Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Kawasaki juga dikenal dengan nama Sindrom Kawasaki, Sindrom
Nodus Limfa adalah penyakit dimana pembuluh darah berukuran sedang diseluruh
tubuh menjadi meradang. Hal ini sebagian besar terlihat pada anak di bawah umur
lima tahun. Penyakit ini mempengaruhi banyak sistem organ, terutama pembuluh
darah, kulit, selaput lendir, dan kelenjar getah bening, biarpun jarang terjadi
kerusakan pada hati yang disebabkan oleh aneurisma arteri koroner dapat terjadi
pada anak yang penyakitnya tidak ditangani.
Kawasaki disease (Penyakit Kawasaki) adalah suatu penyakit yang langka,
dan ditemukan pada anak-anak. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang
melibatkan kulit, mulut, dan kelenjar getah bening, dan paling sering
mempengaruhi anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit Kawasaki ditemukan
oleh Dr. Tomisaku Kawasaki di Jepang pada tahun 1967 dan saat itu dikenal
sebagai Mucocutaneous Lymphnode Syndrome. Banyak masyarakat yang belum
mengetahui mengenai penyakit ini, bahkan para dokter pun ada yang belum
mengetahui tentang penyakit yang berbahaya bagi anak – anak ini. Hal ini
menyebabkan bayaknya kesalahan dan keterlambatan diagnosis yang dilakukan
oleh para dokter. Penampakkan penyakit ini dapat mengelabui mata sehingga
dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat, infeksi virus atau bahkan penyakit
gondong. Penyakit ini menyerang anak berumur 2 bulan sampai 5 tahun dan 2 kali
lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

B. Tujuan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi,
pengobatan dari penyakit kawasaki sindrom.

PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 1


BAB II
ISI

A. DEFINISI
Kawasaki disease (Penyakit Kawasaki) adalah suatu penyakit yang langka,
dan ditemukan pada anak-anak. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang
melibatkan kulit, mulut, dan kelenjar getah bening, dan paling sering mempengaruhi
anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr. Tomisaku
Kawasaki di Jepang pada tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai Mucocutaneous
Lymphnode Syndrome. Banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai
penyakit ini, bahkan para dokter pun ada yang belum mengetahui tentang penyakit
yang berbahaya bagi anak – anak ini. Hal ini menyebabkan bayaknya kesalahan dan
keterlambatan diagnosis yang dilakukan oleh para dokter. Penampakkan penyakit ini
dapat mengelabui mata sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat,
infeksi virus atau bahkan penyakit gondong.
Kawasaki Sindrom adalah suatu penyakit non-spesifik, tanpa agen infeksius
tertentu, yang menyerang selaput lendir, kelenjar getah bening, lapisan pembuluh
darah dan jantung.
Penyakit Kawasaki juga dikenal dengan nama Sindrom Kawasaki, Sindrom
Nodus Limfa adalah penyakit dimana pembuluh darah berukuran sedang diseluruh
tubuh menjadi meradang. Hal ini sebagian besar terlihat pada anak di bawah umur
lima tahun. Penyakit ini mempengaruhi banyak sistem organ, terutama pembuluh
darah, kulit, selaput lendir, dan kelenjar getah bening, biarpun jarang terjadi
kerusakan pada hati yang disebabkan oleh aneurisma arteri koroner dapat terjadi pada
anak yang penyakitnya tidak ditangani. Penyakit atau Gangguan ini pertama kali
dijelaskan pada tahun 1967 oleh Tomisaku Kawasaki di Jepang.

