Anda di halaman 1dari 3

Budaya literasi sangatlah penting diterapkan dalam lingkup pendidikan terutama lingkup

kampus yang pemikirannya sudah masuk dalam taraf kematangan. Dalam KBBI, literasi merupakan
kemampuan menulis dan membaca. Kemampuan tersebut harus diasah sejak dini. Namun melihat
perkembangan teknologi yang pesat, membuat mahasiswa sekarang menjadi tersisihkan oleh suatu
bacaan maupun tulisan. Mereka menganggap budaya literasi merupakan budaya kuno atau yang
mereka sebut dengan jadul.

Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis.
Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam
mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin harus disadari karena menjadi modal utama
dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Generasi muda memiliki kepribadian unggul
dan mampu memahami pengetahuan serta teknologi untuk bersaing secara lokal dan global. Selain itu,
generasi muda menjadi faktor penting karena memiliki semangat juang yang tinggi, solusi yang kreatif,
dan perwujudan yang inovatif. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi aktualisasi generasi unggul.
Untuk bisa bersaing dengan negara lain, generasi muda harus mempunyai kemampuan yang dibutuhkan
dunia dengan meningkatkan kualitas SDM. Kualitas SDM berarti kemauan dan kemampuan individu
dalam menyerap ilmu yang kemudian dikembangkan dan diimplementasikan. Oleh karena itu, salah satu
langkah sederhana namun penting adalah menanamkan pentingnya literasi bagi generasi muda.

Globalisasi dan perkembangan IPTEK menjadi tuntutan zaman yang tidak dapat dihindari. Hal
tersebut merupakan bentuk perubahan zaman yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Salah satu
pengaruh dirasakan dunia pendidikan, yaitu dituntut untuk meningkatkan mutu lulusan berkualitas
secara terus menerus seiring perkembangan zaman. Berhubungan dengan hal tersebut, pesatnya
perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan yang harus dihadapi dunia pendidikan.
Globalisasi telah meretas sekat-sekat geografis negara dan memberikan pengaruh yang signifikan bagi
dunia. Trend informasi yang begitu cepat menuntut setiap bangsa untuk meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia yang dimilikinya. Selain itu, akselerasi diperlukan demi mengejar ketertinggalan,
sekaligus menjembati jurang antara negara maju dan negara berkembang. Saat ini kita semua
bergantung pada teknologi dan kita lebih akrab dengan gadget, tablet, notebook atau laptop dan lainnya
daripada menghabiskan waktu dengan buku bacaan. adget memang menawarkan permainan dan
0hiburan yang menarik. Tetapi, membaca dan menulis juga tak kalah menarik jika membiasakannya
sekarang atau sejak dini. Sebenarnya mengenai era digital, di internet justru tersedia banyak buku-buku
yang berbentuk softcopy dari yang gratis sampai berbayar tersedia yang kita kenal dengan sebutan
ebook. Inilah pemanfaatan teknologi yang bisa kita gunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dari berbagai literatur atau sumber sebagai bentuk kesadaran literasi. Tentunya dengan
tidak melunturkan budaya membaca buku

Keterampilan literasi memiliki pengaruh penting bagi keberhasilan generasi muda. Keterampilan
literasi yang baik akan membantu generasi muda dalam memahami informasi baik lisan maupun tertulis.
Dalam kehidupan, penguasaan literasi pada generasi muda sangat penting dalam mendukung
kompetensi-kompetensi yang dimiliki. Kompetensi dapat saling mendukung apabila generasi muda
dapat menguasai literasi atau dapat diartikan generasi muda melek dan dapat memilah informasi yang
dapat mendukung keberhasilan hidup mereka. Literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan
menulis, tetapi literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikir kritis, dan peka terhadapi lingkungan
sekitar.

Literasi merupakan kegiatan ilmiah yang perlu dioptimalkan. Namun sayangnya, penulis melihat bahwa
semangat membangun budayaliterasi belum berjalan secara optimal. Sebaliknya, mahasiswa kini tengah
mengalami kecenderungan delitenisme dan bahkan pendangkalan berpikir. Mereka hanya cukup tahu
tema umum tanpa mengetahui detail-detail informasiyang masuk. Salah satu indikator yang paling
mungkin didiagnosa adalah adanya budaya plagiarisme. Selain itu, bentuk pendangkalan berpikir juga
terjadi dalam bentuk aksiaksi mahasiswa yang cenderung anarkis. Aksi tersebut pada akhirnya malah
menciptakan stigma buruk di kalangan masyarakat. Alhasil, tujuan yang pada mulanya ingin mengubah
kehidupan sekitar agar menjadi lebih baik, justru malah menampilkan citra yang lebih buruk. Dengan
kata lain, mahasiswa saat ini membutuhkan inovasi gerakan yang segar, bertanggungjawab, dan
memiliki efek yang global, tanpa menghilangkan identitas lokal, serta karakter pergerakan masif yang
kritis, dinamis.

Generasi muda identik dengan kreativitas, menciptakan hal-hal yang dapat dijadikan karya dengan
bermacam-macam inovasi. Dalam era globalisasi saat ini menjadi generasi muda yang unggul bukanlah
lagi merupakan suatu pilihan tetapi hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi bangsa ini, sekiranya
Indonesia ingin menjadi negara yang bermartabat dan disegani dalam masyarakat internasional. Dalam
menghadapi gobalisasi sangat penting bagi generasi muda untuk memfokuskan diri pada aspek-aspek
fundamental. Sebab aspek-aspek tersebut berkontribusi dominan terhadap daya saing Indonesia
menghadapi semua hubungan ekonomi internasional. Bukan tidak mungkin prediksi-prediksi manis
tentang Indonesia di masa depan kandas akibat kesalahan perilaku pemimpin bangsa hari ini. Oleh
karena itu, generasi muda perlu memperkokoh jati dirinya yang salah satu jalannya dapat dimulai
memperkokoh hakikat literasi. Cara sederhana menguasai literasi adalah dengan menanamkan
kebiasaan membaca. Membaca akan memberikan manfaat bagi seseorang, yaitu menambah wawasan
dan pengetahuan.

cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan budaya literas yaitu:

 Optimalisasi Sarana dan Prasarana


Agar mahasiswa tidak hanya membaca textbook untuk kepentingan kuliah, maka dibutuhkan
sistem yang mampu mendorong mereka untuk rajin membaca. Optimalisasi perpustakaan
kampus merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Pihak kampus perlu memperhatikan
lebih jauh bagaimana membuat perpustakaan fakultas dan pusat menjadi lebih nyaman.
 Dukungan dosen
Salah satu output dari membaca adalah menulis dan meneliti. Dibutuhkan peran dosen dalam
mendorong mahasiswanya untuk melakukan penelitian. Dengan tugas-tugas konstruktif yang
bersifat analitis, maka mahasiswa akan sering mendatangi perpustakaan dan terdorong untuk
membaca, menulis, dan meneliti.
 Pengadaan Lomba
Selain itu, perpustakaan juga bisa menyelenggarakan lomba karya tulis untuk mahasiswa di
tingkat universitas, serta menggiatkan aktivitas keilmuan dengan konsep yang menarik.
Menggiatkan budaya literasi dengan cara aktif membaca, menulis, menjadi opinion leader,
menggiatkan penelitian, dan menguasai bahasa Inggris adalah cara yang tepat untuk mengasah
daya kritis, membumikan wacana, dan mengatasi permasalahan, baik di dalam negeri maupun di
tingkat global.

Anda mungkin juga menyukai