HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2.1 Definisi
2.2 Sejarah
PENDAHULUAN
Kuli angkut merupakan pekerjaan dengan resiko sakit akibat kerja yang
tinggi. gangguan otot rangka atau Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan
fenomena yang banyak dialami oleh pekerja yang melakukan penanganan material
secara manual. Ganguan tersebut dapat terjadi karena posisi atau keadaan ketika
bekerja yang tidak ergonomis. Ergonomik yang bersasaran akhir efisiensi dan
keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek
maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan
aspek ergonomik bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para
pekerja itu sendiri.Pada dewasa kini banyak dilakukan pengembangan metode
penilaian risiko ergonomi pada pekerjaan dengan penanganan material secara
manual.REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan QEC (Quick Exposure Check)
merupakan dua metode yang umum digunakan dalam penilaian risiko ergonomi.
3. Apakah metode yang tepat dipakai untuk menilai resiko ergonomi pada pekerja
angkut tepung ?
1.3 Tujuan
3. Mengetahui metode yang tepat diterapkan pada pekerja kuli angkut tepung.
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan
NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisakn sebagai studi tentang aspek –
aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan
pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyaman manusia di
tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi
tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling
berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan
manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors”. Ergonomi juga
digunakan oleh berbagai macam ahli pada bidangnya misalnya : ahli anatomi,
arsitektur, perancangan produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan,
psikologi, dan teknik industri. (Definisi diatas adalah berdasar pada Internasional
Ergonomics Association). Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang
fisiologi, psikologi, perancangan
2.2. Sejarah
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metode kerja, dalam hal ini
mendetail dalam analisa gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya
Motion Studyyang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur
membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur
naik turun.
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
perusahaan listrik yaitu western electric company howthorne, Chicago. Tujuan
studynya adalah untuk menkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti
misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari
para operator kerja pada unit prakitan.
2.4. Penanggulangan
Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu metode pengukuran beban
postur yang diperkenalkan oleh Dr.Guanyang Li dan Peter Buckle. QEC menilai
pada empat area tubuh yang terpapar pada risiko yang tertinggi untuk tejadinya
work musculoskeletal disorders (WMSDs) pada seseorang ataupun operator. QEC
dikembangkan untuk (Li dan Bucke, 1998):
3. Membandingkan paparan risiko cedera diantara dua orang atau lebih yang
melakukan pekerjaan yang sama, atau diantara orang-orang yang melakukan
pekerjaan yang berbeda.
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode dalam bidang
ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung,
lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan
yang mendekati metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment), tetapi metode
REBA tidak sebaik metode RULA yang menunjukkan pada analisis pada
keunggulan yang sangat dibutuhkan dan untuk pergerakan pada pekerjaan
berulang yang diciptakan, REBA lebih umum, dalam penjumlahan salah satu
sistem baru dalam analisis yang didalamnya termasuk faktor-faktor dinamis dan
statis bentuk pembebanan interaksi pembebanan perorangan, dan konsep baru
berhubungan dengan pertimbangan dengan sebutan “The Gravity Attended” untuk
mengutamakan posisi dari yang paling unggul.
6. Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai akhir dengan
indikasi dalam keadaan terpaksa
Metode REBA juga dilengkapi dengan faktor coupling, beban eksternal aktivitas
kerja. Dalam metode ini, segmen-segmen tubuh dibagi menjadi dua group, yaitu
group A dan group B. Group A terdiri dari punggung (batang tubuh), leher, dan
kaki. Sedangkan group B terdiri dari lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan
tangan. Penilaian postur kerja pada masing-masing group tersebut didasarkan
pada postur-postur.
BAB III
STUDI KASUS
Aktivitas pekerja memiliki berbagai resiko salah satunya yang ada pada
studi kasus yakni aktivitas penanganan material secara manual merupakan bagian
dari ilmu ergonomi. Dalam beberapa waktu terakhir banyak dilakukan
pengembangan metode penilaian risiko ergonomi pada pekerjaan dengan
penanganan material secara manual. Keluhan atau gangguan otot rangka atau
musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan fenomena yang banyak dialami
oleh pekerja yang melakukan penanganan material secara manual.
Di Indonesia terdapat banyak jenis kuli angkut, antara lain kuli angkut
terigu, gula, maupun kuli angkut barang (porter) yang banyak beroperasi di pasar
dan stasiun. Selain kuli angkut, pekerjaan pemanenan kelapa sawit dapat juga
menimbulkan risiko MSDs sehingga diperlukan perhatian bagi perusahaan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan mengenai keluhan otot rangka (Hendra dan
Rahardjo, 2009). Perkerjaan yang sederhana namun memerlukan kajian ergonomi
salah satuya pada kuli angkut terigu. Pengangkatan barang dilakukan pada
Penempatan barang atau produk dapat aktivitas order picking karena pada
disimpan di gudang. Sebagian besar aktivitas ini paling banyak pengangkatan
gudang dibuat karena kebutuhan dari barang menggunakan tenaga manusia.
penggunanya.
PEMBAHASAN
Penilaian postur tubuh kuli angkut terbagi menjadi tiga postur, yaitu
loading, moving, dan unloading. Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan
pennetuan sudut dan analisis penilaian risiko ergonomi. Pada postur loading, kuli
angkut akan mengambil posisi untuk menerima karung terigu dari kuli lainnya
yang berada di atas truk. Postur moving dimulai setelah karung terigu dipegang
dengan benar dan berada pada posisi tepat di bahu atau pundak kuli angkut,
kemudian kuli angkut akan berjalan membawa karung terigu ke gudang
penyimpanan. Postur terakhir dari proses kerja kuli angkut terigu adalah
unloading, di mana postur ini diawali dengan dua tangan memegang karung terigu
dari bahu untuk kemudian diletakkan dan disusun dalam gudang penyimpanan.
Postur yang digunakan untuk penilaian risiko ergonomi dapat dilihat pada
Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4. Gambar postur tersebut menggambarkan
proses perpindahan karung dari truk supplier ke gudang penyimpanan. Proses
penanganan karung terigu terdiri dari menurunkan karung terigu ke bahu kuli
angkut, kemudian karung terigu dibawa ke tumpukan karung di gudang
penyimpanan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode REBA, dapat
dilihat bahwa postur yang memiliki nilai terbesar adalah Postur b dan c yaitu
sebesar 9. Nilai ini termasuk ke dalam kategori perlu dilakukan perbaikan
secepatnya (High risk, investigate and implement change).
Besarnya beban kerja yang dialami oleh pekerja ketika melakukan proses
penanganan material secara manual dapat mempengaruhi kesehatan pekerja itu
sendiri, di mana kesehatan pekerja dapat diukur salah satunya dengan menilai
risiko cedera yang mungkin terjadi dari besarnya beban kerja tersebut. Hasil
penilaian risiko ergonomi dengan metode REBA akan menentukan apakah
pekerjaan kuli angkut terigu termasuk ke dalam pekerjaan dengan risiko cedera
tinggi atau rendah. Dari hasil penilaian diketahui bahwa pekerjaan kuli angkut
terigu memiliki nilai REBA sebesar 9. Angka 9 ini diperoleh dari nilai skor REBA
yang paling maksimum dari semua postur yang ada.
Postur b dan c adalah postur yang dianggap memiliki risiko cedera yang
tinggi. Secara umum, besarnya nilai REBA dikarenakan besarnya beban yang
harus ditangani secara manual oleh kuli angkut yaitu di atas 22 pon (10,5 kg).
Rata-rata berat material yang harus ditangani oleh kuli angkut adalah sekitar 25 kg
– 75 kg dan dilakukan dengan menaruh seluruh beban tersebut hanya pada satu
bahu saja. Hal ini sebanding dengan besarnya nilai Upper Arm pada penilaian
risiko ergonomi metode REBA.
Pekerjaan kuli angkut terigu dinilai dengan metode QEC menghasilkan
skor total sebesar 137. Nilai ini dapat dikatakan sebanding dengan penilaian
berdasarkan metode REBA yaitu 9. Menurut metode QEC dengan nilai sebesar
137 termasuk dalam kategori pekerjaan (aktivitas) dengan tingkat risiko yang
sangat berbahaya. Pekerjaan ini termasuk dalam kategori aktivitas yang
melibatkan manual handling karena peran kuli angkut sangat diperlukan.
4.4 Pengendalian
1. Postur janggal
Misalnya meletakkan persendian pada posisi netral, hindari bekerja dengan
tangan diatas kepala atau bahu, hindari membungkuk, hindari perputaran
tulang belakang, hindari pergerakan dan kekuatan mendadak, hindari
posisi yang sama dalam waktu yang lama, pengaturan perlengkapan kerja,
agar berada pada jarak terjangkau, modifikasi tinggi tempat kerja dan
tinggi monitor, penggunaan platforms.
2. Frekuensi
Misalnya pengaturan pekerjaan untuk menghindari gerakan yang tidak
perlu, bekerja bergantian jika memungkinkan, hindari pergerakan sama
dalam waktu lama, dan modifikasi pola kerja.
3. Durasi
Misalnya dengan pengaturan jam kerja, stretchin, istirahat pendek.
4. Beban kerja
Misalnya dengan mendekatkan beban atau pekerjaan pada tubuh pekerja,
penggunaan alat bantu mekanik, penggunaan tangga untuk meraih objek di
tempat yang tinggi, penyimpanan objek yang sedang tidak digunakan,
cegah kelelahan otot baik besar atau kecil.
4.5 Aturan Penanggulangan Faktor Risiko Bahaya Pekerjaan Kuli Panggul
Langkah I
1. Posisi jongkok, tumpuan pada tengah badan dan salah satu kaki menjadi
pengungkit.
2. Benda yang diangkat harus dekat dengan tubuh.
3. Kedua tangan memegang sisi barang yang akan diangkat.
4. Punggung tegak lurus.
Langkah II
Langkah III
Gambar : 5
Posisi sebelah kiri bukan cara yang tepat untuk mengankut barang dari
lantai, posisi yang benar adalah yang sebelah kanan. Analisisnya adalah sebagai
berikut: posisi sebelah kiri menyebabkan beban tumpuan berada pada daerah
pinggang dimana pada daerah tersebut sangat memungkinkan terjadi pergeseran
otot yang menyebabkan rasa sakit pada pinggang (bahasa jawanya ’sakit encok’),
sebaliknya posisi sebelah kanan mengalihkan beban tumpuan ke daerah kaki
(betis, lutut, dan paha) yang notabene lebih kuat daripada daerah pinggang. Bukan
berarti bahwa kita tidak bisa mengangkut barang dengan posisi sebelah kiri,
namun karena kemungkinan besar terjadinya resiko sakit tersebut (apalagi jika
barang yang diangkut punya beban yang sangat berat) jadi sebaiknya gunakanlah
posisi sebelah kanan.
2. Penggunaan Forklift
Kesimpulan
Daftar Pust