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti penyakit ini sampai sekarang tidak diketahui. Hasil penelitian
Prof. Anne H Rovley dkk, menunjukkan adanya antibody Immunoglobulin A (IgA)
yang berikatan dengan struktur spheroid pada bronkhus penderita kawasaki.
Antibody ini merupakan inclusion bodies berisi protein dan asam nukleat yang
merupakan ciri khas infeksi disebabkan virus. Dari hasil temuan ini mereka menduga
PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 2
penyebab kawasaki disease adalah infeksi virus yang masuk melalui jalur
pernapasan. Namun sampai sekarang tidak ada seorangpun yang dapat
membuktikannya.
Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa sejenis virus yang disebut
coronavirus mungkin berperan atas timbulnya penyakit ini, tetapi belum ada bukti
yang dapat meyakinkan secara pastinya penyebab penyakit ini. Sehingga cara
pencegahan penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini lebih sering menyerang ras
Mongol dan terutama menyerang balita pada usia 1-2 tahun. Penyakit ini juga
terbukti tidak menular.
Kasus Kawasaki di Indonesia tidakklah sedikit, tiap tahun akan ada 3300-6600
kasus Kawasaki Disease. Namun kenyataannya kasus yang terdeteksi masih sangat
jauh di bawah angka ini. Terdeteksi sekitar 20%-40% nya mengalami kerusakan pada
pembuluh koroner jantung. Sebagian akan sembuh namun sebagian lain terpaksa
menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang
terganggu. Sebagian kecil akan meninggal akibat kerusakan jantung.
Jika dibiarkan, sindrom Kawasaki dapat menyebabkan kerusakan jantung dan
pembengkakkan pada pembuluh darah menuju jantung (koroner) yang disebut
aneurysm. Aneurysm pada arteri koroner disebabkan oleh radang pada pembuluh
arteri tersebut disebut vasculitis. Inilah yang membuat sindrom Kawasaki menjadi
penyebab utama timbulnya penyakit jantung bawaan (PJB). Bila terjadi aneurysm,
perkembangannya akan berlangsung dalam seminggu setelah gejala-gejala demam
dan yang lainnya bermula. Jika tindakan perawatan dilakukan kurang dari 10 hari,
maka komplikasi ke jantung akan dapat dicegah. Itu sebabnya diagnosa awal
terhadap penyakit ini akan sangat banyak membantu. Berita baiknya adalah, bila
mendapat perawatan sesegera mungkin, hanya sekitar 5-10% dari seluruh kasus
sindrom Kawasaki yang akan berkembang menjadi masalah jantung.
Penyebab pasti penyakit ini sampai sekarang tidak diketahui. Hasil penelitian
Prof. Anne H Rovley dkk, menunjukkan adanya antibody Immunoglobulin A (IgA)
yang berikatan dengan struktur spheroid pada bronkhus penderita kawasaki.
Antibody ini merupakan inclusion bodies berisi protein dan asam nukleat yang
merupakan ciri khas infeksi disebabkan virus. Dari hasil temuan ini mereka menduga
penyebab kawasaki disease adalah infeksi virus yang masuk melalui jalur
pernapasan. Namun sampai sekarang tidak ada seorangpun yang dapat
membuktikannya.
PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 3
C. PATOFISIOLOGI
Bagian yang paling sering terkena dari jantung adalah pembuluh darah
koroner. Bagian ini dapat melemah dan melebar (menonjol) dan menjadi aneurisma.
Penggumpalan darah dapat terjadi pada area yang melemah ini, sehingga menyumbat
arteri tersebut, dimana terkadang menyebabkan serangan jantung (heart attack).
Aneurisma dapat juga pecah namun hal ini jarang terjadi. Perubahan lain yang dapat
terjadi adalah peradangan / inflamasi pada otot jantung (miocarditis), dan pada
kantong yang mengelilingi jantung (pericarditis).
Irama jantung yang abnormal (aritmia) dan radang pada katup-katup jantung
(valvulitis) dapat juga terjadi. Biasanya semua masalah yang terjadi pada jantung
tersebut akan menghilang dalam waktu 5-6 minggu, namun kadang kala kerusakan
pada pembuluh darah koroner bisa menetap untuk waktu yang lama.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Demam tinggi (lebih dari 39 ° C bahkan mencapai 41° C yang biasanya
berlangsung selama lebih dari 5 hari jika dibiarkan tidak diobati.
2. Mata merah tanpa nanah atau drainase, juga dikenal sebagai "injeksi
konjungtif".
3. Lidah merah menyerupai stroberi (strawberry tangue), bibir juga merah dan
kadang pecah – pecah bahkan bisa berdarah
4. Merah telapak tangan dan telapak kaki
5. Ruam pada kulit dengan berbagai bentuk
6. Pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu leher sehingga kadang diduga
penyakit gondong (parotitis)
7. Sakit sendi (arthralgia) dan pembengkakan, sering simetris
8. Tachycardia (Detak jantung lebih cepat).
9. Desquamation atau telapak tangan dan telapak kaki mengupas.
10. Sulit bernapas.
11. Trombosit mencapai 2.000.000 /mm3
12. Demam yang turun-naik, tetapi biasanya diatas 39?Celsius, sifatnya menetap
(lebih dari 5 hari) dan tidak memberikan respon terhadap asetaminofen maupun
ibuprofen dalam dosis normal.
13. Rewel, tampak mengantuk.
14. Tenggorokan tampak merah.
PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 4
15. Bibir merah, kering dan pecah-pecah.
16. Lidah tampak merah (strawberry-red tongue
17. Kedua mata menjadi merah, tanpa disertai keluarnya kotoran
18. Telapak tangan dan telapak kaki tampak merah, tangan dan kaki membengkak
19. Kulit pada jari tangan dan jari kaki mengelupas (pada hari ke 10-20)
20. Nyeri persendian (atralgia) dan pembengkakan, seringkali simetris (pada sisi
(tubuh kiri dan kanan).
Jika gejala di bawah ini ditemukan khususnya pada anak dibawah 5 tahun
maka anak tersebut harus segera dibawa ke dokter. Pada tahap awal, penyakit
Kawasaki menyebabkan demam lebih dari 38.5 celcius lebih dari seminggu, mata
merah, ruam pada bagian tubuh dan area genital, bibir pecah-pecah, kering, dan lidah
berbintil-bintil seperti strawberry, bengkak disertai kemerahan pada kulit (tangan dan
kaki), pembengkakan pada kelenjar getah bening, serta cepat marah.
Pada tahap kedua, gejala yang menyertai penyakit ini adalah mengelupasnya
kulit terutama di ujung jari-jari tangan dan kaki, muntah, diare, dan nyeri perut.
Sedangkan pada fase ketiga, gejala dari penyakit Kawasaki sebenarnya telah
mulai menurun dan bahkan menghilang namun komplikasi terhadap kesehatan
jantung memburuk.
Gejala pada setiap fase akan muncul 2-3 hari setelah gejala awal mulai
terlihat. Banyak orang tua yang tidak mengerti tentang penyakit ini dan hanya
memberikan antibiotik yang sebenarnya tidak menolong sama sekali. Ya, perhatikan
dengan seksama gejala-gejala yang timbul.

