DOSEN :
Dwi Indah Suryani M.pd
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Endin Saepudin (228117002)
Novita (2281170015)
Haerunnisa (2281170025)
Ilvi Triyani (2281170033)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang mahan pengasih lagi maha
penyayanya, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inaya-nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang unsur-unsur golongan 1A.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini.untuk ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan
makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang unsur-unsur golongan
1A ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zaman sekarang semakin cepat perkembangan ilmu, semakin banyak
zat-zat kimia dan unsur-unsur kimia yang ada dimuka bumi, dan banyak
sekali digunakan dalam perindustrian kimia, salah satu perindustriaan kimia
ada dikota cilegon provinsi banten, dan yang terpenting kita sebagai warga
dilingkungan industry harus waspada. Untuk itu kita harus mengetahui dan
lebih faham tentang pengertian, ciri dan sifat, keberadaan dan kegunaan,
persenyawaan, kestabilan dan aplikasi dikehidupan sehari-hari unsur dan
senyawa khususnya golongan 1A.
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat
basa. Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali
adalah membentuk basa. Alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif.
Logam alkali adalah logam golongan 1A yang terdiri dari Litium (Li),
Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki sifat, yakni suatu reduktor,
pembentuk basa, dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga
digunakan sebagai kembang api. Semua unsur pada kelompok ini sangat
reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal.
Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan
dalam medium minyak.
Kelimpahan unsure Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium
dalam bumi beranekaragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa,
karena sifatnya yang sangat reaktif. Pembuatan alkali dapat dilakukan dengan
mengelektrolisis larutan NaCl menjadi padatan.
Logam alkali memiliki peran yang cukup banyak dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam bidang industry maupun untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian unsur dan senyawa?
2. Apa pengertian golongan IA?
3. Bagaimana ciri dan sifat golongan IA?
4. Bagaimana keberadaan dan kegunaan golongan IA?
5. Bagaimana persenyawaan golongan IA?
6. Bagaimana kestabilan golongan IA?
7. Bagaimana aplikasi di kehidupan sehari-hari golongan 1A?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian unsur dan senyawa.
2. Untuk mengetahui pengertian golongan IA.
3. Untuk mengetahui bagaimana ciri dan sifat golongan IA.
4. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan dan kegunaan golongan IA.
5. Untuk mengetahui bagaimana persenyawaan golongan IA.
6. Untuk mengetahui bagaimana kestabilan golongan IA.
7. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi dikehidupan sehari-hari
golongan IA.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian golongan IA
Logam alkali adalah unsur –unsure kimia yang berada pada golongan
IA yang sering disebut logam alkali, kecuali hydrogen (H), logam alkali
meliputi litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs),
fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara
3
alami tidak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat
reaktivitas, unsur alkali harus disimpan dalam medium minyak.
4
3. Rubidium dan cesium.
Logam rubidium adalah suatu unsure kimia yang memiliki lambang
Rb dengan nomor atom 37. Logam rubidium memiliki karekteristik
memiliki warna nyala putih perak dengan khas kemerahan. Warna nyala
yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut spectrum emisi. Spectrum emisi
yang dihasilkan berkaitan dengan model bohr. Ketika atom diberikan
sedikit energi. Elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan
tereksetasi menuju tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang
tereksitasi dapat kembali keadaan dasar atau mengemisi dengan
memancarkan sejumlah energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik
dengan panjang gelombang tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika
larutan garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen (Greenword dan
Earnshaw, 1997).
Logam cesium adalah unsure kimia yang memiliki lambing Cs dengan
nomor atom 55. Logam cesium memiliki karakteristik flame coloration
berwarnabiru. Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut
spectrum emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model
atom neils bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi, elektron-
elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju tingkat
energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat kembali keadaan
dasar atau mengemisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu.
Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya dibakar menggunakan
Bunsen (Grennword dan Earnshaw, 1997).
4. Fransium
Logam fransium adalah logam dengan lambing Fr dengan nomor
atom 87 yang bersifat radioaktif dan sangat reaktif, karena itulah
fransium sangan sulit dijumpai di alam.
