Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

Peningkatan Jalan Lingkungan Jalan Kol 11 RT. 08


Kelurahan Gunung Elai

I. PENDAHULUAN
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang bahan
pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya
biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid beton biasanya digunakan untuk ruas jalan
untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat.
Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih
tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan
berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula), sangatlah
tepat menggunakan jenis jalan ini.
Pada paket pekerjaan Peningkatan dan Pelebaran Jalan Fadillah dikerjakan dengan jangka waktu 105
(seratus lima) hari kalender tahun anggaran 2012 ini terletak di Kecamatan Putussibau Selatan
Kabupaten Kapuas Hulu.
Pembangunan jalan beton ini dilakukan dengan menggunakan metode dan peralatan beton yang sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dan tetap mengikuti petunjuk dan persyaratan teknis pelaksanaan
pembangunan jalan beton yang telah ditetapkan.

II. PELAKSANA KERJA


Dalam melaksanakan pekerjaan ini, tenaga inti dan pendukung yang dilibatkan, dengan rincian
pembagian tugas (jobs discretion) sebagai berikut:
1. Site Manager
Site Manager di lapangan adalah sebagai team leader
Site Manager pada pekerjaan ini berpendidikan minimal S1 (Teknik Sipil) 10 tahun dan memeiliki SKA
Ahli Madya Pelaksanaan Jalan.
Tugas Site Manager pada pekerjaan ini adalah sebagaiberikut :
a. Melakukan koordinasi dan supervisi internal team kontraktor untuk seluruh pekerjaan, baik pekerjaan
di lapangan maupun pekerjaan analisa / kantor.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada seluruh anggota team sesuai dengan pembagian tugas
menurut keahlian masing-masing.
c. Melakukan fungsi mekanisme kerja eksternal yang menyangkut tindakan diskusi atau rapat dengan
pihak Direksi selanjutnya meneruskan kembali kepada semua anggota team.
d. Membuat pedoman dan catatan pelaksanaan yang akan digunakan seluruh anggota team dalam
melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.
e. Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus dan koordinatif.
2. Quality Control
Quality Control yang digunakan pada pekerjaan ini S1 (Teknik Sipil) min. 5 Th Memiliki Sertifikat Quality
Control (SQC).
Quality Control bertugas untuk :
a. Melakukan koordinasi dan supervisi pada pekerjaan agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
b. Memonitoring pekerjaan yang sedang dikerjakan baik spek, maupun keselamatan kerja agar tidak
terjadi kesalahan maupun kecelakaan kerja.
c. Bertanggung jawab kepada Site Manager mengenai cara pelaksanaan di lapangan.
3. Quality
Quality yang digunakan pada pekerjaan ini S1 (Teknik Sipil) min. 8 tahun memiliki SKA Ahli Geoteknik
Madya.
Tugas dari Quality pada pekerjaan ini adalah :
a. Bertanggung jawab kepada Site Manager mengenai rencana pekerjaan dengan keadaan di lapangan
khususnya untuk kondisi tanah tempat pelaksanaan pekerjaan
b. Meneliti apakah rencana kerja yang akan dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan secara teori.
c. Memberi petunjuk kepada pelaksana tentang keamanan dan standarisasi pekerjaan yang dikerjakan.
4. Pelaksana Lapangan
Pelaksana Lapangan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah min DIII (Teknik Sipil) min 5 tahun
memiliki SKTK Pelakasana Lapangan Pekerjaan Jalan.
Pelaksana lapangan atau pengawas lapangan bertugas untuk:
a. Bertugas untuk membantu Site Manager dalam melakukan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan di
lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.
b. Melakukan pendetailan desain serta pengelolaan data mengenai pengukuran yang dilaksanakan di
lapangan terutama mengenai kondisi yang berhubungan dengan ketopografian.
c. Bertanggungjawab kepeda Site Manager mengenai pelaksanaan pekerjaan yang ada di lapangan.
5. Juru Gambar
Juru Gambar yang digunakan pada pekerjaan ini min. DIII (Teknik Sipil) min.5 tahun dan memiliki SKTK
Juru Gambar/ Drafman Sipil.
Tugas Juru Gambar adalah :
a. Bertanggung Jawab Kepada Site Manager tentang Gambar Rencana Pekerjaan yang akan dikerjakan.
b. Membuat Gambar Rencana Pekerjaan yg akan dikerjakan sesuai dengan kondisi lapangan.

