Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MELANOMA MALIGNA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pengampu : NS. Mifetika Lukitasari, M.Sc

Disusun Oleh :

Mudawamah
NIM. 195070209111018

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LAPORAN PENDAHULUAN MELANOMA MALIGNA

I. DEFINISI
Melanoma maligna adalah munculnya keganasan sel yang berasal dari
pigmen (melanosit). Kulit kehilangan kemampuannya untuk regenerasi dan
tumbuh secara normal. Keganasan ini terutama pada kulit, tetapi juga sering
ditemukan dimata, telinga, mukosa mulut dan organ lainnya. Melanoma
merupakan penyakit kulit yang menyebabkan kematian terbesar diseluruh dunia.
(Mutaqqin, 2011)
Melanoma adalah bercak kecoklatan pada kulit yang ganas dan
merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Metastasis dari melanoma sangat
luas dalam waktu yang singkat. Kanker ini juga terkait dengan pajanan sinar
ultraviolet. Melanoma merupakan neoplasma maligna dalam lapian epidermis
maupun dermis. (Brunner & Suddart, 2001)

II. EPIDEMIOLOGI
Melanoma maligna merupakan bagian dari kanker kulit, terhitung 4%
kematian akibat kanker kulit disebabkan oleh melanoma maligna. Kejadian
melanoma maligna tertinggi di Negara yang populasi didominasi oleh Caucasian
(kulit putih), dan rendah pada Negara yang berpenduduk asli Asian dan African.
semua negara eropa melaporkan insiden melanoma maligna tinggi pada
perempuan daripada laki-laki. Sedangkan di Australia dan Amerika Utara laki-laki
lebih tinggi daripada perempuan. (Mackie et al., 2009)

III. ETIOLOGI
Sampai saat ini penyebab pasti dari melanoma masih belum diketahui.
Namun sinar ultraviolet matahari sangat berpengaruh dan menjadi penyebab
utama. Pada sebagian orang berkulit putih memiliki bercak kecoklatan pada
kulitnya sangat rentan untuk terkena melanoma maligna. Terpapar sinar matahari
yang membakar kulit dalam waktu singkat tapi berulang-ulang diketahui sebagai
factor risiko utama. (Mackie et al., 2009)
IV. FAKTOR RESIKO
Beberapa factor risiko yang menyebabkan melanoma maligna menurut Mackie et
al., (2009) adalah:
- Factor genetic
- Factor lingkungan
- Gaya hidup
- Factor fenotipe (orang Caucasian, rambut pirang, frekles)
- Immune compromised
- Riwayat keluarga
- Usia
- Pajanan Radiasi sinar UV

V. PATOFISIOLOGI
Menurut Miller et al, (2006) Proses terbentuknya melanoma maligna melalui
beberapa tahap:
a. Proliferation of melanocytes benign lesions
Terjadinya proliferasi dari (pigmen) melanosit menjadi benign nevus.
Berbentuk datar dan sedikit menonjol dengan warna yang seragam.
b. Dysplastic cells random atypia
Selanjutnya akibat poliferasi yang abnormal akan memunculkan lesi baru
yang tidak simetris berdiameter lebih besar dan berkembang lebih banyak
lagi.
c. Intraepidermal growth continuous atypia
Setelah muncul lesi baru yang lebih besar kemampuan sel-sel untuk
berpoliferasi secara intraepidermal. Pada tahap ini mulai memperlihatkan sel
kanker di seluruh lesi.
d. Dermal invasion
Lesi yang berlanjut pada fase ini mulai mampu masuk ke dermis dan
membentuk nodul besar, meluas ke papillary dermis.
e. Metastasis
Setelah mampu menembus fase dermis kanker akan berkembang dan
menyebar ke bagian kulit lain dan organ-organ tubuh lain.

Sumber: Miller A, Mihm M. Melanoma. New Engl J Madicine. 2006;355(1):51–65.


