Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN 2

“Pemeriksaan Penunjang”

Dosen : Ibu Arabta M. P, S.Kep.Ners.,M.Kep

Kelas : 1C Keperawatan

Disusun oleh kelompok 2 :

 Ami Nuryani
 Annisa Febriani Matondang
 Annisa Nurhidayat
 Cucu Rumdayani
 Damayanti Ayu Pratiwi

Tahun ajaran 2017/2018

STIKes Medistra Indonesia

Jalan Cut Mutia Raya No.88A Sepanjang Jaya, Rawa Lumbu,

Sepanjang Jaya, Kota Bekasi. Jawa Barat 17113


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ilmu dasar keperawatan 2 ini.
Makalah ini berisikan tentang konsep dan prinsip pemeriksaan penunjang
beserta prsedur pelaksanaannya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Bekasi, 09 Mei 2018

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaanpenunjangmerupakanpenelitianperubahan yang
timbulpadapenyakit,
perubahaninibisaberupapenyebabatauakibatpemeriksaanpenunjangjugaseb
agaiilmuterapan yang
bergunamembantupetugaskesehatandalammediagnosisdanmengobatipasie
n.

Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada


beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat
- alat dalam pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penunjang sangat
berguna dalam menentukan jenis penyakit maupun mengontrol
perkembangan proses penyembuhan.

B. Tujuan Masalah

Untuk lebih memahami lagi tentang materi pemeriksaan penunjang


serta bagaimana prosedur pelaksanaan untuk pemeriksaan penunjang.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang?


2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang?
3. Apa fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang?
4. Bagaimana SOP dari pemeriksaan penunjang?

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini tersusun atas tiga bab, yang terdiri dari :

4
 BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
masalah, rumusan masalah, dan sistematika penulisan
 BAB II Pembahasan, yang terdiri dari pengertian personal hygene,faktor
yang mempengaruhi personal hygene, macam-macam personal hygene,
dan teknik dan persedur personal hygene.
 BAB III Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul
pada penyakit, perubahan ini bisa berupa penyebab atau akibat pemeriksaan
penunjang juga sebagai ilmu terapan yang berguna membantu petugas
kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati pasien

B. Macam- Macam Pemeriksaan Penunjang


1. Berdasarkan media yang di gunakan:
 Pemeriksaan lab
 Pemeriksaan robegen
 Pemeriksaan USG
2. Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa :
 Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan kandungan
 Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam
 Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak
 Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi
 Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL
 Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin
 Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa
 Pemeriksaan penunjang di bagian mata

C. Alat-Alat Yang Di Gunakan Untuk Melakukan Pemeriksaan Penunjang


1. MRI(Magnetic Resonance Imaging)

6
Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia
dengan gelombang electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi
seperti sinar X. Alat ini sangat berguna untuk pemeriksaan saraf, jaringan
otot, jantung dan pembuluh darah dan tumor. Semakin besar teslanya atau
kekuatan magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya.
2. Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography)

Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk


memberikan gambar 3 dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini
memiliki sistem yang membantu mengurangi dosis sinar X pada pasien
sampai dengan 30%
3. Angiograph

Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan


pengobatan. Alat ini menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam
pembuluh darah yang tersumbat dan dengan bantuan alat lainnya untuk
tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh darah/stent.
4. Mobile Fluorostar C-Arm

7
Adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi
atau tindakan medis.
5. Roentgen Konvensional

6. Mammografi

Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara


pada wanita, alat ini menggunakan sinar X untuk menciptakan gambarnya
yang dapat membedakan sel sehat dan sel ganas/kanker.
7. Roentgen Panoramik

8. UltraSonoGraphy (USG)

8
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG
digunakan untuk memeriksa organ bagian dalam dengan gelombang suara.
Pemeriksaan kehamilan, medical chek up dan keadaan organ bagian
dalam, dsb.
9. ElectroKardioGrafi (EKG) &Treadmill

Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek


kesehatan jantungnya.
10. EEG (ElectroEncephaloGrafi)

Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak


11. EMG (ElectroMyoGrafi)

Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak.

9
12. Audiometri

Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas


gelombang suara.

D. Fungsi dan Tujuan Pemeriksaan Penunjang


1. Fungsi
 Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan
menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini
penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada
gejala atau keluhan).
 Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang
diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan
dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat
terjadi.
 Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala
klinis.
 Membantu pemantauan pengobatan.
 Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk
memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan
pengelolaan pasien selanjutnya.
 Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau
perkembangan penyakit dan memantau efektivitas terapi yang
dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi.
Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
 Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai
dan potensial membahayakan.

