaksi berjalan akan saling mempengaruhi dalam stabilitas perekonomian baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang.

3
Gumelar, Galih. (2017). 2016, Ekspor Indonesia Turun Jadi US$144,43 Miliar. Diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170116121413-92-186589/2016-ekspor-indonesia-turun-jadi-us-
14443-miliar
4
Nizar, Muhammad Afdi.(2015).Pengaruh Defisit Anggaran Terhadap Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia.
Kajian Ekonomi dan Keuangan, 17 (1). 91-106. Diakses dari https://mpra.ub.uni-
muenchen.de/65609/1/MPRA_paper_65609.pdf

5
Gambar 3: Defisit Transaksi Berjalan Indonesia (%PDB) tahun 2015-20175

Sepanjang kepemimpinan masa Jokowi JK yakni tahun 2015-2017, defisit transaksi


berjalan mengalami penurunan secara konsisten. Berdasarkan data diatas mengenai
persentase defisit berjalan terhadap PDB, tahun 2015 bernilai -2,03 persen, tahun 2016
bernilai -1,82 persen dan tahun 2017 bernilai -1,7 persen. Menurunnya defisit transaksi
berjalan disebabkan adanya peningkatan ekspor pada neraca barang, penurunan impor pada
neraca barang, dan penurunan defisit neraca jasa. Adapun peningkatan ekspor pada neraca
barang disebabkan karena keadaan global uncertainty yang menyebabkan harga meningkat di
beberapa komoditas sehingga ekspor menjadi meningkat. Penurunan impor barang salah
satunya disebabkan karena melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dari kurun waktu
2015-2017.

Gambar 4: Investasi Portofolio Indonesia periode 2015-20176

5
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, diolah
6
Laporan NPI, diolah

6
Salah satu aspek pada transaksi modal dan finansial adalah investasi portofolio—
penanaman modal asing melalui sekuritas dan surat berharga, sehingga kepemilikannya
bersifat pasif. Visualisasi diatas merupakan hasil selisih antara investasi kewajiban dan aset—
kewajiban merupakan portofolio domestik yang dimiliki pihak asing, atau inflow sedangkan
aset adalah portofolio asing yang dimiliki oleh orang Indonesia, atau outflow. Gambar diatas
menunjukan adanya tren kenaikan pada investasi portofolio dari tahun 2015 hingga 2017
yakni investasi yang awalnya berada pada angka 16.183 juta USD menjadi 20.662 juta USD
di tahun 2017. Kenaikan investasi portofolio berasal dari kontribusi naiknya capital inflow—
investasi kewajiban—selama periode tersebut berlangsung.

Kenaikan pada investasi portofolio tak lepas oleh peran pemerintah. Pemerintah
membuat kebijakan yang mendukung investasi pihak asing di Indonesia. Hal ini terlihat dari
adanya peningkatan nilai pada investasi portofolio dari tahun 2015 hingga 2017 yang
merupakan dampak dari pemerintahan Jokowi-JK yang memperbanyak penerbitan obligasi
global--surat utang negara yang diterbitkan pada suatu negara dalam valuta asing. Contoh
dari obligasi global tersebut antara lain penerbitan Samurai Bonds yang berdominasi Yen,
obligasi Global Medium Term Notes (GMTN) didominasi oleh Dolar Amerika. Selain itu,
terdapat pula instrumen portofolio lainnya seperti saham, Surat Utang Negara (SUN), Surat
Berharga Syariah Negara, dan surat berharga lainnya dalam valuta asing .
https://www.antaranews.com/berita/660235/kebijakan-pemerintah-menjaga-optimisme-
investor

Gambar 5: Investasi langsung tahun 2015-2017 di Indonesia7

7
Laporan NPI, diolah

7
Aspek kedua yang dapat ditelaah berkaitan dengan transaksi modal dan finansial
adalah investasi langsung—atau foreign direct investment, yakni investasi yang dilakukan
oleh individu atau suatu institusi di negara lain dengan kepemilikan secara langsung terhadap
aset di negara lain. Melalui gambar di atas, dapat dilihat bahwa grafik investasi langsung
tahun 2015-2017 memiliki tren yang menyerupai grafik investasi portofolio tahun 2015-2017.
Tren tersebut menunjukkan adanya kenaikan nilai investasi langsung dari tahun 2015-2017.
Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan investasi langsung kewajiban -- kepemilikan
aset domestik langsung oleh pihak asing.

