OLEH :
KELOMPOK 1
Bukri (B1021171048)
Handoyo (B1021171044)
Khairatunia (H1091151052)
MANAJEMEN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, yang bertemakan tentang “Siklus Ekonomi, Inflasi dan
Pengangguran”. Atas dukungan moral dan materil yang telah diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami ucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu kami , Ibu Yulyanti Fahruna SE, M.Si
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen kami. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi semua kalangan
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi
pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama masalah inflasi yang menjadi
indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara
bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan
stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan kearah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa, namun berkaitan
dengan daya beli masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung
pada upah riil.
Masalah ketiga adalah siklus ekonomi yang mengalami pasang surut. GDP yang
diukur berdasarkan pengeluaran yang terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, dan ekspor neto mempengaruhi siklus ekonomi yang terjadi akibat
dari perubahan salah satu gabungan dari keempat komponen pembentuk GDP
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Siklus Ekonomi
2. Anatomi Siklus Ekonomi
3. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang Memengaruhi
4. Siklus Ekonomi Kesempatan Kerja dan Inflasi
5. Pengelolaan Siklus Ekonomi
6. Definisi dan Pengertian Inflasi
7. Return to Scale
8. Indikator Inflasi
9. Definisi dan Pengertian Pengangguran
10. Jenis Jenis Pengangguran
11. Inflasi dan Pengangguran: Kurva Phillips
C. Tujuan
1. Siklus Ekonomi
a. Gerakan menaik
b. Titik puncak atau kulminasi
c. Gerakan menurun
d. Titik terendah atau nadir
Diagram 18.1 dan Diagram 18.2 menggambarkannya.
Diagram 18.1
Siklus Ekonomi Dengan Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Diagram 18.2
Siklus Ekonomi Dengan Indikator Output Rill
Diagram 18.2 adalah gambaran tentang siklus ekonomi, bila indikator yang
digunakan adalah output rill. Elemen-elemen siklusnya adalah sama, yaitu
gerakan menurun, titik nadir, gerakan menaik dan titik kulminasi. Kadang juga
terjadi bum dan depresi. Karena menggunakan indikator output, maka sumbu
vertikalnya adalah output rill. Sedangkan garis lurus yang berslope positif
memberikan gambaran tentang trend perkembangan output jangka panjang.
Output yang digambarkan garis trend disebut juga sebagai output natural (natural
real output), yaitu tingkat output yang dihasilkan dari tingkat pertumbuhan
ekonomi, dimana inflasi konstan.
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan
oleh Joseph Kitchin (1923).
Faktor yang diduga memengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh
alamiah (nature) dan adat-istiadat atau kebiasaan (custom).
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini
pertama kali ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Ada beberapa penjelasan
tentang penyebab siklus ini. Salah satu yang cukup unik adalah penjelasan
ekonom Inggris, William Stanley Jevon. Menurutnya, siklus ekonomi di bumi
(dalam hal ini perekonomian Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas
bintik matahari tersebut menurut Jevon, akan memengaruhi siklus iklim/cuaca.
Selanjutnya siklus ikim/cuaca akan memengaruhi output perekonomian, yang
muaranya memengaruhi output perekonomian nasional.
Diagram 18.3
Siklus Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Dari diagram terlihat, bila output riil berada dibawah output natural
(Diagram 18.3.a), maka tingkat pengangguran meningkat dan melebihi tingkat
pengangguran natural. Sebaliknya, bila output riil melebihi output natural, tingkat
pengangguran akan menurun dan lebih rendah daripada tingkat pengangguran
natural. Jika output riil sama dengan output natural, tingkat pengangguran dan
sama dengan tingkat pengangguran natural.
Diagram 18.4.a adalah siklus output dan Diagram 18.4.b adalah siklus
inflasi. Dari diagram terlihat bila output riil berada dibawah output natural, inflasi
cenderung menurun. Sebaliknya, bila output riil berada diatas output natural,
inflasi cenderung meningkat.
Diagram 18.4
Siklus Ekonomi dan Inflasi
output rill
output riil
output rantura
inflasi
inflasi natural
waktu
(b)
Diagram 18.5
Siklus Ekonomi Yang Makin Stabil
Sumbu vertikal dalam Diagram 18.5 adalah nilai output riil. Sedangkan
garis lurus adalah trend output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output
sangat besar, karena simpangan siklus selama periode T1 sampai T5 sangat besar.
Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode
selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan
jangka panjangnya karena output natural terus meningkat.
Diagram 18.6
Masalah Siklus Ekonomi Jangka Pendek:
Output Gap
Untuk mengubah kondisi (a) ke kondisi (b) juga dapat digunakan peralatan
kebijakan fiska dan moneter. Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan
kebijakan fiskal dan moneter adalah stimulasi permintaan, maka dalam jangka
panjang lebih diarahkan kepada stimulasi penawaran. Misalnya pemberian kredit
kepada kelompok usaha kecil menengah, alokasi anggaran yang lebih besar
kepada pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan kualitas SDM dan kesehata.
Inflasi adalah kenaikan harga barang barang yang bersifat umum dan terus
menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat
dikatakan telah terjadi inflasi:
Kenaikan Harga
Bersifat Umum
Berlangsung Terus Menerus
7. RETURN TO SCALE
Perubahan Output Karena Perubahan Skala Pengangguran Faktor Produksi
(Return to Scale) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output
berubah bila jumlah faktor produksi dilipatgandakan.
Diagram 19.2
Pengaruh Kebijakan Ekonomi Pemerintah
Terhadap Permintaan Agregat
2) Penawaran Agregat
Diagram 19.3
Pengaruh Kebijakan Ekonomi Pemerintah
Terhadap Penawaran Agregat
8. INDIKATOR INFLASI
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui
laju inflasi selama satu periode tertentu. Tiga diantaranya akan dibahas dalam
uraian berikut ini.
Tabel 19.1
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 27 Kota Di Indonesia
Tahun 1994-1998 (April 1988 – Maret 1989 = 100 )
Tabel 19.1 menyatakan bahwa titik awal penghitungan angka IHK adalah
April 1988 Maret 1989, dengan angka 100. Jika angka IHK makin besar, maka
telah terjadi inflasi. Misalnya, angka IHK akhir periode 1994 adalah 163,17
menunjukkan selama 1989-1994 telah terjadi inflasi. Angka perubahan IHK
(kolom (IHK – IHK
3) adalah -1)
angka inflasi per tahun. Misalnya, IHK 1995 adalah 177,83,
IHK-1IHK-nya 8,98%. Berarti selama periode 1994-1998 telah terjadi
angka perubahan
inflasi sebesar 8,98%. Angka 8,98% diperoleh dengan menggunakan rumus
perhitungan dibawah ini.
Inflasi = x 100%
(IHK1995 – IHK1994)
Inflasi 1995 = x 100%
IHK1994
(177,83 – 163,17)
= 163,17 x 100%
= 8,98%
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu
IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen. IHPB menunjukkan
tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
Tabel 19.2
Indesk Harga Perdagangan Besar (IHPB), Tahun 1995 – 1998
(1983=100)
Prinsip menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama dengan
cara berdasarkan IHK:
(IHPB – IHPB-1)
Inflasi = x 100%
IHPB-1
Diagram 19.8
Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
Total Penduduk
Pada Diagram 19.8 terlihat bahwa jumlah penduduk suatu negara dapat
dibedakan menjadi penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan bukan usai kerja. Yang
masuk kelompok bukan usia kerja adalah anak anak (0-14 tahun) dan manusia
lansia yang berusia ≥ 65 tahun. Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk
angkatan kerja adalah mereka yang mencari kerja atau bekerja. Sebagian yang
tidak bekerja tidak masuk angkatan kerja. Lebih lanjut lagi terlihat, ternyata tidak
semua angkatan kerja memperoleh lapangan kerja. Mereka inilah yang disebut
penganggur.
1) Pengangguran Friksional
2) Pengangguran Struktural
3) Pengangguran Siklis
Pengangguran siklis atau konjungtur adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian.
pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan perusahaan
harus mengurangi kegiatan memproduksi. Dalam pelaksanaannya berarti jam
kerja dikurangi sebagian meisn produksi tidak digunakan, dan sebagian tenaga
kerja diberhentikan. Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikkan
jumlah dan tingkat pengangguran.
4) Pengangguran Musiman
Hubungan antara inflasi dan pengangguran menjadi salah satu tema sentral
ekonomi makro. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif dan non
linier antara kenaikan tingkat upah/inflasi tingkat upah dengan pengangguran
seperti dalam Diagram 19.9.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA