Kelompok 8
Disusun Oleh :
D3 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan Rahmat dan
Ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perlindungan dan Penegakkan
Hak Asasi Manusia” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin
terdapat kesalahan atau kekurangan yang datangnya dari kami sendiri sebagai manusia, untuk
itu kritik dan juga saran senantiasa akan kami terima demi tercapainya makalah yang lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi kami sendiri selaku
penulis.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Perlindungan
dan penegakkan Hak Asasi Manusia”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak asasi manusia?
2. Apa saja konsep dan prinsip hak asasi manusia?
3. Apa landasan hukum penegakkan hak asasi manusia dalam UUD’45?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hak asasi manusia
2. Mengetahui konsep dan prinsip hak asasi manusia
3. Mengetahui UUD 1945 tentang hak asasi manusia
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Hak untuk hidup,
2. Hak untuk berkeluarga,
3. Hak mengembangkan diri,
4. Hak keadilan,
5. Hak kemerdekaan,
6. Hak berkomunikasi,
7. Hak keamanan,
8. Hak kesejahteraan,
9. Hak perlindungan.
Berdasarkan pengertian hak asasi manusia, ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia
adalah:
1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Hak asasi
manusia adalah bagian dari manusia secara otomatis
2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
asal usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak
untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi
manusia meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan
melanggar hak asasi manusia.
Hak asasi manusia merupakan sebuah hal yang menjadi keharusan dari sebuah
negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui Deklarasi Universal HAM 10
Desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai
manusia sebagai manusia. Naskah tersebut merupakan pernyataan sedunia tentang hak-
hak asasi manusia, sehingga tanggal 10 Desember sering diperingati sebagai hari hak
asasi manusia. Isi pokok deklarasi tersebut tertuang pada Pasal 1 yang menyatakan
bahwa “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi, hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan”. Hak- hak yang diatur menurut Piagam PBB tentang deklarasi
Universal of Human Rights 1948 itu adalah ( Sunarso: 2008):
6
1. Hak asasi pribadi (Personal Rights), missal, hak kemerdekaan, hak menyetakan
pendapat dan hak memeluk agama.
2. Hak asasi politik (Political Rights), yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara.
Misalnya, memilih, dipilih, hak berserikat dan hak berkumpul.
3. Hak asasi ekonomi (Property Rights), missal, hak memiliki sesuatu, hak
mengadakan perjanjian, hak bekerja dan hak mendapat hidup layak.
4. Hak asasi social dan kebudayaan (Social and Cultural Rights), misal, mendapat
pendidikan, hak mendapat santunan, hak mengembangkan kebudayaan, hak
berekspresi.
5. Hak untuk mendapatkan pengakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(Rights of Legal Equality).
6. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindungan (Procedural Rights).
1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Kodrat manusia
adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa
membedakan ras, agama, suku, bangsa dan sebagainya.
2. Landasan yang kedua dan lebih mendalam: Tuhan menciptakan manusia. Semua
manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa
sehingga di hadapan Tuhan manusia adalah sama.
Dengan demikian, kesadaran manusia akan hak asasi manusia itu ada, karena
pengakuan atas harkat dan martabat yang sama. Selama manusia belum mengkui
adanya persamaan harkat dan martabat manusia maka hak asasi manusia belum bisa
ditegakkan. Bila hak asasi belum bisa ditegakkan maka akan terus terjadi pelanggaran
dan penindasan akan HAM, baik oleh masyarakat bangsa maupun pemerintah suatu
negara.
7
2. Martabat Manusia (human dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat, dan dimiliki setiap manusia di
dunia. Prinsip HAM ditemukan pada pikiran setiap individu, tanpa
memperhatikan umur, budaya, keyakinan, etnis, ras, jender, orienasi seksual,
bahasa, kemampuan atau kelas sosial. setiap manusia, oleh karenanya, harus
dihormati dan dihargai hak asasinya. Konsekuensinya, semua orang memiliki
status hak yang sama dan sederajat dan tidak bisa digolong-golongkan
berdasarkan tingkatan hirarkis.
3. Kesetaraan (equality)
Konsep kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati martabat yang
melekat pada setiap manusia. Secara spesifik pasal 1 DUHAM menyatakan
bahwa : setiap umat manusia dilahirkan merdeka dan sederajat dalam harkat dan
martabatnya.
4. Non diskriminasi (non-discrimination)
Non diskriminasi terintegrasi dalam kesetaraan. Prinsip ini memastikan
bahwa tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi orang lain karena faktor-
faktor luar, seperti misalnya ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,
politik atau pandangan lainnya, kebangsaan, kepemilikan, status kelahiran atau
lainnya
5. Tidak dapat dicabut (inalienability)
Hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan dipindahkan.
6. Tak bisa dibagi (indivisibility)
HAM-baik hak sipil, politik, sosial, budaya, ekonomi-semuanya bersifat
inheren, yaitu menyatu dalam harkat martabat manusia. Pengabaian pada satu
hak akan menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak lainnya. Hak setiap orang
untuk bisa memperoleh penghidupan yang layak adalah hak yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi: hak tersebut merupakan modal dasar bagi setiap orang agar
mereka bisa menikmati hak-hak lainnya seperti hak atas kesehatan atau hak atas
pendidikan.
7. Saling berkaitan dan bergantung (interrelated and interdependence)
Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak
lainnya, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Contohnya, dalam situasi
tertentu, hak atas pendidikan atau hak atas informasi adalah saling bergantung
satu sama lain. Oleh karena itu pelanggaran HAM saling bertalian; hilangnya
satu hak mengurangi hak lainnya.
8. Tanggung jawab negara (state responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung jawab untuk
menaati hak asasi. Dalam hal ini, mereka harus tunduk pada norma-norma
hukum dan standar yang tercantum di dalam instrumen-instrumen HAM.
Seandainya mereka gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya, pihak-pihak
yang dirugikan berhak untuk mengajukan tuntutan secara layak, sebelum
tuntutan itu diserahkan pada sebuah pengadilan yang kompeten atau adjudikator
(penuntu) lain yang sesuai dengan aturan dan prosedur hukum yang berlaku.
8
C. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Hak Asasi Manusia dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
UUD 1945. Berikut HAM dalam Pembukaan UUD 1945:
1. Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pada hakekatnya, ini berarti
pengakuan akan adanya kebebasan untuk merdeka, dan pengakuan akan
perikemanusiaan adalah inti sari dari hak-hak asasi manusia.
2. Alinea III : "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." Ini
mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia untuk memeluk agama sesuai kepercayaannya masing-masing.
3. Alinea IV : “...pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,...” mengandung arti
bahwa negara Indonesia berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya
dengansuatu Undang-Undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi
kesejahteraan hidup yang sama.
Naskah UUD 1945 berisi 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat
aturan tambahan. Ini merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.
UUD 1945 merupakan cerminan hak asasi manusia. Berikut hak asasi manusia dalam
pasal-pasal UUD 1945 dan penjelasannya.
BAB XA 2)
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.2)
Pasal 28B
(1). Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. 2)
(2). Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2)
Pasal 28C
(1). Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia. 2)
9
(2). Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. 2)
Pasal 28D
(1). Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 2)
(2). Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja. 2)
(3). Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan. 2)
(4). Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. 2)
Pasal 28E
(1). Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. 2)
(2). Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. 2)
(3). Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. 2)
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.2)
Pasal 28G
(1). Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi. 2)
(2). Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. 2)
Pasal 28H
(1). Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.2)
(2). Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. 2)
(3). Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 2)
(4). Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. 2)
10
Pasal 28I
(1). Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. 2)
(2). Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.2)
(3). Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban. 2)
(4). Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah. 2)
(5). Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. 2)
Pasal 28J
(1). Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2)
(2). Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. 2)
Hak Asasi Manusia juga dijelaskan dalam UU no. 39 Tahun 1999, yang terdiri atas XI
bab dan 106 pasal. Disebutkan tentang beberapa macam hak sebagai berikut. :
11
secara objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan adil dan
benar.
9. Hak Wanita
Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi
dan pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
dan atau kesehatannya.
12
UU HAM dibentuk sebagai penguat Keppres No.5 Tahun 1993 agar
Komnas HAM bersifat independen dan tidak terkesan sebagai alat pemerintah.
Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
lembaga negara lainnya dan berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, dam mediasi hak asasi manusia.
Tujuan Komnas HAM adalah sebaga berikut:
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan pancasila, UUD 1945 dan piagam perserikatan
bangsa-bangsa, serta deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
perkembangan pribadi manusia indonesia seutuhnya dan
kemampuannya berpartisipasi dlam berbagai bidang kehidupan.
b. Pengadilan HAM
Berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam UU No.26 Tahun 2000,
dinyatakan bahwa pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan
khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum dan kedudukan di daerah
kabupaten atau kota.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat di luar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia selama di lakukan oleh warga negara
Indonesia.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.
Hak Asasi Manusia dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD
1945, juga dalam UU No. 39 Tahun 1999. Lembaga-lembaga penegakan HAM di
Indonesia yaitu Komnas HAM, Pengadilan HAM, Pengadilan Adhoc, dan Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi.
14