Adanya tren yang baik yakni kenaikan pada investasi portofolio maupun langsung
menandakan kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pada
periode 2015-2017, neraca transaksi modal bernilai surplus sebagai dampak dari adanya net
capital inflow. Adanya aliran modal masuk membawa dampak menguntungkan bagi negara
penerima (Feldstein, 2000; Razin dan Sadka, 2001), khususnya dalam bentuk investasi
langsung, diantaranya transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia dengan
adanya pelatihan tenaga kerja.

Hal-hal yang mempengaruhi investasi, baik langsung maupun portofolio, pada


dasarnya berasal dari faktor yang sama. Yang pertama, adanya deregulasi dari pemerintah
yang mempermudah pemberian izin investasi kepada investor. Sejak 26 Oktober 2015,
pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meluncurkan sebuah
layanan izin investasi yang berlangsung hanya dalam 3 jam. Dalam layanan perizinan 3 jam
tersebut, investor akan langsung mendapatkan 8 jenis izin, antara lain izin prinsip, Akte
Pendirian Perusahaan dan Pengusahaan Perseroan Terbatas, Nomor Pokok Wajib Pajak,
Tanda Daftar Perusahaan, Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Izin Mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing, Angka Pengenal Importir, dan Nomor Induk Kepabeanan. Bahkan, per 1
Juni 2016 saja layanan izin investasi 3 jam tersebut telah memfasilitasi 59 investasi
perusahaan yang memiliki nilai sebesar Rp 137,5 triliun dan menyerap tenaga kerja sampai
dengan 44.400 orang8.

Yang kedua, upaya pemerintahan Jokowi-JK dalam menjaga optimisme investor


dalam perekonomian di Indonesia adalah dengan membangun infrastruktur. Infrastruktur
merupakan katalis yang juga memiliki peran dalam meningkatkan aktivitas perekonomian

8
Ariyanti, Fiki. (2016), BKPM Perluas Layanan Izin Investasi 3 Jam. Diakses dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2527118/bkpm-perluas-layanan-izin-investasi-3-jam

8
sehingga bisa berpengaruh positif pada kinerja emiten juga. Pembangunan infrastruktur yang
cemerlang dibawah pemerintahan Jokowi telah terbukti mampu meningkatkan peringkat
Indonesia dalam hal Ease of Doing Business.

Gambar 6: Peringkat Ease of Doing Business di Indonesia pada Tahun 2015-2017.9

Ease of doing business merupakan indeks yang dapat digunakan untuk meninjau
seberapa mudah untuk melakukan bisnis dalam suatu negara--dalam indeks tersebut, semakin
tinggi peringkatnya (semakin rendah angkanya) maka kondisi negara tersebut semakin
mendukung untuk melakukan bisnis. Dari periode 2015-2017, Indonesia mengalami tren
penurunan angka pada indeks Ease of Doing Business, yang awalnya 106 pada tahun 2015
berubah drastis menjadi 72 pada tahun 2017. Peningkatan ease of doing business Indonesia
disebabkan karena adanya paket kebijakan ekonomi XII. Paket kebijakan ekonomi XII yang
diterapkan di masa Jokowi menekankan kepada aspek penyederhanaan prosedur, percepatan
waktu perizinan serta efisiensi biaya dalam proses perizinan. Paket kebijakan ekonomi XII ini
menjawab permasalahan utama di Indonesia yakni masih sulitnya birokrasi dalam perizinan
segala hal, mulai dari pembangunan hingga administrasi yang berada di daerah. Paket
kebijakan ekonomi XII yang memperbaiki ease of doing business Indonesia membuat para
investor lebih optimis terhadap iklim investasi di Indonesia. Perbaikan ease of doing business
Indonesia menandakan semakin mudahnya orang dalam berbisnis di Indonesia dan return
yang didapatkan oleh investor semakin besar.