VI. KLASIFIKASI
Melanoma maligna kutan primer dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe mayor (Miller
1. Melanoma Maligna Lentigo (LMM)
LMM disebut juga Hutchinson’s melanotic freckle atau prakanker Dubreilh.
LMM timbul dari lesi lentigo maligna yang telah ada sebelumnya. LMM
menduduki kira-kira 5% dari melanoma kulit primer, terutama terjadi pada
orang tua. Berlawanan dengan substipe melanoma lainnya, LMM mengenai
daerah tubuh yang terpapar sinar matahari, terutama wajah. Lesi pada
lentigo maligna biasanya berupa bercak makula kecil, berwarna coklat gelap,
coklat, atau hitam. Pada permukaannya dapat dijumpai adanya bercak-
bercak pigmentasi, yang tersebar tidak teratur. Lesi meluas secara perlahan
dan ireguler. Dapat berkembang menjadi nodul biru kehitaman yang invasif
dan agak hiperkeratotik.
2. Penyebaran Melanoma Maligna Permukaan (SSM)
Pada umumnya timbul dari nevus atau pada kulit normal. Merupakan jenis
yang sering dijumpai, yaitu sekitar 70% dari seluruh melanoma maligna. Lebih
sering dijumpai pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan LMM, yaitu
berkisar antara 40-50 tahun. Lesi berupa plak archiformis berukuran 0,5-3 cm
dengan tepi meninggi dan ireguler. Pada permukaannya terdapat campuran
dari bermacam-macam warna seperti coklat, abu-abu, biru, hitam, dan sering
kemerahan. Meluas secara radial. Pada umumnya setelah lesi mencapai
ukuran 1-2,5 cm, terjadi fase pertumbuhan secara vertikal dan berkembang
menjadi nodul biru kehitaman. Predileksinya pada wanita dijumpai pada
tungkai bawah dan punggung, sedangkan pada pria dibadan dan leher.
3. Melanoma Maligna Bernodul (NM)
Dapat terjadi tanpa didahului fase pertumbuhan radial. Sehingga aturan
ABCD tidak dapat diterapkan pada subtipe ini. Kira-kira 10-30% kasus
melanoma adalah tipe noduler. Tempat yang sering terkena adalah kepala,
leher dan badan. Lesi biasanya berupa nodul yang meninggi, berpigmen
seragam. Warnanya berkisar dari biru kehitaman sampai coklat gelap, atau
kadang-kadangamelanotik.
4. Melanoma Maligna Lentigo Akral (ALM)
Pada umumnya timbul pada kulit normal (de novo). Merupakan tipe yang
paling jarang terjadi (1%), tapi dapat sangat ganas karena keterlambatan
diagnosis. Predileksinya pada telapak kaki dan tangan, jari-jari tangan dan
kaki, dasar kuku, dan membrana mukosa. Lesi berupa bercak dengan pigmen
yang tersebar dengan intensitas yang bervariasi. Pada permukaannya dapat
timbul papul, nodul, dan dapat mengalami ulserasi

VII. MANIFESTASI KLINIS


Gejala atau tanda yang patut dicurigai sebagai tanda keganasan adalah
perubahan warna, perubahan bentuk menjadi tidak teratur, bertambah luas,
permukaan tidak rata, sampai timbul perdarahan.

Akademi dermatologi amerika menekankan pentingnya ABCDEF untuk


menegakkan pemeriksaan klinis melanoma maligna sebagai berikut:
- A : Asymetry
- B : Border Irregularity batas tidak beraturan
- C : Color perubahan warna seperti kecoklatan, hipopigmentasi
- D : Diameter
- E : Evolution perubahan warna, ukuran, simetris dan gejala
- F : Funny-Looking lesions
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Pemeriksaan diagnostic pada melanoma terdiri dari beberapa macam (Garbe at
al, 2016)
a. Tes laboratorium: darah lengkap, kimia klinik, fungsi liver
b. Tes diagnostic: biopsy, CT-Scan, X-ray
c. Dermoscopy: dermoscopy harus digunakan untuk mengklarifikasi diagnosis
lesi berpigmen yang berbeda
d. Molecular analisis: molecular analisis untuk mengetahui metastasis
e. Histopathologic diagnosis : setiap kali lesi kulit yang mencurigakan,
pemeriksaan histologis diperlukan. kesulitan dalam diagnosis klinis
melanoma juga dapat ditemui pada tingkat histologis. spesimen harus
dipercayakan kepada dokter spesialis kulit berpengalaman dalam interpretasi
lesi berpigmen.
IX. KOMPLIKASI
Komplikasi yang ditimbulkan dari melanoma maligna adalah penyebaran
ke organ lain seperti kelenjar limfe, paru dan bahkan bisa menyebar ke otak yang
dapat berakibat fatal.

