Profil Lingkungan Sulut
Profil Lingkungan Sulut
1/8
Profil Lingkungan
Teluk-Teluk yang cukup dikenal di wilayah ini antara lain; Teluk Amurang, Teluk Belang, Teluk
Manado, Teluk Kema (Minahasa dan Manado); Teluk Tombolata, Teluk Taludaa dan Teluk
Bolaang (Bolaang Mongondow); Teluk Manganitu, Teluk Peta, Teluk Miulu, Teluk Dago dan
Teluk Ngalipeang (Sangihe Talaud).
Di kawasan hutan Sulawesi Utara ditemukan pula beraneka ragam tumbuhan liar seperti kayu
hitam, kayu meranti, kayu cempaka, kayu besi, kayu kapur, kayu wasian, dan kayu lingua,
bambu, linus, rotan, damar, dan berbagai jenis anggrek hutan. Selain itu di kawasan Taman
laut Bunaken terdapat trumbu karang (coral reef) dengan ratusan jenis ikan warna-warni dan
bunga karang dalam berbagai bentuk dan warna.
Di kawasan hutan terdapat beraneka jenis binatang termasuk binatang khas Sulawesi seperti
Babi Rusa. Selain itu terdapat beberapa fauna, yaitu :burung Maleo (Macrocephalon maleo)
dan kera mini (Tarsius spectrum), Kera hitam (Macaca nigra). Perairan Sulawesi Utara kaya
dengan jenis ikan-ikan terutama cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus spp), dugong
(Dugon dugong), ikan raja laut (Latimeria menadoensis), ikan napoleon dengan nama local
maming (Chelinus undulates), udang (penaeid), lobster (panulirussp), kepiting kelapa (Birgus
latro), terumbu karang, plank-ton dan mangfove.
Sumber : http://www.sulut.go.id
Provinsi Gorontalo
rovinsi Gorontalo memiliki wilayah yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau
Sulawesi. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Sebelah Timur berbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Utara, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, Sebelah
Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.
Provinsi ini mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 0 – 2.400 meter dengan jumlah
pulau-pulau kecil yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah serta mempunyai 2
(dua) musim iklim pada umunya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Biasanya hari
hujan terbanyak terjadi pada Bulan Maret, Mei dan Oktober dengan Curah Hujan rata-rata
207,7 mm dan suhu rata-rata 23 – 31° C. Sedangkan tekanan udaranya berkisar antara
11.21.5 MOB dengan kecepatan angin rata-rata 1,9 knot.
Wilayah Gorontalo juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada
poros tengah wilayah pertumbuhan ekonomi, yaitu antara 2 (dua) Kawasan Ekonomi Terpadu
(KAPET) Batui Provinsi Sulawesi Tengah dan Manado – Bitung Provinsi Sulawesi Utara.
Letaknya yang strategis ini dapat dijadikan sebagai daerah transit seluruh komoditi dari dan
menuju kedua KAPET tersebut. Akibat kegiatan arus barang antara kedua KAPET tadi, maka
berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Selain itu, Gorontalo juga berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada negara
Korea, Jepang dan Amerika Latin. Sudah barang tentu “kelebihan posisi” ini dapat memberikan
peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan.
Sumber : http://gorontaloprov.go.id/
2/8
Profil Lingkungan
3/8
Profil Lingkungan
c. Batu Bara, tersebar di 9 kabupaten yaitu Kab.Maros, Barru, Pangkep, Sidrap, Enrekang,
Soppeng, Bone, Sinjai dan Gowa dengan jumlah produksi jutaan Ton.
Selain ketiga bahan tambang tersebut, Sulsel juga memiliki hasil tambang lainnya seperti: Gas
Alam, Batu Bara, Emas, Pasir Besi, Batu Gamping, Pasir Kuarsa, Gipsum, dll.
Sumber http://www.infosulawesi.net
4/8
Profil Lingkungan
Provinsi Maluku
Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau besar dan kecil.
Pulau terbesar adalah Pulau Seram (18.625 Km2) disusul Pulau Buru (9.000 Km2), pulau
Yamdena (5.085 Km2) dan Pulau Wetar (3.624 Km2).
5/8
Profil Lingkungan
Di pulau-pulau ini terdapat empat gunung , 11 danau dan 113 sungai besar dan kecil, sekitar
83% desa di provinsi ini berada pada ketinggian 0-100m dari permukaan laut.
Propinsi Maluku dengan Ibukota Ambon, terletak diantara 30 Lintang Utara 8.300 Lintang
Selatan dan 1250 - 1350 Bujur Timur dan berbatasan dengan :
- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara
- Sebelah selatan berbatasan dengan Negara Tilor Leste dan Australia
- Sebelah barat berbatasan dengan Prpvinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah
- Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Irian Jaya
Pegunungan merupakan sebuah punggung yang membentang ditengah-tengah pulau
membentuk deretan gunung dengan ketinggian tertinggi 3.055m.
Propinsi Maluku terdiri dari ribuan pulau-pulau keci ini disebut juga dengan "Kepulauan
rempah-rempah" karena propinsi ini merupakan penghasil cengkeh dan pala. Penduduk asli
Propinsi Maluku adalah orang Ambon. Banyak pula orang-orang dari daerah lainnya yang
menetap di Maluku, misalnya orang Jawa dan orang Bugis yang datang ke sana sebagai
pedagang.
Sebagian besar penduduk daerah ini berada di wilayah pedesaan pada tahun 1995: 75,43 %,
umumnya terletak di pesisir pantai sedangkan yang berdiam di daerah perkotaan sekitar 24,57
%.
