Abstrak
Warehouse Management System merupakan suatu software yang dirancang untuk mendukung
manajemen pergudangan yang digunakan untuk mengelola dan mengendalikan proses yang
terjadi didalam supply chain. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini sudah beroperasi sesuai
tujuan pembuatannya yaitu dapat mempercepat lead time karena proses yang terjadi seperti
pencatatan data barang, pencatatan data transaksi, penghitungan jumlah barang, serta pencetakan
laporan dilakukan secara komputerisasi. Warehouse Management System yang dapat
mewujudkan integrasi data, mampu menyimpan data historis, speed retrieval, data up to date
dan efisiensi proses administrasi dan dokumentasi pergudangan. Pergudangan merupakan bagian
dari sebuah sistem logistik perusahaan untuk menyimpan produk perusahaan, serta menyediakan
informasi bagi manajemen mengenai status, kondisi, serta arus atau perpindahan produk yang
disimpan dalam gudang. Perancangan sistem informasi pergudangan menghasilkan input dan
output yang mendukung kinerja pada gudang.
Abstract
Sistem Informasi menurut Andri Kristanto (2008:13) yaitu “suatu system didalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Suatu sistem informasi yang baik harus
mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena hal ini akan sangat menentukan dalam
mendefinisikan masukan yang dibutuhkan sistem dan juga keluaran yang dihasilkan.
Warehouse atau pergudangan merupakan area yang berfungsi menyimpan barang untuk
produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian
didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Sebuah management yang
bertugas untuk mengorganisir masalah pergudangan disebut warehouse management.
Pengolahan data sangat diperlukan dalam suatu gudang, karena dengan pengolahan data
ini dapat dilihat aliran barang masuk, barang keluar, ataupun stok barang yang ada di gudang.
Pengolahan data pada gudang yang masih menggunakan cara manual, yaitu dengan
mengisikan form yang telah disediakan oleh perusahaan kemudian disimpan di dalam map
sebagai arsip. Sistem ini sudah baik, tetapi masih ada kelemahan yang dirasakan, diantaranya
jika dituntut untuk cepat mencari data yang dibutuhkan agak sulit dan membutuhkan waktu
yang cukup lama, karena harus mencari satu persatu arsip-arsip yang telah disimpan,
sehingga waktu banyak yang terbuang. Permasalahan yang lain kemungkinan data atau arsip
hilang atau rusak masih sangat tinggi, dengan kesalahan ini perusahaan akan mengalami
kerugian, hal ini harus dihindari.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan sebuah sistem yang bisa mendukung atau setidaknya
mengurangi resiko-resiko kesalahan dalam penginputan barang yang mungkin terjadi. Maka
dibutuhkannya Aplikasi Sistem Informasi Gudang untuk mendukung sistem yang sudah ada.
Aplikasi Sistem Informasi Gudang ini diharapkan dapat memberikan informasi-informasi
berupa laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan selaku manager dengan cepat dan
efisien sesuai dengan format laporan yang dibutuhkan, sekaligus mengurangi resiko
kerusakan atau kehilangan data yang dapat merugikan perusahaan.
Tujuan dari pembuatan review implementasi warehouse management system ini yaitu
menerapkan dan menyesuaikan sistem yang dapat mengurangi ketidakakuratan dalam
pencatatan data sehingga pencatatan laporan data terdokumentasi dengan baik. Selain itu
mengintegrasikan sistem antara bagian gudang dengan bagian lain yang berkaitan yang
terdapat pada suatu perusahaan. Hal ini berdasarkan dari persamalahan yang ditemukan.
Manfaat dari penelitian ini yaitu terciptanya integrasi data antar divisi terutama divisi gudang
dengan divisi yang berhubungan dengan divisi gudang. Pengelolaan dalam masalah di dalam
gudang dapat teratasi dengan baik sehingga mengurangi ketidakakuratan dalam pencatatan
data. Software Warehouse Management dapat menunjang kinerja bisnis perusahaan dan
meningkatkan daya saing bisnis perusahaan, seperti cost reduction, dan peningkatan efisiensi
aktivitas bisnis.
Gudang adalah sebagai fasilitas khusus yang bersifat tetap yang dirancang untuk
membantu mencapai target tingkat pelayanan yang baik dengan total biaya yang paling
rendah. Atau suatu sistem logistik dari sebuah perusahaan yang berfungsi untuk menyimpan
produk dan menyediakan informasi mengenai status serta kondisi barang yang disimpan
dalam gudang sampai barang tersebut akan di display di area penjualan. Dari data yang ada
di Hypermart digudang terdapat barang yang memiliki nilai inventory yang tinggi yang tidak
bisa terjual karena berbagai masalah, mengingat luas dan daya tampung gudang sangat
terbatas. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu sistem yang mengatur gudang yang terintegrasi
dengan bagian lain seperti bagian pengorderan barang, penerimaan barang dan penjualan
barang. Terdapat beberapa Warehouse Management System yang dipakai oleh beberapa
perusahaan, Semua sistem ini memakai Barcode (berisi kode unik atau packing list dan case
dari barang tersebut yang berfungsi sebagai identifikasi barang) sebagai sarananya dan
terintegrasi diseluruh cabang-cabang mereka. Warehouse Management System ini akan
memberitahu lokasi mana yang akan menjadi lokasi barang tersebut atau PIC Gudang bisa
menaruh di sembarang tempat karena perpindahan ataupun penempatan akan direkam di
system dengan scan barcode lokasi barang asalkan lokasi tersebut di update di system. Jadi,
tidak ada lagi barang yang terselip di dalam gudang.
3. Landasan Teori
3.1 Pengertian Warehouse Management System
Warehouse atau pergudangan merupakan area yang berfungsi menyimpan barang untuk
produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian
didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Warehouse Management
System (WMS) adalah sistem yang membantu stakeholder terkait pengelolaan pergerakan
barang dari/ke dalam gudang sehingga dapat mempercepat proses lead time secara otomatis,
mengetahui semua transaksi inventory dan jumlah stock lebih cepat dan akurat secara real
time, dapat mengatur lokasi penyimpanan barang secara optimal, serta dapat melakukan alur
distibusi barang dengan baik. Warehouse Management System (WMS) atau Sistem
Manajemen Pergudangan merupakan kunci utama dalam supply chain, dimana yang menjadi
tujuan utama adalah mengontrol segala proses yang terjadi di dalamnya seperti shipping
(pengiriman), receiving (penerimaan), putaway (penyimpanan), movement (pergerakan), dan
picking (pengambilan). Selain itu, WMS juga dapat memberikan fasilitas pemberitahuan
lokasi penyimpanan barang berdasarkan jumlah barang dan jenis barang sehingga area
penyimpanan di gudang dapat terpakai secara optimal yang akan mempermudah mengetahui
jumlah stok setiap barang. Saat ini, penggunaan teknologi seperti WiFi LAN, Radio
Frequency, Barcode Scanner, Email dan teknologi informasi lainnya dapat digunakan untuk
WMS. Tujuan dari WMS adalah untuk menyediakan satu set prosedur komputerisasi untuk
menangani penerimaan dan pengiriman barang, mengelola fasilitas penyimpanan (misalnya
racking, dll), mengelola stok barang untuk picking, packing dan shiping.
4. Pembahasan
4.1 Proses Input Membuat Item, Warehouse, dan Supplier
Bagian Admin Bagian Purchasing
Start
Melakukan Add
New Supplier
Melakukan login
pada website ERP
Creating Vendor
Melakukan Insert
New Item
End
Melakukan
Inventory Location
Maintenance
Creating
Warehouse
Gambar 4.1 Proses Input Data Membuat Item. Warehouse, dan Supplier
Start Melakukan
pencarian dokumen
PO
Melakukan login
pada website ERP
Melakukan proses
penerimaan barang
Melakukan
pembelian material
Creating Goods
Received Note
(GRN)
Mencari vendor
Input quantity
barang yang
diterima
No
No
Vendor
found ?
Barang sudah
sesuai?