X. TATALAKSANA MEDIS
Sistem terapi untuk penanganan melanoma maligna menurut Garbe et al., (2016)
a. Pembedahan
b. Terapi tambahan:
- Kemoterapi : kemoterapi akan diberikan pada pasien melanoma
stadium II dan III
- Immunotherapy : dengngan pemberian interferon-a (IFN)
menunjukkan perubahan yang signifikan pada pasie melanoma
c. Radioterapi: pemberian radio terapi bertujuan untuk merusak sel sel kanker
yang bermetastase

Ksus:

Seorang wanita Caucasian berusia 45th datang dengan keluhanan “tahi lalat
hitam” yang berubah semakin cepat dikakinya. Berawal hanya macula
kecoklatanyang dimiliki selama bertahun-tahun. Pasien mengatakan selama
4minggu terakhir berkembang dengan cepat. Pasien mengatakan bahwa telah
menerima paparan sinar UV 20x pertahun selama 5th berturut-turut disalon
tanning. Dia juga tidak patuh menggunakan tabir surya (sunblock) saat bekerja
diluar atau di pantai. Dia tidak memiliki riwayat keluarga dengan melanoma
maligna. Pemeriksaan menunjukkan 8mmx10mm berbentuk papula coklat
tidak beraturan, dengan batas medial dan coklat muda yang tidak jelas. Dan
area sentral berwarna coklat gelap di betis kaki kiri. Tidak ada limfadenopati,
pemeriksaan fisik lain dlaam batas normal.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1. Identitas klien: nama, usia, TTL, alamat,


2. Keluhan utama:
pasien mengeluh tahi lalat di betis kaki kiri
3. Riwayat kesehatan sekarang:
pasien mengatakan bahwa tahi lalat dibetis kaki kiri semakin membesar
sejak 4 minggu terakhir.
4. Riwayat kesehatan masa lalu:
pasien tidak memiliki masalah kesehatan sebelumnya
5. Riwayat kesehatan keluarga:
keluarga pasien tidak memiliki riwayat menderita melanoma maligna
genogram

6. Riwayat imunisasi dan tumbuh kembang:


Pasien mengatakan imunisasi lengkap
7. Riwayat nutrisi:
Pasien mengatakan tidak ada perubahan dalam kebutuhan nutrisi sebelum
sakit hingga saat ini
8. Riwayat psichososial:
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan baik
9. Riwayat spritural:
Pasien mengatakan bahwa tetap melakukan ibadah dan percaya dengan
Tuhan atas penyakitnya.
10. Aktivitas, istirahat dan personal hygiene sebelum dan sesudah sakit
11. Eliminasi: BAB, sebelum sakit dan saat sakit, BAK, sebelum sakit dan saat
sakit
12. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: compos mentis GCS: 456
Tanda-tanda vital:
TD:130/80mmHg S:36,8c
N:74x/menit RR: 20x/menit
13. Sistem pernapasan: tidak ditemukan masalah pernapasan
14. Sistem kardiovaskuler: tidak ditmukan masalah cardiovaskuler
15. Sistem pencernaan: bising usus 10x/menit , BAB normal
16. Sistem neurologis: tidak ditemukan masalah sistem saraf
17. Sistem integument: terdapat bercak kecoklatan berukuran 8mm x 10mm
dibetis kiri
18. Sistem Ekstremitas:
- Ekstremitas atas : tidak ditemukan masalah
- Ekstremitas bawah: luka (+), tampak kecoklatan gelap di betis
kiri
b. Analisa data