5
Sifat fisik
Konfigurasi logam litium [He] 2s1
Konfigurasi logam natrium [Ne] 3s1
Konfigurasi logam kalium [Ar] 4s1
Konfigurasi logam rubidium [Kr] 5s1
Konfigurasi logam Cesium [Xe] 6s1
Konfigurasi logam fransium [Rn] 7s1
Dapat diliat dari konfigurasi diatas memungkinkan logam-logam alkali
dengan melepaskan satu electron dari kulit terluar. Unsur-unsur golongan IA
memiliki jari-jari atom dari atas kebawah meningkat secara periodik. Hal ini
karena lintasan elektron yang dalam semakin banyak. Begitu pula dengan
jari-jari ion yang semakin besar dari atas kebawah. Jari-jari ion lebih kecil
dari pada jari-jari atomnya. Karena ion logam alkali membentuk ion positif.
Elektron negatifitas golongan IA dari atas kebawah semakin kecil.
Kecenderungan ini disebabkan karena semakin besarnya jari-jari.
Sifat Fisik Unsur Golongan IA
r r Melting Berat
PI Elektroneg Kelimpah
Unsur atom ion point jenis
(ev) atifitas an ppm
(Å) (Å) (ºC) g/cc
Li 1,23 0,60 180 0,54 5,4 1,0 65
Na 1,57 0,95 98 0,97 5,1 0,9 28.300
K 2,03 1,33 64 0,86 4,3 0,8 25.900
Rb 2,16 1,48 39 1,53 4,2 0,8 310
Cs 2,35 1,69 29 1,87 3,9 0,7 7
Gambar 1 : Sifat fisik unsure golongan IA
(Shiver dan Atkins, 2010)
Unsur-unsur golongan IA memiliki konfigurasi valensi ns1 yang
memungkinkan logam-logam alkali untuk membentuk ion L+ dengan
melepaskan satu electron dari kulit terluar (Shiver and Atkins, 2010).
Unsur-unsur golongan IA memiliki jari-jari atom dari atas kebawah
meningkat secara periodik. Hal ini karena Lintasan elektron yang dalam
6
semakin banyak. Begitu pula dengan jari-jari ion nya yang semakin besar dari
atas kebawah. Jari-jari ion memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada jari-jari
atomnya. Hal ini dikarenakan ion logam alkali membentuk ion positif. Ion
positif mempunyai jumlah elektron yang lebih sedikit dibandingkan atomnya.
Berkurangnya jumlah electron ini menyebabkan daya tarik inti terhadap
lintasan electron lebih tertarik kearah inti.
7
D. Keberadaan dan Kegunaan Unsur Golongan IA
Logam-logam alkali ditemukan di alam dalam bentuk persenyawaan
karena memiliki kereaktifan yang tinggi. Litium memiliki jumlah relative
lebih banyak dari pada sesium dan rubidium. Ketiga unsur ini terdapat pada
mineral fosfat trifilit, mineral silikat, spodumen [LiAl(SO3)2], dan lepidolit
[Li2Al2(SiO3)3(FOH)2]. Unsur natrium terdapat sebagai NaCl terdapat pada
air laut, borak (Na2B4O7.10H2O), trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), saltpeter
(NaNO3), dan mirabilit (Na2SO4) Unsur kalium terutama terdapat sebagai
sylvit (KCl), sylvinite (campuran KCl dan NaCl), karnalit (garam rangkap)
KCl. MgCl2. 6H2O.
Natrium dan Kalium memiliki kelimpahan yang tinggi di alam, tersebar
secara luas sebagai garam seperti garam klorida. Litium relative jarang
ditemukan di alam, biasa ditemukan dalam mineral spodumen (LiAlSi2O6).
Rubidium dan Cesium juga masih jarang tetapi terdapat pada beberapa
mineral seperti zeolitpolusit Cs2Al2Si4O12.nH2O.
Logam Natrium dan Litium diekstrak melalui elektrolisis dari lelehan
logam klorida. Kalium diperoleh dengan mereaksikan KCl dengan logam
natrium dan rubidium. Cesium diperoleh melalui reaksi dari logam klorida
dengan kalsium atau barium (Shiver and Atkins, 2010)
Natrium dan kalium melimpah di litosfer yang masing-masing memiliki
presentase sebesar 2,4% dan 2,6%. Litium, rubidium, dan cesium memiliki
kelimpahan yang lebih rendah dan terdapat dalam beberapa mineral silikat.