Yes
Yes
Creating Purchase
Order Checklist
kelengkapan barang
yang diterima
Dokumen
Purchase Order
Surat Penerimaan
Barang
End
Purchase order (PO) merupakan dokumen yang dibuat oleh pembeli dalam hal ini bagian
purchasing untuk menunjukkan barang yang ingin dibeli dari pihak penjual. Dimana proses
pemesanan barang kepada supplier dilakukan dengan menggunakan dokumen purchase
order. Proses melakukan penerimaan barang dan masuk ke stock, terdapat 2 cara yaitu
penerimaan barang/material langsung sesuai dengan jumlah quantity yang di order dan
penerimaan barang (material) dengan cara terpisah, maksudnya penerimaan barang yang
menggunakan quantity partial. Penerimaan barang secara langsung merupakan penerimaan
barang yang dilakukan sudah sesuai dengan quantity pemesanan yang tertera dalam dokumen
PO (Purchase Order). Kemudian penerimaan barang secara terpisah (quantity partial)
merupakan penerimaan barang yang dilakukan lebih dari satu kali akibat barang yang
dikirimkan tidak sesuai dengan jumlah barang yang dipesan dalam dokumen PO (Purchase
Order) atau dapat dikatakan bahwa barang yang dikirimkan oleh supplier belum lengkap.
Apabila barang telah diterima dilakukan penerbitan surat penerimaan barang yang dapat
disimpan sebagai arsip dan laporan penerimaan barang.
4.3 Proses Adjustment Stock Material dan Transfer Stock
Adjustment Stock Transfer Stock
Start Melakukan
Inventory Location
Transfer
Melakukan
Inventory
Adjustment
Creating Inventory
Transfer
Creating Inventory
Adjustment Dokumen
Transfer Stock
Memeriksa show
stock status
End
Proses adjustment material dan transfer stock didalam progam WMS dilakukan pada
modul Inventory. Adjustment material dilakukan apabila terdapat penambahan material dari
stock lama atau didapati temuan barang digudang setelah dilakukannya stock opname,
sehingga perlu dilakukan adjustment quantity agar quantity yang digudang dan di sistem
sesuai. Adjustment stock material dilakukan pada Inventory Adjustment. Transfer stock
terkadang diperlukan dalam proses manufaktur untuk melengkapi kekurangan stock barang
pada pabrik lainnya dalam suatu perusahaan. Dengan demikian untuk membantu suatu
perusahaan dalam mengatur dan mengendalikan pergerakan barangnya sangat diperlukan
Warehouse Management System (WMS). Dengan adanya Warehouse Management System
(WMS) perusahaan dapat dengan cepat mengetahui pergerakan aliran suatu barang yang ada
melalui sistem dengan memeriksa show stock status. Transfer stock dapat dilakukan pada
Inventory Location Transfer. Setelah melakukan Transfer stock kemudian melakukan
penerbitan transfer note yang dapat disimpan sebagai arsip atau sebagai data laporan
perpindahan barang yang terdapat ada perusahaan.
4.4 Proses Produksi Sampai Masuk ke Stock
Work Centre Bill of Material Work Order
Start
Melakukan proses
manufakturing
Creating Work
Order
Creating Received
Work Order
Memeriksa show
stock status
End
Daftar Pustaka
[2] (n.d.). Retrieved September 1, 2018, from http://www.ilcs.co.id Pukul 19:05 WIB
[3] (n.d.). Retrieved November 10, 2018, from https://www.academia.edu Pukul 18:45 WIB
[4] (n.d.). Retrieved November 10, 2018, from http://eprints.undip.ac.id Pukul 18:45 WIB
[5] (n.d.). Retrieved November 10, 2018, from https://anzdoc.com Pukul 18:55 WIB
[6] (n.d.). Retrieved November 16, 2018, from http://elib.unikom.ac.id Pukul 17:05 WIB
[7] (n.d.). Retrieved November 16, 2018, from http://thesis.binus.ac.id Pukul 17:05 WIB
[8] (n.d.). Retrieved November 16, 2018, from https://repository.mercubuana.ac.id Pukul 17:10
WIB