9
https://tradingeconomics.com/indonesia/ease-of-doing-business

9
Iklim investasi di Indonesia semakin membaik, terutama setelah Indonesia
mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade) dari 3 lembaga pemeringkat
internasional, antara lain Moody’s, Standard & Poor’s (S&P), dan Fitch Ratings. Peringkat
yang didapatkan oleh Indonesia melalui ketiga lembaga pemeringkat tersebut adalah Baa3
(Moody’s) yang merupakan investment grade terendah, BBB- dengan outlook stabil(Standard
& Poor’s), dan BBB dengan outlook stabil (Fitch Ratings)10. Peringkat tersebut merupakan
hal yang fantastis mengingat Indonesia terakhir kali menyandang peringkat investment grade
adalah sebelum krisis ekonomi tahun 1998, yakni pada tahun 1992 dari Standard & Poor’s 11.
Kenaikan peringkat investasi yang terjadi turut berkontribusi secara positif terhadap
masuknya aliran modal asing dan mempermudah Indonesia dalam menjaring investasi asing.

Seiring dengan kenaikan pada angka investasi langsung dan portofolio, ternyata hal
tersebut juga berpengaruh terhadap neraca pendapatan primer. Neraca pendapatan primer
meliputi transaksi berupa penerimaan dan pembayaran tenaga kerja serta pendapatan
investasi portofolio, langsung, dan lainnya.

Gambar 7: Neraca Pendapatan Primer Pada Tahun 2015-201712

10

11
Julianto, Pramdia Arhando. (2017). Butuh 20 Tahun bagi Indonesia untuk Raih Rating “Investment Grade”.
Diakses dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/22/133907026/butuh.20.tahun.bagi.indonesia.untuk.raih.rating.invest
ment.grade.
12
Laporan NPI, diolah

10
Defisit Neraca Pendapatan Primer mengalami peningkatan sejak tahun 2015 yang
berada pada angka 28.379 juta USD menjadi 32.838 juta USD pada tahun 2017. Menurut
catatan pada laporan Neraca Pembayaran Indonesia, naik maupun turunnya defisit pada
neraca pembayaran merupakan efek dari adanya perubahan pada investasi langsung dan
portofolio. Contoh yang dapat diambil adalah untuk keseluruhan tahun 2017, defisit neraca
pembayaran Indonesia bahkan mencapai angka 32 juta USD karena adanya peningkatan pada
neto pembayaran investasi langsung dan meningkatnya profitabilitas perusahaan penanam
modal asing. Sekali lagi, hal tersebut merupakan dampak baik dari iklim perekonomian
Indonesia yang menjaga optimisme para investor sehingga efeknya tidak hanya dirasakan
pada investasi langsung dan portofolio, melainkan juga pada komponen yang dipengaruhi
oleh investasi. Meski demikian, tetap perlu menjadi perhatian pemerintah bahwa penerimaan
investasi yang tinggi akan disusul dengan adanya peningkatan defisit pada transaksi berjalan
pula.

Devisa merupakan salah satu bentuk pendapatan sebuah negara. Devisa dapat
berbentuk emas ataupun valuta asing. Dengan adanya devisa, pembiayaan yang bersifat
internasional dapat dilakukan seperti pembiayaan utang luar negeri, pembiayaan perdagangan
internasional dan pembiayaan kontingen negara untuk menjalankan tugas negara. Dengan
berbagai manfaat seperti itu, seluruh negara pasti ingin memiliki devisa yang besar untuk
memenuhi berbagai pengeluaran negara.