10
 Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak
didapati penyakit.
2. Tujuan
 Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik
 Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit
yangdiderita oleh pasien
 Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis

E. Tahap –Tahap Pemeriksaan Penunjang


1. Cairan Cerebrospinal ( CFS )
Di peroleh dari lumbal fungsi (tulang spinal) pada ruang antar lumbal L3-4
/ L4-5. Tekanan CFS pertama di ukur,kemudian cairan diaspirasi dan
dimasukkan dalam tabung pemeriksaan steril. Data analisa cairan spinal sangat
penting dalam mendiagnosa penyakit medulla spinalis dan otak.
Prosedur Pelaksanaan
1) Siapkan nampan fungsi lumbal steril,cairan antiseptic,anestesi
local,sarung tangan steril,dan plester
2) Baringkan klien dalam posisi fetus,dengan punggung di
bungkukkan,kepala di tekuk ke dada,dan lutut di tarik ke abdomen.
3) Berikan label pada ke-3 tabung 1,2,3.
4) Dokter memeriksa cairan spinal,dengan menggunakan sebuah
manometer yang terpasang pada jarum,dan mengambil cairan spinal
10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin terkontaminasi
(dengan darah yang berasal dari spinal),3ml pada tabung No.2 untuk
jumlah sel,glukosa,dan menentukan protein dan 3ml pada tabung No.3
untuk mempelajari mikrobiologik.
5) Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.
6) Berikan label pada tabung dengan nama klien,tanggal,dan nomor
kamar. Segera antar tabung tersebut ke laboratorium.
7) Tidak perlu pembatasan makan dan cairan.

11
2. Skan Tomografi Computer ( CT )

Skan tomografi computer (CT),skan CAT,di kembangkan di


inggris th.1972 dan di sebut skan EMI. Skaner CT menghasilkan sinar X
pendek yang memeriksa bagian-bagian tubuh dari beberapa sudut yang
berbeda. Hal ini menghasilkan satu seri gambaran bagian menyilang sehingga
membentuk struktur dengan gambar 3 dimensi.
Skan CT dapat di lakukan dengan atau tanpa media kontras Iodin.
Pemeriksaan ini bukan pemeriksaan yang invasive kecuali bila di gunakan
kontras. Kotras menyebabkan absorpsi jaringan lebih besar dan terjadi
penyebaran kontras. Peyebaran ini memungkinkan tumor kecil dapat terlihat.
Skan CT dapat di gunakan untuk skan kepala, Abdomen (Lambung, Usus
besar, Usus kecil, Hati, Limfa, Pangkreas, Empedu, Ginjal, Danadrenal), Pelvis
(Kandung kemih, Organ reproduksi, Usus besar/halus di dalam pelvis),dan
dada (Paru, Jantung, Struktur mediastinal).

Prosedur Pelaksanaan :
Persiapan umum untuk semua skan:
1) Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
2) Untuk pemeriksaan pagi: puasa 8 jam sebelum pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan siang/sore: pembatasan makan dan cairan setelah
makan cair pada pagi hari. Sedikit air putih boleh di berikan 2 jam
sebelum pemeriksaan. Tidak perlu pembatasan makan dan cairan jika
tidak di gunakan kontras.
3) Obat-obat dapat di berikan sampai 2 jam sebelum pemeriksaan

12
4) Jika di gunakan kontras dan klien alergi terhadap produk iodine steroid /
antihistamin dapat di berikan beberapa hari sebelumnya atau di berikan
sebelum skan / di berikan IV selama skan CT.
5) Infuse IV / heparin lok di pasangkan sebelum pemeriksaan
6) Skan CT biasanya memerlukan waktu 30 menit sampai 1 ½ jam.

3. Kolonoskopi

Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi


terhadap usus besar (kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop)
panjang dan fleksibel. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi lesi yang
di duga di usus besar (mis,polip,tumor,jaringan yang meradang). Dapat di
lakukan biopsy jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi . kolonoskopi tidak boleh di
lakukan pada wanita hamil yang hamper melahirkan ,infark miokard,baru
menjalani operasi abdomen,diverticulitis akut,atau pada klien yang gelisah/
tidak kooperatif.
Kadang-kadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop namun hal
ini jarang terjadi. Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy /
polipektomi.

Prosedur Pelaksanaan
1) Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
2) Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb,Ht,PT,PTT,dan
trombosit) harus dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.

13
3) Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4
hari sebelum prosedur .
4) Obat sedative / tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan untuk
member efek relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi secara IV
selama prosedur.
5) Glukagon/antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi kram
usus.
6) Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat mengurangi
visualisasi karena itu pemeriksaan tidak boleh dilakukan bila dalam
10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan pemeriksaan dengan
barium.
7) Hindari penggunaan enema degan sabun.ini dapat mengiritasi usus halus
8) Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang
9) Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penegakan diagnosis pemeriksaan penunjang sangat dibutuhkan
dengan adanya pemeriksaan penunjang pemeriksaan lebih akurat dan tepat
dalam menentukan tindakan.

15

Anda mungkin juga menyukai