ABDULLAH ARIF
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
dikarenakan keterkaitan antara term terorisme dengan term jihad yang sejak
beberapa dekade menjadi dua isu besar yang satu sama lain tidak terpisahkan
Nasution, 2011: 1). Terlebih pasca tragedi Bom Bali pada tahun 2002 yang
paparan radikalisme saat ini sudah masuk ke semua lini. Sehingga, perlu segera
dicegah “ini berjalan terus paparan radikal. Masuk ke semua lini. Anak-anak
1
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 2
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
angkatan dan intelejen, kemudian melebur menjadi Satuan Tugas Antiteror. Pada
Polri sebagai unsur utama dalam pemberantasan tindak pidana terorsiem. Senada
dengan hal itu, terbitlah Skep Kapolri Nomor 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni
Polri, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Densus 88 AT Polri. Densus 88
intensionalisasi sebagaimana yang terkandung dalam salah satu dari lima misi
seperti pada sebuah laporan riset oleh Ahmad Rizky Mardhatillah Umar yang
berjudul Melacak Akar Radikalisme Islam di Indonesia dalam Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Volume 14, Nomor 2, 2010. Penelitian ini selain melacak akar
berkarakter militeristik oleh Kelompok Islam Politik. Sementara itu, pada basis
struktural, dapat dilihat bahwa adanya oligarki elit yang menguasai sumber daya
Umar (Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, No. 2, November 2010: 184)
17).
ditujukan kepada kalangan mahasiswa, tetapi juga kepada LSM seperti Front
sumber motivasi radikalisme agama juga dilakukan oleh banyak akademisi dari
tentang firman Tuhan (Abdillah, 2014: 281). Tidak hanya dekonstruksi tafsir,
seperti konsep makrifat Al Ghazali dan Ibnu Arabi, dengan asumsi, dapat
agama yang akan dijadikan dunia bermain untuk anak-anak dan suasana santai
bagi para remaja (Nuriyanto, 2014: 19). Hasilnya, dari konstelasi kerja
agama dengan peribahasa “patah tumbuh hilang berganti, esa hiang dua
berbilang”. Hal ini didasari atas keyakinan bahwa ideologi merupakan bahan
bakar utama dari terorisme yang dapat bersumber dari agama, terlebih ketika
merujuk pada fenomena Bom Bali. Ketika para pelaku ditangkap, bahkan
berupa deradikalisasi.
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 6
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(ideologi), yaitu karena hasil dari proses penafsiran teks kitab suci. Sehingga,
melakukan sebuah kejahatan dan terorisme atas motivasi agama dengan term
mendapat perhatian paling besar? Terlebih banyak pendapat bahwa akar dari
syariat Islam, sesungguhnya telah muncul pada ruang publik ketika awal Negara
Indonesia berdiri (Yusran R (ed), 2001: 77). Pada masa Orde Baru, pemikiran
radikal dimaknai sebagai anti pemerintah yang berarti juga anti Pancasila. Jika
melihat fenomena saat ini, radikalisme secara maknawi telah bergeser, dari sikap
melawan pemerintah yang juga berarti menolak Pancasila pada masa Orde Baru –
menjadi sebuah sikap yang meresahkan dan mengganggu stabilitas, kemanan dan
kesatuan. Lebih dari itu, radikalisme sering diartikan sebagai sikap anti Barat
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk melihat radikalisme agama
sebagai wacana yang mampu memengaruhi perilaku manusia pada tempat dan
itu sendiri tidak lain adalah penelusuran atas genealogi kekuasaan. Artinya,
kekuasaan baru dapat dilihat ketika menyadari akibat yang menunjukkan posisi
dan wacana penuh perhatian, ingin tahu dan merayu. Pandangan ini memiliki
menjangkau sampai pada perilaku yang paling individual dan intim, yaitu perilaku
(Haryatmoko, 2013: 46). Sosialisasi Anti Radikalisme oleh Markas Besar Polri ke
beberapa wilayah dan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, yang turut
Haryatmoko (2014: 69), padahal menurutnya agama baru menjadi konkret sejauh
(2002: 162):
“saya yakin, hal terpenting disini adalah bahwa kebenaran tidak pernah
berada di luar kekuasaan, atau tidak memiliki kekuasaan: berlawanan
dengan mitos di mana sejarah dan fungsi-fungsinya harus membayar
kembali untuk studi yang lebih jauh, maka kebenaran bukanlah seperti
penghargan atas semangat-semangat yang bebes, seorang anak dibiarkan
kesepian terus, atau pemberian hak-hak istimewa bagi mereka yang berhasil
membebaskan dirinya sendiri”.