Gambar 9: Cadangan devisa Indonesia tahun 2014-201713

13
Laporan NPI, diolah

11
Dalam neraca pembayaran, neraca pembayaran dilaporkan per triwulan (per 3 bulan)
selama 1 tahun. Dilantiknya Jokowi JK pada tanggal 20 Oktober 2014 artinya periode
tersebut adalah triwulan IV tahun 2014. Melihat Triwulan IV tahun 2014 hingga 2017,
cadangan devisa Indonesia mempunyai catatan positif yakni pertumbuhan cadangan devisa
terjadi di 3 tahun terakhir yakni 2015-2017 senilai 22,9% meskipun di awal mula
kepemimpinan Jokowi cadangan devisa menurun sebesar 5.931 Juta USD atau turun
senilai 5,6%. Pertumbuhan cadangan devisa Indonesia salah satunya disebabkan karena
terjadi peningkatan wisatawan ke Indonesia. Sektor pariwisata memang menjadi unggulan
Indonesia karena alam Indonesia yang sangat kaya dan beragam menarik para wisatawan
untuk mengunjungi Indonesia. Pemerintah Indonesia pun mempromosikan sektor pariwisata
dengan tagline Wonderful Indonesia. Lebih Lanjut, Kementerian Pariwisata memprediksikan
sektor pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada tahun 2018
hingga 2019.

12
Evaluasi Neraca Pembayaran Jokowi-JK

Neraca perdagangan merupakan neraca yang memuat transaksi ekspor dan impor serta
biasa disebut current account atau transaksi berjalan. Di dalam neraca perdagangan, terdapat
data ekspor impor salah satunya komoditas barang. Komoditas barang terbagi atas beberapa
jenis yakni barang dagangan umum (migas dan non migas) dan barang lainnya. Sektor migas
dan nonmigas merupakan salah satu komoditas utama Indonesia yang dapat dimanfaatkan
untuk ketahanan perekonomian Indonesia.

Gambar 10 : Data Ekspor Non Migas Indonesia tahun 2015-2017 dalam Juta USD14

Data diatas merupakan data ekspor non migas di Indonesia dari tahun 2015-2017
berdasarkan realisasi per tahun dan target RPJMN yang telah ditetapkan. Suatu hal yang
positif jika melihat data diatas yakni ekspor non migas mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun 2015-2017. Namun, antara realisasi dengan target yang ditetapkan tidak
pernah tercapai dan jarak untuk merealisasikan target semakin menjauh.. Target pada tahun
2015 senilai 83% dari target, 2016 senilai 75% dan 2017 senilai 78%. Lalu, jarak antara
realisasi dan target setiap tahun nya semakin timpang dan jauh yang artinya ekspor non migas
beserta targetnya sama-sama meningkat namun akan semakin sulit untuk dicapai. Tahun
2015, realisasi ekspor non migas sebesar 130.541 Juta USD dengan target RPJMN 2015-2019
sebesar 156.700 Juta USD, berarti terdapat jarak ketimpangan sebesar 26.159 Juta USD.
Sedangkan tahun 2017, realisasi ekspor non migas sebesar 151.433 Juta USD dengan target
RPJMN 2015-2019 sebesar 192.800 Juta USD, berarti terdapat jarak ketimpangan
sebesar 41.467 Juta USD. Ekspor non migas dan target nya boleh saja tumbuh, Namun

14
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia dan RPJMN 2015-2019, diolah

13
pertumbuhan ekspor non migas haruslah lebih cepat dibandingkan target nya agar target yang
telah ditetapkan dapat terealisasi.

