Manajemen Jenjang Karir Dan Kredensial
Manajemen Jenjang Karir Dan Kredensial
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan
sertifikasi praktek sebagai advanced practice registered nurse (APRN)
(Kleinpell et al, 2008). Menurut County of Los Angeles Public Health (2010)
kredensial dalam suatu organisasi kesehatan sangat penting untuk memastikan
kompetensi dan akuntabilitas. Proses kredensial sendiri efektif melindungi
klien dan organisasi, membangun staf profesional yang bermutu, juga untuk
melindungi kepentingan umum.
Kredensial merupakan sistem yang terintegrasi dalam layanan
kesehatan di berbagai Negara, di USA proses kredensial telah menjadi standar
di setiap rumah sakit. Sama halnya seperti negara tersebut, Indonesia juga
membutuhkan proses krdensial untuk menjamin akuntabilitas tenaga
kesehatan. Walaupun istilah kredensial sendiri bukan hal yang baru dalam
sistem layanan kesehatan di Indonesia, namun gambaran implementasi proses
dan pencapaian tujuan kredensial bervariasi di berbagai institusi. Kondisi ini
yang menyebabkan proses kredensial yang di lakukan oleh komite medik di
Indonesia saat ini masih belum adekuat (Herkutanto & Susilo, 2009).
Sistem kredensial dengan pembatasan kewenangan klinis berbasis
profesionalisme dilakukan untuk memastikan agar setiap pelayanan bagi
pasien dilakukan oleh tenaga profesional keperawatan yang kompeten
(Yuhanti dkk, 2013). Evaluasi kredential harus menyeluruh, dapat diandalkan,
dan bermutu tinggi untuk menjamin perawat tersebut aman dan berkompeten
dalam praktek (Tse, 2015).
Tenaga keperawatan di Rumah Sakit merupakan jenis tenaga
kesehatan terbesar (jumlahnya antara 50–60%), memiliki jam kerja 24 jam
melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat
dengan pasien melalui hubungan profesional. Tenaga keperawatan memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien dan keluarganya.
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu
berkembang serta memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dan
kebidanan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan
keluarganya. Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan
medik merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan
Kewenangan Klinis tertentu dan perlu dikredensial.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredensial
1. Pengertian kredensial
Kredensial adalah komponen inti mengatur profesi atau self
regulation dimana standar profesi dan persyaratan minimal ditetapkan
untuk mengembangkan profesi, dukungan dan pengakuan di bidang
khusus. Kredensial sebagai sarana untuk memastikan standar praktek dan
kompetensi dalam melaksanakan praktek.
Kredensial adalah komponen profesi yang mengatur anggotanya
berdasarkan standar profesi untuk menetapkan persyaratan minimal.
Kredensial digunakan dalam pengembangan profesi secara berkelanjutan,
serta mendapatkan persetujuan dan pengakuan terhadap profesinya.
Kredensial adalah proses telaah validasi terhadap dokumen
pendidikan, pelatihan, pengalaman pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan
dokumen profesi lainnya yang dimiliki oleh tenaga keperawatan. Proses
kredensial memberi keputusan dan menjamin apakah tenaga keperawatan
yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege)
untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit.
2. Tujuan kredensial
Tujuan kredensial adalah meningkatkan kualitas profesi melalui
pendidikan tersertifikasi dengan menggunakan standar kualitas kinerja
profesi dan terakreditasi. Tujuan kredensial yang tertuang dalam PMK no
49 tahun 2013 antara lain :
a. Memberi kejelasan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang jelas.
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada
di semua level pelayanan (jenjang karir).
3. Tugas kredensial
Tugas kredensial yang dilakukan oleh komite keperawatan, diatur dalam
PMK nomor 49 tahun 2013 adalah:
Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih (white paper)
Buku putih (white paper) merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya.
Buku putih disusun oleh komite keperawatan dengan melibatkan mitra
bestari (peer group) dari berbagai unsur organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur pendidikan
tinggi keperawatan dan kebidanan.
Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial dari bagian sumber daya manusia
(SDM) meliputi:
1) Ijazah
2) Surat Tanda Registrasi (STR)
3) Sertifikat kompetensi
4) Setifikasi kompetensi perawat yang dimaksud antara lain; log book
yang berisi uraian capaian kinerja, surat penyataan telah
menyelesaikan program orientasi rumah sakit atau orientasi di unit
tertentu bagi tenaga keperawatan baru, surat hasil pemeriksaan
kesehatan sesuai ketentuan.
a. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial.
b. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis setiap tenaga
keperawatan
c. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan
d. Sub komite membuat seluruh laporan kredensial kepada ketua komite
keperawatan untuk diteruskan ke direktur rumah sakit.
4. Persyaratan kredensial
Kredensial dan proses pemberian hak istimewa adalah sebuah
komponen pengakuan resmi bagi perawat di institusi atau rumah sakit.
Meskipun sering disebut secara bersama-sama, kredensial dan pemberian
hak istimewa adalah proses yang terpisah.
Komisi secara bersama-sama mengembangkan model proses
kredensial dan pemberian hak istimewa bagi perawat. Komisi memiliki
persyaratan-persyaratan tertentu untuk kredensial dan pemberian hak
istimewa. Beberapa komponen yang harus dilengkapi untuk mengajukan
permohonan kredensial antara lain bukti pendidikan, lisesnsi, sertifikasi,
riwayat pekerjaan dan lainnya.
5. Proses kredensial
Proses kredensial diatur dalam peraturan menteri kesehatan nomor
49 tahun 2013 tentang komite keperawatan antara lain adalah :
a. Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
b. Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok). Mekanisme pelaksanaan tugas sub komite kredensial,
ditetapkan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai
area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit.
2) Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai persyaratan
kredensial dimaksud.
3) Melakukan assesment kewenangan klinis dengan berbagai metode
yang disepakati.
c. Sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review,
verifikasi dan evaluasi dengan metode: portofolio dan assessment
kompetensi.
d. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan untuk memperoleh surat penugasan klinis (clinical
appointment).
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis.
g. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
h. Sub komite membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua
komite keperawatan untuk diteruskan ke direktur rumah sakit.
i. Direktur rumah sakit menerbitkan Surat Penugasan Kewenangan
Klinis (SPKK).