Sedangkan fransium hanya memiliki waktu hidup isotop yang sangat pendek
yang terbentuk dalam deret peluruhan radioaktif alamiah atau dalam reactor
nuklir (Cotton, et al, 1995).
Pembuatan logam rubidium hasil dari produk sampingan dari kalium
disebut alkarab. Alkarab mengandung 21 % dengan sisanya yaitu kalium dan
sebagian kecil dari cesium. Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi
rubidium adalah menggunakan metode reduksi. Reduksi lelehan senyawa
RbCl digunakan untuk membuat logam rubidium, reaksi ini dalam keadaan
8
setimbang. Karena rubidium mudah menguap, harus diproduksi dengan terus
menerus dengan cara proses reduksi kalium berdasarkan reaksi :
Na + RbCl → Rb + NaCl
Kelimpahan cesium di alam banyak ditemukan dialam pada lapisan-
lapisan batuan, dan dalam bentuk mineral seperti pollux (pollucit), lepidotite,
carnallite, dan feldspar. Dalam laboratorium cesium dapat dibuat memalui
proses elektrolisis ekstrak mineral dalam bentuk sianida atau melalui
pemanasan hidroksida, karbonat, magnesium, atau alumulium.
2. Halogen
Reaksi alkali dengan halogen (Golongan VIIA) membentuk senyawa
garam :
Rubidium + Klorin → Rubidium Klorida
2Rb + Cl2 → 2RbCl
3. Hidrida
Reaksi alkali dengan hidrogen membentuk senyawa alkali hidrida :
Natrium + Hidrogen → Natrium Hidrida
2Na + H2 → 2NaH
9
Lithium + Hidrogen → Lithium Hidrida
2Li + H2 → 2LiH
Natrium hidrida mudah terbakar jika dibiarkan di udara terbuka,
kebakaran itu sulit untuk dipadamkan karena di udara terbuka
mengandung banyak oksigen.
4. Oksigen
Logam alkali terbakar dalam oksigen membentuk oksida, peroksida atau
superoksida.
Reaksi alkali dengan oksigen membentuk senyawa alkali oksida :
Lithium + Oksigen → Lithium Oksida
4Li (s) + O2 (g) → LiO2 (s)
10
electron unsure nonlogam besar. Afinitas electron adalah nilai yang
menunjukkan mudah atau sulitnya suatu atom untuk menerima elektron.
Semakin besar afinitas elektronnnya maka semakin mudah atom mebentuk
ion negativ.
Golongan IA memiliki kulit terluar 1, untuk mendapatkan kestabilan
golongan IA melepaskan 1 elektron.
Litium
Litium digunakan dalam baterai kalkulator, baterai jam, baterai kamera,
alat pacu jantung. Litium juga digunakan sebagai zat pewarna pada
kembang api karena dapat menghasilkan warna merah lebih terang.
Natrium
Natrium sitrat (Na3C6H5O7) sebagai zat pemberi citra rasa dan pengawet
makanan dan minuman. Natrium klorida (NaCl) digunakan diberbagai
aspek kehidupan seperti garam dapur. Natrium benzoat (C7H5NaO2)
digunakan dalam pengawet makanan. Natrium hidroksida (NaOH)
11
dipakai dalam pembuatan sabun, detergen, kertas. Natrium bikarbonat
(NaHCO3) sebagai pengembang kue.
Kalium
Kaliumhidroksida (KOH) digunakan dalam pembuatan sabun.
Kaliumklorat (KClO3) digunakan sebagai oksidator yang kuat pada
pembuatan korek api, bahan peledak dan petasan. Kalium karbonat
(K2CO3) digunakan dalam pembuatan kaca. Kaliumsulfat (K2SO4)
digunakansebagai pupuk.
Rubidium
Rubidium digunakan pada fiamen sel fotolistrik yang mengubah energy
cahaya menjadi energi listrik. Sifat radioaktif rubidium -87 digunakan
dalam bidang geologi untuk menentukan umur batuan atau benda-benda
lainnya.
Cesium
Cesium digunakan sebagai katode pada lampu-lampu elektronik. Cesium
klorida (CSCl) digunakan dalam cairan sentry fungsi. Cesium -137
sangat umum digunakan sebagai radio isotopemitor gamma dalam
aplikasi industri.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam sistem periodic logam alkali terdapat pada kolom pertama
paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: Litium(Li),
Natrium(Na), Kalium(K), Rubidium(Rb), Cesium(Cs) dan Fransium(Fr).
Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkalin). Logam Alkali juga
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan
kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan
reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus
disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain. Logam alkali juga memiliki
kelimpahan di alam yang berbeda-beda, misalnya natrium yang merupakan
unsure terbanyak yang ada di alam.
B. Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena
masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya
mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia
Unsur. Alang kahbaiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain
dalam tabel periodik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1988. Struktur Atom dan Molekul Sistem Periodik. Bandung:
Chang, Raymond. 2005.Kimia Dasar Jilid II.Jakarta: Erlangga.
Cotton,Wilkinson. 2013.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta: UI-Press.
EducationandProfessional Publishing ltd.
Greenwooddan Earnshaw. 1997.Chemistry Of The Elements.India: Reed
ITB Press.
Jakarta: Pt. Kalman Media Pustaka.
Lestari, Sri. 2004.MenguraiSusunanPeriodikUnsur Kimia. Jakarta: PT. Kawan
Pustaka.
Shriver dan Atkins. 2010.Inorganic Chemistry 5thEdition.
Suharno. 1990. Reaksi-Reaksi Kimia. Surabaya: Universitas Airlangga.
Sunardi, 2006. Unsur Kimia. Bandung: Yrama.
Svehla, G. 1979. Textbox of Macro and Semimicro Qualitative Inotganic Analysis.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: ITB.
Tohari, Sandri. 2006. Kimia. Bogor: Yudistira.
14
DISKUSI
1. Eha Lestari
Pertanyaan : Mengapa Fransium dan Cesium berbentuk cair ?
Jawaban : Seperti yang kita tahu, Fr dan Cs berada pada golongan I.
Artinya unsur tersebut hanya memiliki satu elektron di orbital terluarnya.
Pada golongan IA ketika semakin kebawah nomor atomnya akan semakin
besar, jari-jarinya juga semakin besar. Jri-jari yang semakin besar pada Fr
dan Cs ini menyebabkan elektron terluarnya sangat mudah lepas dan
tarikan inti atom menjadi lemah.
Maka atas dasar itu, ikatan logam Fr dan Cs ini sangat lemah, karena
sudah disebutkan sebelumnya dasar dari ikatan logam adalah interaksi
tarik-menarik dari muatan positif inti logam dan muatan negatif elektron
yang bergerak bebas terdelokalisasi.
Ikatan logam menjadi lemah karena tarikan inti Fr dan Cs itu lemah, juga
elektron terdelokalisasinya hanya sedikit yang terluar hanya 1 elektron.
Dan juga atom-atom pada Fr dan Cs tidak tersusun tetap (terkunci).
Sehingga logam Fr dan Cs berbentuk cair.
2. Rosdiyanah
Pertanyaan : Mengapa H tidak termasuk logam alkali ?
Jawaban : H atau Hidrogen tidak termasuk golongan logam alkali karena
dia tidak memiliki karakteristik dari logam alkali. Bisa dilihat dalam tabel
periodik, pada golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr). Meskipun H
termasuk kedalam golongan IA, tetapi hidrogen tidak termasuk dalam
golongan logam alkali. Hidrogen adalah unsur pembentuuk air yang
dimana jika H dipadatkan dalam konsentrasi tertentu, mereka akan
membentuk titik air. Logam alkali mempunyai karakteristik jika
direaksikan dengan air maka akan membentuk ion hidroksida yang bersifat
basa dengan PH lebih dari 7. Sedangkan gidrogen adalah air itu sendiri dan
jika direaksikan dengan air tidaak akan menimbulkan perubahan apapun.
15
3. Maulana Rifqi A.
1. Pertanyaan : Li memiliki titik lebur tinggi dan Rb memiliki titik lebur
rendah. Apakah bisa dirubah dan kenapa?
Jawaban : Tidak bisa dirubah karena titik lebur setiap unsur sudah
ditentukan dan
menjadi salah satu karakteristik unsur golongan 1a berdasarkan
sifat fisik golongan alkali dan bisa semakin kebawah semakin rendah
dikarenakan kerapatan delokasi elektron makin
rendah sehingga atomnya mudah dipisahkan dan semakin mudah untuk
melebur.
16