6. Administrasi
a. Bertugas membantu Site Manager dalam melakukan pengelolaan administrasi keproyekan yang
berhubungan laporan tingkat lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.
b. Melakukan tugas administrasi perkantoran diantaranya pengarsipan surat masuk dan keluar yang
berhubungan dengan pelaksanaan keproyekan.
c. Mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam bentuk album photo kegiatan dan dilaporkan kepada
Site Manager.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pada pekerjaan ini terdiri dari :
1. Pekerjaan Pendahuluan.
Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, di adakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction
Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan untuk membahas semua hal
baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini, serta menyampaikan rencana mobilisasi
alat,rencana tempat pembangunan direksi keet, Barak Kerja serta Laboratorium.
Setelah semua disetujui dilakukan rekayasa lapangan guna melihat secara langsung langkah- langkah
yang akan dikerjakan, serta metode-metode yang digunakan.
Terdiri dari pekerjaan :

a. Mobilisasi
Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari concrete mixer kapasitas 0,3-0,6 m3, concrete vibrator
serta dump truck 2 buah dilakukan kurang lebih 7 hari setelah mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja.
b. Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium
Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun pengawas
lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor maupun tempat rapat antara
direksi lapangan, pengawas lapangan.
Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan dan aman,
serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.
Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Pembuatan Papan Nama Proyek.
Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas, berisikan Data
pekerjaan tersebut.

2. Pekerjaan Persiapan.
Guna kelancaran pekerjaan, sebagian lebar jalan ditutup (arus lalu-lintas dialihkan). Kemudian dilakukan
penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian rencana pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran
dan pematokan. Setelah itu, badan jalan dibersihkan dari kotoran kotoran yang ada seperti rumput akar-
akar serta sampah yang dapat mengganggu proses pekerjaan. Apabila ada badan jalan yang tidak sesuai
dilakukan pembentukan badan jalan.
Untuk pekerjaan box culvert dikerjakan sebagian agar tidak mengganggu lalu lintas kendaraan maupun
masuknya material ke lokasi, apabila diperlukan dibuat jembatan sementara .

3. Pekerjaan Utama
Pada paket pekerjaan ini Pekerjaan Utama adalah Pekerjaan Perkerasan Jalan beton dengan volume =
608,18 m3. Selain Pekerjaan Utama terdapat juga pekerjaan Pendukung yang terdiri dari:
a. Pekerjaan Timbunan Pasir (Levaransir)
b. Penghamparan Plastik Filter
c. Pekerjaan Pasangan Batu
d. Pebuatan Gorong-gorong 1 x 1 x 7 m
Langkah –langkah Pekerjaan di Lapangan
Pembuatan mal (bekesting): Bahannya dari kayu dengan model kotak empat persegi panjang dengan
lebar separuh lebar jalan dan dengan panjang disesuaikan. Ukuran tinggi mal sesuai dengan ketabalan
rabat beton rencana, Hanya saja ukuran ketebalan mal melintang dibuat miring mengikuti kemiringan
melintang normal jalan sebesar 2 % Sedangkan ukuran mal memanjang mengikuti ketinggian pada
kedua ujung mal melintang. Hal ini dilakukan agar kemiringan jalan yang dikehendaki sesuai dengan
rencana kemiringan jalan.
Pemasangan mal kotak ini dilakukan di atas tanah asli hanya pada satu sisi jalan saja sehingga bagian
atau sisi lainnya dapat dilewati oleh kendaraan ringan dengan model papan catur (nanti setelah
pengecoran selesai baru berpindah ke sisi lainnya) sekaligus dapat dilewati oleh kendaraan maupun alat-
alat kerja.
Setelah pemasangan kotak mal selesai dilakukan maka:
a. Pemasangan/penggelaran plastik dengan maksud sebagai breaker di atas tanah agar tidak terjadi
perlekatan antara tanah dan pasir alas . Plastik itu juga dilekatkan pada mal kotak slab dan secara rapat
melekat pada tanah.
b. Penghamparan pasir alas dengan ketebalan sesuai rencana, setelah dihampar dilakukan perataan
pasir lalu dilakukan penyiraman pasir tersebut. Tujuan penyiraman adalah untuk mendapatkan
kepadatan pasir yang maksimal.

