Anda di halaman 1dari 4

Soal 2

a. Pemerintah telah mengeluarkan. konsekuensi dari penggantian PP No. 71


Tahun 2010 sebagai pengganti PP No. 24 Tahun 2005. Kerangka konseptual
yang mendasari PP ini serta pengaruhnya terhadap jenis laporan keuangan
yang harus disajikan oleh pemerintah.

Pada tahun 2003, terbitlah UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan


negara, yang memberikan arah terhadap pengembangan sistem pengelolaa
keuangan negara (daerah), termasuk didalamnya adalah sistem akuntansi
pemerintahan. Sesuai dengan amanat undang-undang keuangan negara tersebut,
pemerintah telah menetapkan PP Nomor 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi
pemerintah. Standar akuntansi pemerintah tersebut menggunakan basis kas menuju
akrual, yaitu basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan
pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Penerapan PP Nomor 24 tahun 2005 masih bersifat sementara, sebagaimana


diamanatkan dalam pasal 36 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 yang menyatakan
bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
belum dilaksananakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Lingkup pengaturan PP Nomor 71 Tahun 2010 meliputi SAP Berbasis


akrual dan SAP berbasis kas enuju akrual teradapa pada lampiran I dan berlaku
sejak tanggal ditetapkan , yaitu tahun anggaran 2010 dan dapat segera ditetapkan
oleh setiap entitas. SAP berbasis kas menuju akrual pada lapiran II berlaku selama
masa transisi bagi entitas yang belum siap Untuk menerapkan SAP berbasis akrual
, palimg lambat 4 tahun setelah tahun 2010. Penerapak akuntansi berbasis akrual
dimuat dalam lampiran I PP Nomor 71 tahun 2010, secara teoritis dianggap tidak
tepat karena masih digunakanya dua basis akuntansi dalam SAP tersebut, yaitu
basis kas untuk pelaksanaan anggaran dan bais akrual untuk pelaporan finansial.

Pengaruh penerapan PP Nomor 71 Tahn 2010 terhadap penyajian laporan keuangan


adalam sebagai berikut:

1. Komponen laporan keuangan


Menurut Halim dan Kusyufi (2014:282) Perbandingan komponen laporan
keuangan antara basis kas menuju akrual dan basis akrual dapat dilihat dalam tabel
berikut:

komponen laporan keuangan basis kas komponen laporan keuangan basis akrual
menuju akrual terdiri dari : terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Laporan Arus Kas (LAK) 3. Neraca
4. Catatan atas Laporan Keuangan 4. Laporan Operasional
(CALK) 5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan dalam Draft Standar Akuntansi Pemerintah


Berbasis Akrual terdiri dari 7 komponen laporan dimana terdapat penambahan 3
jenis laporan dalam draft SAP berbasis akrual yaitu Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan
Kinerja Keuangan pada Lampiran II PP 71/2010 menjadi Laporan Operasional pada
Lampiran I PP 71/2010.
b) Pelaporan keuangan di pemerintahan Indonesia dari pusat sampai desa

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan


pertanggung-jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
terdiri dari Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
Berdasarkan Penjelasan Umum UU 1 / 2004 menyatakan bahwa agar informasi
yang disampaikan dalam Laporan Keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip
transparansi dan akuntabilitas, perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP) yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. SAPP bertujuan untuk:
a. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan,
pemrosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan
standar dan praktik akuntansi yang diterima secara umum;

b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan
kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap
otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;

c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu


instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan; dan

d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan


dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

Pelaporan keuangan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 12 Tahun 20l9 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalan
peraturan ini disebutkan bahwa Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban
Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai
dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah
berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut. Pengelolaan Keuangan
Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungiawaban, dan pengawasan
Keuangan Daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya
disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang
ditetapkan dengan undang-undang.

Peraturan Perundang-Undangan Terkait Pengelolaan Keuangan Desa


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
disepakati oleh Pemerintah dan DPR untuk direvisi dan dipecah menjadi tiga
undang-undang yang terpisah tetapi tetap terkait yaitu Undang-Undang
Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah dan
UndangUndang Desa. Hal tersebut telah terwujud seluruhnya dengan disahkannya:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Desa (jo. UU Nomor
2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi UndangUndang);

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,


dan Walikota (jo. UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang); 3. Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Pada dasarnya semua tujuan pelaporan keuangan pemerintah baik


pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah desa bertujuan untuk
memastikan bahwa pengelolaan keuangan sudah dijalankan dengan tepat serta
untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan
yang memadai, diperlukan pengaturan baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah bahkan di tingkat desa.

Anda mungkin juga menyukai