Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Pengantar Pendidikan Pancasila”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila di Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar
Negara kita, Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya
tidaklah terdapat baik di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas
bahwa pancasila yang dimaksud adalah ilmu dasar Negara Indonesia,
sebagaimana yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang
berbunyi.
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
2. Masalah Korupsi
Ada beberapa sebab terjadinya praktek korupsi. Singh (1974)
menemukan dalam penelitiannya bahwa penyebab terjadinya korupsi di India
adalah kelemahan moral (41,3%), tekanan ekonomi (23,8%), hambatan struktur
administrasi (17,2 %), hambatan struktur sosial (7,08 %). Sementara itu Merican
(1971) menyatakan sebab-sebab terjadinya korupsi adalah sebagai berikut :
a. Peninggalan pemerintahan kolonial.
b. Kemiskinan dan ketidaksamaan.
c. Gaji yang rendah.
d. Persepsi yang populer.
e. Pengaturan yang bertele-tele.
f. Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.
3. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan yang kita hadapi dari tahun ke tahun semakin
meningkat baik yang berasal dari pencemaran air maupun pencemaran udara. Hal
ini bukan hanya disebabkan oleh kegiatan industrinya, tetapi juga oleh aktivitas
manusia dalam rumah tangga.
Banyak orang kurang menyadari akan telah terjadinya pencemaran udara,
padahal sekitar 15% kematian disebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara
di kota-kota besar seperti Jakarta telah cukup memprihatinkan. Jakarta sebagai
kota metropolitan dibebani oleh kegiatan transportasi yang cukup padat yang
memberi sumbangan bahan pencemar udara yang cukup signifikan, demikian
halnya untuk kota-kota besar lainnya. Pencemaran udara akibat gas buang
kendaraan bermotor kurang disadari oleh masyarakat pada umumnya, padahal
dampak dari pembakaran bahan bakar ini sungguh luar biasa dalam jangka
panjang, seperti yang sedang dialami oleh penduduk seluruh dunia yaitu
terjadinya pemanasan global (global warming).
Di samping pemanasan global, terjadinya hujan asam (acid rain) dan
penipisan lapisan ozon merupakan masalah lingkungan masa kini yang juga
menjadi masalah global karena dapat terjadi di seluruh dunia.
8. Masalah Terorisme
Tragedi Bali 12 Oktober 2002 telah menyentak nilai-nilai kemanusiaan.
Kejadian itu seolah tidak dapat dipercaya, memuakkan tapi nyata. Pemboman
terhadap sasaran sipil tidak berdosa tersebut di samping telah merobek nilai-nilai
kemanusiaan juga mengingkari nilai-nilai demokrasi yang sedang kita bangun.
Berkenaan dengan peristiwa pemboman yang dahsyat di Bali tersebut
kita wajib menundukkan kepala, bersimpati kepada para korban dan keluarganya
dan berdoa agar arwah para korban diterima oleh Al Khalik di sisinya, dan
keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan untuk menerimanya. Secara
lebih konkrit kita berharap agar para korban dan keluarganya memperoleh
santunan yang sesuai dengan penderitaannya.
Namun demikian, tidak cukup bila kita hanya melakukan tindak
penyesalan, berdoa, berharap dan marah saja. Kita perlu menegakkan kepala
untuk menghadapi tragedi tersebut secara rasional, obyektif, percaya diri dan
mandiri, tidak tergantung kepada pikiran dan arahan pihak lain yang belum tentu
tulus dalam memberikan bantuan dan arahan. Dalam kaitan inilah kita berpijak
dalam memikirkan upaya pencegahan terorisme.
Dengan memperhatikan masalah tersebut, maka pendidikan Pancasila
sangat penting untuk diajarkan pada berbagai jenjang pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi. Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar
mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa
memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Kedudukan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib
umum (MKWU) yang berdiri sendiri dan harus ditempuh oleh setiap mahasiswa,
baik Adapun visi dan misi mata kuliah pendidikan Pancasila adalah sebagai
berikut:
Visi Pendidikan Pancasila
Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada nilai-nilai
Pancasila.
Misi Pendidikan Pancasila
1. Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagogis).
2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam
masyarakat, bangsa dan negara (misi psikososial).
3. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan
kehidupan (misi sosiokultural).
4. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai sistem
pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic discipline), sebagai
misi akademik (Sumber: Tim Dikti).
Dalam pembelajaran pendidikan Pancasila, empat pilar pendidikan
menurut UNESCO menjadi salah satu rujukan dalam prosesnya, yang meliputi
learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together
(Delors, 1996). Berdasarkan ke-empat pilar pendidikan tersebut, pilar ke-empat
menjadi rujukan utama, yaitu bahwa pendidikan Pancasila dimaksudkan dalam
rangka pembelajaran untuk membangun kehidupan bersama atas dasar kesadaran
akan realitas keragaman yang saling membutuhkan.
A. Kesimpulan
B. Saran
Revida, Erika (2003). Korupsi Di Indonesia: Masalah Dan Solusinya. USU digital
library.
Jatmiko , Agus Nugroho (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota
Semarang). Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.