E. KOMPLIKASI
Kasus yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius,
seperti vaskulitis, peradangan pada pembuluh darah. Ini akan sangat berbahaya
karena dapat mempengaruhi arteri koroner, yang memasok darah ke jantung. Selain
arteri koroner, otot jantung, lapisan, katup, dan membran luar yang mengelilingi
jantung bisa menjadi meradang. Aritmia (perubahan dalam pola normal detak
jantung) atau fungsi abnormal beberapa katup jantung juga dapat terjadi.
Kematian mendadak dan gangguan fungsi jantung serta pembuluh darah yang
berat merupakan masalah serius pada anak. Kelainan jantung yang paling serius ialah
aneurisma, obstruksi koronaria, infark miokard dan kelainan katup yang berat.

PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 5


Komplikasi yang paling ditakutkan dari penyakit Kawasaki adalah penyakit
jantung. 20%-40% penderita Kawasaki memiliki komplikasi pada jantung yang
terjadi sekitar 7 hingga 8 minggu sejak terjadinya demam. Penyakit Kawasaki dapat
merusak pembuluh nadi koroner yang berhubungan langsung dengan jantung. Pada
awalnya, pembuluh darah melebar namun lama kelamaan akan menyempit di bagian
dalam atau tersumbat. Akibatnya, aliran darah yang membawa sari makanan
terganggu sehingga terjadilah kematian otot pada jantung yang disebut myokard
infark. Matinya otot jantung ini lama kelamaan bisa menyebabkan gagal jantung
yang berakibat pada kematian.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan sangat bergantung pada tahap atau level penyakit Kawasaki.
Beberapa penderita penyakit Kawasaki level pertama hanya diberi obat-obatan dan
infus. Namun, bagi penderita yang telah mengalami komplikasi dan atau telah parah
maka operasi bypass diperlukan. Obat-obatan memang bisa menyembuhkan
penderita penyakit Kawasaki. Sayangnya, harga obat yang terbilang mahal selalu
menjadi hambatan kesembuhan pasien. Harga per gram obat adalah 1 juta rupiah dan
berapa banyak obat yang diperlukan tergantung berat badan si penderita.
Penyakit Kawasaki di Indonesia pertama kalinya ditemukan sekitar tahun
1996. Dan di Asia, penderitanya telah mencapai ratusan ribu jiwa dan tingkat
kematian 0.1-2% di seluruh dunia.
Alangkah bijaknya jika tidak menganggap enteng demam berkepanjangan
yang menyerang putra-putri Anda. Sebelum menderita komplikasi penyakit jantung,
segera periksakan ke dokter dan dapatkan perawatan yang memadai.
Semua pasien dengan Penyakit Kawasaki fase akut harus menjalani tirah
baring dan rawat inap. Selama fase akut aspirin dapat di berikan 80-100
mg/kgbb/hari dalam 4 dosis terbagi dan imunoglobulin intravena 2 gr/kgbb dosis
tunggal diberikan selama 10-12 jam. Lamanya pemberian aspirin bervariasi,
pengurangan dosis dilakukan 48-72 jm bebas demam, beberapa klinisi memberikan
aspirin dosisi tinggi sampai 14 hari sakit dan 48-72 jam setelah demam hilang. Dosis
rendah aspirin 3-5mg/kgbb/hari dan dipertahankan hingga pasien tidak menunjukan
perubahan arteri koroner dalam 6-8 minggu onset penyakit. Steroid digunakan untuk
Penyakit Kawasaki bila terdapat kegagalan respon dengan terapi inisial. Regimen

PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 6


steroid yang umum diberikan methylprednisolon intravena 30mg/kgbb selama 2-3
hari diberikan sekali sehari selama 1-3 jam.
Meskipun penyebab pasti PK belum diketahui, beberapa obat tertentu terbukti
mampu untuk mengobati penyakit ini, Aspirin misalnya sering digunakan pada
penyakit PK untuk menurunkan panas, mengurangi iritasi/ruam kulit, nyeri sendi dan
dapat mencegah penggumpalan darah. Obat jenis lain seperti Intravenous
Immunoglobulin (IVIG) dipakai untuk mengurangi resiko terjadinya
kelainan/kerusakan pada pembuluh darah koroner, ini harus diberikan sedini
mungkin.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Imunoglobulin adalah obat yang didapat dari plasma donor darah ampuh
untuk meredakan gejala Kawasaki Sindrom maupun menekan resiko
kerusakan jantung namun harga yang mahal menjadi kendala. Harga satu
gram berkisar satu juta rupiah.
b) Penderita Kawasaki Sindrom membutuhkan imunoglobulin 2 gram per kg
berat badannyaPenderita juga diberikan asam salisilat untuk mencegah
kerusakan jantung dan sumbatan pembuluh koroner. Jika dengan
pengobatan obat tidak berhasil, kadang diperlukan operasi pintas koroner
atau bahkan transplantasi jantung.
c) Penderita harus dirawat inap di rumah sakit dan mendapat pengawasan dari
dokter ahli jantung anak
d) Pemeriksaan jantung sangat penting termasuk EKG dan Ekokardiografi
(USG jantung)

PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 7


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kawasaki disease (Penyakit Kawasaki) adalah suatu penyakit yang langka,
dan ditemukan pada anak-anak. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang
melibatkan kulit, mulut, dan kelenjar getah bening, dan paling sering mempengaruhi
anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr. Tomisaku
Kawasaki di Jepang pada tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai Mucocutaneous
Lymphnode Syndrome. Banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai
penyakit ini, bahkan para dokter pun ada yang belum mengetahui tentang penyakit
yang berbahaya bagi anak – anak ini.
Penyebab pasti penyakit ini sampai sekarang tidak diketahui. Hasil penelitian
Prof. Anne H Rovley dkk, menunjukkan adanya antibody Immunoglobulin A (IgA)
yang berikatan dengan struktur spheroid pada bronkhus penderita kawasaki.
Antibody ini merupakan inclusion bodies berisi protein dan asam nukleat yang
merupakan ciri khas infeksi disebabkan virus. Dari hasil temuan ini mereka menduga
penyebab kawasaki disease adalah infeksi virus yang masuk melalui jalur
pernapasan. Namun sampai sekarang tidak ada seorangpun yang dapat
membuktikannya.

B. SARAN
Pemahaman dan keahlian dalam penyakit Kawasaki Sindrom merupakan salah
satu cabang ilmu keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya
perawat agar dapat mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien.
Diharapkan juga kepada para mahasiswa calon tenaga medis dengan
sungguh – sungguh memahami dan mempelajari tentang penyakit Kawasaki Sindrom
ini agar dapat membantu masyarakat umum untuk lebih berhati – hati terhadap tanda
dan gejala penyakit ini, karena penyakit ini merupakan salah satu penyakit ganas.
Karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai penyakit ini,
bahkan para dokter pun ada yang belum mengetahui tentang penyakit yang
berbahaya bagi anak – anak ini.

PSIK14_FERDINDA AJENG SELYANI | PENYAKIT KAWASAKI SYNDROME 8

Anda mungkin juga menyukai