PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru membimbing
maupun berbagai aspek yang terlingkup dalam program merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan
adalah pendidik profesional, sebagaimana juga guru, dosen, dan pendidik lainya.
kurikulum 2013, membuat suatu motivasi bagi konselor untuk mengetahui, bagaimana
posisi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013, dan ternyata hal ini telah ramai
juga dibicarakan oleh masyarakat bimbingan dan konseling dalam mebahas fungsi dan
bimbingan dan konseling menegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan
siswa. Bidang peminatan ini menjadi substansi pokok pekerjaan para konselor atau guru
diarahkan kepada upaya yang memfasilitasi siswa untuk mengenal dan menerima
dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis, dan mampu mengambil
1
keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara
efektif dan produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan, serta
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
integral dari pendidikan yang secara sadar memposisikan “… kemampuan peserta didik
ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru bimbingan dan konseling
atau konselor dan oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan khususnya dalam
jalur pendidikan formal, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan
sendirian oleh Konselor, atau yang dilakukan sendirian oleh Guru. (ABKIN: 2007).
Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Khusus
dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Peraturan ini paling lengkap memuat
substansi tentang Bimbingan dan Konseling dan secara jelas menyebutkan hal-hal
pokok yang menjadi kelengkapan substansi pelayanan Bimbingan dan Konseling baik
Pendidikan dan Kebudayaan ini memberikan konsep tentang arah layanan dan
pengembangan BK, komponen dan strategi layanan, arah pelaksanaan, dan pelaksana
layanan yaitu Guru BK atau Konselor dan pihak-pihak yang terkait demi suksesnya
pendidikan.
3
Ini berarti bahwa proses peminatan, yang difasilitasi oleh layanan bimbingan
dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan bidang atau
yang akan menjadi dasar bagi perjalanan hidup dan karir selanjutnya, melainkan harus
mendukung. Dalam konteks ini bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi,
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh,
(1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan dan
konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik, (3)
4
Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan melalui
dan fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi
belajar peserta didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani
sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan
fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi pada
Dalam konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru
mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara
lain: (1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga, (2) kolaborasi dengan dunia kerja
dan lembaga pendidikan, (3) “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan
5
B. Pelaksanaan Layanan Peminatan di Satuan Pendidikan
Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan
yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan terfokus pada peminatan studi dan
karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan studi peserta didik merupakan upaya
untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menjalani program atau kegiatan
studi dan mencapai hasil sesuai dengan kecenderungan hati atau keinginan yang cukup
atau bahkan sangat kuat terkait dengan program pendidikan/pembelajaran yang diikuti
Kurikulum Tahun 2013 oleh satuan pendidikan dalam rangka memperkuat proses
peserta didik secara optimal, termasuk di dalamnya peminatan peserta didik. Dalam
Pengurus Besar ABKIN memahami secara menyeluruh isi dan konstruksi Kurikulum
2013, termasuk arah dan posisi pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum
tersebut. Dengan latar belakang tersebut Pengurus Besar ABKIN ditugasi untuk
6
Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan
program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang lengkap dan
penuh harus memuat kegiatan pelayanan arah peminatan siswa. Upaya ini mengacu
peminatan akademik, peminatan kejuruan, pilihan lintas minat dan pendalaman minat
mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling
dengan pelayanan arah peminatan siswa itu sepenuhnya berada di bawah tanggung
jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan
pendidikan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya: (1)
memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan dan
konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik, (3)
Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan
yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan terfokus pada peminatan studi dan
karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan studi peserta didik merupakan upaya
untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menjalani program atau kegiatan
studi dan mencapai hasil sesuai dengan kecenderungan hati atau keinginan yang cukup
atau bahkan sangat kuat terkait dengan program pendidikan/pembelajaran yang diikuti
Peminatan Siswa bertujuan untuk memberikan panduan bagi Guru BK atau Konselor
dan pihak-pihak lain terkait, seperti pimpinan satuan pendidikan, guru mata pelajaran,
guru kelas dan wali kelas, serta orangtua dalam membantu siswa SD/MI,
8
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK menetapkan pilihan dan pendalaman
mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, arah pilihan
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dan menerapkan isi makalah ini pada pelaksanaan pendidikan
sebagai penunjang pelayanan BK di sekolah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim Farid. 2010. Bimbingan dan Konseling Religius. Jakarta: ar-ruzz media.
Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminata Peserta Didik. 2013.
ABKIN.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum.
10