Kebenaran menururt Foucault (2002: 162) tidak dapat dilepaskan dengan
konteks sosial-politik:
dimengerti sebagai sebuah sistem dari prosedur-prosedur yang telah diatur utuk
operasi.
banyak bentuknya, menjadi daya tarik tersendiri bagi penelitian ini untuk melihat
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 10
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sosial dalam tempat dan waktu tertentu. Perbincangan tentang radikalisme agama
dapat ditemukan dalam banyak varian, seperti dalam bentuk program riset;
seminar; pelatihan; imbauan di tempat umum dalam bentuk poster dan spanduk;
berita di media online dan cetak; dan pemberitaan di televisi. Lebih dari sekadar
penelusuran atas genealogi kekuasaan wacana atas kelompok atau individu yang
1. Rumusan Masalah
agama di Indonesia?
2. Keaslian Penelitian
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada karya C.F. Suryo Laksono. Skripsi
ini fokus pada konsep arkeologi pengetahuan Michel Foucault dan dilihat pada
Skripsi Program Studi Ilmu Filsafat Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
atas pasar dan menemukan relasi kuasa dalam membangun wacana pasar.
dan Kekuasaan Michel Foucault (2015). Skripsi karya Annisa Filania pada
Sebuah penelitian pada Jurnal Analisis, Volume XI, Nomor 1 oleh Saifuddin.
kelompok radikal Islam di kalangan mahasiswa dan melihat lebih jauh terkait
oleh Akh. Fauzi Aseri, Bayani Dahlan dan Mariatul Asiah. Penelitian ini
ini meletakkan fokus kajiannya pada faktor terjadinya radikalisme agama dan
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 13
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Agama, 2013. Sebuah penelitian pada jurnal Al Hikmah, Vol 3, Nomor 1 oleh
2015. Sebuah penelitian pada jurnal Miqot, Vol XXXIX, Nomor 2 oleh Masdar
radikalisme.
3. Manfaat Penelitian
Indonesia.
b. Bagi Filsafat
satu sumber pustaka yang bisa dijadikan rujukan bagi mahasiswa filsafat yang
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 14
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lain. Hal ini karena pemikiran-pemikiran Michel Foucault menjadi sangat relevan
diharap mampu memberi perspektif baru dalam melihat radikalisme agama yang
B. Tujuan Penelitian
Indonesia.
C. Tinjauan Pustaka
atau bergaris keras. Radikalisme berarti satu paham aliran yang menghendaki
kekerasan. Ini juga dapat diartikan sebagai paham politik yang menghendaki
dikelompokkan ke dalam dua bentuk, yaitu pemikiran dan tindakan. Menurut hal
mencapai tujuan.
Adapun dalam bentuk aksi atau tindakan, radikalisme telah berwujud pada
aksi dan tindakan yang dilakukan aktor sebuah kelompok garis keras dengan cara
pada apa yang diyakininya; jihadisasi, ketika individu mulai mengambil tindakkan
berdasar keyakinannya.
dari kata radic (akar). Ketika radikalisme digabungkan dengan kata Islam, maka
Pada sekala global, label radikalisme bagi gerakan Islam yang menentang
radikalisme sendiri sampai saat ini belum ada kesimpulan dan kesepakatan di
antara pengamat tentang istilah yang tepat untuk menggambarkan gerakan yang
menunjukkan sikap kalangan muslim yang menolak tatanan sosial yang ada dan
ingin kembali kepada sunah Rasul. Cara berpakaian mereka cenderung memakai
jubah dan cadar dengan maksud untuk menolak industri fashion. Oleh karena itu,
dalam orde sosial yang ada. Bila masyarakat mengalami anomi atau kesenjangan
antara nilai-nilai dan pengalaman dan para warga masyarakat merasa tidak
memiliki lagi daya untuk mengatasi kesenjangan itu, maka radikalisme dapat
D. Landasan Teori
dengan kesempatan untuk tidak mau belajar bahasa tertentu semenjak lahir hingga
dewasa. Seseorang ketika mengetahui tentang yang baik dan yang salah, sebagai
hasil dari pengaruh sebuah wacana tertentu. Oleh karena itu, menurut Foucault,
melalui wacanalah yang mendominasi suatu waktu dalam sejarah dan suatu
tertentu.
