Anda di halaman 1dari 9

PENGALAMAN IBU TENTANG GAYA HIDUP YANG MENYEBABKAN ANAK

BERESIKO OBESITAS

Aries Chandra Ananditha 1


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 1
Kutipan: Ananditha, Aries Chandra. (2017). Pengalaman Ibu Tentang Gaya Hidup Yang
Menyebabkan Anak Beresiko Obesitas. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (2)

INFORMASI ABSTRACT
This study explored the experience of mother about life style that
Korespondensi cause the risk of obesity in child. Method: a descriptive
anandhita.ners@fik.um- phenomenologic method approach was used to collect, code and
surabaya.ac.id
analyse the data. Semi-structured questions were asked to
participants by indepth interview to allow they described their lived
experiences. The data-gathering from participants that choiced by
purposive sampling, used interview recorded and field note. Result:
This study had three themes and six sub themes. Discussion: This
research can provide feedback to prevent children becoming obese
Keywords: Experience by defining a strategy to change the way a mother about her
mother, lifestyle, child, lifestyle.
obesity

ABSTRAK
Pendahuluan: Obesitas adalah masalah kesehatan dunia, bahkan WHO
menyatakan bahwa obesitas menjadi epidemi global yang merupakan masalah
kesehatan yang harus diatasi. Ibu akan menentukan risiko obesitas anak. Studi ini
mengeksplorasi pengalaman ibu tentang gaya hidup yang menyebabkan risiko
obesitas pada anak. Metode: Pendekatan metode fenomenologis deskriptif
digunakan untuk mengumpulkan, mengkodekan dan menganalisa data.
Pertanyaan semi terstruktur diajukan kepada peserta melalui wawancara
mendalam untuk memungkinkan mereka menggambarkan pengalaman hidup
mereka. Pengambilan data dari peserta yang dipilih secara purposive sampling,
digunakan wawancara yang direkam dan catatan lapangan. Hasil: Penelitian ini
memiliki tiga tema dan enam sub tema. Pembahasan: Penelitian ini dapat
memberikan umpan balik untuk mencegah anak menjadi obesitas dengan
menentukan strategi untuk mengubah cara seorang ibu tentang gaya hidupnya.

Kata Kunci: Pengalaman ibu, gaya hidup, anak, obesitas


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

PENDAHULUAN (Kartu Menuju Sehat). Di dalam


Pertumbuhan (growth) berkaitan KMS, cara menetapkan status gizi
dengan masalah perubahan dalam anak adalah dengan membandingkan
ukuran fisik seseorang. Sedangkan berat badan dan tinggi badan
perkembangan (development) menurut umur berdasarkan tabel
berkaitan dengan pematangan dan NCHS, dengan kalkulasi skor Z (atau
penambahan kemampuan (skill) standard deviasi) dengan mengurangi
fungsi organ atau individu. Kedua nilai berat badan yang dibagi dengan
proses ini terjadi secara sinkron pada standard deviasi populasi referens.
setiap individu. Proses tumbuh Jika skor Z =atau > +2 (misalnya
kembang seseorang merupakan hasil 2SD diatas median) maka anak
interaksi berbagai faktor yang saling dikatakan mengalami obesitas.
terkait, yaitu faktor Obesitas menjadi masalah
genetik/keturunan, lingkungan bio- kesehatan dunia, bahkan WHO
psiko-sosial dan perilaku. Proses ini menyatakan bahwa obesitas menjadi
bersifat individual dan unik sehingga suatu epidemi global sehingga
memberikan hasil akhir yang berbeda merupakan masalah kesehatan yang
dan ciri tersendiri pada setiap anak. harus ditangani. Obesitas
Penilaian terhadap pertumbuhan didefinisikan sebagai kelebihan berat
seorang anak dapat dinilai melalui badan jauh melebihi berat badan
pertambahan berat dan tinggi badan ideal menurut tinggi, atau indeks
dan sampai anak berusia 2 tahun massa tubuh (body mass index)
masih dapat digunakan penilaian melebihi BMI normal untuk
melalui lingkar kepala yang biasanya seusianya. Menurut Ogden et al
dibandingkan dengan usia anak. Cara (2005), anak berusia kurang dari 5
penilaian melalui pemeriksaan tahun memiliki peningkatan berat
antropometri (membandingkan tinggi badan yang signifikan menjadi
badan terhadap umur, berat badan overweight dan obesitas (Kiess,
terhadap umur, lingkaran kepala 2004).
terhadap umur, lingkar lengan atas Sepertiga anak dan remaja di AS
terhadap umur) seperti pada KMS termasuk dalam kategori overweight