Gambar 11 : Data Ekspor Migas Indonesia tahun 2015-2017 dalam Juta USD15

Target yang tinggi setiap tahun naik menandakan adanya harapan kepada kontribusi
sektor migas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekspektasi terhadap target yang tinggi
nyatanya tak sesuai dengan realita yang terjadi. Dari tahun 2015 hingga 2017, ekspor migas
tahun 2015 bernilai 17.184 Juta USD, lalu turun cukup signifikan menjadi 12.916 juta USD
pada tahun 2016, dan kembali naik 15.573 Juta USD di tahun 2017. Secara agregat berdasar
pada base year 2015, ekspor migas turun sebesar 1.611 Juta USD, padahal defisit
transaksi berjalan turun sebesar 226 Juta USD. Hal ini menandakan bahwa ekspor migas
tidak berpengaruh terhadap penurunan defisit transaksi berjalan, justru menambah beban
defisit transaksi berjalan karena ekspor bersifat declining. Penurunan yang terjadi pada
ekspor migas disebabkan karena cadangan minyak di Indonesia terus mengalami penurunan
bahkan Kementerian ESDM menjelaskan bahwa cadangan minyak akan tersisa hingga tahun
2030 dengan asumsi produksi 800.000 barel per hari tanpa adanya temuan cadangan baru16.

15
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia dan RPJMN 2015-2019, diolah
16
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180327184552-4-8798/mengapa-cadangan-minyak-indonesia-
kalah-dengan-malaysia

14
Gambar 12 : Neraca Perdagangan Jasa Indonesia pada tahun 2015-201717

Variabel yang turut menjadi bagian dalam transaksi berjalan adalah neraca
perdagangan jasa--perbandingan nilai ekspor dan impor pada sektor jasa yang dihitung dalam
mata uang tertentu dan diukur dalam periode tertentu. Apabila terjadi surplus, maka nilai
ekspor akan lebih besar dibandingkan ekspor--begitu pula sebaliknya, yakni defisit
melambangkan nilai impor yang melebihi ekspor. Melalui data yang telah diolah di atas,
Indonesia selalu mengalami defisit dalam neraca perdagangan. Tahun 2016 dan 2017
memang mengalami defisit yang lebih sedikit nilainya dibandingkan tahun 2015, namun
angkanya masih cenderung fluktuatif dan tidak konsisten. Mengutip pernyataan ekonom dari
Standard Chartered, Aldian Taloputra, bahwa Indonesia masih mengalami defisit neraca
perdagangan jasa karena Indonesia masih sering menggunakan jasa angkutan asing ketika
melakukan impor barang18. Hal tersebut disebabkan pasalnya industri perkapalan Indonesia
masih terbatas dalam rute perdagangan global. Nyatanya, sektor transportasi selama beberapa
periode terakhir memang kerap mengalami defisit dan memiliki proporsi besar terhadap
defisitnya neraca perdagangan jasa.

17
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, diolah
18
Mustami, Adinda Ade. (2017). Kapan Neraca Jasa Indonesia Bisa Capai Surplus?. Diakses dari
https://nasional.kontan.co.id/news/kapan-neraca-jasa-indonesia-bisa-capai-surplus

15
Gambar 13: Sektor Transportasi Pada Neraca Perdagangan Jasa tahun 2015-201719

Melalui laporan Neraca Pembayaran Indonesia, defisit pada neraca perdagangan jasa
paling banyak dihasilkan melalui sektor transportasi. Sejak tahun 2015 hingga 2017, defisit
pada transportasi bersifat fluktuatif dan tidak menurun secara signifikan. Bahkan, tahun 2017
mengalami peningkatan yang cukup besar dan melampaui defisit yang lebih besar
dibandingkan tahun 2015.

20
Gambar 14: Perbandingan Target Pertumbuhan Ekonomi pada RAPBN-P dengan Realisasi Tahun 2015-2017

19
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, diolah

16
Pertumbuhan ekonomi pada era Jokowi-JK memang sempat mengalami perbedaan
jauh antara realisasi dibandingkan dengan target RAPBN-P, yaitu pada tahun 2015 ketika
pertumbuhan ekonomi Indonesia terletak di kisaran 4,79 persen. Memang selama periode
2015-2017, terdapat peningkatan pada pertumbuhan ekonomi dari 4,79 persen hingga 5,07
persen. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut cenderung stagnan dan belum mencapai
target pada RAPBN-P. Terutama, mengetahui bahwa dalam poin apresiasi, telah dipaparkan
adanya kenaikan inflow yang berasal dari investasi asing seharusnya bisa lebih mendongkrak
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Korelasi pengaruh investasi asing terhadap pertumbuhan
ekonomi masih insignifikan, meski positif.