tempat dan waktu tertentu, temukanlah wacana yang mendominasi (Jones, 2010:
174). “kuasa wacana” pada Foucault telah mereduksi kekuasaan politik, ekonomi,
ideologi dan sosial ke dalam wacana. Dalam buku Deciplin and Punish, Foucault
bahasa, pikiran, pengetahuan dan tindakan. Inilah yang disebut Foucault sebagai
beberapa kata kunci yaitu: arkeologi, genealogi dan kekuasaan. Genealogi adalah
orang memerintah dirinya sendiri atau orang lain melalui pengetahuan. Menurut
memperlakukan orang sebagai subjek dan kemudian menguasai subjek itu dengan
langsung berdampak pada yang lain; tidak ada kekuasaan tanpa pembentukan
bidang ilmu pengetahuan, sebaliknya pada saat yang sama tidak ada ilmu
mereka (Ritzer, 2010: 98). Oleh karena itu kebenaran/kekuasaan harus dimengerti
sebagai sebuah sistem dari prosedur-prosedur yang telah diatur untuk memberikan
Menurut Foucault (dalam Haryatmoko, 2013: 49) ada lima cara bagaimana
dibagikan. Kekuasaan berjalan dari berbagai titik. Kedua, kekuasaan bersifat cair
dari bawah, artinya; tidak ada oposisi binair antara yang didominasi dengan yang
itu sendiri.
E. Metode Penelitian
Jenis peneltian ini adalah penelitian bidang ilmu filsafat dengan model
penelitian mengenai masalah aktual dengan objek material salah satu fenomena
atau situasi aktual yang merupakan masalah kontroversial dan salah satu teori
agama sebagai objek material dan genealogi kuasa Michel Foucault sebagai objek
formal.
penelitian didapatkan dari pustaka yang berkaitan dengan objek material dan objek
formal penelitian. Data kepustakaan dapat dibagi menjadi kepustakaan primer dan
Yogyakarta: Ircisod.
Pelajar.
b. Endang, Turmudi dan Riza Sihabudi (ed). 2005. Islam dan Radikalisme di
3. Tahapan Penelitian
penunjang lainnya yang bersangkutan dengan objek material dan objek formal
Pada tahapan ini akan dilakukan klasifikasi terhadap data yang sudah
material dan data objek formal yang selanjutnya akan menjadi data yang diolah.
c. Penyusunan Penelitian
sistematis dan objektif. Pada tahapan ini peneliti melakukan refleksi kritis atas
4. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini mengacu pada buku karangan Anton
Bakker dan Achmad Charris Zubair tahun 1990. Adapun unsur-unsur yang
digunakan antara lain sebagai berikut (Bakker dan Achmad Charris Zubair, 1990:
111-113) :
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 22
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
a. Deskripsi
b. Interpretasi
c. Holistika
Michel Foucault.
d. Refleksi Kritis
Adapun hasil yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
di Indonesia.
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 23
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Indonesia
G. Sistematika Penulisan
tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil yang ingin dicapai dalam
Bab II berisi tentang objek formal penelitian yakni tentang teori genealogi
kekuasaan Michel Foucault. Dalam bab ini peneliti terlebih dahulu memaparkan
biografi Michel Foucault guna memahami secara utuh konteks dan latar belakang
Faoucault yang terdiri dari dua sub-bab, yaitu arkeologi pengetahuan dan
menurut Michel Foucault dengan tujuan mengetahui hakikat dan strategi yang
Bab III berisi tentang objek material penelitian, yakni tentang wacana
di Indonesia yang memuat dua sub-bab pembahasan, yaitu pada masa Orde Lama
Analisis Genealogi Kuasa Michel Foucault atas Wacana Radikalisme Agama di Indonesia
ABDULLAH ARIF 24
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dan Orde Baru. Bab ini diakhiri dengan pembahasan program deradikalisasi
agama dan praktik strategi bio-politik nya dengan sudut pandang Genealogi kuasa
Michel Foucault.
yang diajukan. Pada bab ini terdapat kesimpulan dan saran terkait penelitian.