119
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

atau obesitas sekarang ini. Angka dewasanya. Ank perempuan lebih


overweight pada anak-anak adalah rentan terhadap obesitas selama masa
24% anak usia pra sekolah (2-5 pubertas. Sekitar 80% anak
tahun), 33% anak usia sekolah (6-11 perempuan yang obese di masa
tahun), 34% remaja (12-19 tahun). pubertas akan terus menjadi obese,
Angka kejadian obesitas pada anak dibanding 30% pada anak laki-laki.
di Indonesia menurut Departemen Ada banyak cara untuk
Kesehatan Republik Indonesia tahun menurunkan angka kejadian obesitas
2007 sebesar 9,5% anak lelaki dan pada anak. Skidmore & Yarnell
6,4% anak perempuan. Angka ini (2004) mengatakan bahwa obesitas
meningkat drastis karena pada tahun adalah hasil dari peningkatan
1990 hanya berkisar 4%. konsumsi kalori melalui makanan
Kemungkinan obesitas anak untuk dan kurangnya aktifitas fisik.
berlanjut menjadi obesitas di usia Sedangkan menurut Jablonka (2004),
dewasa tergantung pada beberapa hal faktor genetik dan lingkungan
seperti usia, obesitas orang tua, dan mungkin mempengaruhi overweight
derajat obesitas anak tersebut. Dalam dan obesitas. Namun yang paling
satu studi, 25% anak usia pra sekolah penting adalah faktor pencegahan.
yang obese akan terus menjadi obese Pencegahan obesitas pada anak dapat
setelah dewasa, dibanding 50% pada dimulai sejak dini, bahkan saat ibu
anak usia 6 tahun yang obese dan mengandung, ibu dapat memulai
80% pada anak usia 10-14 tahun pola hidup sehat dan menjaga berat
yang obese dengan satu orang tua badan. Perubahan pola hidup sehat
obese. Memiliki orang tua yang ini sebaiknya dimulai dari orang tua
obese meningkatkan risiko obesitas terutama ibu. Orang tua harus
2-3 kali lipat. Dua hal yang juga menjadi contoh dalam memilih
sangat penting adalah kebiasaan makanan sehat, aktif berolahraga,
makan dan aktivitas fisik anak. Anak membatasi aktivitas menonton
obese yang memiliki asupan kalori televisi atau main komputer. Selain
terlalu besar dan aktivitas fisik yang itu Berbagai penelitian menunjukkan
sangat rendah kemungkinan besar bahwa menyusui dapat secara
akan terus menjadi obese di usia bermakna menurunkan resiko serta