Menurut hasil empiris dari regresi analisis antara hubungan Penanaman Modal Asing
(PMA) dengan pertumbuhan ekonomi, terdapat subsektor untuk investasi yang memiliki
hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi21. Subsektor tersebut antara lain tanaman,
pangan, dan perkebunan; pertambangan; industri makanan; dan transportasi, gudang, dan
komunikasi. Menurut laporan Neraca Pembayaran Indonesia yang dirilis oleh Bank
Indonesia, PMA di Indonesia pada periode 2015-2017 memiliki perbedaan sekaligus
persamaan terkait dengan subsektor penanaman modal asing.

Tabel : Dominasi Penanaman Modal Asing Periode 2015-2017

2015 2016 2017

Pertambangan, keuangan, Manufaktur, perikanan, Manufaktur, perikanan,


dan manufaktur. pertanian, kehutanan, dan pertanian, kehutanan, dan
perdagangan. perdagangan.

Berdasarkan tabel yang telah diolah dari laporan Neraca Pembayaran Indonesia,
penanaman modal di Indonesia belum benar-benar terfokus terhadap subsektor yang telah
terbukti membawa pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2015,
terdapat kontribusi besar dari PMA pada subsektor pertambangan. Namun, pada tahun-tahun
selanjutnya, subsektor pertambangan tidak lagi menunjukan dominasi. Tahun 2016-2017,
PMA didominasi pada subsektor yang sama, dan beberapa diantaranya terbukti memiliki
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi seperti pertanian. Tren PMA terlihat

20
RAPBN-P, diolah
21
Salebu, Jefry Batara.(2014).Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia: Analisis Data Panel Periode 1994-2013. Jurnal BPPK, 7 (2). 135-152. Diakses dari
https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.id/jurnalbppk/article/view/99/47

17
mengalami peralihan dari pertambangan menjadi manufaktur, dari tahun 2015 hingga 2017.
Melalui tren yang ada, maka dapat diperhatikan bahwa subsektor yang memang membawa
signifikansi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum dioptimalkan
untuk menarik investasi asing.

Jumlah penanaman modal asing di Indonesia yang memiliki tren meningkat dari tahun
2015 hingga 2017. Inflow yang terus menerus memasuki lahan investasi Indonesia memang
menandakan kondisi perekonomian Indonesia yang stabil serta meningkatnya kepercayaan
para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Jumlah inflow atau kewajiban baik
pada investasi langsung maupun portofolio merupakan utang yang dimiliki oleh Indonesia
yang kelak harus dibayarkan kembali. Hal tersebut perlu diperhatikan karena nilai investasi
portofolio dan langsung telah mencapai 20 juta USD hingga tahun 2017.

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah, jumlah investasi portofolio
pada periode 2015-2017 lebih banyak dibandingkan investasi langsung. Perhatian khusus
memang diperlukan karena investasi portofolio sifatnya temporer dan paradoks;
pergerakannya sulit untuk dikuantifikasi dan diidentifikasi. Hal tersebut implikasinya adalah
akan adanya volatilitas yang berlebihan pada perekonomian Indonesia, mengingat investasi
portofolio sangat rentan dan mudah untuk keluar dari Indonesia.

