Boron Makalah
Boron Makalah
OLEH :
KELOMPOK 7
1. Shinta ( )
2. Prana ( )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Boron merupakan salah satu unsur yang termasuk golongan IIIA dengan
nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat
diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor
daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan
unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan
banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus
adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya
keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar.
Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.
Untuk lebih terarahnya sasaran sesuai dengan judul yang telah dikemukakan,
penulis memberikan batasan masalah atau identifikasi masalah agar tidak jauh
menyimpang dari apa yang menjadi pokok bahasan. Mengacu kepada latar
belakang yang diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keberadaan boron di alam ?
2. Bagaimana sifat-sifat dan persenyawaan dari boron ?
3. Bagaimana pembuatan dari boron ?
4. Bagaimana efek biologis dan kegunaan dari boron tersebut ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis
memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengetahui sifat-sifat, persenyawaan, pembuatan, kegunaan dan efek
biologis dari boron.
2. Menambah pengetahuan tentang unsur boron.
BAB II
BORON
gambar boron
Penemuan Boron
Boron ditemukan oleh ahli kimia Prancis yaitu Joseph-Louis Gay-Lussac dan
Louis-Jaques Thénard, French chemists, dan seorang ahli kimia inggris yaitu Sir
Humphry Davy pada tahun 1808. Boron terisolasi dan terdapat dalam asam borat
(H3BO3). kata Boron berasal dari bahasa arab yaitu “Buraq” dan bahasa Persia yaitu
“Burah” dan akhirnya disebut dengan Borat.
A sample of the new kind of boron, which measures 0.4 millimeters across.
Artem R. Oganov
The newly discovered phase of boron consists of two substructures -- one is a 12-atom cage, purple,
the other is a two-atom dumbbell, orange. The two substructures form ionic bonds This is the first
time that ionic bonds have been seen in crystal structures consisting of a single element.
Sumber
Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi timbul sebagai asam othorboric dan
biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai borates di
dalam boron dan colemantie. Ulexite, mineral boron yang lain dianggap sebagai serat
optik alami.
Kelimpahan
- Di alam: 10 ppm dengan berat, 1 ppm dengan mol
- Di jagad raya: 2 ppm dengan berat, 0.2 ppm dengan mol
Persenyawaan
2. Florida
Boron trifluorida: BF3
Sifat Fisika :
Bentuk : gas
Titik Leleh : -127°C
Titik Didih : -101°C
Berat Jenis : 3,0 Kg
Diboron tetrafluorida: B2F4
3. Klorida
Boron trichlorida: BCl3
Sifat Fisika:
Bentuk : Gas
Titik leleh : -107°C
Titik Didih : 13°C
Berat Jenis : 5.1 kg m-3 (gas)
Diboron tetrachlorida: B2Cl4
4. Bromida
Boron tribromida: BBr3
Sifat Fisika :
Bentuk : Cair
Titik Leleh : -46°C
Titik Didih : 91°C
Berat Jenis : 2600 kg m-3
5. Iodida
Boron triiodida: BI3
6. Oksida
Diboron trioxide: B2O3
Sifat Fisika :
Warna : putih
Bentuk : Kristal padat
Titik Leleh : 450°C
Titik Didih : 2065
Berat Jenis : 2550 kg m-3
7. Sulfida
Diboron trisulphida: B2S3
Sifat Fisika :
Warna : Putih atau Kuning
Bentuk : Padat
Berat Jenis : 1700 kg m-3
8. Nitrida
Boron nitrida: BN
Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras
berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar
panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit.
Sifat fisika :
Warna : Putih
Bentuk : Kristal Padat
Titik leleh : 3000°C
Titik Didih : < 3000
Berat Jenis : 2200 kg m-3
1. Reaksi dengan O2
4B + 3O2(g) → 2B2O3(s)
Kegunaan Boron
1. Boron dalam bentuk amorf digunakan pada roket sebagai alat penyala.
2. Borat atau asam borat digunakan sebagai antiseptic ringan.
3. Senyawa boron digunakan sebagai pelapis baja pada kulkas dan mesin cuci.
4. Hidrida dari boron kadang-kadang digunakan sebagai bahan bakar roket.
5. Sebagian besar boron digunakan untuk membuat kaca dan keramik.
6. Boron karbida digunakan untuk rompi anti peluru dan tangki baja.
7. Asam borat digunakan sebagai insektisida terhadap semut, serangga dan
kecoa.
8. Asam boric merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam
produk tekstil.
9. Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai
tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan
untuk mendeteksi netron.
10. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi
dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket.
- Boron dengan konsentrasi tinggi dalam air sangat berbahaya bagi komunitas
ikan.
- Dosis mematikan asam borat bagi manusia 640 mg/kg berat badan melalui
oral, 8600 mg/kg berat badan melalui dermal, 29 mg/kg berat badan melalui
injeksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya tentang unsure boron maka, dapat disimpulkan bahwa :
3. Boron termasuk kedalam unsure semi logam.
4. Boron merupakan unsure yang berwarna hitam.
5. Boron bersifat semikonduktor.
6. Dapat mengetahui sifat-sifat, persenyawaan, pembuatan, kegunaan dan
efek biologis dari boron.
3.2 Saran
Dari penjelasan diatas diharapkan untuk :
1. Lebih memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam sistem periodik
dan tidak hanya terbatas pada satu unsure saja.
2. mengaplikasikan pengetahuan yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/gugusan-boron-membentuk-sistem-
cincin-yang-unik/
http://www.chemicool.com/elements/boron.html
Available human exposure data on boron compounds for routes other
than inhalation focus on boric acid and borax. According to
Stokinger (1981), the lowest lethal dose for humans exposed to boric
acid is 640 mg/kg body weight by oral exposure, 8600 mg/kg body
weight by dermal exposure, and 29 mg/kg body weight by intravenous
injection. Stokinger (1981) stated that deaths can occur at doses
between 5 and 20 g of boric acid total for adults and below 5 g
total for infants. Litovitz et al. (1988) stated that potential
lethal doses are usually cited as 3-6 g total for infants and 15-20
g total for adults. A case-series report of seven infants (aged 6-16
weeks) who used pacifiers coated with a borax and honey mixture for
4-10 weeks reported that exposures ranged from 4 to 30 g, with an
estimated average daily ingestion of 0.143-0.429 g (O'Sullivan &
Taylor, 1983). The actual relative doses are unknown. Toxicity was
manifested by generalized or alternating focal seizure disorders,
irritability, and gastrointestinal disturbances. Other findings
included inflammation, congestion, oedema, exfoliation of the
mucosa, cloudy swelling and granular degeneration of tubular cells,
and exfoliative dermatitis. Although infants appear to be more
sensitive than adults to boron compounds,lethal doses are not well
documented in the literature.