120
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

mencegah anak dari berat badan Penelitian kualitatif disain


berlebih dan obesitas. Bayi yang fenomenologi tepat digunakan untuk
diberi ASI memiliki kadar lemak menjawab rumusan masalah
yang lebih rendah dibandingkan bayi penelitian ini, yaitu bagaimana
dengan susu formula. Pada usia 5-6 perspektif ibu terhadap gaya hidup
tahun, anak yg tidak pernah yang menyebabkan anak beresiko
mendapat ASI memiliki angka obesitas. Penelitian tersebut
obesitas 4.5%, jauh lebih tinggi membantu perawat memahami
dibandingkan bayi yg mendapat ASI perspektif/pandangan ibu
lebih dari 12 bulan, yang memiliki menginterprestasikan suatu
angka obesitas hanya 0,8% (von fenomena berdasarkan
Kries et al. 1999). Bayi yang disusui pengalamannya. Metode penelitian
oleh ibunya belajar mengendalikan tersebut sesuai karena pandangan ibu
jumlah ASI dan kalori yang tersebut sangat bervariasi, kompleks
dikonsumsinya dibandingkan bayi yg dan situasional sehingga
minum dengan botol, yg biasanya membutuhkan metode yang dapat
lebih sering “ditarget” untuk menampung informasi yang luas dan
menghabiskan isi botol sekalipun tidak berbatas.
telah merasa kenyang. Selain itu,
kandungan susu formula yg padat METODE
energi dapat merangsang sistem Penelitian kualitatif ini akan
endokrin untuk mengeluarkan lebih dilakukan menggunakan disain
banyak insulin dan growth factor fenomenologi yaitu merupakan
sehingga meningkatkan kadar lemak metode yang sifatnya kuat dalam
tubuh pada bayi tersebut. (Hediger et mengkritik dengan sistematis,
al. 2001). Oleh karena ibu sangat menyelidiki fakta. Disain tersebut
menentukan resiko anak mengalami bertujuan mengeksplor pengalaman
obesitas maka kelompok tertarik hidup seseorang (Streubert dan
meneliti tentang perspektif ibu Carpender, 2003) dan secara
tentang kebiasaan/gaya hidup ibu naturalistik mempelajari fenomena di
yang beresiko menyebabkan obesitas tempat kejadiannya (Polit dan Beck,
pada anak. 2012). Metode tersebut sesuai

121
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

dengan tujuan penelitian ini yaitu partisipan dengan anak remaja yang
mengindentifikasi atau beresiko obesitas:
mengeksplorasi mendalam perspektif Anak sehat yah klo menurut
ibu tentang gaya hidup yang saya anak sehat itu berarti
menyebabkan anak beresiko terhadap anaknya itu tidak kurus
obesitas. Proses penelitian gitu,,karena mmm kalo anak
fenomenologi deskriptif terdiri dari kurus itu seperti nggak diurus
tiga tahap yaitu intuiting, analyzing yah...jadi anak sehat itu kalo
dan describing. Partisipan yang menurut saya anaknya harus
diambil dalam penelitian ini adalah gemuk apalagi kalo anak2 itu
ibu dengan anak yang beresiko kan lucu kalo gemuk pipinya itu
mengalami obesitas hingga mencapai chubby kalo nggak gemuk
saturasi. berarti dia nggak sehat, sering
sakit, jadi Saya pengen anak
HASIL PENELITIAN saya itu biar gemuk biar orang-
Partisipan 7 Orang ibu yang orang melihat bahwa anak saya
memiliki anak dengan gaya hidup itu sehat gitu
yang beresiko obesitas menceritakan Tidak berbeda jauh dengan partisipan
bahwa meraka menganggap jika kedua yang menyatakan:
penampilan fisik anak yang gemuk Kegemukan pada anak itu
itu sehat, asupan nutrisi yaitu gemuk berarti sehat, tidak seperti anak
identik dengan gizinya 4 tercukupi, jalanan yang kurus-kurus pasti
pemberian makanan kesukaan, banyak sakitnya
pemberian cemilan, serta aktivitas Asupan Nutrisi
fisik anak yang hanya nonton tv dan Partisipan mengatakan jika anaknya
bermain game. gemuk maka nutrisinya terpenuhi,
Penampilan Fisik sehingga mereka tidak membatasi
Semua partisipan mengatakan bahwa makanan anaknya. Ini sesuai dengan
anak yang gemuk memiliki pernyataan partisipan berikut:
penampilan fisik yang sehat. Ini Gizinya banyak harus ada
sesuai dengan yang dikatakan protein, harus ada sayurnya
yang empat sehat lima sempurna