Pekerjaan Beton
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
a. Cor Beton K-225 untuk pekerjaan Perkerasan Jalan beton.
b. Cur Beton K-250 untuk pekerjaan Gorong-gorong Box
c. Cor Beton K-175 untuk lantai kerja Gorong-gorong Box
1. Cor Beton
Persyaratan Umum
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta/disyaratkan
dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus
akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen
akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan
akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan ke
dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan
pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan
kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta
demikian di dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau perbaikan yang
terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain
atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI
1971.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan memenuhi
syarat S.400 menurut Standar Semen Indonesia (NI -8-1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis merk atas
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
4). Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban
dimana gudang tempat penyimpanannya mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air, diletakkan pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm diatas lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan setiap pengiriman semen baru dipisahkan dari
semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengiriman.

b. Pasir
1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat – zat alkali dan substansi – substansi yang dapat
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 %.
2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
c. Air
1. Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan – bahan organis dan bahan lain yang dapat merusak mutu beton maupun
mempengaruhi daya lekat semen dan harus memenuhi NI-3
d. Agregat
1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah
yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring,
semua agregat alam harus dicuci.
2. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan dan dengan keadaan mutu (sifat) yang
diberikan pada Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga perempat ruang bebas
minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan. (acuan)
3. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
4. Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan demikian
oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik menggunakan pengujian colorimetric
AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
2. Persyaratan Pelaksanaan
- Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia l991.Bilamana tidak
ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang
bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.
b. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan
sebelumnya Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai
pada kekentalan yang baik/tepat
c. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi
,dipakai "campuran yang direncanakan" (Designed Mix).Campuran yang direncanakan dihasilkan dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.

- Pengadukan Beton

Bahan-bahan pembentuk beton dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘MOLEN'.
Tim Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta
adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.

- Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton sedemikian rupa sehingga beton
dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

Proses Pelaksanaan Pengecoran Beton :


a. Beton yang berasal dari molen dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan secara
manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan concrete vibrator. Proses
perataan dan pemadatan terjadi karena alat concrete vibrator tersebut selain meratakan juga bergetar
sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan
menggunakan vibrator beton, kemudian dilakukan perataan manual.
b. Kotak yang pertama dicor kemudian pengecoran dilanjutkan pada kotak berikutnya.
c. Setelah slab beton selesai dipadatkan maka pelat beton tersebut ditutupi dengan atap plastik untuk
menghindari sinar matahari secara langsung yang dapat membuat beton mengering tidak secara
alamiah juga untuk mencegah terjadinya retak rambut.
d. Membuatan alur (grooving) dilakukan secara manual setelah beton dalam keadaansetengah
mengeras ± 3 - 4 jam sesudah pengecoran
e. Pada hari kedua setelah pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar karung goni di
atas plat beton dan disiram dengan air 3 kali sehari selama seminggu
f. Pada hari ketiga setelah pengecoran maka mal (bekesting) samping dibuka dilanjutkan dengan
pemasangan mal memanjang (samping) tanpa memasang mal melintang karena pelat beton yang sudah
dicor berfungsi sebagai mal melintang.
g. Kemudian sebagai pemisah antara dua pelat beton (yang sudah dicor dengan hendak dicor) dilekatkan
gabus (styro foam) dengan tebal 0,5 cm untuk membentuk deletasi (celah) untuk muai dan susut plat
beton.
h. Demikianlah sistem pengecoran tersebut dilakukan pada satu sisi jalan dengan lebar 2.25m dan
diselesaikan sesuai dengan panjang rencana jalan itu.
i. Setelah pengecoran pada sisi kiri selesai sesuai dengan panjang jalan rencana,pemasangan mal
(bekesting) pada sisi kanan jalan tersebut dilakukan lagi. Hanya saja mal memanjang pada salah satu sisi
sudah tidak diperlukan lagi karena sudah ada pelat beton yang telah dicor. Pengecoran dilanjutkan
dengan memakai sistem yang sama hanya pada sisi memanjang
j. Kemudian pada saat pengecoran akan dilakukan, disisipkan/dilekatkan gabus (styro foam) di antara
kedua pelat beton (antara pelat beton lama dan yang baru yang akan dicor) pada sisi/sambungan
memanjang agar tidak terjadi lekatan dan membuat dilatasi (celah) untuk muai susut pelat beton.
Kendali Mutu:
• Pengendalian mutu mulai dari proses pencampuran di batching plant dilakukan oleh pengawas teknik
kontraktor, staf teknis dinas, dan pengawas teknik konsultan terhadap komposisi dan berat masing-
masing agregat sesuai dengan job mix formula.
• Sedangkan pada pengecoran di lapangan dilakukan pengambilan sampel 2 kubus tiap 5 m3 campuran.
lalu dilakukan perendaman di lokasi pekerjaan.
• Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap kuat tekan kubus beton dengan umur 7, 14, dan 28 hari)
dengan menggunakan fasilitas peralatan laboratorium beton Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Pekerjaan Pasangan Batu


Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur menggunakan batu pilihan yang disambungkan dalam
adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan penyangga untuk menahan
beban yang datang

(1) Kondisi Lapangan Pekerjaan


a. Semua galian harus selalu bebas dari air dan melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan,
peralatan dan tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran
sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut off dan bendungan sementara (cofferdam).
b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan
(2) Penjadwalan Pekerjaan
a. Sebuah jadwal pekerjaan disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah penggalian dan
penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat sebenarnya
pelaksanaan pasangan batu.
b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang baik dan kering
pada waktu penggunaan pasangan batu.
c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian sehingga jalan
tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan pengalihan
(alternatif) disediakan.
(3) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan harus diperbaiki sesuai dengan
rencna kerja.
b. menyelesaikan struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang
dalam menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalaian

2. BAHAN-BAHAN
(1) Batu
a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki satu
daya tahan (awet).
b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila, dipasang bersama-sama dan memberikan
satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan.
(2) Adonan
Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen
terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan.
(3) Drainase Porous
Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter, lapisan
dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada spesifikasi ini untuk Drainase
Porous.
(4) Beton
Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu harus
disediakan yang sesuai dengan spesifikasi ini.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Persiapan Untuk Pasangan Batu
a. Penggalian dan persiapan dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan Galian.
b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sebelum pekerjaan pasangan
batu dimulai.
c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi dinding penahan harus
dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga terhadap permukaan dinding.
Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian
horizontal bertangga..
(2) Pelaksanaan Pasangan Batu
a. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk penyerapan air.
Pondasi atau lapisan dasar yng sudah disiapkan harus juga dibasahi.
b. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2 – 5 cm,
tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua rongga diantara
batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
c. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi yang telah
disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis pertama. Batu pilihan yang besar harus
digunakan untuk lapisan bawah dan disudut-sudut. Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan
batu yang sama ukurannya.
d. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang terlihat
batu harus diatur sejajar dengan pemukaan dinding yang sedang dibangun.
e. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau gerakan batu
yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk menopang dan
memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu diatas
pekerjaan batu yang sudah dipasang tidak diizinkan.
f. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus dibatasi
sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batunya hanya dipasang diatas adonan yang
segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu
tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang diperas dan dipasang kembali dengan
adonan segar.
(3) Penyelesaian Pasangan Batu
a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan permukaan
pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.
b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan diselesaikan
dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai permukaan rata dengan
kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air hujan dan dengan ujung yang
dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan di dalam ukuran khusus dari struktur.
c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar, permukaan yang
nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.
d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan beton
dalam spesifikasi ini.
e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian
pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang relevan.

4. PENGENDALIAN LAPANGAN
Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan perhatian
khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

Pekerjaan Pembuatan Gorong-Gorong.


Dalam pekerjaan ini ukuran gorong-gorong adalah 1 x 1 x 7 m.
Langkah-langkah pekerjaan Gorong-gorong :
• Galian tanah
Galian tanah dilakukan sesuai dengan ukuran gorong-gorong tersebut setengan lebar jalan agar jalan
masih dapat dilewati, setelah selesai digali dilakukan pembersihan sisa- sisa kotoran di bekas galian
tersebut.
Aliran air yang melintasi bekas galian ditutup untuk kelancaran proses pengecoran.
• Bekesting
Ukuran bekesting dibuat sesuai ukuran gorong-gorong, menggunakan kayu yang lurus dan dikerjakan
tempat yang rata.
• Penulangan
Penulangan dibuat sesuai ukuran baik bentuk maupun diameter tulangan. Pembengkokan tulangan
dilakukan dengan teliti agar ukuran tidak salah.
Setelah Bekesting dan Penulangan selesai dibuat, kemudian dirangkai pada galian yang telah dibuat
sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pengecoran yang sebelumnya dilakukan pengecoran lantai kerja.

Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing yaitu pekerjaan pembersihan lokasi tempat pekerjaan dari bahan-bahan/ benda-
benda yang tidak terpakai atau sisa-sisa bahan untuk pekerjaan.

Pekerjaan Akhir
Pekerjaan akhir antara lain adalah uji coba (running test) terhadap sistem yang dibuat dan diterima baik
dengan Berita Acara Serah Terima oleh Pengguna Jasa, serta menyelesaikan administrasi akhir dari
pekerjaan lapangan.

Pekerjaan Inspeksi & Test


Pekerjaan ini dilakukan melalui kontrol dari pengguna jasa melalui koordinasi langsung dengan
pelaksana pekerjaan dalam hal ini pihak pelaksana di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar pelaksanaan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai