PENDAHULUAN
Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis bahan kimia.
Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja
dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasan-
batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi
dan tuntutan dan pabrikindustri.
Ada beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan pengujian adalah
• Pegawai atau staf
• Peralatan
• Akomodasi lingkungan
• Metodelogi
• Sample
• Pengolahan data
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial untuk
terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba yang
bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat
• Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
• Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk
menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.
BAB II
BAHAYA DI LABORATORIUM
Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi
karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan
kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara
bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam
laboratorium.
a) Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat pelindung diri,
menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering
dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam dunia
pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa tingkat pertama dan
kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.
b) Keadaan yang tidak aman
Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan gas
hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman kerena
bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau
lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari asam atau
sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan
suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api terbuka atau
melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh pengawas
secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting
pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang
timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium. hidroksida,
gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan
dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman
menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
• kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air
yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
• Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
• Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon (CF3Br).
• Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan menggunakan
Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat.
Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:
Asam mineral
Asam nitrat
Asam sulfas
Asam klorida
Asam fluorida
Asam fospat
Asam organik
Asam forniat
Asam asetat
Asam monokloro asetat
• Pelarut organik :
BAB III
SYARAT-SYARAT PENYERAHAN BAHAN
b. Busa
Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A) atau
kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic
c. Bubuk busa berfungsi :
Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif untuk
tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran (segala
kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali
c. Halon
Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas, lebih
praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.
Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat
banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para pekerja
atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara
operasinya.
Alat pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan bahan kimia
berbahaya. Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal diperlukan adalah :
Berfungsi sebagai pelindung tubuh atau Pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas.
Untuk bekerja dalam lab karena amat rawan terhadap percikan asam, basa atau terhadap pecahan
kaca atau. gelas.
Sebagai pelindung masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosif lewat saluran pernafasan.
Sarung tangan
A. KESIMPULAN
Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah
ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang
segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk
pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh
Banyak sekali jenis – jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kima
adalah sebagai berikut
Keracunan
Iritasi
Kebakaran
Luka bakar
Luka kulit, dll
Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pekerja
atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Selain itu, perlu pula dipahami tentang
alat pelindung diri serta cara penaggulangannya bila terjadi kecelakaan.
B. Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam laboratorium
kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal –hal apa saja yang perlu dilakukan kemudian
jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa saja yang tertulis pada tata tertib
praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan balk, hal ini bertujuan untuk mencegah
kemungkinan – kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena mencegah lebih
balk dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati - hatian serta pengetahuan akan teknik kerja yang
benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Khasani, Soemanto. Keselamatan kerja dalam laborium kimia. Jakarta:PT Gramedia
Nazarudin & Afrida.2002. Penuntun Praktikum Kimia dasar. Unja
BAHAYA KECELAKAAN DI LABORATURIUM KIMIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
T.A 2017-2018
Rumusan Masalah
Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan oleh
penderita. Jika penderita muntah-muntah, beri minum air hangat agar muntah
terus dan mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak berhasil masukkan
jari ke dalam tenggorokan korban agar muntah. Jika korban pingsan, pemberian
sesuatu lewat mulut dihindarkan. Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit.
Jika zat beracun masuk ke mulut dan tidak sampai tertelan, beberapa tindakan
dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama.
1). Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya
kemudian si penderita diberi minum air kapur atau susu untuk melindungi saluran
pernapasan.
2). Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya
kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua
sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air.
3). Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2-4 gelas
air atau susu dan diberi antidot yang umum dipakai dalam 1/2 gelas air hangat.