122
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

ada daging, ayam termasuk ya maen ya di kamer aja maen


susu. Anak tidak dibatasi game.
makanannya
Selain itu anak orang tua juga PEMBAHASAN
memberikan makanan tambahan Penelitian ini menyatakan
disela-sela waktu makannya. bahwa ketujuh partisipan yang
Saya memberikan makanan anaknya beresiko obesitas rata-rata
cemilan pada saat anaknya mengatakan pengalamannya dalam
nonton tv atau sedang bermain merawat anaknya adalah mereka
dirumah. Cemilan yang beranggapan bahwa gemuk itu sehat
diberikan berupa coklat, oreo, secara penampilan fisik. Selain itu
wafer coklat, roti coklat, chiki. orang tua juga memberikan nutrisi
Tidak membatasi cemilan yang yang lebih dari kebutuhannya
diberikan jika anak mau menyebabkan anak beresiko obesitas.
Aktivitas Fisik Hal tersebut juga ditunjang dengan
Beberapa partisipan mengatakan aktivitas fisik yang kurang.
bahwa aktivitas anaknya selain Kopelmann (2000)
bersekolah hanyalah menonton tv menyatakan bahwa peranan faktor
dan bermain game. nutrisi dimulai sejak dalam
Anak saya itu karena belum kandungan dimana jumlah lemak
sekolah ya dia ya kalo pagi terus tubuh dan pertumbuhan bayi
langsung minum susu nonton tv dipengaruhi berat badan ibu.
terus terkadang nonton itu loh Kenaikan berat badan dan lemak
mbak yang di indovision itu loh anak dipengaruhi oleh waktu pertama
mbak ada film2 animasi kali mendapat makanan padat,
kartun,,senengnya nonton itu asupan tinggi kalori dari karbohidrat
nonton apa sih shaun the sheep dan lemak serta kebiasaan
yah dia tuh seneng banget ya mengkonsumsi makanan yang
nonton itu, yah minum susu mengandung energi tinggi. Penelitian
kadang sambil ngemil wafer gitu menunjukkan peningkatan konsumsi
terus udah gitu nanti abis mandi daging akan meningkatkan risiko
obesitas sebesar 1,46 kali. Keadaan

123
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

ini disebabkan karena makanan badan sebesar = 5 kg. Penelitian di


berlemak mempunyai energy density Jepang menunjukkan risiko obesitas
lebih besar dan lebih tidak yang rendah (OR:0,48) pada
mengenyangkan serta mempunyai kelompok yang mempunyai
efek termogenesis yang lebih kecil kebiasaan olah raga, sedang
dibandingkan makanan yang banyak penelitian di Amerika menunjukkan
mengandung protein dan karbohidrat. penurunan berat badan dengan
Makanan berlemak juga mempunyai jogging (OR: 0,57), aerobik (OR:
rasa yang lezat sehingga akan 0,59), tetapi untuk olah raga tim dan
meningkatkan selera makan yang tenis tidak menunjukkan penurunan
akhirnya terjadi konsumsi yang berat badan yang signifikan.
berlebihan. Bila cadangan lemak Penelitian terhadap anak Amerika
tubuh rendah dan asupan karbohidrat dengan tingkat sosial ekonomi yang
berlebihan, maka kelebihan energi sama menunjukkan bahwa mereka
dari karbohidrat sekitar 60-80% yang nonton TV = 5 jam perhari
disimpan dalam bentuk lemak tubuh. mempunyai resiko obesitas sebesar
Lemak mempunyai kapasitas 5,3 kali (Ananta, 2012).
penyimpanan yang tidak terbatas.
Kelebihan asupan lemak tidak SIMPULAN
diiringi peningkatan oksidasi lemak Pengalaman ibu yang merawat anak
sehingga sekitar 96% lemak akan yang mempunyai gaya hidup
disimpan dalam jaringan lemak. beresiko obesitas adalah adanya
Aktifitas fisik merupakan anggapan bahwa gemuk itu sehat,
komponen utama dari energy asupan nutrisi yang melebihi
expenditure, yaitu sekitar 20-50% kebutuhan, serta aktivitas fisik yang
dari total energy expenditure. kurang selama anak di rumah.
Penelitian di negara maju
mendapatkan hubungan antara SARAN
aktifitas fisik yang rendah dengan Dengan adanya penelitian ini
kejadian obesitas. Individu dengan diharapkan ibu dapat mengendalikan
aktivitas fisik yang rendah pola asuhnya sehingga membiasakan
mempunyai risiko peningkatan berat anak untuk mempunyai gaya hidup