Sumber : http://www.malukuprov.go.id/
Provinsi Papua
Keadaan topografi Papua bervariasi mulai dari dataran rendah berawa sampai dataran tinggi
yang dipadati dengan hutan hujan tropis, padang rumput dan lembah dengan alang- alangnya.
Dibagian tengah berjejer rangkaian pegunungan tinggi sepanjang 650 km. Salah satu bagian
dari pegunungan tersebut adalah pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena disana terdapat
3 puncak tertinggi yang walaupun terletak didekat kathulistiwa namun selalu diselimuti oleh
salju abadi yaitu puncak Jayawijaya dengan ketinggian 5,030m (15.090 ft), puncak Trikora
5.160 m (15.480 ft) dan puncak Yamin 5.100 m (15.300 ft). Sungai-sungai besar beserta anak
sungainya mengalir ke arah selatan dan utara. Sungai Digul yang bermula dari pedalaman
kabupaten Merauke mengalir ke Laut Arafura. Sungai Warenai, Wagona dan Mamberamo yang
melewati Kabupaten Jayawijaya, Paniai dan Jayapura bermuara di Samudera Pasifik.
Sungai-sungai tersebut mempunyai peranan penting bagi masyarakat sepanjang alirannya baik
sebagai sumber air bagi kehidupan sehari-hari, sebagai penyedia ikan maupun sebagai sarana
penghubung ke daerah luar. Selain itu terdapat pula beberapa danau, diantaranya yang
terkenal adalah Danau Sentani di Jayapura, Danau Yamur, Danau Tigi dan Danau Paniai di
Kabupaten Nabire dan Paniai.
Di Papua terdapat 6 jenis tanah utama dari 19 jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu
Podsolik Merah Kuning, Organosol, Alluvial, Latosol, Rensina, Mediteran. Dari sekitar
41,066.000 Ha luas tanah Papua dapat di klasifikasikan kedalam 2 kelompok besar yaitu: areal
berhutan, belukar dan alang-alang seluas 40.045.250 Ha atau 97,51 %, areal pertanian,
perkebunan, peternakan, pemukiman dan lain-lain 1.020.800 Ha atau 2,49 %.
Sumber : http://www.indonesia.go.id
6/8
Profil Lingkungan
provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih,
selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua.
Provinsi ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil
hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat
sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di
kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta
beragam potensi lainnya. Selain itu, wisata alam juga menjadi andalan Irian Jaya Barat, seperti
Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama yang
membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan
panjang garis pantai 500 km.
Perekonomian Provinsi Papua Barat didominasi oleh hasil pengusahaan sumberdaya alam
seperti hasil hutan, peternakan, dan perikanan. Berdasarkan data dari Balai Penelitian
Perikanan Laut (1997), potensi ikan di laut Arafura sebesar 821.564 ton, sementara produksi
atau pemanfaatannya baru sekitar 294,734 ton. Berdasarkan data tersebut, tingkat
pemanfaatan ikan di Laut Arafura masih sebesar 35,87 %. Potensi perikanan di perairan
tersebut didominasi ikan pelagis kecil dengan potensi sebesar 57,9 % dari seluruh potensi
perikanan dan ikan demersial sebesar 30,06 %. Dari segi komposisi produksi perikanan, ikan
demersial memberikan peran yang paling besar (77,70 %). Sementara ikan tuna dan tongkol
yang secara nasional memberikan kontribusi ekspor yang cukup besar, produksinya tidak
mencapai 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa produksi perikanan di Laut Arafura lebih
berorientasi untuk perdagangan domestik.
Lebih dari 50 % luas wilayah Papua Barat merupakan hutan yang terbagi menjadi hutan lindung
dan hutan PPA sekitar 31,75 % dan hutan produksi (baik hutan produksi tetap, hutan produksi
terbatas, hutan konversi) sekitar 6,60 % dan hutan lain-lain 2,65 %. Daerah penghasil kayu
terbesar adalah Kabupaten Bintuni dan Fakfak. Potensi kayu terbesar terdapat di Kabupaten
Sorong Selatan, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama dan
Kabupaten Kaimana. Selain potensi kayu diatas, hutan Papua Barat juga menyediakan
komoditas lain seperti kayu gaharu dan komoditas non kayu seperti rotan, damar, kulit masohi,
kulit lawang, kulit buaya dan lain-lain.
Berdasarkan peta geologi, potensi minyak dan gas alam terdapat di Kabupaten Sorong dan
Bintuni. Potensi ini tersebar di distrik Merdey, Aranday dan Babo dengan cadangan minyak
bumi sebesar 20 TB dan gas bumi (LNG) 13 TCF. Potensi minyak yang terdapat di Kabupaten
Sorong dan gas alam di Kabupaten Teluk Bintuni merupakan komoditas unggulan daerah yang
saat ini telah dan sedang dieksploitasi.
Selain itu, provinsi ini juga memiliki potensi wisata yang tersebar di semua wilayah, baik wisata
alam, bahari, sejarah maupun wisata budaya dan keagamaan. Obyek-obyek wisata tersebut,
antara lain: Hutan Cagar alam pegunungan Arfak (68.325 hektar), Cagar alam pegunungan
Tamrau Selatan (435.776 hektar) dan hutan Suaka Marga Satwa, yakni Suaka Marga Satwa
pantai Mubrani Kaironi (170 hektar), Suaka Margasatwa pantai Sidey Wabian (157 hektar),
monumen Jepang, dan obyek wisata budaya rumah 1000 tiang.
Sumber : http://www.Indonesia.go.id, http://www.indonesiaeast.com.
7/8
Profil Lingkungan
8/8