No Analisa data Etiologi Masalah


1 Ds : Sinar UV Kerusakan
↓ integritas kulit
Klien mengatakan terdapat
Tahi lalat
tahi lalat yang tumbuh ↓
Mutasi DNA
dengan cepat di betis kaki kiri

Do : Poliferasi melanosit

- TTV = TD : 130/80 mmHg,
Berkembangnya sel kanker
N : 74x/ menit, RR: ↓
Melanoma maligna
20x/menit, S: 36,8 C

- Terdapat lesi yang Terbentuk lesi

menyebar tidak beraturan
Kerusakan integritas kulit
- terdapat papula
berukuran 8 mm x 10 mm
Ds: Kurangnya sumber
Klien mengatakan terpapar pengetahuan

uv 20xpaparan pertahun Kurangnya informasi
tanpa menggunakan tabir ↓
Paparan sinar UV
surya ↓
Do: Ketidak patuhan penggunaan
tabir surya (sunblock) Defisien
2 - pasien bingung dengan ↓
pengetahuan
tahi lalat yang Sel kanker berkembang

berkembang ↓
Melanoma maligna
- pasien tidak mengetahui

efek sinar UV Perubahan pada tahi lalat
- pasien tidak mengetahui ↓
fungsi tabir surya Defisien pengetahuan

Ds: Paparan sinar UV



Pasien mengatakan tahi lalat Perkembangan sel kanker
Ansietas
3 berkembang cepat selama ↓
Melanoma maligna
4minggu terakhir ↓
Do: Perubahan pigmen kulit

- pasien tampak Kurangnya informasi

kebingungan
kecemasan
- pasien sangat khawatir
dengan kondisinya
- wajah tampak tegang
- TD: 130/80mmHg
N: 84x/menit
S:36,8
RR:20x
-
c. Diagnosa keperawatan

No. Tanggal Tanggal Tanda


Diagnosa Keperawatan
Dx Muncul Teratasi Tangan
1. Kerusakan integritas kulit

2. Defisien pengetahuan berhubungan


dengan kurangnya informasi

3.
Ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini
d. Rencana tindakan

No Diagnosa NOC NIC


1 Kerusakan 1. Penyembuhan luka : primer Pengecekan kulit
integritas
Skala outcome 1 2 3 4 5 1. Periksa kulit terkait
kulit
Pigmentasi V dengan adanya lesi,
abnormal kemerahan
Lesi pada kulit V 2. Monitor warna dan suhu

Kanker kulit v kulit

Penebalan kulit V 3. Monitor kulit terhadap


area perubahan warna,
lesi
4. Monitor terjadinya infeksi
5. Dokumentasi perubahan
membrane mukosa
6. Ajarkan anggota keluarga
mengenai tanda-tanda
kerusakan kulit dengan
tepat.
2 Defisien 1. Pengetahuan : Manajeme penyakit Pengajaran: proses penyakit
pengetahuan akut 1. Kaji tingkat pengetahuan
Skala outcome 1 2 3 4 5 pasien terkait proses
Faktor-faktor V penyakit
penyebab dan 2. Jelaskan tanda dan gejala
faktor yang yang umum dari penyakit
berkontribusi sesuai kebutuhan
Tanda dan gejala V 3. Jelaskan mengenai proses
penyakit penyakit

Perjalanan penyakit V 4. Identifikasi kemungkinan


penyebab
5. Berikan informasi kepada
keluarga
2. Pengetahuan: proses penyakit 6. Berikan informasi
Skala outcome 1 2 3 4 5 mengenai pemeriksaaan
Factor resiko diagnostik yang tersedia
Efek psikososial 7. Jelaskan komplikasi
penyakit pada individu kronik yang mungkin ada