124
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

yang sehat sehingga dapat Hidayati, S.N., Irawan, R., &


meminimalkan dampak yang Hidayat, B. (2001).
ditimbulkan karena obesitas yang Obesitas pada Anak.
terjadi pada anak seperti anak Surabaya: Divisi Nutrisi
menjadi malas, kurang bergerak, dan Penyakit Metabolik
rentan terkena penyakit jantung, SMF Kesehatan Anak RS
diabetes mellitus, dan stroke di usia dr. Soetomo Surabaya
muda.
Heird, W.C. (2002). Parental Feeding
DAFTAR PUSTAKA Behavior and Children’s
Ananta, Y. (2012). Obesitas pada Fat Mass. Am J Clin Nutr,
Anak: Bagaimana Vol. 75, pp. 451 – 452.
Mencegahnya?. Jakarta:
Pondok Indah Health Care Hockenberry, M.J. & Wilson, D.
Group (2009). Wong’s essensial
of pediatric nursing, 8th ed.
Creswell, J,W. (2002). Qualitative Missouri : Mosby Elsevier.
inquiry and research
design: Choosing among Kiess W., et al. (2004). Obesity in
five tradition. London: Sage Childhood and
Publication Inc. Adolescence, Kiess W.,
Marcus C., &Wabitsch
Dietz, W.,H. (1993). Textbook of M.,(Eds). Basel: Karger
Pediatric Nutrition, 2nd ed, AG,pp.194-206
Suskind, R.,M., Suskind,
L.,L. (Eds). New York: Kopelman,G.D. (2000). Obesity as a
Raven Press, pp. 279-84. Medical Problem,
NATURE, pp. 404: 635-43.
Freedman,D.,S. (2004). Obesity in
Childhood and Moeloeng, L. (2006). Metodologi
Adolescence. Basel: Karger penelitian kualitatif.
AG, pp. 160

125
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Bandung: Remaja D., Belton, N.R., Williams


Rosdakarya. A.F. (Eds). London:
Churchill Livingstone, pp.
Polit, D.F., & Beck, C. T. (2006). 485–509.
Essential of Nursing
Research: Methods, WHO. (2000). WHO Obesity:
Appraisal and Utilization Preventing and Managing
(6th edition). Philadelphia: The Global Epidemic.
Lippincott Williams & Geneva: WHO Technical
Wilkins. Report Series

Satoto, K.S., Darmojo, B.,


Tjokroprawiro, A., &
Kodyat, B.A. (1998).
Kegemukan, Obesitas dan
Penyakit Degeneratif:
Epidemiologi dan Strategi 24

Penanggulangannya,
Jakarta: LIPI, pp.. 787 –
808.

Streubert, H.J., & Carpenter, D.R.,


(2003). Qualitative research
in nursing advancing the
humanistic imperative (3th
ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams &
Wilkins.

Taitz, L.S. (1991). Textbook Of


Pediatric Nutrition, 3rd ed,
McLaren, D.S., Burman,

126

Anda mungkin juga menyukai