Gambar 15 : Cadangan Devisa Indonesia tahun 2015-201722

22
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, diolah

18
Dalam RPJMN 2015-2019, telah ditetapkan proyeksi mengenai cadangan devisa
negara Indonesia dari tahun 2015-2019. Data diatas merupakan data realisasi cadangan devisa
Indonesia berdasarkan performa perekonomian yang telah dijalani dan target cadangan devisa
di dalam RPJMN. Peningkatan cadangan devisa yang terjadi dari tahun 2015 sampai 2017
berjarak semakin sedikit dengan target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2015, target
cadangan devisa yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 senilai 119.900 Juta USD
sedangkan realisasi cadangan devisa yang dicapai adalah 105.931 Juta USD, berarti
terdapat jarak sebesar 13.969 Juta USD antara target RPJMN dengan realisasi
cadangan devisa. Di lain pihak, pada tahun 2017, target cadangan devisa yang ditetapkan
senilai 136.800 Juta USD dan Realisasi cadangan devisa yang dapat dicapai adalah 130.196
Juta USD, berarti terdapat jarak sebesar 6.604 Juta USD antara target RPJMN dengan
realisasi cadangan devisa. Kenaikan Devisa Indonesia tahun 2015-2017 dan penurunan gap
antara realisasi devisa terhadap target devisa merupakan sebuah hal yang baik, namun kedua
hal tersebut nyatanya tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Dari tahun 2015-2017,
target proyeksi devisa dalam RPJMN 2015-2019 tidak pernah tercapai.

Rekomendasi

Melihat adanya poin evaluasi yakni ekspor non migas tidak pernah mencapai target
yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, perlu nya pemerintah untuk diversifikasi
pasar tujua ekspor non migas Indonesia agar tidak terpaku kepada 3 negara yakni Amerika,
Tiongkok dan Jepang, tapi lebih dari itu. Ekspor non migas yang merupakan unggulan ekspor
di Indonesia haruslah dikontrol oleh pemerintah di tengah uncertainty global politics and
economics agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai dan dapat membawa manfaat
seluas-luasnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Lalu, adanya poin evaluasi perihal ekspor migas selalu menurun dan tidak pernah
mencapai target yang telah ditetapkan, pemerintah perlu mengontrol ambisi dirinya sendiri
dalam menetapkan target ekspor migas karena realita nya, produksi akan migas terus
menurun, tidak ditemukan nya blok baru untuk menghasilkan migas dan permintaan akan
migas yang tinggi untuk berbagai kebutuhan di Indonesia . Pentingnya sektor migas dalam
kebutuhan Industri di Indonesia sehingga Perlu nya pemerintah untuk berusaha menemukan
blok baru penghasil migas Indonesia dan membenahi secara struktural dari hulu hingga ke
hilir mengenai Industri migas. Dengan cara seperti ini, diharapkan pemerintah dapat
mendorong pencapaian target ekspor yang telah ditetapkan.

19
Dengan adanya evaluasi pada bidang Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia,
pemerintah sebaiknya meningkatkan minat investor pada subsektor yang memang memiliki
pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi--sesuai dengan data empirisnya. Subsektor
tersebut antara lain tanaman, pangan, dan perkebunan; pertambangan; industri makanan; dan
transportasi, gudang, dan komunikasi. Menaikan minat investor dapat dilakukan dengan
pemberian insentif lebih terhadap subsektor yang terbukti memberikan kontribusi positif.
Salah satu bentuk insentifnya misalnya regulasi insentif pajak termasuk proses administrasi
yang lebih mudah.

Masih berkaitan dengan investasi sebagai salah satu komponen dalam neraca
pembayaran, perlu diingat bahwa jumlahnya masih lebih banyak untuk investasi portofolio
dibandingkan langsung. Pada kenyataanya, investasi portofolio bersifat lebih fluktuatif dan
volatil--artinya dapat ditarik kapan saja sesuai dengan kondisi perekonomian yang sedang
berlangsung. Sehingga, pemerintah perlu menaikkan ketertarikan investor untuk lebih
memilih foreign direct investment karena fdi sifatnya tidak mudah ditarik apabila terjadi
shocks atau perubahan siklikal lainnya. Terdapat beberapa langkah yang dapat diambil oleh
pemerintah, diantaranya melakukan deregulasi peraturan dan prosedur perizinan untuk
mengurangi biaya transaksi dan praktik ekonomi dengan biaya yang tinggi; menyempurnakan
peraturan perundangan di bidang investasi sesuai dengan praktik internasional dan
mengutamakan perilaku non diskriminatif antara investor asing dan domestik; memperbaiki
sistem dan jaringan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas pelayanan infrastruktur;
mengembangkan sumber daya manusia baik dari sisi pendidikan maupun keterampilan
supaya mampu menemui keterampilan baru yang dibutuhkan; serta sinkronisasi peraturan
perundang-undangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Kemudian, adanya poin evaluasi mengenai besarnya proporsi defisit sektor


perdagangan pada neraca perdagangan jasa, pemerintah perlu mengontrol defisit neraca
transportasi di neraca jasa dengan melakukan pengembangan dan pengoptimalan infrastruktur
kemaritiman domestik berupa pembangunan dan pengembangan kapal-kapal domestik,
pelabuhan yang memadai untuk proses angkut barang dan industri galangan kapal. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi ketergantungan asing dalam hal transportasi perdagangan
internasional. Setelah itu, perlunya regulasi untuk mengatur tentang lalu lintas barang antar
negara agar tidak terjadi permasalahan antara satu negara dengan negara lainnya dalam
perdagangan internasional.

20
Dan terakhir, adanya poin evaluasi mengenai cadangan devisa yang tidak pernah
mencapai target yang telah ditetapkan pada RPJMN 2015-2019, pemerintah perlu melakukan
stimulus berupa penguatan sektor ekonomi domestik melalui berbagai kebijakan seperti
pemberian insentif pajak dan pengoptimalan paket kebijakan ekonomi (PKE) I-XVI. Hal
tersebut berguna untuk meningkatkan beberapa variabel ekonomi seperti peningkatan
ekspor, pengurangan impor dan meningkatnya aliran capital inflow yang masuk ke Indonesia.

21
Referensi

Ramadhani, Mutia. (2017). Layanan Izin Investasi 3 Jam Gaet Inestasi Rp 869 Triliun.
Diakses dari https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/02/23/olt4wj383-layanan-
izin-investasi-3-jam-gaet-investasi-rp-869-triliun

Fajriah, Lily Rusna. (2016). Investasi Asing Naik 32,5% dalam Dua Tahun Jokowi-Jk.
Diakses dari https://ekbis.sindonews.com/read/1150028/33/investasi-asing-naik-325-dalam-
dua-tahun-jokowi-jk-1477385394 http://id.beritasatu.com/home/kemenhub-deregulasi-42-
peraturan-dan-tingkatkan-kemudahan-investasi/173346

Setiawan, Sakina Rakhma Dian.(2017).BPKM: Deregulasi Mulai Kendor, Investasi Bisa


Terganggu. Diakses dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/26/192925126/bkpm.deregulasi.mulai.kendor.inv
estasi.bisa.terganggu

Setiawan, Sakina Rakhma Dian.(2018). Ekonomi Indonesia 2017 Tumbuh 5,07 Persen,
Tertinggi Sejak Tahun 2014. Diakses dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/05/113820026/ekonomi-indonesia-2017-tumbuh-
507-persen-tertinggi-sejak-tahun-2014

Sukmana, Yoga.(2017). Pada RAPBN-P 2017, Target Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5,2
Persen. Diakses dari https://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/10/172757726/pada.rapbn-
p.2017.target.pertumbuhan.ekonomi.jadi.5.2.persen.

Setiawan, Sakina Rakhma Dian.(2017). Catatan 2017, Saat Indonesia Akhirnya Menyandang
Status Investment Grade. Diakses dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/27/080000626/catatan-2017-saat-indonesia-
akhirnya-menyandang-status-investment-grade-

22

Anda mungkin juga menyukai