Karakteristik spesifik 8. Edukasi pasien mengenai

penyakit tanda dan gejala yang

Potensial komplikasi harus di laporkan kepada

penyakit petugas kesehatan

3 Ansietas 1. Koping Peningkatan koping


Skala outcome 1 2 3 4 5 1. Berikan penilaian
Menyatakan V mengenai pemahaman
penerimaan pasien terhadap proses
terhadap situasi penyakit
Mencari informasi V 2. Sediakan informasi aktual
tepercaya tentang mengenai diagnosis,
diagnosis penanganan, dan

Adaptasi perubahan V prognosis

hidup 3. Gunakan pendekatan yang


tenang dan memberikan
jaminan
4. Dukung pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan
dan kemampuan diri
5. Dukung keterlibatan
keluarga dengan cara yang
tepat
6. Evaluasi kemampuan
pasien dalam membuat
keputusan
e. Implementasi

Tgl No. Implementasi Evaluasi Paraf


Dx

1 - Memeriksa kulit terkait dengan adanya


lesi, kemerahan
- Memonitor warna dan suhu kulit
- Memonitor kulit terhadap area
perubahan warna, lesi
- Memonitor terjadinya infeksi
- Mendokumentasi perubahan membrane
mukosa
- Mengajarkan anggota keluarga mengenai
tanda-tanda kerusakan kulit dengan
tepat.
2 - Mengkaji tingkat pengetahuan pasien
terkait proses penyakit
- Menjelaskan tanda dan gejala yang umum
dari penyakit sesuai kebutuhan
- Menjelaskan mengenai proses penyakit
- Memberikan informasi kepada keluarga
- Menjelaskan komplikasi kronik yang
mungkin ada

3 - Memberikan penilaian mengenai


pemahaman pasien terhadap proses
penyakit
- Menyediakan informasi aktual mengenai
diagnosis, penanganan, dan prognosis
- Menggunakan pendekatan yang tenang
dan memberikan jaminan
- Mendukung keterlibatan keluarga dengan
pasien dalam membuat keputusan
f. Evaluasi

Tanggal/
No. Dx Evaluasi TTD
jam
1 S:
-Klien mengatakan tahi lalat tidak bertambah besar
O:
Skala outcome 1 2 3 4 5
Pigmentasi v
abnormal
Lesi pada kulit v
Kanker kulit v
Penebalan kulit v

A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
- Periksa kulit terkait dengan adanya lesi, kemerahan
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor kulit terhadap area perubahan warna, lesi
- Monitor terjadinya infeksi
- Dokumentasi perubahan membrane mukosa
- Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda-tanda
kerusakan kulit dengan tepat.
2 S:
- Klien mengatakan sudah mengetahui tentang
penyakitnya dan penyebab dari penyakit
O:
Skala outcome 1 2 3 4 5
Faktor-faktor V
penyebab dan
faktor yang
berkontribusi
Tanda dan gejala V
penyakit
Perjalanan penyakit V

A:
Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1, 5, 6, 8
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait proses
penyakit
2. Berikan informasi kepada keluarga
3. Berikan informasi mengenai pemeriksaaan
diagnostik yang tersedia
4. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang
harus di laporkan kepada petugas kesehatan
S:
-Klien mengatakan masih khawatir dengan penyakitnya
O:
Skala outcome 1 2 3 4 5
Menyatakan V
penerimaan
terhadap situasi
Mencari informasi V
tepercaya tentang
diagnosis
Adaptasi perubahan v
hidup

A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
- Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis,
penanganan, dan prognosis
- Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan
jaminan
- Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
- Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat
keputusan
DAFTAR PUSTAKA

MacKie RM, Hauschild A, Eggermont AMM. Epidemiology of invasive cutaneous


melanoma. Ann Oncol. 2009;20(SUPPL. 4):1–7.

Garbe C, Peris K, Hauschild A, Saiag P, Middleton M, Bastholt L, et al. Diagnosis and


treatment of melanoma. European consensus-based interdisciplinary guideline -
Update 2016. Eur J Cancer [Internet]. 2016;63:201–17. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejca.2016.05.005

Miller A, Mihm M. Melanoma. New Engl J Madicine. 2006;355(1):51–65.

Muttaqin A, Sari S. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.


Jakarta;Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai